640

+20

(3.23%)

Today

147,600

Volume

504,198

Avg volume

Company Background

Perseroan didirikan dengan nama PT Cisadane Sawit Raya pada tanggal 28 Oktober 1983. Kegiatan Usaha Utama perseroan menjalankan usaha dalam bidang pertanian (perkebunan) buah kelapa sawit, perdagangan besar buah yang mengandung minyak, yang mencakup usaha perdagangan besar hasil pertanian, industri pengolahan minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil) yang mencakup usaha pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (crude palm oil/CPO) yang masih perlu diolah lebih lanjut dan aktivitas professional.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA Pabrik barunya beroperasi bulan Juni ini kah? Apakah bisa langsung berpengaruh ke harga saham?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA $ADMR $ADRO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA antri dibawah 605 dong mau nambah muatan, siapa tau bulan 7-9 panen sawit bagus 🔥

$SSMS $TAPG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA saham bagus

$CSRA belum naik? atau tunggu Pabrik yg di Banyuasin beroperasi dulu bulan Juni?

$WOOD $KEEN

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA Absen deviden, yuk turun 400 dulu.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA Insight!

🧠📉 1. PER & PBV: Value Trap atau Undervalued Juicy?
➤ PER = 6.54x
Ini angka yang bikin mata langsung kebuka. Secara historis, PER <10 sering diasosiasikan dengan saham yang undervalued—asal bukan karena earning-nya anjlok. Tapi CSRA justru sebaliknya: earning-nya naik 46% YoY.

➡️ Kesimpulan: Ini bukan value trap. Ini undervalued dengan underlying bisnis yang lagi growing.

➤ PBV = 1.02x
Harga nyaris setara dengan nilai bukunya (Book Value per Share ≈ Rp672). Artinya, lo beli asetnya “at cost” – bukan premium. Cocok banget buat lo yang percaya investing harus punya margin of safety.

➡️ “I want a business any idiot can run – because sooner or later, one will.” – Peter Lynch
CSRA bisa jadi salah satu contohnya. Bisnisnya straight-forward, siklusnya jelas, dan valuasinya wajar.

📊📈 2. ROE & ROA: Duitnya Nempel di Kinerja, Bukan Cuma Cerita
ROE = 15.5%
ROA = 9.5%
Di industri sawit, ROE di atas 15% itu sinyal efisiensi operasional dan manajemen modal yang bagus. Artinya, setiap Rp1 yang ditanam pemegang saham, baliknya Rp0,15. ROA juga lumayan tinggi, nunjukkin aset-aset CSRA itu gak nganggur.

➡️ Interpretasi Gue : Lo harus liat gimana manajemen pakai aset buat ngehasilin laba. Dan CSRA sejauh ini efektif.

🚨⚖️ 3. Risiko yang Perlu Dicermati
🔸 Kas Turun Tajam
Dari Rp133M ke Rp88M (Q1 2025)
Bisa jadi karena ekspansi pabrik (PKS-3). Tapi lo wajib pantau arus kas operasi & investasi di Q2 nanti.
🔸 Utang Tetap Signifikan
Total Liabilitas: Rp961M
D/E Ratio = 0.7x → Masih sehat, tapi jelas CSRA bukan perusahaan tanpa beban hutang.

➡️ Mindset gue : “It’s not the debt itself, but how wisely it’s used.” Kalau PKS-3 bisa langsung cuan, ini bakal unlock cashflow besar.

🌱📍 4. Katalis Masa Depan: Pabrik Ke-3 = Revenue Multiplier?
PKS-3 (Banyuasin) ditargetkan beroperasi Juni 2025
Kalau kapasitas pabrik existing 75 ton/jam (gabungan PKS 1 & 2), PKS-3 bakal nambah 40%+ kapasitas

➡️ Proyeksi konservatif:
CPO contribution bakal naik
Economies of scale makin keliatan
Net margin bisa naik ke 22–25% di 2025 akhir (jika harga CPO stabil)

📌 Final Verdict – CSRA Worthy?
✅ Kalau lo tipe:
Value investor yang gak doyan drama
Suka bisnis real sector yang tangible
Berani tahan long untuk lihat hasil ekspansi

CSRA is your game. Di harga Rp685, ini kayak beli sawit prime lokasi, full sertifikasi, pabrik jalan, dengan harga tanah modal KPR subsidi.

❌ Tapi jangan masuk kalau lo:
Gak nyaman sama kas turun cepat
Gak bisa sabar nunggu ekspansi turning profit
Cuma mau cuan mingguan

“To make money in stocks, you must have the vision to see them, the courage to buy them, and the patience to hold them.”
— Benjamin Graham (dan mungkin juga lo setelah baca analisa ini)

Cheers!

$PNGO $DSNG

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA apa cerita RUPS kemarin

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA sepi kali saham ini, 🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA ada yg ikut RUPS?

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA

$JSMR

$LTLS


hasil ada di channel (news dsb, sebagai data historis)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Akhir pekan waktu yang tepat buat belajar termasuk belajar saham

Kami menulis artikel ini sudah 3 tahun yang lalu tapi sepertinya masih tetap relevan untuk saat ini

Judul artikelnya "Beli Saham Di Harga PUCUK? Why Not (Beserta Contoh Kasus Sahamnya)"

Pasti banyak yang langsung ketrigger

"Kok bisa beli saham di harga pucuk"

"Ilmunya kurang tuh kalo beli saham di pucuk"

"Ati-ati jadi nyangkuter lho kalo beli di pucuk"

Yuk disimak pelan-pelan ya

Artikelnya bisa disimak langsung juga disini https://cutt.ly/frkPBqlZ (kalo nanti ada pembahasan yang perlu gambar langsung cek langsung di webnya saja)

Banyak investor pemula yang sering merasa ketakutan saat membeli saham di harga pucuk.

Istilah membeli saham di harga pucuk adalah saat kita membeli saham di harga tertingginya, di periode tertentu dan kemudian longsor alias terjun beberapa waktu kemudian.

Kita menganggap harga saham AYAM 1000 adalah harga pucuk karena setelah beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian harga saham AYAM hanya di kisaran 500.

Mereka kemudian merasa sedih dan merasa analisanya gagal hanya karena beli di harga pucuk, padahal kalo sudah baca penjelasan di bawah ini mau beli saham pucukpun siap.

Nah berikut ini ada beberapa faktor terkait saham di harga pucuk :

1. Tergantung analisa

Harga pucuk tergantung dari masing-masing analisa yang digunakan.

Saat ini ada banyak sekali ilmu investing seperti growth investing, value investing, dividend investing, core investing dll.

Baca Belajar Tentang Value, Growth, Garp, Dividen, Core & Quality Investing https://cutt.ly/erkPBqpw

Suatu harga disebut pucuk atau bukan tergantung kita menggunakan analisa investing yang mana.

Bisa saja harga saham AYAM 2000 dimaknai harga pucuk bagi dividen investing, tetapi bagi value dan growth investing masih undervalue.

Contoh saham AYAM yang saat ini memiliki harga Rp 2000.

Menurut value investing harga Rp 2000 sudah over value karena harga wajarnya di kisaran Rp 500 saja. Artinya jika kita beli di harga Rp 2000 kita beli di harga pucuk.

Menurut growth investing harga Rp 2000 dengan kinerja yang ciamik masih undervalue karena menurut mereka dengan kinerja yang seperti itu pantas dihargai Rp 5000.

Artinya walopun kita beli di harga 2000 kita tetap sangat aman karena targetnya Rp 5000 dan itu bukanlah harga pucuk.

Menurut dividend investing harga Rp 2000 sangat menarik dengan return div yield per tahun 8%.

Situasi ini pernah terjadi beberapa saat lalu saat saham UNVR sudah turun sampe harga Rp 3800.

Bagi value investing beli di harga Rp 3800 masih sangat mahal karena harga wajarnya hanya kisaran Rp 400.

Namun bagi core stock investing, harga Rp 3800 sudah sangat murah dibanding harga rata-rata 5 tahun dengan imbal dividen di kisaran 5%.

Sedangkan bagi growth investing harga Rp 3800 sudah fair value dengan kinerjanya yang memang sudah lambat bahkan cenderung turun.

Artinya harga pucuk itu bisa dimaknai berbeda-beda tergantung analisa apa yang digunakan dan kita percayai.

Baca kabar terbaru UNVR UNVR Q1 2025 : Perbandingan Yang Tidak Tepat, Kita “Penyebabnya” & Potensi Yang (Tidak) Ada

https://cutt.ly/2rkPBqdX

Buat holder $UNVR sabar ya....hehe

Saya baru saja per tanggal 23 Desember 2021 membeli saham CSRA di harga 494. Termasuk pucuk bila dibandingkan dengan yang membeli di harga Rp 300an.

