


Volume
Avg volume
PT Baramukti Suksessarana Tbk merupakan perusahaan pertambangan batubara. Produk batubaranya adalah batubara rendah sulfur berkalori sedang - rendah. Pangsa pasar perusahaan antara lain adalah China, India, dan Taiwan. Ruang lingkup kegiatan usaha Perseroan adalah menjalankan usaha di bidang pertambangan, perdagangan, transportasi darat, serta perindustrian batubara. Kegiatan usaha tersebut dijalankan sepenuhnya oleh Perseroan bersama Entitas Anak, yakni PT Antang Gunung Meratus. Pertambangan dan perdagangan batubara menjadi kegiatan usaha utama Perseroan, sedangkan yang lainnya menjadi kegiatan usaha penunjang.
jangan jual murah $BRMS nya. bentar lagi mau masuk MSCI. jual nya pas news nya datang aja.
$CDIA $BSSR
Mari kita bedah salah satu statement yang paling umum dibeokan di stream stockbit: "dividen 5-10% mana cukup buat ngelawan inflasi?"
Pertama kita bedah inflasi dulu. Inflasi itu ada inflasi barang atau jasa spesifik, ada inflasi luas atau umum. Inflasi luas atau umum itu inflasi yang ada di pengumuman realisasi inflasi BI, dan di statistik BPS. Tapi inflasi ini biasanya nggak menggambarkan barang atau jasa spesifik, misalnya harga mobil, UKT, dll.
Saya pribadi lebih sering menggunakan BI rate itu sendiri sebagai acuan, karena realisasi inflasi BI dan statistik BPS terlalu optimis, sedangkan kalau pakai barang atau jasa tertentu terlalu cherry-picking, jadi saya ambil jalan tengahnya.
Either way, pertama, sebelum membeo, harus jelas dulu inflasi mana yang dimaksud, dan apakah itu benar-benar barang atau jasa yang memiliki makna paling mendasar bagi lawan bicara.
Kedua kita bedah cara menghitung dividend yield. Yield, mau itu dividend, mau itu bond, yield itu selalu merupakan fungsi inverse harga. Harga naik yield turun, harga turun yield naik. Kupon per SBN, dan dividend per share, itu bukan sesuatu yang naik turun setiap bulan, dia selalu ditetapkan sebelum ia dibagikan. Kalau dia menarik, tentu aset tersebut akan diburu, yang membuat harganya naik, dan menekan yield. Sebaliknya, kalau dia tidak menarik, maka dia akan dijual, yang membuat harganya turun, dan menaikkan yield.
Makanya kalau kamu baca berita, "emiten ini akan bagikan dividen jumbo, cek jadwalnya," maka yield di berita itu adalah yield saat pengumuman. Kalau beritanya, "dividen emiten ini cair hari ini," maka yield di berita itu adalah yield pada hari pembagian dividen. Dua yield ini akan beda, karena harga itu dinamis akan lari ke sana kemari.
Misalnya yield saat pengumuman adalah 10%, lalu karena investor tertarik, banyak yang beli sehingga harga menguat 5%, yield saat cum date jadi 5%. Begitu pula sebaliknya, yield saat pengumuman 5%, lalu karena tidak menarik, banyak investor yang take profit, harga tertekan 5%, yield saat ex date jadi 10%.
Inilah sebabnya, bagi shareholder, dividend yield yang dibicarakan di publik itu TIDAK bermakna. Yang bermakna bagi mereka hanya yield on cost, dan ini tidak bisa menjadi acuan dalam perbincangan di stream, karena cost basis setiap shareholder berbeda-beda.
Misalnya yield on cost saat pertama kali dapat dividen adalah 10%. Ini ada banyak skenario yang bisa terjadi:
1. Perusahaan bertumbuh, payout ratio tetap, harga tetap, investor tidak akumulasi tambahan -> yield on cost akan naik mengikuti pertumbuhan perusahaan. Ada yang bilang fundamental is dead, EBITDA bertumbuh belum tentu diapresiasi market, tapi ini TIDAK ngaruh untuk skenario ini, karena walaupun harga sisiran nggak ke mana-mana, selama EPS bertumbuh dan payout ratio tetap sama, yield on cost PASTI naik. Ini yang terjadi pada $BSSR
2. Perusahaan stagnan, payout ratio tetap, harga merosot, investor terus akumulasi -> yield on cost akan naik karena cost basis turun, yang artinya seiring berjalannya waktu, modal yang dibutuhkan untuk mendapatkan dividen yang sama lebih murah, PLUS tunai yang dibagikan lebih besar karena aset yang kita akumulasi juga lebih besar seiring berjalannya waktu. Ini yang terjadi pada $AADI
3. Perusahaan tertekan, bisa karena headwind, bisa karena restrukturisasi, dll., payout ratio tetap, harga merosot. Dalam skenario ini, yang paling harus diperhatikan adalah rasio utangnya. Jika rasio utang negligible atau limit menuju nol, ini bisa jadi menarik untuk banyak aliran investor. Karena selain memiliki dividend play, bagi Grahamist ini jadi deep value, bagi Lynchist ini jadi turnaround story. Makanya bagi Grahamist, saham-saham yang rutin membagikan dividen tapi TIDAK punya utang pasti selalu jadi no-brainer. Ini adalah antitesis dari perusahaan dengan rasio utang selangit tapi nggak pernah bagi dividen. Ada? Banyak
Banyak orang yang biasa asbun "dividend trap", tanpa tahu berapa cost basis orang yang diajak bicara. Saya tahu beberapa user stockbit yang postingannya selalu penuh drama dan bully, padahal saya pernah lihat sekali saham yang dia hold, average-nya berapa, value-nya berapa, dan di broker mana, dari situ saya tahu dia beli dari kapan, bahwa dia udah akumulasi dari zaman stockbit belum kerjasama sama sinarmas, dan dia udah nggak perlu average up karena yield on cost dia udah lebih dari cukup untuk Fat FIRE
Lalu bagaimana jika yield on cost saat pertama kali dapat dividen 5% atau kurang? Ada beberapa checklist juga yang bisa kamu cek:
1. Payout ratio-nya berapa? Misalnya payout ratio di atas 50% tapi yield on cost cuma 5% atau kurang, maka ada dua peluang:
a. Emang perusahaannya lagi batuk-batuk
b. Sebelumnya ada tailwind yang bikin dia rally besar, dan kebetulan kamu belinya di pucuk
Skenario A butuh paham prinsip-prinsip Ben Graham kalau mau hold, kalau nggak paham-paham amat better rotasi ke yang lain. Skenario B bisa "diobati" dengan cara DCA sampai cost basis kita turun
2. Kalau payout ratio di bawah 50%, artinya sebagian besar cash itu ditahan. Yang perlu kamu cek adalah itu cash ditahan untuk apa? Di sini pentingnya kualitas manajemen yang diajarkan oleh Philip Fisher. Dalam konteks di Indonesia, ini bisa dicirikan melalui aktivitas keterbukaan informasi. Misalnya $IPCC, dia dividen jumbo, cash rich pula, tapi bukan hanya dia rajin keterbukaan informasi, dia bahkan punya akun stockbit resmi yang aktif juga, jadi kita bisa lihat itu cash dipake buat apa aja, entah peremajaan fasilitas, dll., tanpa menghabiskan berjam-jam untuk analisis lapkeu padahal profesi kamu nggak butuh CFA. Tapi kalo hobi sih bagus, dulu saya nemu banyak hidden gems dari sini kaya JTPE
Kalau kita kombinasikan antara semua poin yang sudah kita bahas: dividen rutin + rasio utang rendah + free cash flow sehat + laba yang ditahan (yang tidak dibagikan sebagai dividen) direinvestasikan secara incremental (sehingga nggak butuh leverage dalam bentuk apapun untuk ekspansi), maka hanya tinggal menunggu waktu sampai emiten tersebut dilirik oleh market yang lagi pada FOMO sama perusahaan-perusahaan yang nggak pernah bagi dividen, rasio utang selangit, rasio valuasi serba negatif
Market yang lagi FOMO akan bilang perusahaan yang bagi dividen, tidak punya utang, dan punya rasio valuasi yang wajar itu, "perusahaan declining, tidak growth," hingga, "dividen 5-10% mana cukup buat ngelawan inflasi?" pasti nggak akan melirik IPCC pas masih 700an, TAPG pas masih 800an, dsb.
Saking asbunnya, mereka bilang banyak perusahaan yang bagi dividen, tidak punya utang, dan punya rasio valuasi yang wajar itu, "the next UNVR," padahal kalau pas tarif trump batch 1 beli UNVR, hari ini udah half bagger
Mereka mengira dividen 10% itu bikin miskin karena kalah sama inflasi, tapi mereka nggak tahu bahwa hanya dengan CUKUP membaca, multibagger yang rutin bagi dividen itu BANYAK.
Yang membedakan hanyalah, dividen itu predictable, konsisten dengan track record manajemen perusahaan masing-masing, dan setelah diumumkan, maka keuntungan yang akan kita dapatkan sudah PASTI baik jumlah maupun tanggalnya. Beda sama capital gain yang kalau saya ditanya apakah IPCC dan TAPG akan multibagger saya bisa bilang iya, tapi kalau ditanya sampai berapa bagger dan kapan, saya nggak bisa jawab karena saya nggak tahu.
@robertgunawankeren
Siap Om.. itu
$DADA Equity sebesar Rp 353 B. bisa untuk titip Om Obet aja, di $ITMG diatas 14-15%, (Rp. 50 B).
atau sebagian ke Bang @ardhatopan yg nungguin $BSSR 13%. pertahun (Rp 45 B).
setidaknya lebih besar NPM, dari Rp 2 B. 🙏✌️
Yang Membedakan Bukan Pintar, Tapi Sabar
Warren Buffett, Charlie Munger, dan Rick Guerin dulu berjalan bersama.
Tiga orang jenius yang paham cara mencari perusahaan bagus dan berinvestasi dengan bijak.
Namun, waktu membuktikan: yang bertahan bukan yang paling pintar, tapi yang paling sabar.
Buffett pernah berkata,
“Aku dan Charlie tahu kami akan kaya aka. tapi kami tidak terburu-buru. Kami tidak berutang, tidak pakai margin, kami cukup yakin waktulah yang akan memperkaya kami.”
Rick Guerin sebaliknya.
Ia juga pintar, tapi ingin cepat. Ia berinvestasi dengan utang (margin).
Ketika pasar jatuh tahun 1973–1974, saham anjlok 70%. Rick terkena margin call dan terpaksa menjual sahamnya, termasuk saham Berkshire Hathaway. yang kini nilainya ribuan kali lipat.
Buffett membeli saham itu dari Rick di bawah $40.
Sekarang nilainya lebih dari $400.000.
Tiga orang sama-sama cerdas, tapi hanya dua yang sabar.
Karena dalam dunia investasi dan hidup
kekayaan bukan datang dari kecepatan, tapi dari kesabaran.
$ITMG $EMTK $BSSR

@Adiapo321 $BSSR di chart 1M, dari tahun 2023, book value (biru) meningkat, sementara Graham Number (hijau) menurun.. artinya assetnya bagus, perusahaan makin kaya, tapi intrinsic earning power nya makin berkurang

@subagioptnsubagio gua bantu itungin berapa persentase deviden $DMAS 15/lembar dari AVG 125 sampe 135.
Jadi, 15/lembar itu kalo AVG:
125 = 12.00%
126 = 11.90%
127 = 11.81%
128 = 11.72%
129 = 11.63%
130 = 11.54%
131 = 11.45%
132 = 11.36%
133 = 11.28%
134 = 11.19%
135 = 11.11%
Kalo boleh disimpulin, persentasenya jauh lebih tinggi drpd bunga deposito via digital atau teller. Artinya, itu gedeee bang untungnya.
CMIIW
Masih nungguin deviden $ADRO dan $BSSR walaupun beberapa bulan kebelakang nyisir terus, mudah2an ganteng hasilnya wkwkwk 🥳🥳🥳
$KKGI
pernah sesaat mempertimbangkan emiten ini utk investing jangka panjang,
untunggggggggg ga jadi kwkwkwwkwkwk,
kenape ya nih emiten kok g pernah konsisten dalam hal profitabilitas? pdhl emiten $ITMG $BSSR AADI UNTR GEMS bisa konsisten lho
$SPTO sdh deket musim div tp msh stuck, harap2 cemas pd nunggu lap q3, wayahe tambah muatan..
$SIDO alon2 asal kelakon...
$BSSR sdh jelas heading nya...
@skydrugz27
Kenyataan kalo hasil $KKGI mengecewakan, itu jelas fakta.
Tapi apakah Kondisi KKGI mencerminkan sektoral dan industri batu bata secara keseluruhan, pendapat saya masih terlalu dini, dan Apriori.🤔
Karena jangan lupa kondisi seperti demikian di KKGI bukan yang pertama kali, inkonsistensi demikian SDH di tunjukkan oleh manajemen KKGI berkali2.
Bahkan di saat harga batubara sedang panas2nya di tahun 2023 pun, performa KKGI inkonsisten juga.🤦😅
Jadi dalam kasus KKGI ini, seperti yg SDH sering saya tulis dan ulas, performa manajemen bermasalah, efisiensi rendah, GCG tampak bermasalah, dan inkonsistensi yg tetap di jaga konsisten adanya.🤦😅🤭
Dugaan saya, sekali lagi dugaan, bukan gak mungkin kondisi seperti ini bukan terjadi karena keterpaksaan, bukan karena kondisi, tapi......hmm🤔🤔🤔, aroma.....🤭
$BSSR $ITMG

$KKGI LK Q3 2025: Cadangan Besar Tidak Menolong Saat Laba dan Kas KKGI Ambruk, Harapan Tinggal Diversifikasi ke PLTMH
KKGI muncul sebagai emiten batubara pertama yang nekat rilis LK Q3 2025 di 24 Oktober 2025. Hasilnya langsung bikin investor coal merinding. Revenue anjlok parah hampir setengah lebih, margin rontok, dan arus kas operasi malah minus. Sinyal buruk untuk para tetangga seperti ADMR, $AADI, ADRO, PTBA, $BSSR, ITMG yang antre rilis LK Q3 2025. Kalau hasil mereka nanti juga ambruk, jangan kaget. Satu satunya yang bisa dilakukan investor saat ini hanya antisipasi sebelum badai laporan keuangan benar benar tiba. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
KKGI secara profil sebenarnya bukan pemain kecil. Perusahaan berdiri sejak 1981, lalu ganti nama jadi Resource Alam Indonesia di 2003, dan bisnisnya bukan cuma batubara. Mereka punya usaha listrik PLTMH, real estat, even mineral non batubara seperti pasir kuarsa dan nikel. Operasi batubara utamanya melalui IBP yang PKP2B nya berlaku sampai tahun 2036. Cadangan batubaranya juga tidak main main, yaitu 140,12 juta ton yang sebagian besar di Loajanan sekitar 94,8 juta ton. Artinya umur tambang masih panjang. Struktur utang pun ringan. Total liabilitas hanya 28,23 juta dolar atau sekitar 0,18 kali ekuitas senilai 155,48 juta dolar. Seharusnya ini jadi modal yang kuat untuk bertahan di siklus turun.
Masalahnya kondisi operasional KKGI di 9M 2025 benar benar babak belur. Pendapatan turun gila gila an dari 257,16 juta dolar di 9M 2024 menjadi hanya 109,64 juta dolar di 9M 2025, atau turun 57,3%. Hampir seluruh penjualan masih dari batubara, yakni 107,47 juta dolar atau 98%. Efek domino langsung terasa ke margin laba. Gross margin turun dari 33,11% jadi hanya 15,86%. Operating margin jeblok dari 21,74% jadi cuma 2,66%. Net margin tinggal 0,94%, padahal tahun lalu masih 14,75%. Di atas kertas memang masih mencetak laba bersih 1,03 juta dolar. Tetapi ini hanyalah laba di kertas, karena kas operasional justru minus 12,35 juta dolar dan FCF minus 21 juta dolar. CFO margin dan FCF margin terjun bebas menjadi minus 11,27% dan minus 19,14%. Rasio CFO terhadap laba bersih minus 12 kali, yang artinya kualitas laba sangat jelek karena tidak ada dukungan arus kas.
Kas perusahaan juga tergerus parah. Dari 68,20 juta dolar di akhir 2024, menyusut menjadi 35,46 juta dolar. Penyebabnya bukan hanya CFO minus, tetapi Capex justru naik di saat revenue jatuh. Total Capex 9M 2025 sebesar 7,63 juta dolar, lebih tinggi dibanding 5,91 juta dolar di 9M 2024. Rasio Capex terhadap revenue naik menjadi hampir 7%, dan Capex terhadap laba bersih membengkak sampai 7,41 kali. Reinvestasi besar saat uang masuk seret, ibarat nyopet dompet sendiri. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Yang lebih bikin deg degan lagi adalah posisi hulu hilir yang tidak sinkron. Hulu cadangan besar, aset tambang besar, mesin jalan terus. Tapi hilir penerimaan kas dari pelanggan merosot dari 269,64 juta dolar menjadi hanya 116,99 juta dolar. Perusahaan sampai harus mengandalkan saldo kas awal untuk menutup kekurangan operasional dan Capex. Ini jelas bukan kondisi berkelanjutan.
Penurunan revenue yang sangat tajam diduga dipicu kombinasi dua bom. Pertama, harga batubara dunia yang lebih rendah. Kedua, kemungkinan kontraksi volume ekspor ke pelanggan utama World Resources Private Ltd yang kontribusinya masih mencapai 55,50 juta dolar atau 50,62% pendapatan. Ketergantungan pada satu customer sebesar itu sangat berisiko ketika pasar melemah.
Efisiensi per karyawan juga anjlok luar biasa. Jumlah pegawai dari 448 turun jadi 415, tapi revenue per karyawan jatuh dari 574.017 dolar menjadi hanya 264.202 dolar. Laba per karyawan dari 84.639 dolar ambruk menjadi 2.474 dolar. CFO per karyawan malah negatif 29.765 dolar. Artinya perusahaan makin ngos ngosan menghasilkan pendapatan dan kas dari sumber daya manusianya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang silakan kita simpulkan kondisi KKGI 9M 2025 secara jujur apa adanya. Secara struktur jangka panjang sebenarnya aman. Cadangan tambang besar. Utang kecil. Ada diversifikasi ke listrik dengan kontrak PLN sampai 2047 sampai 2048. Itu semua fondasi yang bagus. Tetapi mesin utamanya, yaitu operasional batubara, sedang kritis. Revenue runtuh. Margin hancur. Arus kas operasi ambruk. Kas menipis. Capex masih tinggi. Kualitas laba buruk. Efisiensi jatuh.
Di pasar komoditas, hal seperti ini biasanya bukan cerita satu perusahaan. Biasanya ini gejala sektoral. Jika KKGI sudah rilis duluan, dan kondisinya seburuk ini, maka investor di ADMR, AADI, ADRO, PTBA, BSSR, ITMG sebaiknya tidak mengharapkan keajaiban berlebihan di LK Q3 2025. Antisipasi dan manajemen risiko menjadi kunci. Pasar energi batu bara memang manis saat harga tinggi, tetapi sangat sadis saat siklus sedang turun.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BSSR
Ini udah jelas banget, mau tekan harga buat beli murah.
Koleksi lot nya belum cukup dia.
Tadi dia jegal di 4.000.
Tekan lagi di 3.990.😅
Jgn mau jual murah ke dia.🤔😂

@Adiapo321
Semuanya bagus koq. Tergantung jodoh aza.
$ADRO, masih mantau soalnya AADInya sdh gak ada. Gak tau entar dividennya gimana. Tapi klo murah, saya nyicil.
$PTBA, dividen setahun sekali. bulan Mei/Juni. Masih lama. Klo saya, entar aza. tunggu hasil Q3 atau Q4. Klo murah beli. Jual menjelang Cum Date. Kelamaan buat saya klo nunggu dividen tahun berikutnya.
$BSSR, dividen 2-3x setahun. Jd sekitar 4 bln sekali dpt dividen. Murah nyicil.
$BSSR
Bagi yg paham, laporan hasil pengeboran di triwulan ke 3 ini scr TDK langsung sudah memberikan gambaran kira2 seperti apa hasil operasional di Q3 2025 ini, yg sedang kita tunggu lapkeu Q3 nya.🤔😊
".... cuaca yg mendukung dgn intensitas hujan yg rendah....", ini SDH sangat jelas, artinya alat berat dan DT bisa bekerja secara optimal, maka output produksi juga hampir bisa dipastikan baik.👍🤔😊
Tinggal unsur keuangan dari sisi lainnya aja.
kalo beban keuangan udah pasti semakin ringan, Krn utang SDH hampir lunas, ato bahkan SDH lunas.🤔 di Q2 beban keuangan SDH nihil.😅
Kalo efisiensi BSSR, gak perlu cerita lagi, The Best dari semua emiten batbar yg ada di IHSG.
Dan hasil ini dicapai tanpa perlu gunakan BBM bermasalah seperti yg terjadi di tetangga tuh.😅
Jadi, tinggal apakah hasil produksi/operasional yg kemungkinan besar baik tersebut bisa terserap pasar dan terkirim ke customer ato tumpuk sebagai inventory??🤔😅
$AADI $ITMG
1/2

