


Volume
Avg volume
Perusahaan terus terlibat dalam bisnis yang berhubungan dengan jasa internet dan pengembangan perangkat lunak, melalui portal bisnis online, ogahrugi.com; dan perusahaan pengembang jaringan serat optik, FiberStar.Ogahrugi.com menyediakan pengguna dengan berbagai produk dan layanan dengan diskon menarik, sementara FiberStar menyediakan infrastruktur komunikasi dengan jaringan serat optik di seluruh Indonesia.
@ahmadfaysal797 Clue-nya bekal dari pengalaman Bagger Saya pribadi di $DNET dan yang belakangan ini $KETR Om. Float Kecil, Fundamental Kuat, Likuiditas Mulai Dibentuk
Salah satu hal menarik dari emiten CITA ini Combo yang jarang:
✅ Floating share kecil
✅ Fundamental sangat solid (cek langsung di LK)
✅ Ada pergerakan gradual pemegang saham untuk menambah free float di market secara terukur
Floating share yang kecil membuat:
Supply saham di pasar sangat terbatas
Pergerakan harga relatif sensitif terhadap akumulasi
Potensi kenaikan terjadi lebih cepat ketika demand masuk
Dampaknya:
Volume transaksi mulai hidup
Spread tidak lagi terlalu kaku
Saham mulai “layak dagang” secara institusional
Dari sisi fundamental: 📈 Kinerja keuangan solid
📊 Neraca sehat
💰 Profitabilitas konsisten
Ini menunjukkan kenaikan harga (jika terjadi) punya dasar kinerja, bukan sekadar euforia teknikal.
$DNET https://cutt.ly/UtiHh5Vp
IDXChannel - PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang waralaba KFC dan Taco Bell memasuki fase ekspansi baru setelah mendapatkan dukungan dari PT Shankara Fortuna Nusantara (SFN).
Perusahaan ini sebelumnya telah memiliki pondasi kuat dengan struktur kepemilikan oleh Grup Gelael (41,2 persen) dan ...

www.idxchannel.com

- $MLPT
- Resistance: 108,140 (R3), 91343 (R2), 75,409 (R1)
- Support: 73,280 (S1), 72,425 (S2), 63113 (S3)
- $DNET
- Resistance: 9351 (R3), 9188 (R2), 9058 (R1)
- Support: 8995 (S1), 8980 (S2), 8980 (S3)
- $FILM
- Resistance: 9905 (R3), 8795 (R2), 7368 (R1)
- Support: 6144 (S1), 4724 (S2), 3678 (S3)
$DNET 02 Dec 25
Investor: HANNAWELL GROUP
Action: Transfer
Shares Traded: -120,000,000 (-0.8460%)
Current: 5,581,931,400 (39.3537%)
Previous: 5,701,931,400 (40.1997%)
Broker: OK
Investor Type: Foreign
Source: KSEI
$DNET 02 Dec 25
Investor: HANNAWELL GROUP
Action: Transfer
Shares Traded: +120,000,000 (+0.8460%)
Current: 5,701,931,400 (40.1997%)
Previous: 5,581,931,400 (39.3537%)
Broker: -
Investor Type: Foreign
Source: KSEI
$DNET https://cutt.ly/pty0FIR3
Jakarta, CNBC Indonesia — Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi mengumumkan daftar perusahaan tercatat yang mengalami perpindahan papan perdagangan. Mengutip keterbukaan informasi BEI, ada sebanyak 20 emiten yang mengalami perubahan kategori, yang terdiri dari 11 emiten naik ke papan utama dan 9 emite...

www.cnbcindonesia.com

$DNET Analisis Harga Wajar DNET -> Januari 2026 versi youtube "BY creator" gimana nih Master ? 😊 https://cutt.ly/ptypIKKV
$UCID - Belajar Popok #2: Perang Harga, Inovasi, dan Strategi
Sebelum sy mempelajari industri popok, sy berpikir ini produk yg sederhana. Bahannya tipis, bentuknya praktis, dan rasanya tidak ada yg terlalu rumit di balik proses pembuatannya.
Tetapi setelah mempelajari cara produksinya, terlihat jelas bahwa popok modern jauh lebih teknis daripada dugaan awal. Komposisi materialnya diatur ketat, prosesnya presisi, dan setiap perubahan kecil bisa berdampak langsung ke biaya.
Perusahaan popok ternyata hidup di dunia yg kelihatannya lembut tetapi sebenarnya keras. Persaingan yg muncul di balik produk selembut ini justru penuh angka tajam dan keputusan strategis yg memotong margin secara perlahan.
Kita mulai dr pertanyaan paling dasar. Mengapa popok modern terlihat semakin tipis, semakin lembut, dan semakin ramah lingkungan?
Jawabannya tidak sesederhana promosi. Produsen itu ternyata selalu mengejar efisiensi bahan dan diferensiasi teknis. Di dalam popok itu ada SAP atau super absorbent polymer yg menyerap cairan seperti spons kecil tetapi bentuknya butiran. Ada pula non-woven fabric yg memberi lapisan lembut.
Setiap gram material punya harga, dan penurunan beberapa gram saja bisa mengubah struktur biaya dengan signifikan. Maka produsen terus mendorong inovasi agar popok terasa lebih nyaman sambil memastikan bahwa biaya bahan baku tidak lari kemana-mana.
Lalu ada cerita lain yg tidak kalah penting. Pasar di Indonesia itu sangat sensitif harga. Sekali konsumen merasa ada pilihan yg lebih murah tetapi kualitasnya cukup mendekati, mereka gampang beralih. Ini membuat promo yg besar menjadi senjata wajib. Di e-commerce, perang diskon bisa mencapai 20-40%.
Bagi konsumen, itu hadiah. Bagi produsen, itu potongan margin yang harus ditebus lewat volume. Begitu satu pemain menurunkan harga, pemain lain mengikuti. Kalau tidak ikut, berarti kehilangan tampilan di etalase digital dan kehilangan market share. Sementara kalau turun harga, itu berarti margin makin tipis. Jadi, di sinilah lingkaran kompetitif itu mulai berputar.
Jika ditarik ke struktur biaya, popok hidup dr tiga komponen utama.
- Pertama, bahan penyerap dan serat non-woven.
- Kedua, ongkos produksi yg berkaitan dengan mesin berkecepatan tinggi dan kontrol kualitas yg ketat.
- Ketiga, ongkos distribusi serta promosi.
Bahan baku bisa turun sewaktu-waktu, tetapi biaya pemasaran sering naik karena tuntutan persaingan. Konsumen melihat popok setiap hari di marketplace dan di toko. Eksposur ini mahal. Setiap promosi, bundling, atau varian khusus yg dimasukkan ke channel tertentu tentunya akan merembes ke laporan laba.
Hasilnya bisa terlihat pd perusahaan besar. COGS menurun karena efisiensi atau penurunan harga pulp. Tetapi margin tetap stagnan karena beban promosi yg menekan dr sisi lain.
Pertarungan berikutnya terjadi di sudut distribusi. Modern trade seperti minimarket $DNET dan supermarket $MPPA memiliki kekuatan negosiasi yg besar. Mereka meminta promosi, slot pajangan, dan potongan tertentu agar produk terpasang di rak yang strategis.
Tradisional trade punya dinamika beda. Volume besar tetapi marginnya tipis. Produsen harus membangun jaringan distribusi dan insentif ritel agar produk tetap mengalir ke semua kota. Perang channel ini bisa menggerus profit lebih dalam daripada yg terlihat di iklan popok yg menggemaskan.
Kemudian, di tengah semua ini, brand menjadi jangkar utama. Sekalipun popok adalah produk fungsional yg merupakan kebutuhan dasar, ternyata loyalitas masih punya tempat. Orang tua lebih nyaman memakai merek tertentu kalau merasa aman. Lansia atau keluarganya cenderung memilih merek yg sudah dikenal.
Tetapi tentu loyalitas itu tidak datang gratis. Produsen harus menanamnya lewat edukasi, kampanye kenyamanan, dan inovasi teknis yg terasa nyata. Semua itu pastinya butuh biaya juga. Itu sebabnya produsen besar bisa terlihat kuat di pasar tetapi tidak selalu kuat di margin.
Jika kita gabungkan potongan cerita tadi, gambarnya menjadi jelas. Industri popok modern adalah arena dimana inovasi digunakan untuk menjaga diferensiasi, tetapi inovasi itu sendiri perlu biaya. Harga harus dijaga agar konsumen tidak lari. Promo harus diatur agar tidak membakar margin, tetapi tidak ada pilihan selain melakukannya. Dan distribusi adalah dunia penuh negosiasi yg terus menekan biaya dr semua sisi.
Beginilah akhirnya sebuah industri sederhana berubah menjadi medan strategi tingkat lanjut. Dan inilah konteks penting sebelum kita masuk ke bagian ketiga. Di sana kita melihat bagaimana perusahaan sebesar UCID menghadapi tekanan struktur industri ini.
Apa saja sinyal yg muncul dr laporan keuangannya, dan bagaimana semua dinamika ini menjelaskan gap antara kekuatan produk dan potensi return bagi investor.
Disclaimer: Catatan ini adalah refleksi pengetahuan penulis tentang industri popok yg diperoleh dr berbagai sumber umum. Bukan info A1. Dan catatan ini jg bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Segala kerugian sebagai akibat penggunaan informasi pada tulisan ini bukan menjadi tanggung jawab penulis. Do your own research.
1/2


$BGTG $CITA $DNET
berikut terlampir,
✔️lampiran pindah papan pencatatan & berlaku efektif 28 november 2025
✔️serta jenis jenis papan pencatatan di BEI
1/3



Momen libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) diperkirakan akan menjadi angin segar bagi emiten ritel. Aktivitas masyarakat yang meningkat pada periode tersebut membuat kebutuhan belanja ikut naik.
Tim riset Kiwoom Sekuritas menilai musim belanja Nataru akan menjadi penopang kinerja emiten-emite...

katadata.co.id
$DNET om Milas aku izin langganan ya CBN Fiber nya udah masuk nih ODP nya di tempatku. Aku mau push rank mole sampai Immortal butuh ping rendah. kemarin test punya tetangga dapat under 10 😘.
Bye bye XLSatu.
1/2


JAKARTA - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), emiten ritel milik Grup Salim, membukukan laba bersih sebesar Rp838,66 miliar sepanjang Januari–September 2025.
Capaian tersebut meningkat 12,56% secara tahunan atau dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp745,08 miliar.
Sejalan...

www.idnfinancials.com
