Volume
PT Bakrie Telecom Tbk adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas. Perseroan didirikan dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo) pada tahun 1993 dengan fokus pada kegiatan usaha utama yaitu penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi. PT Bakrie Telecom Tbk mengintegrasikan merek dagang Aha yang berada di bawah naungan perusahaan Bakrie Connectivity (BCON) dan ESIA yang berada di bawah lingkup BTEL guna mendukung optimalisasi layanan data.
Update Kinerja Emiten 9M24
Berikut adalah link untuk tabel kinerja emiten yang telah diupdate per 20 November 2024:
https://cutt.ly/neKb1z1M
Berikut statistiknya:
1. Ada 389 emiten yang revenuenya mengalami kenaikan, sementara 270 mengalami penurunan;
2. Ada 334 emiten yang net profitnya mengalami kenaikan, sementara 325 mengalami penurunan;
3. Sebanyak 260 emiten yang baik revenue maupun net profitnya mengalami kenaikan;
4. Ada 196 emiten yang baik revenue dan net profitnya mengalami penurunan;
5. Sementara itu, sebanyak 129 emiten revenuenya naik, tapi net profitnya turun;
6. Sisanya sebanyak 74 emiten revenuenya turun, tapi net profitnya naik.
$JKON $ATLA $ZBRA $TELE $BTEL
Semoga bermanfaat ๐
BTEL - PT. Bakrie Telecom Tbk Rp 0 0 (0%) Info Selengkapnya! JAKARTA.ย PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), emiten telekomunikasi milik Grup Bakrie, membukukan kerugian sebanyak Rp54,49 miliar pada sembilan bulan pertama (9M) 2024. Kerugian tersebut lebih rendah 26%ย year-on-yearย (yoy) atau diband...
idnfinancials.com
https://cutt.ly/5eKwCSQJ
Bakrie Telecom ($BTEL) mencatat kerugian sebesar Rp54,59 miliar hingga 30 September 2024. Meski masih merugi, angka ini menyusut 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp73,66 miliar. Dengan hasil tersebut, rugi bersih per saham naik menjadi Rp1,75, dari sebelumnya Rp1,48.
BTEL - PT. Bakrie Telecom Tbk Rp 0 0 (0%) Info Selengkapnya! JAKARTA - Anindya Novyan Bakrie didapuk sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia hasil Musyawarah Luar Biasa (Munaslub) pada akhir pekan lalu (14/9). Berikut perusahaan di pasar modal di mana Anindya Novyan Ba...
idnfinancials.com
Indodax bisa diretas ya?
berarti ekosistemnya belum aman nih.
Masih disimpan di"server" Indodax ?
Kalau bicara kepercayaan harusnya seperti perbankan harus menanggung kehilangan dana nasabah.
Kalau kelak ga bisa ganti, artinya bisnis penghubung kripto ini berbahaya karena tidak menerapkan manajemen resiko entah diasuransikan.
Dulu ya, saham juga ekosistem masih berbahaya. Kisah sekuritas Sarijaya Permana SP masih menggabungkan dana maupun saham nasabah ke perusahaan.
Konon menurut investigasi sebuah media, penyalahgunaan dana maupun saham tersebut karena ulah BNBR yang merepokan saham BUMI yang baru dibayar hanya 15 miliar dari total 35 miliar. BNBR ini ternyata diduga suka ngemplang belum lagi yang teranyar dana FAST.
Agar dana kekurangan 20 miliar dapat kembali HR eks pemilik Bank Bali yang sudah kesulitan keuangan, nekad menggoreng menggunakan saham nasabahnya dengan harapan selisihnya dapat menjadi keuntungan menutupi selisih hutang tersebut. Sialnya kondisi global juga terkena krisis finansial subprime mortage USA. Saham yang digoreng terkena aksi ambil untung guyuran.
Pada akhirnya SP yang masanya merupakan sekuritas terbesar kedua ditutup akibat skandal diatas. Korban bunuh diri juga terjadi pada kepala cabang terbesar SP diatas.
Selang setahun berikutnya Optima sekuritas juga menggelapkan dana nasabah dengan nilai lebih fantastis sampai 1 triliun lebih
Sejak itulah ada pemisahan dana saham disimpan di KSEI maupun dana uang langsung ke rekening nama nasabah.
$BNBR $BUMI $ELTY $JGLE $BTEL
$MORA Nyangkut di $BTEL
Hari ini saya baca LK MORA dan menemukan fakta kalau MORA itu nyangkut di perusahaan BTEL.
Bagi generasi zaman now yang tidak tahu BTEL, ini adalah operator telekomunikasi Esia yang kalah dalam perang harga melawan $TLKM $ISAT dan $EXCL. Pelajaran yang bisa diambil dari BTEL adalah pedang harga dan Bleeding Cashflow bisa membuatmu almost bangkrut.
Kronologi investasi PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) dalam PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dimulai pada tahun 2014 ketika MORA menjadi salah satu kreditur yang terdampak oleh masalah keuangan BTEL. Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, melalui putusan No. 59/PDT.SUS-PKPU/2014/PN.NIAGA JKT.PST tertanggal 9 Desember 2014, memutuskan bahwa BTEL harus melunasi piutangnya kepada MORA sebesar Rp10.438.711.592. Pembayaran ini direncanakan dalam beberapa tahap: Rp3 miliar dibayarkan dalam 84 bulan pertama, 70% dari sisa piutang melalui Obligasi Wajib Konversi, dan sisa piutang dilunasi dalam 66 bulan berikutnya. Namun, BTEL gagal membayar cicilan pertamanya dalam waktu yang ditentukan โ. https://bit.ly/45FDAJu
Pada tahun 2016, sebagai tanggapan atas kegagalan BTEL untuk melakukan pembayaran, MORA menerima Obligasi Wajib Konversi senilai Rp5.207.098.114 dengan jangka waktu 10 tahun sebagai bentuk pelunasan sebagian piutang. Namun, kondisi keuangan BTEL yang memburuk membuat manajemen MORA menilai bahwa obligasi tersebut tidak lagi memiliki nilai yang layak. Dalam upaya untuk mencerminkan kondisi ini dengan benar dalam laporan keuangannya, pada tahun 2017, MORA memutuskan untuk mencatat cadangan kerugian penurunan nilai penuh sebesar Rp5.207.098.114 โ. Keputusan ini menunjukkan langkah proaktif MORA dalam mengelola risiko keuangan yang muncul akibat hubungan bisnis dengan BTEL. https://bit.ly/3YGX6Dc
Jadi ini BTEL tidak bisa bayar utang ke MORA. Dan akhirnya untuk bisa bayar MORA pakai duit, Si BTEL bayarnya pakai obligasi wajib konversi (OWK) alias utang dibayar pakai saham. Berhubung itu saham BTEL sudah mati suri hampir 10 tahun maka MORA ikhlaskan saja itu utang langsung dikali nol. Hapus buku.
Kalau pernah nonton film Suzanna, itu ada cerita sundel bolong pesan sate 200 tusuk, tidak dibayar pakai duit.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
(caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Dan jangan lupa kunjungiย Pintarsaham di sini ย
https://bit.ly/3QtahWa
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://bit.ly/3YGX6Dc
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
https://bit.ly/44osZSV
https://bit.ly/47hnUgG
https://bit.ly/47eBu4b
https://bit.ly/3LsxlQJ
1/3
Ngapain $EXCL mau merger sama $FREN ? Merger gak nambah valuasi malah membebani investor XL. Itu $FREN dibiarin juga mati sendiri tahun depan kek $BTEL๐คฃ๐คฃ๐คฃ
Update Kinerja Emiten 6M24
Berikut adalah link untuk tabel kinerja emiten yang telah diupdate per 21 Agustus 2024:
https://cutt.ly/5enykHk5
Berikut statistiknya:
1. Ada 448 emiten yang revenuenya mengalami kenaikan, sementara 319 mengalami penurunan;
2. Ada 396 emiten yang net profitnya mengalami kenaikan, sementara 371 mengalami penurunan;
3. Sebanyak 294 emiten yang baik revenue maupun net profitnya mengalami kenaikan;
4. Ada 217 emiten yang baik revenue dan net profitnya mengalami penurunan;
5. Sementara itu, sebanyak 154 emiten revenuenya naik, tapi net profitnya turun;
6. Sisanya sebanyak 102 emiten revenuenya turun, tapi net profitnya naik.
$ITMG $PANI $FREN $GOOD $BTEL
Semoga bermanfaat ๐
News Update
๐ Jumat berkah, IHSG ditutup menguat 0,30% ke level 7,432 dan Asing catatkan net buy Rp770M.
๐ Jelang HUT Ke-79 RI, Rupiah naik tipis 0,06% ke level Rp15,693/USD.
๐ Investasi tumbuh di kisaran 4,4%, Lebih lambat dari laju pertumbuhan ekonomi.
๐ Sudah di suspensi 5 Tahun, $BTEL cetak rugi Rp50,17M di semester I/2024.
๐ $ADHI siap lunasi Obligasi seri B yang senilai Rp473,5M.
๐ Pefindo Sematkan Rating idBB- untuk Obligasi $PPRO .
๐ $GOTO curi start kejar cuan dari anggaran makan bergizi gratis senilai Rp71T.
๐ $INAF mengangkat Didi Agus Mintadi jadi Plt. Komisaris Utama.