202

-2

(-0.98%)

Today

318,600

Volume

1.01 M

Avg volume

Company Background

PT Bank Maybank Indonesia dahulu PT Bank Internasional Indonesia Tbk. atau BNII merupakan salah satu bank swasta di Indonesia dengan bidang usaha bank umum. Segmen bisnis perseroan diantaranya Business Banking, Retail Banking, Global Banking, dan Syariah Banking. pada tahun 2018 Total kantor cabang 417 kantor, dan jaringan ATM+CDM berkembang menjadi 1.524 unit. Perseroan memiliki dua entitas anak yaitu WOM Finance Tbk dan Bii Finance Center.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII saham ini masih sangat terjangkau untuk di cicil..untuk jangka panjang bagus.

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

lebih boring $BNII & $BBNI ngga si om 🤣 udh 1 bulan sideways

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII bisa di lirik PBV 0.5 masih murah meriah

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

bro ga paham kalau bris anaknya 3 bank bunm😂😂😂 $BNII $BBRI $BMRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBRX: Apakah Piutang Pihak Berelasi Mencurigakan?

Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang PBRX di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau ada satu bagian Laporan Keuangan PBRX yang diam-diam menyimpan potensi bom waktu maka itu adalah piutang pihak berelasi. Ini bukan piutang biasa ke pelanggan global seperti Uniqlo atau Adidas, tapi justru ke anak usaha dan orang-orang dalam grup sendiri. Dan parahnya, nilainya besar, mandek, dan tidak ada kejelasan pemulihan. Kalau ini tidak dibedah dengan jujur, investor dan kreditur bisa terjebak dalam ilusi neraca sehat yang padahal sebenarnya keropos. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Total piutang pihak berelasi PBRX mencapai USD 32,24 juta, setara Rp525,4 miliar dengan kurs Rp16.300 per dolar. Angka ini terdiri dari dua kelompok:

1. Piutang usaha pihak berelasi sebesar USD 7,31 juta

2. Piutang lain-lain pihak berelasi sebesar USD 24,93 juta

Dan siapa saja penerimanya? Ini dia daftarnya:

⏩PT Teodore Pan Garmindo: USD 23.153.365 atau Rp377,4 miliar

⏩PT Victory Pan Multitex: USD 6.836.021 atau Rp111,4 miliar

⏩Handy Ciswa Wijaya: USD 1.083.103 atau Rp17,6 miliar

⏩Eugene Budiman Hadiprojo: USD 1.086.063 atau Rp17,7 miliar

⏩Karyawan PBRX: USD 34.947 atau Rp569 juta

Yang bikin situasi ini makin rawan adalah fakta bahwa tidak ada satu rupiah pun dari piutang ini yang bergerak dibanding tahun sebelumnya. Tidak ada pelunasan, tidak ada pencadangan piutang ragu-ragu, dan tidak ada penjelasan rinci apakah ini akan ditagih atau dianggap hangus. Semua hanya duduk manis sebagai “aset”, seolah-olah itu kas yang siap dipakai. Padahal tidak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita lihat neraca PBRX, total aset USD 255 juta, artinya piutang pihak berelasi ini menyumbang sekitar 12,6% dari seluruh aset. Ini angka yang besar, dan ironisnya, tidak produktif sama sekali. Sementara di sisi liabilitas, utang ke vendor, bank, dan beban gaji tetap berjalan. Arus kas operasional (CFO) pun defisit parah USD -8,47 juta, sedangkan kas tersisa hanya USD 8,95 juta. Artinya, secara real, PBRX sedang kehabisan uang buat operasional, tapi ada lebih dari setengah triliun rupiah yang parkir di kantong afiliasi sendiri. Kalau ini uang bisa ditarik, perusahaan bisa bernapas. Tapi karena tidak cair, perusahaan megap-megap sambil menunggu piutang yang entah kapan cair. Apakah itu piutang real atau piutang fiktif? Hanya sekedar bertanya 🙏

Dalam laporan keuangan laba rugi, piutang ini juga mempercantik angka. Karena masih dicatat sebagai aset lancar, maka ekuitas perusahaan terlihat lebih besar dari kenyataan. Dan ini membuat investor atau kreditur baru bisa terkecoh karena seolah perusahaan punya buffer keuangan, padahal uangnya tidak bisa digunakan. Belum lagi soal moral hazard karena ada dua individu yang menerima dana masing-masing lebih dari USD 1 juta adalah orang dalam. Ini rawan konflik kepentingan dan indikasi governance yang buruk, meski belum tentu melanggar hukum.

Apakah ini potensi bahaya? Jelas iya, ini potensi bahaya. Karena:

1. Piutang ini stuck, ini tidak menghasilkan kas baru dalam bentuk bunga

2. Tidak ada kejelasan kapan (atau apakah) akan ditagih

3. Jumlahnya besar (Rp525 miliar) dan stagnan

4. Disalurkan ke pihak-pihak yang seharusnya paling mudah dikendalikan

5. Membuat laporan keuangan terlihat lebih sehat dari kenyataan

5. Menurunkan trust dari kreditur dan investor profesional. Untungnya $BNII dan $BNGA masih percaya dan rela konversi utang PBRX jadi saham.

Jadi, piutang pihak berelasi PBRX adalah titik paling keropos dalam struktur neracanya. Bukan karena jumlahnya saja, tapi karena tidak ada progres, tidak transparan, dan tidak punya dampak positif pada arus kas. Ini seperti menyimpan lubang besar di bawah karpet yang tak terlihat dari luar, tapi siap menjatuhkan siapa saja yang menginjaknya tanpa waspada. Dalam kondisi perusahaan yang sedang bertahan hidup, uang Rp525 miliar itu bisa jadi penolong. Tapi kalau dibiarkan begitu saja, piutang ini akan berubah dari “aset” menjadi beban moral dan risiko keuangan yang terus membayangi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PBRX Q1 2025: Mengapa Bisa Cetak Laba Gede?

Lanjutan dari diskusi sebelumnya tentang PBRX di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau baca laporan keuangan Q1 2025 milik PT Pan Brothers Tbk (PBRX), kita bisa lihat angka yang menggiurkan di bagian paling bawah karena laba bersih tembus USD 94,74 juta. Sekilas, ini kayak sinyal kebangkitan dari perusahaan yang sempat sekarat. Tapi begitu diselisik lebih dalam, kita akan sadar kalau ini bukan kebangkitan operasional, ini cuma efek dari sulap akuntansi hasil restrukturisasi utang. Jadi jangan buru-buru euforia. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Laba jumbo ini 98% berasal dari satu pos yang jarang dibahas orang awam yaitu gain from modification of financial liabilities sebesar USD 92,6 juta. Artinya, laba ini datang bukan karena PBRX banyak jualan atau karena operasionalnya efisien, tapi karena mereka berhasil merayu kreditur seperti $BNII Bank Maybank dan $BNLI Bank Permata untuk memotong sebagian utang, mengonversinya jadi obligasi wajib konversi (OWK), dan memperpanjang tenor tanpa bunga. Selisih antara nilai utang lama dan utang baru itulah yang dicatat sebagai laba. Secara kas? Nggak ada duit masuk. Tapi di laporan? Angka laba langsung melonjak. Ini murni akrobat keuangan.

Secara operasional, kondisinya justru makin parah. Revenue total Q1 2025 hanya USD 51,8 juta, turun dari USD 92 juta pada periode yang sama tahun lalu alias turun 43,8%. Margin kotor ikut menipis, dari 11,6% tinggal 7,9%, sedangkan beban penjualan dan administrasi (SGA) justru naik +11,7% YoY jadi USD 5,95 juta. Jadi walau penjualan turun, PBRX malah makin boros, terutama buat jasa konsultan hukum dan keuangan pasca-PKPU. Secara operasional murni, mereka rugi karena laba usaha minus USD -1,86 juta. Ini artinya, kalau tidak ada sulap dari restrukturisasi utang, angka di bawah laporan itu mestinya warna merah, bukan hitam.

Di sisi pelanggan, sebenarnya masih ada titik terang karena Revenue dari Uniqlo naik 32% YoY jadi kontributor terbesar dengan USD 16,38 juta atau 31,6% dari total revenue. Tapi jangan cepat senang. Meskipun Uniqlo loyal, margin-nya tipis, karena perusahaan pasti harus kasih diskon besar demi mempertahankan kontrak. Bahkan setelah dikurangi biaya produksi (COGS) dan alokasi SGA, penjualan ke Uniqlo tetap tidak cukup menghasilkan laba operasional. Kontribusinya cuma menyumbang volume, bukan keuntungan. Sementara pelanggan besar lain, Adidas, justru potong order sampai 41%, tinggal USD 5,6 juta. Ini sinyal jelas bahwa reputasi pasca-PKPU bikin buyer global mulai mundur perlahan.

