


Volume
Avg volume
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI merupakan bank BUMN bidang usaha perbankan. BNI kini tercatat sebagai bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah anak perusahaan, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. Jaringan layanan BNI tersebar di seluruh Indonesia melalui ke-1.766 outlet domestik dan di luar negeri melalui cabang-cabang di New York, London, Tokyo, Hong Kong, Singapura dan Osaka. BNI memiliki 72 outlet we... Read More
$WIFI LK Q3 2025: Dampak Beban Bunga
Ada member External Community Pintar Nyangkut di Telegram yang minta dibahaskan tentang WIFI LK Q3 2025. Yang bikin menarik, Q3 ini terlihat seperti perusahaan yang mesin omzetnya ngegas, tapi labanya sengaja ditahan oleh keputusan pendanaan yang mahal. Revenue single quarter lompat ke Rp 501,4 miliar, hampir 2 kali Q2 yang Rp 281,9 miliar, tapi laba bersih justru turun dari Rp 145,2 miliar ke Rp 102,4 miliar. Penyebabnya bukan operasional ambruk, melainkan beban keuangan single quarter yang tiba-tiba meledak ke Rp 117,35 miliar. Ini tipe laporan keuangan yang suka bikin investor salah paham, karena mata tertuju ke laba bersih, padahal ceritanya ada di struktur modal. Kas Rp 5,73 triliun bikin perusahaan seperti punya peti perang raksasa, tapi peti perang ini datang dengan tagihan bunga yang nyata. Total aset Rp 12,54 triliun dan ekuitas Rp 8,18 triliun menunjukkan WIFI bukan lagi perusahaan kecil, tapi raksasa yang sedang transisi dari bangun jalan tol data ke fase memungut tarifnya. Jadi pertanyaan besarnya cuma satu, apakah lonjakan revenue Q3 ini baru pemanasan, atau puncak yang keburu ditebus mahal oleh bunga utang? External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau investor fokus ke angka single quarter, pola Q1 sampai Q3 itu jelas. Q1 revenue Rp 231,6 miliar dan laba bersih Rp 82,6 miliar, Q2 revenue Rp 281,9 miliar dan laba bersih Rp 145,2 miliar, lalu Q3 revenue melonjak Rp 501,4 miliar tapi laba bersih turun Rp 102,4 miliar. Di level laba bruto, ceritanya tetap sehat. Laba bruto Q1 Rp 174,3 miliar, Q2 Rp 218,1 miliar, Q3 Rp 297,1 miliar. Artinya pertumbuhan top-line tidak dibayar dengan margin yang langsung hancur, gross profit tetap ikut membesar. Yang berubah tajam justru biaya modal, bukan kualitas produk atau kemampuan jualan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang masuk ke biang keroknya, beban keuangan. Semester pertama itu stabil, Q1 beban keuangan Rp 42,17 miliar, Q2 single quarter Rp 45,08 miliar atau naik tipis 6,8% QoQ. Lalu Q3 single quarter Rp 117,35 miliar, naik 160% QoQ. Di level kumulatif juga kelihatan brutalnya lonjakan ini, YTD Juni Rp 87,25 miliar, YTD September Rp 204,60 miliar. Jadi benar, Q3 itu kuartal ketika biaya modal mulai menagih, bukan kuartal ketika bisnis melemah.
Yang paling penting, komposisi beban keuangan YTD September Rp 204,59 miliar memperlihatkan siapa yang paling rakus memakan laba. Bunga obligasi Rp 116,82 miliar atau 57% dari total beban keuangan. Setelah itu baru bunga pinjaman bank Rp 62,71 miliar, biaya provisi Rp 8,19 miliar, bunga pinjaman lain Rp 6,35 miliar, amortisasi emisi obligasi Rp 4,62 miliar. Ini membuat kesimpulan yang tegas. Penggerus utama laba di Q3 bukan gaji, bukan marketing, bukan COGS, tapi bunga obligasi yang baru benar-benar terasa efeknya.
Kenapa bisa segila itu? Karena di awal Q3, tepatnya Juli 2025, anak usaha PT Integrasi Jaringan Ekosistem menerbitkan utang jumbo. Obligasi II senilai Rp 1,25 triliun dan Sukuk Ijarah I senilai Rp 1,25 triliun, total Rp 2,5 triliun. Kuponnya juga bukan murah, di rentang 10,25% sampai 11,50% per tahun. Kalau pakai asumsi rata-rata sekitar 11%, beban bunga tahunan kira-kira Rp 275 miliar, atau sekitar Rp 68 sampai Rp 70 miliar per kuartal hanya dari utang baru ini. Maka saat Q3 beban keuangan melonjak ke Rp 117 miliar, itu terasa wajar, karena bunga jalan, plus komponen lain seperti bunga bank yang belum sepenuhnya turun, plus biaya-biaya emisi yang ikut mengalir. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ada juga logika refinancing yang harus dipahami supaya investor tidak salah menuduh manajemen sekadar gali-lobang tutup-lobang. Dana obligasi dan sukuk dipakai sebagian untuk melunasi pinjaman bank seperti Bank Shinhan dan $BBNI. Secara teori, ini membuat profil utang lebih rapi, tenor lebih panjang, dan bunga bank bisa turun perlahan. Masalahnya sederhana, pokok utang baru Rp 2,5 triliun itu besar sekali, sehingga walau bunga bank nanti mengecil, beban bunga total secara nominal tetap terasa lebih berat dalam jangka pendek. Ini harga yang dibayar untuk mempercepat ekspansi.
Yang sering luput juga soal perlakuan akuntansi. Sebelumnya, sebagian bunga pinjaman bank, misalnya skema Interest During Construction, bisa dikapitalisasi ke aset, jadi tidak langsung memotong laba rugi. Begitu masuk obligasi dan sukuk, bunganya umumnya langsung menghajar P&L sebagai finance cost. Jadi laporan Q3 terlihat seperti laba tergerus mendadak, padahal sebagian dari efeknya adalah perpindahan jalur pencatatan, dari neraca ke laba rugi. Ini bukan trik, tapi konsekuensi instrumen pendanaan yang berbeda.
Sekarang lihat neracanya, karena neraca WIFI di Q3 itu seperti perusahaan yang baru ganti kulit. Total aset melonjak 331% menjadi Rp 12,54 triliun, kas dan setara kas melompat ke Rp 5,73 triliun. Aset tetap naik ke Rp 4,44 triliun. Ada juga uang muka yang membengkak total sekitar Rp 1,76 triliun, gabungan lancar Rp 951 miliar dan tidak lancar Rp 812 miliar. Liabilitas naik menjadi Rp 4,35 triliun, dengan utang obligasi sekitar Rp 1,34 triliun dan sukuk sekitar Rp 1,24 triliun sebagai kontributor besar. Ekuitas meroket 744% menjadi Rp 8,18 triliun, dengan tambahan modal disetor Rp 5,93 triliun. Ini penting karena secara struktur modal, perusahaan jadi jauh lebih tebal, tetapi beban bunganya juga sekarang jadi fixed cost yang menuntut revenue berulang makin besar. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari cashflow, gambar besarnya makin kelihatan. Arus kas operasi positif Rp 163 miliar, tetapi arus kas investasi jebol Rp 3,88 triliun, dan arus kas pendanaan masuk Rp 9,43 triliun. Mesin kas masuknya bukan dari operasi, melainkan dari aksi korporasi, rights issue sekitar Rp 5,89 triliun, penerimaan obligasi Rp 1,25 triliun, penerimaan sukuk Rp 1,25 triliun, plus setoran modal kepentingan non-pengendali Rp 1 triliun. Ini menjelaskan kenapa kas bisa menumpuk, sambil capex dan uang muka disiram besar-besaran. Polanya jelas, perusahaan sedang membeli masa depan dengan uang yang mahal, lalu berharap masa depan itu segera menghasilkan.
Di sinilah investor perlu bersikap tajam tapi adil. Ada mismatch kualitas laba yang tidak bisa diabaikan. Revenue 9M 2025 Rp 1,01 triliun, tapi kas yang diterima dari pelanggan Rp 507 miliar. Piutang naik menjadi Rp 520 miliar. Laba bersih Rp 330 miliar, tetapi CFO Rp 163 miliar, rasio CFO terhadap laba sekitar 0,49. Ini membuat laba terlihat lebih cepat dari uangnya. Dalam bisnis B2B, ini bisa normal karena termin, tapi dalam perusahaan yang baru menambah beban bunga besar, ini jadi titik pantau utama. Bunga tidak mau menunggu piutang cair.
Kalau disambungkan ke performa segmen, sisi positifnya sebenarnya kuat. Pertumbuhan pendapatan didominasi telekomunikasi yang mencapai Rp 739 miliar dan menjadi tulang punggung bauran pendapatan. Ini penting karena bisnis telco berbasis sewa jaringan punya karakter recurring, begitu utilisasi naik, tambahan revenue biasanya tidak membutuhkan biaya operasional yang naik setara. Di atas kertas, ini model yang bisa meledakkan operating leverage. Masalahnya hanya satu, timing. Utang sudah ditarik, bunga sudah jalan, maka utilisasi dan monetisasi aset harus mengejar secepat mungkin. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi WIFI di Q3 2025 ini sedang memaksa pertumbuhan lewat ekspansi infrastruktur, dan Q3 adalah momen ketika tagihan pendanaan mulai menghajar laba rugi, tepat saat revenue sedang meledak. Ini bukan laporan yang jelek, ini laporan yang menuntut disiplin membaca. Investor yang alergi volatilitas laba dan tidak suka cerita tunggu 2 sampai 3 kuartal sebaiknya sadar dari sekarang, saham begini memang bikin emosi naik-turun. Tapi investor yang paham bahwa peti perang Rp 5,73 triliun dan aset tetap Rp 4,44 triliun adalah bahan bakar untuk revenue berulang, bisa melihat Q3 sebagai fase bayar tiket masuk, bukan fase panen.
Beban bunga WIFI itu tidak masalah kalau uang muka Rp 1,76 triliun benar-benar cepat berubah jadi aset produktif, lalu revenue telco terus bertambah sampai menutup beban bunga tahunan yang berpotensi di kisaran ratusan miliar. Kalau eksekusi capex tepat waktu dan penagihan pelanggan makin rapat, laba bisa kembali mengejar revenue, bahkan bisa lebih liar karena operating leverage. Tapi kalau proyek molor dan cash conversion tetap seret, Q3 akan dikenang sebagai awal dari periode laba yang terus digerogoti finance cost. Kuncinya bukan debat bull versus bear, kuncinya eksekusi dan kualitas arus kas, karena bunga itu real, tidak peduli narasi.
š” Q3 WIFI bukan cerita bisnis melemah, tapi cerita biaya modal mulai nagih.
š Revenue single quarter melonjak ke Rp 501,4 miliar, hampir 2x Q2 Rp 281,9 miliar.
š Laba bersih justru turun ke Rp 102,4 miliar dari Rp 145,2 miliar.
š§ Masalahnya bukan operasional, karena laba bruto tetap naik konsisten.
š Laba bruto Q3 tembus Rp 297,1 miliar, bukti mesin jualan masih sehat.
š£ Beban keuangan Q3 meledak ke Rp 117,35 miliar.
š Kenaikan beban keuangan QoQ sekitar 160%.
š§¾ Beban keuangan YTD melonjak dari Rp 87,25 miliar ke Rp 204,60 miliar.
š¦ Penggerus laba terbesar datang dari bunga obligasi Rp 116,82 miliar atau 57% finance cost.
šø Akar masalahnya penerbitan obligasi Rp 1,25 triliun dan sukuk Rp 1,25 triliun di Juli 2025.
š„ Kupon mahal di kisaran 10,25% sampai 11,50% per tahun.
ā±ļø Bunga obligasi langsung masuk laba rugi, tidak bisa dikapitalisasi.
š Refinancing bikin struktur utang lebih rapi, tapi beban bunga terasa lebih cepat.
š° Kas menumpuk Rp 5,73 triliun, peti perang besar tapi berbunga.
š§± Skala perusahaan naik kelas, aset Rp 12,54 triliun dan ekuitas Rp 8,18 triliun.
š ļø Uang muka Rp 1,76 triliun tanda ekspansi agresif infrastruktur.
š° CFO cuma Rp 163 miliar sementara laba Rp 330 miliar.
š§¾ Rasio CFO terhadap laba sekitar 0,49, laba lebih cepat dari kas.
āļø Piutang naik ke Rp 520 miliar, bunga tidak mau menunggu penagihan.
š¶ Segmen telco jadi tulang punggung dengan pendapatan Rp 739 miliar.
āļø Q3 adalah fase bayar tiket masuk sebelum panen.
šÆ Kunci ke depan ada di kecepatan monetisasi aset dan disiplin arus kas.
š Kalau eksekusi tepat, operating leverage bisa bikin laba ngejar revenue.
šØ Kalau molor, bunga akan terus menggerogoti laba tanpa ampun.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

@chandraoke80 klo himbara kaya $BBRI $BBNI $BMRI biasanya pemerintah ngeloby BI buat naikin M2 bang klo ada krisis, bisa jadi buat nutupinnya himbara cetak obligasi bunga super rendah trs d beli BI kea biasa
Mungkin Tak Banyak yang Tahu. Ternyata Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Adalah Sosok yang Sangat Anti Aksi Goreng-Goreng Saham. Bendahara Negara ini, Menabuh Genderang Perang dengan Pelaku Pasar yang Bertindak Menggoreng Saham. Pemerintah Bahkan Menyiapkan Insentif Jika Tindakan Tegas Mulai Dijalankan. Komitmen Pemerintah Tersebut Ditujukan Untuk Membersihkan Bursa Efek Indonesia Dari Praktik Tidak Sehat.
Mari kita semua bersatu dengan memberi dukungan sebesar-besarnya utk pak purbaya..
Semoga beliau bisa menyehatkan segala aspek kegiatan ekonomi di Negri Tercinta ini.
$IHSG $BBCA $BBNI
Perkenalkan, saya Damarjati Aslam Subiyanto, mahasiswa Program Studi Analis Keuangan, Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang.
Saat ini saya sedang melakukan mini riset dengan judul "Analisis Peran Literasi Keuangan dalam Memoderasi Pengaruh Bias Overconfidence dan Herding Behavior terhadap Kinerja Portofolio Saham LQ45 (Studi pada Investor Pemula Generasi Z)".
Untuk itu, saya membutuhkan partisipasi Anda sebagai responden dengan mengisi kuesioner penelitian ini.
Jika Anda memenuhi kriteria berikut, saya dengan sangat hormat mengundang Anda untuk berpartisipasi:
1. Berusia 18 - 25 tahun (Generasi Z).
2. Memiliki pengalaman investasi atau trading saham maksimal 3 tahun
3. Pernah atau sedang melakukan transaksi saham yang tergabung dalam indeks LQ45 dalam 6 bulan terakhir.
4. Aktif menggunakan platform atau aplikasi sekuritas untuk investasi.
Pengisian kuesioner ini memerlukan waktu sekitar 3-5 menit. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, karena penelitian ini bertujuan memahami persepsi dan pengalaman Anda. Seluruh data dan identitas Anda akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan akademik semata.
Sebagai bentuk apresiasi, akan diadakan doorprize menarik bagi beberapa responden yang beruntung! š
Klik link di bawah ini untuk mengisi kuesioner:
https://cutt.ly/Ito28xUh
https://cutt.ly/1to28xHa
https://cutt.ly/wto28xL1
Terima kasih atas waktu dan kontribusi berharga Anda untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
$BBNI $KLBF $BUMI
@DiccaRoux di Pegadaian wak, https://cutt.ly/Zto2nBv1
tapi kalau sahamnya ada di $BBNI Sekuritas bisa langsung gadai lewat BIONS.
Sebenarnya jadi kayak pakai margin, tp bedanya margin yang ini bisa dibuat beli apa aja wkwkwkw
@StockbitNews Berapa nih eksposure kredit bank² Himbara di $WSKT? Siap² harga saham krediturnya turun..?
$BBNI $BMRI BBRI
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup naik 0,45% atau 38,63 poin ke level 8.659 pada perdagangan sesi pertama, Jumat (12/12). Harga saham emiten-emiten tambang emas terpantau semringah.
Harga saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) melompat 13,82% atau 190 poin ke level 1.565, PT PT Bumi Resourc...

katadata.co.id
Harga $BBRI udah kejemput, harga $BBNI udh kejemput sebagian juga, tinggal lu $BMRI kapan turunnya hehehe nangkring terus di harga segitu š
3 SKENARIO ENTRY $BBNI (Swing Trader Plan)
Harga sekarang: 4.230
1) SKENARIO ENTRY SEKARANG (Moderate Entry)
- Entry: 4.180 ā 4.260
- Stoploss: < 4.080
- TP1: 4.320
- TP2: 4.380 ā 4.450
Alasan: Harga lagi mantul dari area demand minor, Boss. Struktur higher low masih aman selama 4.080 nggak jebol.
2) SKENARIO ENTRY PULLBACK (Conservative ā Paling Aman)
- Entry: 4.080 ā 4.150
- Stoploss: < 4.000
- TP1: 4.230
- TP2: 4.320 ā 4.380
Alasan: Ini area demand kuat, Boss. Risk/reward paling adem buat yang sabar nunggu retrace sehat.
3) SKENARIO ENTRY AGRESIF (Buy on Breakout)
- Entry: Buy kalau break > 4.320 dengan volume besar
- Stoploss: < 4.230
- TP1: 4.380
- TP2: 4.450 ā 4.520
Alasan: Breakout 4.320 bisa buka jalan momentum bullish baru, Boss. Potensi rally lanjutan kebuka lebar.
Alasan Buy:
⢠Trend jangka menengah masih higher low
⢠BBNI kuat kalau breakout, biasanya lanjut
⢠Pullback ke demand kasih peluang entry risk-reward cakep
Risiko:
⢠Kalau 4.080 / 4.000 jebol = rawan koreksi lebih dalam
⢠Breakout volume tipis rawan false move
⢠Wajib disiplin stoploss ya Boss
Analisa ini panduan ya Boss, eksekusi tetap kembali ke gaya trading Boss.
Ketik nama sahamnya Boss, contohnya $GMTD $PZZA. Biar saya buatkan skenarionya.
#FreeMeal
#TradingSahamPemula
THR Lebaran 2026
Kinerja emiten ini tidak bagus-bagus amat tapi emiten ini layak diperhitungkan untuk disimpan dalam jangka waktu menengah dan panjang karena berpotensi akan rebound.
Secara historis melihat DPR dan dividen yield, emiten ini selalu memberikan dividen dan dalam 2 tahun terakhir yield nya cukup tinggi yaitu di 9.14% dan 9.53% Pada tahun-tahun sebelumnya juga rajin memberikan dividen sekitar 4%
Secara valuasi juga emiten ini masih tergolong cukup murah yaitu 4.950 karena masih dibawah harga wajarnya di 5.730 (menggunakan perhitungan konservatif PBV 1.9) sehingga masih mempunya safety margin sebesar 17%
Selama beberapa minggu terakhir foreign juga melakukan big accumulation yang merupakan sinyal besar untuk kenaikan harga.
ššš
$BMRI $BBRI $BBNI
Menkeu Purbaya diberi penghargaan Game Changer of The Year di acara CNBC Indonesia Awards 2025
https://cutt.ly/TtoBPQBA
Dalam kesempatan statement singkat, Menkeu Purbaya meyakinkan mantan Wapres Boediono yang hadir dalam acara itu dan diberi penghargaan Lifetime Achievement, bahwa hubungan Kemenkeu dengan BI baik dan ke depan akan lebih sinkron lagi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat.
Mesin fiskal, moneter, swasta dihidupkan untuk mencapai pertumbuhan kredit tinggi rata-rata 22% seperti saat Wapres Boediono masih menjabat Gubernur BI dulu.
$BRIS $BBTN $BBNI
$BBRI $BBNI $BBCA https://cutt.ly/7toZIxNS
Finally 200B+ a day by SQ. Lucky buyback is at lower price so more shares will off the market in the future
$BBCA $BMRI $BBNI

$BBRI $BMRI $BBNI
POERBAYA kepedean terlalu optimis realisasi penyerapan Stimulus saat ini mau disamakan saat masa covid!
Bedalah! Debitur masa covid itu naik gila2an karena banyak debitur baru tanpa utang masa lampau. Dengan kata lain, mereka optimis karena utang mereka gak ada, jadi kalau ambil kredit masih bisa balancelah.
Ditambah kondisi darurat memaksa para debitur saat itu menjadi pilihan satu-satunya ambil modal dibank.
Nah, kalau sekarang debitur masa covid itu belum lunas utang kreditnya. Lalu, anda berharap mereka mau ambil atau menambah utang kredit lagi?!
Kalau saya sih, berfikir 2 kali, mana daya beli lesuh. Gimana mau bayar angsurannya.
Kan yang mereka sasar adalah para UMKM bukan?! Kalau Usaha besar mana ada pengaruhnya dengan pergerakan ekonomi.
Yang menggerakkan ekonomi itu UMKM bukan!
Sekarang! Kas yg disimpan ibu sri itu mungkin udah mau habis, diambil pengusaha besar. Tetapi, UMKM gak diserapš.
Ekonomi stagnan, lesu gak ada harapan!!!
*REPORT TRANSAKSI ARUS DANA EMITEN BANK, 11 Des 2025*
1. Arus Transaksi $BMRI
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing membeli lebih besar dari penjualan š¼. Volume bid mencapai 63,61%, sementara volume offer mencapai 48,15% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume š¼ 31,70 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan š¼ 48,79% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing š¼ dengan transaksi 63,61% dari volume transaksi.
š” Trading Idea: Entry : 4.880 - 4.930; TP 1: 5.260 - 5.420; TP 2: > 6.000; Stop-Loss: < 4.880. Selama penutupan bertahan di atas 4.880, support tetap terjaga.
š” Sentimen: š 05 Des 2025 - *BMRI Dibanjiri Dana Asing, Harga Saham Pantasnya Segini*, selengkapnya https://cutt.ly/ztoGpHnS
2. Arus Transaksi $BTPS
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing membeli lebih besar dari penjualan š¼. Volume bid mencapai 38,99%, sementara volume offer mencapai 14,73% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume š¼ 2,20 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan š¼ 24,77% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing š¼ dengan transaksi 38,99% dari volume transaksi.
š” Trading Idea: Entry : 1.160 - 1.170; TP 1: 1.250 - 1.290; TP 2: > 1.400; Stop-Loss: < 1.160. Selama penutupan bertahan di atas 1.160, support tetap terjaga.
3. Arus Transaksi $BBNI
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian š½. Volume bid mencapai 37,41%, sementara volume offer mencapai 52,93% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume š¼ 9,04 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan š¼ 125,87% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing š¼ dengan transaksi 37,41% dari volume transaksi.
š” Trading Idea: Entry : 4.190 - 4.230; TP 1: 4.550 - 4.680; TP 2: > 5.100; Stop-Loss: < 4.190. Selama penutupan bertahan di atas 4.190, support tetap terjaga.
4. Arus Transaksi BBCA
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian š½. Volume bid mencapai 33,68%, sementara volume offer mencapai 53,75% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa melemah dengan penurunan volume š½ 49,43 juta dari hari sebelumnya, atau banyak dilepas asing š½ jika dibanding hari sebelumnya dengan aksi jual 53,75% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing š¼ dengan transaksi 33,68% dari volume transaksi.
š” Trading Idea: Entry : 7.950 - 8.030; TP 1: 8.490 - 8.700; TP 2: > 9.600; Stop-Loss: < 7.950. Selama penutupan bertahan di atas 7.950, support tetap terjaga.
5. Arus Transaksi BBTN
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing membeli lebih besar dari penjualan š¼. Volume bid mencapai 21,76%, sementara volume offer mencapai 17,19% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume š¼ 0,29 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan š¼ 3,92% dari volume transaksi. Porsi pembelian asing hanya 21,76% dari total volume transaksi.
š” Trading Idea: Entry : 1.090 - 1.100; TP 1: 1.170 - 1.190; TP 2: > 1.300; Stop-Loss: < 1.090. Selama penutupan bertahan di atas 1.090, support tetap terjaga.
š” Sentimen: š 05 Des 2025 - *Analis Proyeksi Kinerja BBTN Cerah*, selengkapnya https://cutt.ly/btoGpHFj
_Disclaimer:_*)
#> Catatan ini hanya informasi, bukan ajakan jual beli.
#> Catatan ini disusun dengan algoritma analisis data yang dikembangkan oleh @PasukanCutloss Primbon Saham
#> Analisis data lengkap di: https://cutt.ly/stoGou7u
#> Pelajari analisis data saham lebih mendalam, silakan japri: https://cutt.ly/utoGouer