Volume
Avg volume
PT Bank Permata Tbk (PermataBank) merupakan hasil merger lima bank dibawah pengawasan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Ekspress, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot di tahun 2002. PT Bank Permata Tbk. atau BNLI merupakan entitas asosiasi dari PT Astra International Tbk dan Standard Chartered Bank. Fokus bisnis perseroan adalah di retail banking dan wholesale banking. Pada 2018 Perseroan didukung 323 kantor cabang yang tersebar di 62 kota di Indonesia dan didukung oleh 16 mobile branch, 23 layanan satu atap syariah, dan 1.005 jaringan ATM yang terhubu... Read More
12 Emiten Naik Kelas ke Papan Utama BEI, Termasuk HMSP, MBMA, dan BNLI
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi mengumumkan perpindahan 12 saham dari Papan Pengembangan ke Papan Utama. Keputusan ini diumumkan pada Jumat, 23 Mei 2025, dan mencakup saham-saham milik emiten besar seperti PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. ($HMSP), PT Merdeka Battery Materials Tbk. ($MBMA), dan PT Bank Permata Tbk. ($BNLI).
Perpindahan ini merupakan bagian dari evaluasi rutin yang dilakukan BEI setiap dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Mei dan November. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah perusahaan-perusahaan yang terdaftar telah memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk masuk ke papan yang lebih tinggi.
Papan Utama sendiri merupakan kategori khusus di BEI yang diperuntukkan bagi emiten-emiten dengan kinerja keuangan yang solid, tata kelola perusahaan yang baik, serta rekam jejak yang konsisten. Dengan naiknya 12 perusahaan ini, diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor dan memberi sinyal positif terhadap pertumbuhan serta keberlanjutan bisnis para emiten tersebut.
Langkah ini juga menunjukkan bahwa BEI terus melakukan pembaruan dan penyaringan terhadap emiten-emiten yang layak mendapat perhatian lebih dari investor institusional maupun ritel.
$PBRX Q1 2025: Mengapa Bisa Cetak Laba Gede?
Lanjutan dari diskusi sebelumnya tentang PBRX di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau baca laporan keuangan Q1 2025 milik PT Pan Brothers Tbk (PBRX), kita bisa lihat angka yang menggiurkan di bagian paling bawah karena laba bersih tembus USD 94,74 juta. Sekilas, ini kayak sinyal kebangkitan dari perusahaan yang sempat sekarat. Tapi begitu diselisik lebih dalam, kita akan sadar kalau ini bukan kebangkitan operasional, ini cuma efek dari sulap akuntansi hasil restrukturisasi utang. Jadi jangan buru-buru euforia. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Laba jumbo ini 98% berasal dari satu pos yang jarang dibahas orang awam yaitu gain from modification of financial liabilities sebesar USD 92,6 juta. Artinya, laba ini datang bukan karena PBRX banyak jualan atau karena operasionalnya efisien, tapi karena mereka berhasil merayu kreditur seperti $BNII Bank Maybank dan $BNLI Bank Permata untuk memotong sebagian utang, mengonversinya jadi obligasi wajib konversi (OWK), dan memperpanjang tenor tanpa bunga. Selisih antara nilai utang lama dan utang baru itulah yang dicatat sebagai laba. Secara kas? Nggak ada duit masuk. Tapi di laporan? Angka laba langsung melonjak. Ini murni akrobat keuangan.
Secara operasional, kondisinya justru makin parah. Revenue total Q1 2025 hanya USD 51,8 juta, turun dari USD 92 juta pada periode yang sama tahun lalu alias turun 43,8%. Margin kotor ikut menipis, dari 11,6% tinggal 7,9%, sedangkan beban penjualan dan administrasi (SGA) justru naik +11,7% YoY jadi USD 5,95 juta. Jadi walau penjualan turun, PBRX malah makin boros, terutama buat jasa konsultan hukum dan keuangan pasca-PKPU. Secara operasional murni, mereka rugi karena laba usaha minus USD -1,86 juta. Ini artinya, kalau tidak ada sulap dari restrukturisasi utang, angka di bawah laporan itu mestinya warna merah, bukan hitam.
Di sisi pelanggan, sebenarnya masih ada titik terang karena Revenue dari Uniqlo naik 32% YoY jadi kontributor terbesar dengan USD 16,38 juta atau 31,6% dari total revenue. Tapi jangan cepat senang. Meskipun Uniqlo loyal, margin-nya tipis, karena perusahaan pasti harus kasih diskon besar demi mempertahankan kontrak. Bahkan setelah dikurangi biaya produksi (COGS) dan alokasi SGA, penjualan ke Uniqlo tetap tidak cukup menghasilkan laba operasional. Kontribusinya cuma menyumbang volume, bukan keuntungan. Sementara pelanggan besar lain, Adidas, justru potong order sampai 41%, tinggal USD 5,6 juta. Ini sinyal jelas bahwa reputasi pasca-PKPU bikin buyer global mulai mundur perlahan.
Lebih parah lagi, kalau kita lihat pelanggan lain di luar Uniqlo dan Adidas yang menyumbang 57% revenue (USD 29,8 juta), ternyata malah bikin rugi. Dengan gross margin sekitar 7,9% dan alokasi SGA proporsional, operating margin-nya minus 3,6%. Artinya, pelanggan kecil hanya memperbanyak kerjaan di pabrik tanpa menyumbang laba. Produksi jalan, gaji tetap dibayar, listrik tetap nyala, tapi duitnya nggak balik. Ini dibuktikan dengan CFO defisit USD -8,47 juta, walau kas dari pelanggan masuk USD 53 juta. Uangnya mampir, tapi langsung habis buat bayar beban tetap dan cicilan vendor. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita lihat neracanya, situasinya juga nggak lucu. Piutang usaha masih tinggi (USD 29,2 juta), piutang >90 hari mencapai 20%, persediaan numpuk USD 127 juta, nyaris 2,5 kali pendapatan kuartalan. Itu tandanya barang di gudang nggak muter, banyak stok nganggur, dan pelanggan lama belum bayar. Sementara itu, OWK yang dikonversi dari utang jumlahnya bukan main mencapai USD 156 juta, dengan harga konversi Rp97. Kalau dikonversi penuh, akan terbit 26,3 miliar saham baru, yang bisa mendilusi kepemilikan publik lebih dari 50%. Lebih gawat lagi, harga saham sekarang cuma Rp25. Artinya? Pemegang OWK nyangkut jauh, dan konversi makin tidak masuk akal kecuali sahamnya digoreng rame-rame sama-sama bandar. Tinggal tanya saja bandar mana yang mau sukarela goreng?
Jadi apakah laba besar ini sustainable? Jawaban pendeknya, tidak sama sekali karena ini labanya bukan hasil bisnis sehat, tapi hasil dari buku catatan yang dirapikan setelah negosiasi utang. Ke depan, jika revenue tetap rendah, margin tetap tipis, SGA tidak dipangkas, dan buyer global terus mundur, maka tidak akan ada lagi βgain from restructuringβ lagi yang bisa menyelamatkan. Dan kalau OWK tidak dikonversi, utangnya bisa balik lagi membebani. Laba 2025 ini seperti melihat rumah terbakar dari luar lalu bilang, "bagus ya, cat temboknya masih kinclong". Padahal di dalamnya tinggal kerangka. Jadi hati-hati, ini bukan pemulihan, ini cuma jeda napas.
Semua tergantung apakah ada bandar yang mau goreng saham PBRX ke harga 97 rupiah sesuai harga OWK. Kalau untuk bank mungkin jual berapapun mereka tidak masalah yang penting cashflow balik. Toh mereka sudah balik modal sebagian dari bunga dan ini pinjaman macet PBRX pasti sudah masuk CKPN. Jadi jual di 50 rupiah pun sebenarnya mereka non problem aja yang penting cashflow ndak macet, toh itu duit nasabah, bukan duit direkturnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10
"Anak muda, coba gunakanlah AI untuk memaksimalkan potensi sebagai manusia" ujar Jensen Huang, CEO Nvidia saat bincang dengan Najwa Shihab dan Direktur $ISAT pada tahun lalu.
Hal yang menyadarkan saya, untuk berubah mengikuti perkembangan zaman. Menyadari juga, perusahaan sebesar Indosat pendapatan dan laba bersih terkoreksi. Harapan yang ada kini, melalui anak usaha LintasArta dapat kontrak kerjasama bersama Nvidia. Semoga bisa menjadi growth driver pada masa depan!
Hingga saya menyadari, bahwa saham bagger itu konsekuensi logis dari hasil analisa. Bukanlah sesuatu yang dikejar-kejar.
$HRTA dan $BNLI naik bagger, karena "ada kepentingan" yang disadari belakangan. Saat berbincang usai RUPS Tahunan. Sekalipun pengenalan awal pada dua emiten itu didasari PBV 0,7x dan PE 4x.
Sebuah tulisan penutup yang semoga bermanfaat, sebelum akan rehat sejenak. Entah sampai kapan. Salam sukses bagi kita semua!
Memang dulu pernah punya $WIFI dan hadir pada RUPS Luar Biasa secara online. Berlangsung selisih satu hari, sebelum RUPS Luar Biasa $BJBR dan sedang otw ke Bandung. Tidak bisa hadir secara offline ke Fatmawati.
Jika dianggap hoax, terserah. Dulu lepas WIFI, karena deadline refloating $BNLI sudah dekat.
"Baru juga saya rugi 6 juta, cutloss saham kemarin. Cuma ya, tadi pagi balik untung 12 juta." ucap seorang trader pada suatu sesi trading bareng.
Saya pernah mengalami kerugian, karena rilis laporan keuangan tidak sesuai prediksi pada $BMRI ternyata ada peningkatan beban operasional. Memilih cutloss 10%an, saat rilis LK Full Year 2024.
Kerugian, bisa berbalik dari investasi pada $BNLI yang syukurlah, naik lumayan.
Untung dan rugi adalah hal biasa, hal yang penting adalah manajemen risiko. Salam $CUAN untuk bapak ibu sekalian.
mau masuk tapi kok kyknya gak liquid, volumenya kecil, stream sepi, tapi diperhatiin kyknya bisa ditektok hmm $BNLI
Perkenalkan saya Saiful Bachri, mahasiswa Universitas Terbuka yang saat ini sedang melakukan penelitian untuk keperluan karya ilmiah dengan judul "Analisis Penyebab Perilaku Fear of Missing Out (FOMO) Para Investor Ritel yang Mempengaruhi Keputusan Investasi di Pasar Modal Indonesia".
Kuesioner ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang memicu perilaku FOMO, pengaruhnya terhadap keputusan investasi, serta peran media sosial dan komunitas terhadap perilaku tersebut.
Semua jawaban Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.
Mohon mengisi dengan jujur dan sesuai pengalaman pribadi Anda. Terima kasih atas partisipasinya.
Klik link untuk mengisi kuesionerπ
https://cutt.ly/MrzN7m4y
Random tag: $AMRT $GOTO $BNLI
$ASGR
Longrun play atau Longsleep play
Q1 2025 > Q1 2016 saat harga Rp 2000an, apakah 2016 yang kemahalan atao 2025 yang kemurahan? saya belum tau karena saya belum pernah buka LK 2016.
Saham jalan, apakah naik atau turun, secara fundamental butuh 1 atau semuanya dari 3 hal,
- LK ciamik atau jelek,
- ada aksi korporasi / coorporate action (CA),
- ada money flow (MF)
dari 3 ini yang paling besar pengaruhnya adalah money flow, lihat saja $AMMN laba bonyok tapi money flow (MF) kencang, alhasil saham sudah naik 50%, $BNLI dulu ada berita akuisisi naik kaya balon helium (CA). Nah LK memang short term maybe bisa dorong dengan probabilitas 60%, paling kecil dan temporer, yang paling kuat itu MF dan CA, bayangkan saja 2020 semua yang digital jadi hot commodities toh?
Saya pribadi, tidak terlalu. paham MF ato CA, kalo CA Pak @athira lebih paham, saya cuma mengerti 10 dari 1000 tentang LK, so yang saya paham sedikit di ASGR adalah cash berlimpah hutang kecil CFO so far positif, dan mau (entah) merubah atau menambah sesuatu di jenis usaha yang dijalankan di RUPS mendatang, something? dunno. Atau bisa usulkan buat SS sebesar 1:5, supaya sahamnya agak likuid, jadi enak digoreng kriuk crispy.
Lalu ASGR bagaimana arah pergerakannya? Kalo TA silakan tanyakan di komunitas Pak @yudichen. Kalau tanya saya, saya bilang ya tergantung bandar. ahahhaha
DYOH
$BNLI
Dibutuhkan BNLI, 20 lembar saja (ood lot).
Kalau ada yang mau jual bisa dm atau reply..
Terima kasih
PT Bank Permata Tbk (BNLI) resmi merilis Permata Global Card untuk menangkap potensi pertumbuhan yang bersumber dari transaksi di luar negeri. Ini merupakan pengembangan dari kartu kredit ME Saver yang sudah diluncurkan sebelumnya. Bank besutan investor Thailand ini masih melihat pertumbuhan transa...
kontan.co.id
$DSFI
Daily chart.
R 66.
S 53.
Yukkk bantu follow akun ini untuk analisis saham selanjutnya π
Random tag: $BNLI $UNTR
$BDMN calon saham champion
Ciri cirinya non liquid
Jarang di perdagangkan siap terbang keatas utara
Karena dikit yang mau jual yang beli pelan2 makin banyak dan pelan2 akan semuanya fomo pada waktunya
Pengendali pegang banyak
Contoh yang sudah sukses $BNLI
$BNGA
$BEEF
Daily chart.
R 268.
S 240.
Yukkk bantu follow akun ini untuk analisis saham selanjutnya π
Random tag: $UNTR $BNLI
@EnggarEnggar Dalam keadaaan industri Bank sekarang ini $NISP growth 10% udah oke banget sih, bank 2nd liner macam $BNGA growth "cuma" 7%an, terus $BNLI BDMN malah turun
Kalau BRIS beda cerita ya haha, dia harusnya masuk kategori sendiri π