Lebih parah lagi, kalau kita lihat pelanggan lain di luar Uniqlo dan Adidas yang menyumbang 57% revenue (USD 29,8 juta), ternyata malah bikin rugi. Dengan gross margin sekitar 7,9% dan alokasi SGA proporsional, operating margin-nya minus 3,6%. Artinya, pelanggan kecil hanya memperbanyak kerjaan di pabrik tanpa menyumbang laba. Produksi jalan, gaji tetap dibayar, listrik tetap nyala, tapi duitnya nggak balik. Ini dibuktikan dengan CFO defisit USD -8,47 juta, walau kas dari pelanggan masuk USD 53 juta. Uangnya mampir, tapi langsung habis buat bayar beban tetap dan cicilan vendor. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita lihat neracanya, situasinya juga nggak lucu. Piutang usaha masih tinggi (USD 29,2 juta), piutang >90 hari mencapai 20%, persediaan numpuk USD 127 juta, nyaris 2,5 kali pendapatan kuartalan. Itu tandanya barang di gudang nggak muter, banyak stok nganggur, dan pelanggan lama belum bayar. Sementara itu, OWK yang dikonversi dari utang jumlahnya bukan main mencapai USD 156 juta, dengan harga konversi Rp97. Kalau dikonversi penuh, akan terbit 26,3 miliar saham baru, yang bisa mendilusi kepemilikan publik lebih dari 50%. Lebih gawat lagi, harga saham sekarang cuma Rp25. Artinya? Pemegang OWK nyangkut jauh, dan konversi makin tidak masuk akal kecuali sahamnya digoreng rame-rame sama-sama bandar. Tinggal tanya saja bandar mana yang mau sukarela goreng?

Jadi apakah laba besar ini sustainable? Jawaban pendeknya, tidak sama sekali karena ini labanya bukan hasil bisnis sehat, tapi hasil dari buku catatan yang dirapikan setelah negosiasi utang. Ke depan, jika revenue tetap rendah, margin tetap tipis, SGA tidak dipangkas, dan buyer global terus mundur, maka tidak akan ada lagi “gain from restructuring” lagi yang bisa menyelamatkan. Dan kalau OWK tidak dikonversi, utangnya bisa balik lagi membebani. Laba 2025 ini seperti melihat rumah terbakar dari luar lalu bilang, "bagus ya, cat temboknya masih kinclong". Padahal di dalamnya tinggal kerangka. Jadi hati-hati, ini bukan pemulihan, ini cuma jeda napas.

Semua tergantung apakah ada bandar yang mau goreng saham PBRX ke harga 97 rupiah sesuai harga OWK. Kalau untuk bank mungkin jual berapapun mereka tidak masalah yang penting cashflow balik. Toh mereka sudah balik modal sebagian dari bunga dan ini pinjaman macet PBRX pasti sudah masuk CKPN. Jadi jual di 50 rupiah pun sebenarnya mereka non problem aja yang penting cashflow ndak macet, toh itu duit nasabah, bukan duit direkturnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes

$BNII lebih baik / bagus compare dengan $BBYB , masih dapat dividen & PBV masih 0.5 untuk BNII serta laba BNII masih menang jauh dibanding BBYB

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII, $BNGA, $NCKL
tok tok, ketok palu gan.. BI rate turun 25 bps 👍😁 cendol gan.. sundul gan.. up up up 🔥🚀💪🤲😇

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII dengan peningkatan revenue & net income $BNII akan to the moon.

Hari ini saya sudah masuk 1000 lot, besok dan seterusnya akan masuk 1000 bahkan lebih jika saham ini belum naik .. Good luck Dyor

$IHSG

$BNGA $BNII $NCKL

Sebelum nanti siang BI kasih kado pemangkasan suku bunga, mari siapin cendol yang banyak yaa.. 😁 to the moon 🔥🚀

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII yukk hijau yuu

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@widyainvestama15 sebagai customer, sumpah $BNII parah banget service nya, protokol terlalu belibet. in other hand $BBCA CS nya super helpful dan satset

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$WOMF LK Q1 2025: Kolektor Agunan BPKB

Lanjutan dari pembahasan WOMF di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

WOM Finance (WOMF) dalam laporan keuangan kuartal pertama 2025 tampil seperti murid teladan yang nyodorin rapor penuh nilai 8, tapi pas ditanya soal isi pelajaran, jawabannya gantung semua. Di atas kertas, mereka berhasil cetak laba bersih Rp62,96 miliar, dengan EPS tahunan Rp72,34. Dengan harga saham di Rp344, langsung kelihatan PER-nya cuma 4,76x. Murah? Iya. Tapi tunggu dulu, ini seperti beli mobil bekas yang luar kelihatan kinclong tapi dalemnya bekas kebanjiran, kelihatan menarik, tapi pas dipakai ngadat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita sedikit geser ke bagian kas, mulai terasa aroma tidak sedap. CFO alias arus kas dari operasional cuma Rp2,43 miliar. Ini bukan salah ketik. Rp2,4 miliar doang, dari laba Rp63 miliar. Artinya, 96% dari “laba” itu baru di dunia mimpi, belum masuk rekening. Dan lebih mengejutkan lagi, perusahaan dengan santainya bagi dividen Rp78,9 miliar. Bayar dari mana? Kalau bukan dari kas warisan masa lalu, ya dari utang. Ini seperti orang gajian Rp2 juta tapi sok gaya traktir makan keluarga besar di hotel bintang lima. Mungkin WOMF percaya pada “positive vibes only” meski kas di tangan tinggal recehan.

Kalau cek ke operasional perusahaan. Di sinilah kita mulai lihat bahwa WOMF bukan cuma jago nyetak angka laba, tapi juga mahir utak atik biaya. Beban umum dan administrasi tembus Rp153,1 miliar, naik 11,5% dibanding tahun lalu. Tapi revenue? Stagnan, anteng kayak patung Pancoran. Pos-pos yang naik pun bukan beban ekspansi, tapi pos darurat seperti kerugian agunan naik 97%, fraud naik 108%, dan promosi naik 146%. Jadi kalau kita percaya semua ini untuk tumbuh, pertanyaannya adalah tumbuhnya di mana? Beban fraud naik lebih dari 100% itu artinya banyak leasing yang aneh - aneh. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang lebih lucu, jumlah karyawan turun dari 2.268 ke 2.256, tapi biaya outsourcing tetap Rp72,9 miliar. Jadi kita bayar pegawai lebih sedikit tapi bayar pihak ketiga sama banyak. Ini logika outsourcing level ajaib. Efisiensi? Mungkin di brosur, karena di laporan keuangan nggak kelihatan. Tapi jangan khawatir, yang pasti naik adalah gaji manajemen. Direksi dan komisaris naik kompensasi 44,7%, jadi totalnya Rp10,2 miliar hanya dalam tiga bulan. Setara 12,8% dari laba sebelum pajak. Jadi, kalau kamu investor publik berharap kebagian remah laba, ya antre dulu di belakang para penggede dulu, karena mereka yang kenyang duluan.

Kita belum bicara soal piutang. Total piutang WOMF Rp6,26 triliun, mayoritas dari pembiayaan multiguna. Tapi NPL naik dari 1,96% ke 2,23%, dan cadangan kerugian (CKPN) hanya naik tipis dari Rp216M ke Rp239M. Jadi NPL naik, tapi pencadangan tetap malu-malu. Seperti orang tahu rumahnya bocor tapi cuma disumpal tisu. Beban agunan yang ditarik ulang dan fraud yang melonjak menandakan ada api di dapur, tapi manajemen malah sibuk poles jendela depan.

Agunan? Iya, WOMF pegang Rp3,05 triliun agunan, mayoritas BPKB motor dan mobil. Tapi lucunya, mereka nggak cerita berapa yang ditarik ulang? Berapa yang laku lelang? Berapa nilainya dibanding outstanding? LTV diklaim maksimal 90%, tapi kita semua tahu motor baru langsung anjlok 20-30% nilainya begitu keluar showroom. Artinya, margin of safety tinggal harapan. Dan kalau ekonomi melambat, motor bekas bukan barang yang gampang dicairkan. Itu bukan agunan, itu lotere. Bagus kalau motor sitaannya masih normal, kalau sudah dipreteli, gimana? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kebijakan pembiayaan pun mulai pindah ke modal kerja, yang memang naik pesat. Ini sisi positif. Tapi sayangnya, kontribusinya terhadap pendapatan belum kelihatan. Jadi pertumbuhannya masih kosmetik, belum substansi. Sementara segmen multiguna yang jadi mesin utama justru stagnan. Kita bisa bilang WOMF sedang fase transisi, tapi apakah transisinya akan menghasilkan sesuatu, atau malah kehilangan dua-duanya? Waktu yang jawab.

Struktur modal? Sekilas solid. Ekuitas Rp1,88 triliun, market cap Rp1,2 triliun. PBV 0,64x, kelihatan murah. Tapi kalau dilihat dari kacamata cashflow, ini saham yang PER-nya murah tapi P/FCF-nya 123x. Artinya kamu bayar mahal untuk perusahaan yang cuma sanggup nyetor receh ke kas. Ini kayak beli properti besar tapi penyewanya baru bayar DP, dan kamu tetap harus bayar pajak, listrik, dan petugas keamanan tiap bulan.

Dari sisi manajemen risiko, WOMF mengaku punya Risk Oversight Committee, credit scoring, dan struktur tiga garis pertahanan. Tapi pas ditanya hasilnya, mereka jawab dengan struktur. Bukan angka. Nggak ada simulasi stres, nggak ada rincian realisasi agunan, nggak ada rasio keberhasilan lelang. Semua aman di kertas, tapi kita nggak tahu apakah sistemnya dipakai atau cuma buat pamer ke OJK. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dan tentu saja, kita tidak boleh lupakan satu hal penting yakni struktur kepemilikan. WOMF dimiliki 67,49% oleh Maybank Indonesia $BNII, dan hampir banyak utang berbunga berasal dari induk sendiri seperti utang subordinasi bunga 9%, obligasi, sampai kas parkir di bank milik pemilik. Dengan dividen besar yang mengalir balik ke PSP, dan tidak ada reinvestasi laba, kita bisa bilang ini bukan perusahaan publik, ini mirip perusahaan privat dengan minoritas yang diajak numpang untung kalau lagi beruntung.

Jadi, bagus nggak sih laporan keuangan WOMF? Jawabannya tergantung kamu lihat dari sisi mana. Di sisi permukaan, ini saham murah yang cetak laba dan punya agunan besar. Tapi di balik layar, WOMF adalah perusahaan yang kasnya seret, bebannya gendut, NPL-nya naik, dan kontrolnya sepenuhnya di tangan pemilik utama. Buat yang suka beli saham pakai PER-PBV saja, WOMF itu seperti permen di etalase yang sangat menarik. Tapi buat yang suka cek gigi sebelum beli kuda, WOMF butuh pemeriksaan mendalam, karena kadang “terlalu murah” bukan berarti “terlalu bagus”, tapi bisa juga karena “terlalu banyak yang nggak diceritakan.”

Tergantung sudut pandang aja, mau lihat yang positif atau negatif. Boy Thohir jadi pemilik minoritas di WOMF tapi pemilik mayoritas di $BFIN.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII good news laba sampai April 2025 sudah mencapai 554M....ayoooo diborong guyss

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

borong lagi mas @IchsanAdheka untuk $BNII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII alhamdulillah sudah masuk #deviden

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sabar dan money management. $BNII

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII Gasss pool

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ANTM

Agak laen❗

GOLD 🔥
CPO 🔥
ENERGY 🔥

$BNII $BBKP

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII +264% yoy, gak masuk hitungan ya pak? 🤭 KBMI 3 juga ya padahal masih sekelas dengan $NISP dan $BRIS yang ada di leaderboard ☝️😁 walaupun ekuitasnya masih kalah jauh ya dan kalau dilihat secara value pertumbuhan labanya per kuartal masih di bawah 1 T 😁

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII Sell on May and Go Away😁

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

"$AMRT $BNII $CPIN
Jumat, 02 Mei 2025
#Disclaimer On & Do Your Own Research
#Sebaiknya Jangan Gegabah
Lot.Beli = -(MauLossRp)/[(SL - E) * 100]"

1/3

testestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) telah menutup kuartal I/2025 dengan kinerja yang cukup signifikan. Sebab, laba bersih bank asal Malaysia ini tumbuh hingga 265,1% secara tahunan (YoY). Pertumbuhan signifikan tersebut dikarenakan pada periode sama tahun sebelumnya, Maybank Indonesia mencatat r...

kontan.co.id

kontan.co.id

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII good news BNII Q1 2025 berhasil mencapai laba sekitar 343M dengan EPS 4.9. Gassskeun

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII Sekali lagi saya ulangai, Apa itu Deviden Trap?
Seminggu Hit

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Lho kok bagus? $BNII 🤣🤣🤣

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BNII

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy