Volume
PT Bakrie Telecom Tbk adalah perusahaan layanan jaringan tetap lokal tanpa kabel dengan mobilitas terbatas. Perseroan didirikan dengan nama PT Radio Telepon Indonesia (Ratelindo) pada tahun 1993 dengan fokus pada kegiatan usaha utama yaitu penyelenggaraan jasa dan jaringan telekomunikasi. PT Bakrie Telecom Tbk mengintegrasikan merek dagang Aha yang berada di bawah naungan perusahaan Bakrie Connectivity (BCON) dan ESIA yang berada di bawah lingkup BTEL guna mendukung optimalisasi layanan data.
@Splash101 $BTEL sejatinya udah bangkrut karena semua asetnya udah kena liquidasi, cuma keluarga bakery itu orang partai semua jadinya kebal pailit kebal delisting
EmitenNews.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) menjatuhkan sanksi kepada 167 emiten yang belum menyampaikan laporan keuangan interim per 30 Juni 2025 hingga batas waktu 31 Juli 2025.
Dalam pengumuman resmi BEI hari ini Selasa (19/8) disebutkan, dari total 1.007 perusahaan tercatat, sebanyak 947 diwaji...
www.emitennews.com
Pagi ini saya diskusi dengan ChatGPT soal keterbukaan informasi dari $JAST, yang baru saja menyampaikan posisi mereka sebagai penyedia VoIP berlisensi. Awalnya kami bahas soal transisi teknologi, dari telepon konvensional ke layanan berbasis cloud, termasuk regulasi lisensinya. Tapi obrolannya sempat belok ke topik lama: teknologi CDMA.
Langsung teringat Esia, handphone revolusioner yang melahirkan budaya singkatan karena tarif SMS dihitung per huruf. Esia ini milik Bakrie Telecom ($BTEL), dan dulu menjadi alternatif dari jaringan GSM yang lebih mahal. Ternyata FREN (Smartfren) juga dulunya pemain CDMA.
Saya tanya, kok bisa ya konglomerat sebesar Bakrie sampai kecolongan? Infrastruktur mereka besar, tapi tidak sempat beralih saat arah industri akhirnya dimenangkan oleh GSM. Jawabannya cukup masuk akal. Leverage mereka terlalu tinggi. Dalam kondisi industri saat itu, taruhan besar di CDMA dianggap rasional. Biayanya lebih murah dari GSM dan peluang jadi market leader terbuka lebar. Tapi seperti semua strategi high risk high return, kalau gagal ya habis.
Dan ternyata, habis.
Tapi yang menarik, kegagalan BTEL tidak serta-merta membuat Bakrie Group rontok sepenuhnya. Mereka terpukul, tapi tidak tumbang total.
Buat investor, ini bisa jadi pengingat penting. All in di satu saham itu sah-sah saja, selama kamu sadar risikonya dan siap mental kalau ternyata tesismu salah. Asal kamu bisa tetap objektif saat sahamnya turun, atau masih punya sumber penghasilan lain untuk bertahan, maka keputusan berisiko bisa ditoleransi. Bahkan leverage pun bisa dibenarkan dalam konteks tertentu. Tapi tetap harus diingat, sekomprehensif apa pun informasi yang kamu punya, seyakinkan apa pun analisismu, tetap ada ruang untuk salah. Bakrie dulu kurang canggih apa, kurang kuat apa infrastrukturnya? Tapi keputusan yang terlihat benar pun bisa berakhir bencana kalau arah industri bergerak ke jalur lain.
$BTEL 20 Jun 25
Shareholder : Biofuel Indo Sumatra
Type : Local
Bought : +1,165,050,000 (+3.16%)
Current : 3,145,050,000 (8.54%)
Previous : 1,980,000,000 (5.38%)
$BTEL $SUGI $COWL
Kami sedang menulis kisan ulang tahun ke -6 yang lebih seru, tapi sepertinya waktu belum berpihak
Tunggu Kami dihalaman berikutnya, lebih megah lebih meriah.
Sementara ini, rayakan dalam hati dulu ya.
#SuspendedButStillGrateful
Bakrie kurang berkuasa apa dulu waktu era SBY
Aburizal Bakrie ketua parpol Golkar 2009-2014 tidak dapat menahan kejatuhan harga pasar karena krisis 2008
Sepertinya cerita masa lalu terulang kembali di $WIFI pembuat cerita katakan dibacking Penguasa.
Kata siapa aman ? Kurang kuat apa dulu Aburizal sampai bisa mendikte SBY ? bagaimana dengan $BTEL dulu cerita yang terjadi juga mirip mirip dengan WIFI sekarang
Ingat disini pemainnya bukan pebisnis murni beda dengan Bakrie yang murni bisnis riel dan sahamnya
Tau siapa ada Hasyim okelah ini dulu pebisnis riel apakah kalian tidak berpikir track recordnya ? kalau bisa untung apakah tidak akan menjual ini telah terjadi di SMCB
Lalu anda tau siapa Arwin Rasyid ? eks banker yang memiliki perusahaan capital jadi tau dong arahnya kemana ? belum lagi istrinya yang sekarang eks Mirrae yang punya jaringan HNWI dan UHNWI apakah murni bisnis atau hanya gawean goreng saham pakai stora story ?
Bagaimana dengan trackrecord lainnya Fadel M ? silahkan cari sendiri
Apakah proyek ini diduga salah satu untuk mengembalikan modal bertahun tahun untuk menjadi pengausa nomor satu dinegara ini?
Retail pemula harus cerdas lebih baik pelajari lagi mau kemana arahnya karena kalau anda masuk disekarangpun risk > reward
Saya tanya Chat GPT alasan membeli suatu saham dan jawabannya ini 😀
Buying a stock depends on several factors, including the company's fundamentals, market trends, and your investment goals. Here are some key reasons why you might consider buying a certain stock:
1. Strong Financials
Revenue Growth: Consistent increase in revenue over time.
Profitability: High net income, strong margins, and good return on equity (ROE).
Low Debt Levels: A manageable debt-to-equity ratio indicates financial stability.
2. Competitive Advantage
The company has a strong brand, proprietary technology, or a dominant market position.
It operates in an industry with high barriers to entry, reducing competition risks.
3. Growth Potential
The company is in an industry with high future growth prospects (e.g., AI, renewable energy, healthcare).
It has expansion plans, new product lines, or entry into new markets.
4. Strong Management Team
Experienced leaders with a history of successful decision-making.
Transparent governance and shareholder-friendly policies.
5. Undervalued Price
The stock is trading below its intrinsic value, based on valuation metrics like Price-to-Earnings (P/E) or Price-to-Book (P/B).
Analysts or market sentiment suggest it is undervalued and has upside potential.
6. Dividend Income
If you seek passive income, stocks with a stable and growing dividend history can be attractive.
7. Favorable Market Trends
If the industry is experiencing high demand or regulatory support, it can boost stock performance.
Random tag: $WIFI $ADRO $BTEL wkwkw