Namun bagi saya harga Rp 494 masih murah dan masih memiliki target harga wajar kisaran Rp 900 dan saat artikel ini ditulis harga saham CSRA berkisar Rp 650

Artinya pucuk saya bukan pucuk selamanya kan...tergantung timeframe juga

2. Timeframe

Jika teman-teman fokus di timeframe atau jangka waktu yang dialokasikan untuk berinvestasi saham maka sebenarnya tidak ada istilah pucuk. Lha kok bisa? Perhatikan contoh berikut

Jika kita beli saham $BBCA 04 Juli 2015 di harga Rp 3120 dan harga ini adalah harga pucuk.

Buktinya setelah tanggal tersebut harga saham BBCA terus longsor bahkan di tanggal 24 Agustus 2015 harga BBCA hanya Rp 2260

Pasti di tahun tersebut semua orang mengatakan bahwa harga saham BBCA longsor dan pasti sangat kasihan yang beli di pucuk di harga Rp 3120.

Dan yang waktu itu membeli di pucuk pasti juga panik, sedih dan stres.

Sekarang kita perpanjang timeframenya

Ternyata 5 tahun kemudian atau tepatnya 17 Januari 2021 harga saham BBCA menyentuh harga Rp 7080 atau saat hari transaksi menyentuh harga Rp 7300.

Artinya walopun kita membeli harga pucuk di tahun 2015 malah bisa menjadi harga bawah saat di tahun 2021 bahkan masuk bagger.

Bayangkan bagger di saham sekelas BBCA. Sudah aman cuannya pun tidak kaleng-kaleng.

Kuncinya hanya 1 yaitu timeframe.

Cuma timeframe yang panjang ini memang godaannya banyak sekali salah satunya adalah noise di bursa saham yang sangat berisik.

Bagaimana menentukan timeframe yang tepat?

Tidak ada yang tepat, namun menurut saya memberi waktu 3 tahun adalah hal yang paling masuk akal karena ada 1 tahun untuk kegiatan, 1 tahun untuk evaluasi tahun pertama, dan 1 tahun untuk membuktikannya.

Kembali ke cerita saya membeli saham $CSRA .

Saya berharap dalam 3 tahun CSRA mantul ke harga 900.

Kok kenapa tidak beli pas harga masih 300?

Jawabnya

Saya punya saham lain yang menurut saya masih lebih baik
Saya belum menemukan saham CSRA
Trus kalo beli di harga pucuk begitu apa tidak takut longsor?

Tidak, karena semakin turun saya siap average down terus. Kalian juga bisa lho baca tentang cara average down di artikel ini Kapan Waktu Yang TEPAT Untuk Average Down Atau Average Up? https://cutt.ly/grkPBqrM

Selain 2 faktor di atas, perhatikan 4 hal berikut

1. Kita sebagai investor WAJIB mengetahui apa yang dibeli.

Kita membeli saham XXXX dengan harga YYYY karena sudah sesuai dengan analisa kita bukan karena analisa orang lain apalagi karena hasil pompoman influencer saham

Baca selengkapnya Memahami Dengan JELAS Apa Perbedaan Pompom, Rekomendasi Dan Story Saham

https://cutt.ly/rrkPV6Hh

2. "PUCUK sekarang, bisa aja jurang di masa depan "

Kasus ini seperti contoh saham BBCA yang di tahun 2015 masuk kategori harga pucuk (Rp 3120) dan ternyata di tahun 2019 malah seperti harga jurang karena bisa cuan bagger (Rp 7300).

3. "Harga PUCUK masih bisa naik lagi, dan harga JURANG masih mungkin untuk terjun lagi."

Mindset di poin ketiga ini juga WAJIB dimiliki oleh semua investor agar tidak gampang stres jika ada yang mengusik saham kita dengan mengatakan saham yang kita beli sudah di harga pucuk.

Apakah harga pucuk sekarang bisa malah terbang? Sangat bisa

Apakah harga jurang yang kita punya masih bisa turun lebih dalam? Sangat bisa

Kadang kita beranggapan bahwa jika suatu harga sudah berada di pucuk maka tinggal menunggu longsornya, dan jika kita punya saham di harga jurang tinggal mantulnya.

Tetapi tidak semudah itu ferguso. Bursa saham sangat gila dan bisa sesuai teori bisa tidak sesuai teori.

4. Terus pantau kinerjanya

Agar suatu saham bisa naik harus memiliki kinerja fundamental istimewa. Dengan kinerja inilah saham kita memiliki peluang untuk membalikkan kondisi harga pucuk menjadi harga jurang. Yang tadinya resisten menjadi support

Baca artikel berikut tentang story saham

Mengenal Kondisi Perusahaan, Kinerja Perusahaan, Kinerja Saham Dan Menemukan STORY Lebih Cepat Dibanding Bandar

https://cutt.ly/7rkPBqnp

Gimana sudah paham kan?

Sebaiknya beli saat harga masih di bawah dan jarang yang tau ya

Kalo ada yang bilang “hati-hati harga sahammu harga pucuk” bilang aja ke orangnya “enjoy aja”

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

*HIDDEN MARKET INSIGHT* [2]
*💸💸 Daftar Terbaru 10 Emiten dengan Transaksi Non-Regular tertinggi [29 Apr 2025]*

# 💡 Ada yang diam-diam transaksi membagongkan? Seneng kabar burung kan? apa seneng burungnya? Ada isu-isu apa nih?
Kondisi transaksi non-regular tertinggi secara volume.

$OBMD
🛒 Transaksi Non Regular terjadi pada OBMD dengan volume sebesar 26.164.500, lebih besar 🔼 44,67X lipat dari transaksi regular sebesar 585.700.
📉 Pada hari terakhir perdagangan, saham OBMD mengalami perubahan 0,53%. Sementara sepanjang 1 minggu terakhir, saham OBMD mengalami penguatan 🔼 sebesar 11,70% dari 190 menjadi 191.
🛒 Asing menjual OBMD dengan volume sebesar 800 atau 0,14%, yang berpotensi ikut melongsorkan harga. Meski demikian, asing masih mencatatkan pembelian sebesar 800 atau 0,14% , atau membeli tipis-tipis saja ⛔️ yang berpotensi untuk membantu memainkan harga.

$CSRA
🛒 Transaksi Non Regular terjadi pada CSRA dengan volume sebesar 23.930.700, lebih besar 🔼 21,83X lipat dari transaksi regular sebesar 1.096.400.
📉 Pada hari terakhir perdagangan, saham CSRA mengalami perubahan 7,32%. Sementara sepanjang 1 minggu terakhir, saham CSRA mengalami penguatan 🔼 sebesar 5,60% dari 615 menjadi 660.
🛒 Asing menjual CSRA dengan volume sebesar 13.800 atau 1,26%, yang berpotensi ikut melongsorkan harga. Meski demikian, asing masih mencatatkan pembelian sebesar 13.400 atau 1,22% , atau membeli tipis-tipis saja ⛔️ yang berpotensi untuk membantu memainkan harga.

$KLBF
🛒 Transaksi Non Regular terjadi pada KLBF dengan volume sebesar 22.554.200, lebih besar 🔼 1,20X lipat dari transaksi regular sebesar 18.816.100.
📉 Pada hari terakhir perdagangan, saham KLBF mengalami perubahan 0,00%. Sementara sepanjang 1 minggu terakhir, saham KLBF mengalami pelemahan 🔽 sebesar -1,56% dari 1.260 menjadi 1.260.
🛒 Asing menjual KLBF dengan volume sebesar 13.298.000 atau 70,67%, yang berpotensi ikut melongsorkan harga. Meski demikian, asing masih mencatatkan pembelian sebesar 14.086.200 atau 74,86% , atau masih mengakumulasi cukup banyak ✅.

Ingat!!
1. Catatan ini cuma ngingetin diri sendiri. Kalau bermanfaat buat Juragan ya syukurlah.
2. Tradinglah dengan terukur supaya dapat cuan teratur, tidak grusa-grusu supaya cutloss bukan menjadi penentu.
3. Catatan ini hanya info singkat dan bukan untuk bikin kesel apa lagi ngumpat.

© 2025, made with ☕️ for better data mining. Catatan saya lainnya
Saham menarik saya share via Channel : https://cutt.ly/8rjL820c
Pergerakan harga saham: https://stockbit.com/post/15454107
Langkah awal beli saham: https://stockbit.com/post/15779838
Order Block: https://stockbit.com/post/15783132
Cara Aman mengikuti Watchlist Orang: https://stockbit.com/post/15766204
Kapan Memutuskan Hold / Exit: https://stockbit.com/post/15716850
Esensi Chart Pattern : https://stockbit.com/post/15714982
Cara tenang menghadapi pergerakan harga saham: https://stockbit.com/post/15682454
Cara beli harga murah: https://stockbit.com/post/15639981
Tiga Indikator penghasil cuan: https://stockbit.com/post/15562346
Indikator mendapat harga murah & resiko rendah: https://stockbit.com/post/15530229

Mau ngeselin atau ada yang menggelitik dari catatan ini, tetap beri saya semangat dengan "LIKE" dan "FOLLOW"

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA EPS naik, tp kemarin sahamnya ARB 570 ??

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Tentang Laba $CSRA Yang Meroket

Kebetulan tadi ada yang tanya tentang laba CSRA di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau kita lihat laporan keuangan CSRA per Q1 2025, seolah-olah mereka lagi panen raya: laba bersihnya melonjak sampai Rp78,96 miliar, padahal tahun lalu di periode yang sama cuma Rp22,2 miliar. Dari luar kelihatan hebat—naik lebih dari 3 kali lipat. Tapi kalau kita bedah isi perutnya, ternyata kenaikan ini sebagian besar bukan karena penjualan sawit yang meledak atau efisiensi operasional yang jagoan, melainkan karena satu hal: kenaikan nilai wajar aset biologis, alias Tandan Buah Segar (TBS) yang masih di pohon. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Gimana maksudnya? Jadi begini. Dalam akuntansi, perusahaan sawit kayak CSRA bisa mencatat kenaikan nilai TBS yang belum dipanen sebagai laba. Nah, di Q1 2025, angka yang masuk ke laba dari “kenaikan nilai wajar TBS” ini mencapai Rp59,4 miliar. Bandingkan dengan total laba sebelum pajak Rp116 miliar, artinya 51% dari laba perusahaan cuma “nilai kertas” alias belum ada duitnya. TBS-nya memang makin besar atau harganya naik, tapi belum dijual. Belum masuk rekening bank. Belum jadi kas. Jadi, ini semacam kita punya pohon mangga yang harganya naik, lalu langsung dicatat sebagai untung, padahal belum dijual ke tetangga.

Lebih jauh lagi, kalau kita lihat arus kas perusahaan, kelihatan jelas bahwa kas operasi bersih hanya Rp60,9 miliar, bahkan lebih kecil dari angka laba bersih yang dicatat. Dan lucunya, meskipun laba naik tinggi, kas perusahaan justru turun dari Rp133,2 miliar jadi Rp88,4 miliar karena investasi besar dan pembayaran utang. Artinya, laba besar tapi uangnya nggak nambah banyak.

Jadi kalau ditanya, apakah laba CSRA ini “real” atau tidak? Jawabannya setengah real, setengah “ngambang”. Real-nya datang dari selisih kurs dan penjualan sawit, tapi sisanya dari kenaikan nilai TBS yang belum diuangkan. Selama TBS itu akhirnya dipanen dan dijual dengan harga bagus, ya masih bisa dibilang valid. Tapi kalau harga sawit jatuh atau panennya gagal, siap-siap nilai itu dikoreksi dan laba bisa nyungsep. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Makanya, buat investor, jangan langsung terpesona sama angka laba doang. Cek dulu: apakah itu berasal dari kas sungguhan, atau cuma angka akuntansi. Soalnya, yang bisa bayar utang dan dividen itu bukan laba di kertas, tapi duit di kas. Selama itu TBS bisa dipanen dan dijual di harga tinggi maka aman sentosa.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$AALI $PSGO

Read more...

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA

Tidak semua sektor di Indonesia menjadi gelap karena Indonesia gelap. Masih ada beberapa sektor yang cukup terang.
Setidaknya hal itu yang diperlihatkan beberapa emiten CPO di awal tahun 2025, salah satunya CSRA.
Kombinasi stabilnya harga CPO di atas RM 4.000 dan kenaikan yield produksi kebun sawit menjadi 3,6 ton/Ha membuat kinerja Cisadane Sawit Raya Tbk meroket di Q1 2025.
Kinerja laba bersihnya memang tidak segarang 2022, tapi setidaknya sudah berada di atas rata-rata 3 tahun terakhir.
Hal ini merupakan sinyal yang cukup baik bagi emiten CPO yang permintaanya masih cukup baik di tengah problematika ekonomi dunia.
Salam, Value Investor.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA suka ngagetin emang

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA Kaget tiba2 notif tp wkwkwk, thank uu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA baru nyicil dikit woooyyyy bentaran napa

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Waduh ARA nih $CSRA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CSRA

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy