BBNI

BBNI

ID flagID flag

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

4,290

-20

(-0.46%)

Today

28.88 M

Volume

55.08 M

Avg volume

Company Background

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI merupakan bank BUMN bidang usaha perbankan. BNI kini tercatat sebagai bank nasional terbesar ke-4 di Indonesia, dilihat dari total aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. Dalam memberikan layanan finansial secara terpadu, BNI didukung oleh sejumlah anak perusahaan, yakni Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, BNI Life Insurance, dan BNI Remittance. Jaringan layanan BNI tersebar di seluruh Indonesia melalui ke-1.766 outlet domestik dan di luar negeri melalui cabang-cabang di New York, London, Tokyo, Hong Kong, Singapura dan Osaka. BNI memiliki 72 outlet we... Read More

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBNI banyak kabar berita gak mengenakan ini guys BNI gimana nih prospek kedepannya yaa..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CIC - Cuan Inside Curcol

ada data menarik nih. . .. kira2 enaknya cicil beli yg mana yaaa 🤔

random tags$BBCA$BBNI$BBRI
tips trading utk pemula, setuju? https://stockbit.com/post/20680521
disclaimer : catatan pribadi ini hanyalah celoteh / prediksi nubitol, bukan ajakan beli atau jual.. . yuk mari kita sama2 mandiri 💞
(boleh diSHARE semoga bermanfaat)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CIS - Cuan Inside Sharing

PROYEK ABADI part.2
(cek slide)
sumber : exc. ngomongin uang

random tags$IHSG $BMRI $BBNI
tips trading utk pemula, setuju? https://stockbit.com/post/20680521
disclaimer : catatan pribadi ini hanyalah celoteh / prediksi nubitol, bukan ajakan beli atau jual.. . yuk mari kita sama2 mandiri 💞
(boleh diSHARE semoga bermanfaat)

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Anda membeli saham bluechip dengan harga 5000 pada tahun 2022, dan mendapatkan deviden sebesar 10% setiap tahunnya.

Saat ini harga saham tersebut dihargai 3500.

Berapakah keuntungan atau kerugian yang Anda alami dari saham tersebut?

$BBRI $BMRI $BBNI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Ketika Kaisar Dinasti China Terlalu Rakus Tarik Pajak Demi Memperkaya Diri Sendiri dan Keluarganya: Investasi Ke Negara vs Ke Swasta

Saat ini negara kita mulai mendekati kondisi China di zaman dinasti yang mengalami kemunduran. Polanya mirip. Kasus kriminal dan begal banyak, korupsi banyak, pajak dan cukai berbagai jenis, pejabat ajaib bikin pernyataan di media massa, bencana jadi ajang pencitraan. Kalau lihat data, rasio pajak Indonesia tahun 2024 cuma sekitar 10,08% dari PDB, turun dari 10,31% di 2023, dan proyeksi pemerintah menyebut 2025 bisa turun lagi ke kisaran 10,03%. Ketimpangan pengeluaran juga tidak kecil, Gini ratio September 2024 berada di level 0,381 dan naik sedikit dibanding Maret 2024. Di sisi lain, skor Indeks Persepsi Korupsi Indonesia tahun 2024 hanya 37 dari 100 dan menempatkan negara di peringkat 99 dari 180 negara, masih di bawah rata-rata dunia. Sementara itu, laporan kriminal menunjukkan pencurian dan pencurian kendaraan bermotor menjadi jenis kejahatan yang paling sering terjadi dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kombinasinya cukup jelas, negara butuh uang, basis pajak sempit, ketimpangan tinggi, korupsi masih terasa, dan rasa aman masyarakat pelan-pelan tergerus. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau mundur ke China zaman dinasti, pola ini pernah terjadi berkali-kali, bedanya di sana tidak ada media sosial untuk protes dan tidak ada pemilu berkala untuk menyalurkan amarah. Dinasti Qin misalnya, menyatukan Tiongkok dengan kekuatan militer dan sistem hukum yang keras, lalu menekan rakyat dengan pajak berat dan kerja paksa untuk tembok, jalan, dan mausoleum. Penelitian modern menegaskan bahwa rezim Qin tidak berhasil membuat rakyat makmur, malah menguras tenaga lewat pajak dan kerja rodi, sehingga memicu pemberontakan besar Chen Sheng dan Wu Guang yang meletus sekitar tahun 209 sebelum Masehi dan menjadi pemicu runtuhnya Qin hanya beberapa tahun setelah Qin Shi Huang wafat. Di akhir Dinasti Ming, ceritanya berbeda, tetapi inti beban ke rakyat kurang lebih sama. Sistem pajak dirombak lewat Single Whip Reform yang menggabungkan berbagai kewajiban menjadi pembayaran perak, membuat ekonomi sangat bergantung pada arus perak global. Ketika pasokan perak terganggu dan harga perak melonjak, petani kesulitan membayar pajak, pemerintah menambah berbagai pajak tambahan atas tanah dan produksi, dan beban pajak berlebih di sektor pertanian ikut mendorong lahirnya gelombang pemberontakan akhir Ming.

Qing di abad ke sembilan belas malah kena badai dari banyak arah sekaligus. Taiping Rebellion berlangsung sekitar 14 tahun, melanda lebih dari setengah wilayah penting kekaisaran, dan menewaskan puluhan juta jiwa. Untuk memadamkan pemberontakan, Qing menghabiskan ratusan juta tael perak dan terpaksa menarik kontribusi besar dari pedagang, menaikkan pajak tidak langsung, serta menambah pungutan di tingkat lokal. Dalam banyak kasus, negara menutupi kelemahan fiskal dengan mengeluarkan uang kertas dalam jumlah besar yang tidak sepenuhnya didukung perak, yang akhirnya terdepresiasi dan memicu inflasi. Polanya konsisten, setiap kali negara kepepet, beban dipindahkan ke rakyat dan sektor produktif lewat pajak, pungutan, dan manipulasi uang. Dinasti bisa jatuh, raja dan kaisar bisa berganti, tetapi refleks fiskal negara jarang berubah.

Di titik ini, sebagai investor di zaman dinasti, langkah pertama yang rasional bukan berharap negara jadi suci dan hemat, tetapi menerima bahwa negara adalah entitas yang selalu lapar pendapatan dan kadang kalap ketika krisis. Investasi all in ke pemerintah dalam konteks itu adalah bentuk bunuh diri pelan-pelan. Bentuk all in zaman dulu misalnya meminjamkan perak besar-besaran ke istana, menggantungkan hampir semua bisnis pada monopoli dan lisensi khusus dari pejabat, atau menyimpan kekayaan hanya dalam bentuk hak istimewa yang sah sejauh dinasti itu masih berkuasa. Begitu dinasti runtuh dan dinasti baru naik, hak itu bisa dihapus dengan satu keputusan. Investor yang lebih cerdas di era dinasti menaruh sebagian kecil kekayaan di jalur negara untuk memanfaatkan peluang, tetapi fondasi kekayaannya justru ada di aset yang tetap bernilai meski istana berganti-penghuni.

Bentuknya cukup konkret. Pertama, tanah subur dengan akses air di beberapa wilayah, bukan cuma di sekitar ibukota yang paling sering jadi medan perang dan rebutan pajak. Kedua, stok pangan dan komoditas dasar seperti gabah, garam, atau kain, yang harganya bisa naik berlipat ketika gagal panen dan perang membuat distribusi terganggu. Ketiga, logam mulia dan benda kecil bernilai tinggi yang bisa dibawa kabur ketika kota jatuh, perak dan emas bukan hanya perhiasan, tetapi asuransi mobilitas. Keempat, jaringan usaha yang berguna di masa damai maupun kacau, seperti logistik, bengkel perahu, jasa pengawalan, dan kurir, yang justru laris ketika kejahatan naik dan negara sibuk perang. Terakhir, jaringan manusia keluarga yang tersebar antara jalur pedagang dan jalur pejabat, sehingga siapa pun yang menang, selalu ada pintu untuk dinegosiasikan ulang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sebagai investor di Indonesia hari ini, situasinya secara formal jauh lebih modern, tetapi struktur tekanannya mirip. Kita punya undang-undang, lembaga pajak modern, bank sentral independen, dan sistem politik dengan rotasi kekuasaan yang lebih teratur. Namun logika dasar fiskal tetap sama, pemerintah selalu butuh uang. Tax ratio sekitar 10,08% di 2024, dengan proyeksi sekitar 10,03% di 2025, masih jauh di bawah banyak negara tetangga dan sangat jauh dari standar negara maju. Gini ratio di kisaran 0,381 menunjukkan ketimpangan pengeluaran yang tidak kecil. Skor korupsi 37 dengan peringkat 99 menggambarkan sektor publik yang masih rentan permainan kepentingan. Dalam kondisi seperti ini, wajar jika pajak dan cukai terus diutak-atik, sektor yang sedang hangat seperti kripto, tambang, dan rokok mendapat perhatian ekstra, dan berbagai wacana pajak baru muncul dari waktu ke waktu.

Maka sebagai investor di Indonesia, pelajaran dari zaman dinasti terasa sangat relevan. Pertama, jangan menggantungkan seluruh portofolio pada pemerintah. Surat utang negara, reksa dana berbasis SBN, proyek APBN, dan emiten BUMN sah-sah saja sebagai bagian portofolio, tetapi jangan dijadikan satu-satunya penopang kekayaan. Investor perlu punya pilar lain yang berdiri di dunia usaha riil dengan basis konsumen luas, bukan hanya satu instansi. Kedua, investor sebaiknya meniru pola sebar aset gaya dinasti, dengan versi modern. Tanah dan gudang diganti dengan kombinasi bisnis kebutuhan pokok, infrastruktur dasar, dan layanan yang benar-benar digunakan masyarakat, bukan hanya hidup dari satu kontrak pemerintah. Ketiga, sebagian portofolio idealnya diekspos ke luar negeri, entah lewat saham global, ETF, atau instrumen lain, sehingga risiko perubahan kebijakan fiskal dalam negeri tidak menyeret semua kekayaan sekaligus.

Keempat, investor perlu menyadari bahwa siklus pajak dan regulasi akan selalu berubah, kadang pelan, kadang mendadak. Karena itu, penting punya bantalan kas dan aset likuid, supaya ketika ada aturan baru yang memukul satu sektor, investor tidak terpaksa menjual aset bagus di harga murah hanya demi bertahan. Kelima, sama seperti keluarga pedagang di zaman dinasti yang berinvestasi pada pendidikan dan jaringan, hari ini investasi pada pengetahuan, kemampuan membaca regulasi, dan kemampuan pindah-sektor sama pentingnya dengan investasi uang. Portofolio yang anti fragil di Indonesia bukan portofolio yang berharap negara mendadak berhenti korupsi dan stop mengutak-atik pajak, tetapi portofolio yang disusun dengan asumsi jujur bahwa pajak bisa naik, aturan bisa berubah cepat, dan implementasi di lapangan bisa berantakan.

Intinya, baik di China zaman dinasti maupun di Indonesia hari ini, peran investor yang bertahan bukan jadi pengagum negara, tetapi jadi pengamat tenang yang paham bahwa negara selalu butuh uang dan cenderung menekan sektor produktif ketika terjepit. Dari situ, investor menyusun langkah supaya bisa memanfaatkan peluang tanpa ikut tenggelam ketika kapal politik oleng. Tidak all in pada pemerintah, sebar aset ke berbagai jenis dan wilayah, pegang aset riil yang tetap berguna, dan selalu sisakan ruang untuk bergerak ketika sejarah kembali mengulang pola lama dalam bungkus baru.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $BMRI $BBNI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBNI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBNI kapan ya si bini ini balik 6000an ..

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kalo alat berat aja ga bisa benerin gimana mau beres, masa iya PEMDA ga ada alat berat ma teknisi?

Mereka lupa kali pas tsunami aceh 99% bantuan dari luar, orang aceh sendiri kecil perannya, biarkan mereka belajar praktek itu 1000× lebih sulit

$BBCA $BBNI $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@aguskim ada dividen. Cek fakta jangan pakai perasaan $BBNI
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBNI PBV 0,96

Big bank yang valuasi nya di bawah Book value.

Range ekstrim setahun terakhir 3610 - 5175

Range moderat 3800-4500.

Resistance yang paling susah dijebol adalah harga 4500 ke atas. Itu artinya banyak banget investor yang nyangkut dan pengen TP di harga 4500 ke atas.

Soalnya tiap sentuh harga 4500an, malah nyungsep lagi BBNI. Harga muter di kisaran 3800-4500 dalam setahun terakhir. Selama ndak beli di atas harga 4500 harusnya sih ndak perlu khawatir karena dividend Yield juga di atas 5%. Selama laba di Q4 2025 tidak anjlok harusnya di 2026 besaran dividen tidak jauh beda dengan 2025 apalagi kalau Danantara butuh duit.

Yang jadi kendala adalah rencana pemerintah mau hapus buku kredit nasabah UMKM yang kena bencana. Itu bagus buat korban bencana Sumatera tapi bakal jadi beban buat BBNI dan bank BUMN lainnya.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/7

testestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CIS - Cuan Inside Sharing

TENAGA KERJA ASING part.2
(cek slide)
sumber : exc. ngomongin uang

random tags$IHSG$BBNI$BMRI
tips trading utk pemula, setuju? https://stockbit.com/post/20680521
disclaimer : catatan pribadi ini hanyalah celoteh / prediksi nubitol, bukan ajakan beli atau jual.. . yuk mari kita sama2 mandiri 💞
(boleh diSHARE semoga bermanfaat)

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

- $BNLI
- Resistance: 5304 (R3), 5005 (R2), 4870 (R1)
- Support: 4830 (S1), 4335 (S2), 3323 (S3)
- $BBNI
- Resistance: 4377 (R3), 4327 (R2), 4288 (R1)
- Support: 4255 (S1), 4250 (S2), 4241 (S3)
- $BRMS
- Resistance: 993 (R3), 992 (R2), 980 (R1)
- Support: 962 (S1), 730 (S2), 558 (S3)

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

IDXChannel - PT BNI Sekuritas (BNIS) terus berupaya memaksimalkan peran dalam mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan, khususnya industri pasar modal, bagi kalangan mahasiswa dan generasi muda secara luas.
Terbaru, anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) tersebut menggandeng Yayas...

www.idxchannel.com

www.idxchannel.com

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

layak sw8ng minggu depan $BBNI $STAA $ITMG

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

neh $BBNI
$BMRI $BBRI

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BMRI $BBRI $BBNI buat swing aja, pengendali bad GCG😅

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BMRI Oktober 2025: Apakah On The Way Recovery?

Lanjutan dari diskusi di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Laporan keuangan BMRI di Oktober 2025 ini sebenarnya lumayan bagus meskipun ada beberapa kekurangan. Dari sisi pendapatan, angka top line masih tumbuh dua digit dengan pendapatan bunga dan fee yang kompak naik, memberi kesan mesin utama bank ini masih bertenaga. Di saat yang sama, beban kerugian kredit justru turun cukup dalam, artinya kualitas aset secara agregat membaik dan tidak ada ledakan NPL yang tiba-tiba. Namun di balik itu, laba bersih kumulatif sampai Oktober justru turun sekitar 9,70% secara tahunan karena beban bunga dan beban operasional lari lebih kencang dibanding pendapatan. Total pendapatan yang tercermin di laporan sudah menembus kisaran 130 triliun Rupiah, tetapi total beban juga ikut naik ke kisaran 82 triliun Rupiah sehingga ruang laba tidak mengembang secepat yang diharapkan. Secara rata-rata bulanan, pendapatan bunga stabil di kisaran 10 triliun Rupiah per bulan sementara beban bunga bergerak di kisaran 3,7 triliun Rupiah, jadi marjin bunga masih sehat tetapi tekanan biaya dana jelas terasa. Di bawahnya, fee based income sudah rutin menyumbang sekitar 1,6 triliun Rupiah per bulan dan menjadi penopang penting diversifikasi pendapatan. Investor yang hanya melihat grafik pendapatan mungkin merasa semua baik-baik saja, tetapi begitu mata diturunkan ke barisan beban, kelihatan jelas bahwa Mandiri sedang memasuki fase di mana mempertahankan profit itu lebih susah daripada menumbuhkan revenue. Narasi besarnya bukan bank yang sedang sakit, melainkan bank yang sehat tetapi dipaksa bekerja jauh lebih keras hanya untuk menjaga laba tidak menyusut terlalu dalam. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau diringkas dulu gambaran besar setahun berjalan, sampai Oktober 2025 pendapatan bunga kumulatif Entitas Induk sudah tembus sekitar 101 triliun Rupiah, naik hampir 10% secara tahunan. Pendapatan komisi dan administrasi menambah sekitar 16,5 triliun Rupiah kumulatif dan justru tumbuh lebih kencang, sekitar 12,85% YoY, menandakan aktivitas transaksi dan jasa perbankan non kredit makin ramai. Di luar itu masih ada keuntungan nilai wajar aset, keuntungan penjualan aset keuangan, pendapatan dividen, dan pendapatan lainnya yang kalau dijumlahkan membuat total pendapatan operasional Mandiri mendekati 130 triliun Rupiah untuk sepuluh bulan pertama tahun ini. Di sisi beban, beban bunga sudah mencapai sekitar 36,7 triliun Rupiah, beban tenaga kerja sekitar 15,3 triliun Rupiah, beban lainnya sekitar 22,7 triliun Rupiah, ditambah CKPN sekitar 5,1 triliun Rupiah, beban promosi sekitar 2,6 triliun Rupiah, dan kerugian risiko operasional yang relatif kecil. Secara kasar, gap antara total pendapatan dan total beban di data ini masih meninggalkan ruang laba operasional puluhan triliun, jadi tidak ada cerita krisis laba. Kekurangannya, pertumbuhan beban bunga dan beban operasional non bunga melaju lebih cepat daripada pendapatan sehingga laba bersih kumulatif justru menyusut sekitar 9,70% YoY, ini yang membuat laporan Oktober terasa manis di atas tetapi agak pahit di bawah.

Dari sisi pendapatan inti, pendapatan bunga masih menjadi tulang punggung utama dan tampil cukup meyakinkan. Secara diskret, setiap bulan Mandiri mencetak pendapatan bunga sekitar 9,3 sampai 10,5 triliun Rupiah, dengan rata-rata sekitar 10,1 triliun Rupiah per bulan. Titik terendah muncul di Februari di kisaran 9,3 triliun Rupiah dan titik tertinggi di Juni di kisaran 10,5 triliun Rupiah, fluktuasi yang masih normal untuk bank jumbo dengan portofolio kredit dan surat berharga yang besar. Pola ini menunjukkan bahwa basis pendapatan bunga Mandiri sudah cukup matang dan tersebar, tidak tergantung satu dua kejadian musiman. Secara tahunan, pendapatan bunga tumbuh sekitar 9,85%, artinya growth masih sehat tetapi tidak lagi meledak-ledak. Bagi investor, ini sinyal bahwa dari sisi top line bunga, BMRI bermain di zona nyaman bank besar yang sudah matang, bukan lagi fase ekspansi agresif yang bisa tumbuh dua puluh tiga puluh persen setahun.

Di samping bunga, fee based income juga berperan penting dan di sini Mandiri terlihat lebih agresif. Pendapatan komisi dan administrasi per bulan bermain di rentang sekitar 1,4 sampai 2 triliun Rupiah, dengan rata-rata sekitar 1,65 triliun Rupiah per bulan. Bulan paling rendah terjadi di Februari sekitar 1,42 triliun Rupiah dan puncaknya di September mendekati 1,95 triliun Rupiah sebelum sedikit moderat di Oktober. Secara tahunan, fee ini naik sekitar 12,85% yang berarti lebih kencang daripada bunga. Ini biasanya mencerminkan pertumbuhan transaksi kartu, layanan cash management, trade finance, dan berbagai jasa lain yang menjadi indikator bahwa nasabah korporasi dan ritel tetap aktif menggunakan layanan bank. Kombinasi bunga dan fee yang sama-sama tumbuh dua digit adalah satu alasan kenapa laporan BMRI Oktober 2025 layak disebut lumayan bagus dari sisi mesin pendapatan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang perlu diwaspadai adalah komponen pendapatan yang lebih volatil dan berpotensi satu kali seperti keuntungan penjualan aset dan keuntungan nilai wajar. Keuntungan penjualan aset keuangan melonjak hampir dua kali lipat secara tahunan, sekitar 96,16%, sehingga menyumbang sekitar 2,6 triliun Rupiah sampai Oktober. Kenaikan seperti ini enak untuk menambah laba tahun berjalan, tetapi investor tidak boleh menganggapnya pendapatan berulang karena sifatnya sangat tergantung pada timing realisasi keuntungan portofolio. Keuntungan nilai wajar aset juga bertambah ke kisaran 1,6 triliun Rupiah, tetapi angka bulanan sempat negatif di beberapa bulan sehingga menggambarkan volatilitas pasar keuangan yang langsung memantul ke P&L. Pendapatan dividen sekitar 1,5 triliun Rupiah dan pendapatan lainnya sekitar 6,5 triliun Rupiah memberi bantal tambahan, namun lagi-lagi sebagian bisa saja dipengaruhi item yang tidak selalu terulang dengan pola yang sama tiap tahun. Jadi secara kualitas pendapatan, BMRI masih kuat di core income, tetapi kontribusi dari pos-pos non bunga yang volatil juga ikut mempercantik angka.

Sekarang berpindah ke sisi risiko kredit yang biasa menjadi sumber masalah bank. Di sini justru ada kabar baik. Beban penurunan nilai atau CKPN secara kumulatif turun sekitar 25,08% YoY menjadi sekitar 5,1 triliun Rupiah. Secara bulanan, CKPN ini sangat dinamis, dengan puncak beban tambahan di Februari sekitar 0,9 triliun Rupiah dan titik terendah bahkan negatif di Juni sekitar minus 0,54 triliun Rupiah yang berarti ada pelepasan cadangan. Rata-rata bulanan CKPN di kisaran setengah triliun Rupiah menunjukkan bahwa secara agregat kualitas portofolio kredit cukup terjaga, tidak ada lonjakan kerugian kredit baru yang besar. Penurunan CKPN yang cukup tajam ini menjadi salah satu faktor utama yang menahan penurunan laba bersih lebih jauh. Walaupun demikian, investor tetap perlu bertanya apakah penurunan CKPN ini murni karena kualitas kredit benar-benar membaik atau karena manajemen merasa cukup nyaman menurunkan tingkat pencadangan. Selama NPL dan NPL coverage tidak jebol, penurunan CKPN boleh dibaca positif, tetapi kalau di kemudian hari muncul lonjakan NPL baru, investor akan melihat mundurnya CKPN di 2025 sebagai langkah yang terlalu percaya diri. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sayangnya, kabar baik di pendapatan dan CKPN itu dikompensasi oleh kenaikan beban bunga yang cukup tajam. Beban bunga kumulatif sampai Oktober naik sekitar 22,97% YoY menjadi sekitar 36,7 triliun Rupiah, jauh lebih kencang daripada pertumbuhan pendapatan bunga yang hanya sekitar 9,85%. Secara diskret, beban bunga per bulan ada di kisaran 3,3 sampai 4,3 triliun Rupiah dengan rata-rata sekitar 3,67 triliun Rupiah. Titik terendah ada di Februari sekitar 3,32 triliun Rupiah dan puncak beban muncul di Juli dengan sekitar 4,32 triliun Rupiah. Pola seperti ini biasanya mencerminkan dua hal sekaligus, biaya dana yang naik karena kompetisi simpanan dan re pricing liabilitas yang lebih cepat daripada re pricing aset. Artinya, Mandiri memang mampu mendorong pendapatan bunga ke atas, tetapi untuk menjaga dana pihak ketiga dan struktur pendanaannya, bank harus rela membayar suku bunga yang lebih tinggi. Implikasi ke marjin jelas, net interest margin tertekan, dan bagian inilah yang membuat laba bersih secara keseluruhan ikut tergerus walaupun pendapatan inti tumbuh.

Di luar bunga dan CKPN, beban operasional non bunga juga menjadi sumber tekanan yang nyata. Beban tenaga kerja kumulatif naik sekitar 15,53%, dari sisi angka sudah tembus sekitar 15,3 triliun Rupiah sampai Oktober dengan rata-rata sekitar 1,53 triliun Rupiah per bulan. Secara bulanan, puncak beban tenaga kerja justru terjadi di Januari di atas 1,8 triliun Rupiah, kemudian turun cukup rendah di Juni sekitar 0,77 triliun Rupiah sebelum kembali stabil di kisaran 1,6 sampai 1,7 triliun Rupiah di bulan bulan berikutnya. Kenaikan dua digit di beban tenaga kerja bisa dibaca sebagai kombinasi penyesuaian gaji, bonus, dan investasi di SDM maupun teknologi yang memerlukan dukungan tenaga. Ini bukan beban yang jelek pada dirinya sendiri, tetapi investor perlu menilai apakah kenaikan laba jangka panjang yang dihasilkan sepadan dengan lonjakan biaya ini.

Beban promosi bahkan lebih ekstrem. Secara kumulatif, beban ini melonjak hampir 149% YoY dan mencapai sekitar 2,6 triliun Rupiah sampai Oktober. Rata-rata bulanan memang hanya sekitar 0,26 triliun Rupiah, tetapi distribusinya sangat tidak merata. Bulan Juni mencatat beban promosi diskret sekitar 1,57 triliun Rupiah, jauh di atas bulan-bulan lain yang puluhan sampai seratusan miliar Rupiah saja. Artinya, di tengah tahun Mandiri menggelontorkan biaya promosi dan pemasaran dalam skala besar, mungkin untuk kampanye produk tertentu, akuisisi nasabah, atau program relasi. Untuk jangka panjang, belanja promosi yang agresif bisa memperkuat franchise dan dana murah, tetapi dalam jangka pendek langsung memotong marjin dan menekan laba bersih tahun berjalan. Investor harus menimbang apakah lonjakan ini bersifat sekali lewat atau akan menjadi baseline baru untuk beban pemasaran di tahun depan.

Beban lainnya tidak kalah berat. Pos ini kumulatif naik sekitar 55,82%, menjadi sekitar 22,7 triliun Rupiah sampai Oktober dan merupakan kenaikan absolut terbesar di antara beban operasional non bunga. Secara bulanan, beban lainnya rata-rata sekitar 2,27 triliun Rupiah, dengan titik terendah di Februari sekitar 1,52 triliun Rupiah dan puncak yang kembali muncul di Juni sekitar 4,49 triliun Rupiah. Pos beban lainnya biasanya berisi campuran biaya operasional yang sangat luas mulai dari TI, sewa, pemeliharaan, administrasi, sampai biaya proyek strategis dan berbagai item lain. Lonjakan tajam di bulan tertentu memberi sinyal bahwa di tahun 2025 Mandiri sedang menjalankan beberapa agenda besar yang memakan biaya, misalnya pembaruan sistem atau proyek transformasi. Dari sudut pandang laba jangka pendek, ini menyakitkan, karena beban ini ikut menjadi penyebab utama penurunan laba bersih 9,70% YoY. Dari sudut pandang jangka panjang, efeknya baru bisa dinilai beberapa tahun lagi apakah biaya yang besar ini berbuah peningkatan efisiensi dan pendapatan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau seluruh dinamika bulanan ini digabungkan jadi satu maka kita bisa lihat kalau revenue total BMRI per bulan berada di kisaran 12 sampai 14 triliun Rupiah, sementara total beban per bulan berada di kisaran 7 sampai 10 triliun Rupiah. Selisih keduanya menghasilkan laba operasional bulanan yang umumnya bermain di kisaran 4 sampai 5,5 triliun Rupiah. Bulan dengan profit operasional relatif kuat antara lain Mei dan Oktober, sedangkan Juni terlihat sebagai bulan yang laba operasionalnya tertekan karena kombinasi beban promosi dan beban lainnya yang sangat tinggi meskipun pendapatan masih kuat. Jadi, bukan berarti BMRI merugi di bulan tertentu, tetapi margin laba per bulan mengecil ketika bank jor-joran belanja promosi dan proyek operasional.

Kalau semua fakta ini dibaca bersama, cerita laba rugi BMRI sampai Oktober 2025 memang campur aduk antara kabar baik dan catatan kritis. Di sisi positif, pendapatan bunga dan fee tumbuh dua digit, risiko kredit membaik dan tercermin dari penurunan CKPN lebih dari 25%, serta profil pendapatan masih sangat didominasi core income yang berulang. Di sisi negatif, beban bunga melonjak hampir 23%, beban tenaga kerja naik 15% lebih, dan beban lainnya naik lebih dari 55% sehingga laba bersih kumulatif justru turun sekitar 9,70% dibanding tahun lalu. Bagi investor yang suka bank defensif, situasi BMRI di Oktober 2025 ini bisa dibaca sebagai bank besar yang tetap kuat tetapi sedang mengorbankan sebagian laba jangka pendek demi menjaga pertumbuhan, daya saing dana, dan transformasi operasional. Bagi investor yang sangat sensitif pada kualitas laba, angka-angka ini adalah sinyal untuk menanyakan tiga hal penting, apakah lonjakan beban operasional ini akan melandai di 2026, apakah pertumbuhan fee dan bunga bisa terus dipertahankan, dan apakah penurunan CKPN benar-benar didukung kualitas kredit yang kokoh. Jawaban atas tiga pertanyaan itu yang akan menentukan apakah laporan Oktober 2025 ini hanya sekadar lumayan bagus atau sebenarnya adalah fondasi bagi lonjakan laba yang lebih sehat beberapa tahun ke depan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

LK Oktober 2025 BMRI

📈 Laba Kumulatif YTD
• Q1 2025 naik +4,57% YoY dari 11,63 T
• H1 2025 turun -7,49% YoY ke 22,80 T
• 9M 2025 turun -10,79% YoY ke 34,80 T
• 10M 2025 turun -9,70% YoY ke 38,89 T

📉 Laba Diskret QoQ 2025
• Q1 2025 sebesar 11,63 T
• Q2 diskret turun -4,02% ke 11,17 T
• Q3 diskret naik +7,42% ke 11,99 T

🏅 Kuartal Terbaik dan Terburuk (Diskret)
• Terbaik: Q3 2025 (11,99 T)
• Terburuk: Q2 2025 (11,17 T)

📊 Laba Diskret YoY per Kuartal
• Q1 2025 lebih baik +4,57% YoY
• Q2 2025 lebih buruk -17,43%
• Q3 2025 lebih buruk -16,45%

🏦 Laba Entitas Induk vs Konsolidasi
• Konsolidasi selalu lebih tinggi
• Q1 selisih +2,90 T
• H1 selisih +4,05 T
• 9M selisih +6,58 T

🔻 Trend YoY Konsolidasi 9M
• Laba turun -10,22% dari 46,08 T ke 41,37 T

📅 Laba Kumulatif Oktober
• 10M 2025 = 38,89 T
• 10M 2024 = 43,06 T
• Turun -9,70%

📆 Laba Diskret Oktober
• Okt 2025 = 4,09 T
• Okt 2024 = 4,06 T
• Naik tipis +0,83%

🎯 Kesimpulan Utama
• Sepanjang 2025 masih tertinggal dari 2024
• Q3 2025 jadi titik pemulihan
• Oktober diskret lebih baik YoY
• Kontribusi anak usaha besar
• Penurunan paling tajam terjadi di Q2 dan Q3 YoY

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBCA $BBNI

Read more...

1/4

testestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Ga usah ragu dengan $BBRI,$BMRI $BBNI.mereka tidak pernah mengkhianati investor nya.mereka selalu memberi kehangatan cuan manis bagi yg selalu menggenggamnya dengan erat

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@gbu617 bebas aja sih. Sesuaikan dengan keyakinan dan duit masing-masing. 🗿
Tinggal pilih aja, mau ikhlas Nyangkut vs ikhlas cutloss. 🗿
Kalau ikhlas Nyangkut, cicil terus.
Kalau ikhlas cutloss, ya move on.
$BBRI $BBNI $AGRO

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CIE - Cuan Inside Exchange

$AGRS
ke 98 dalam tiga tahun? atau LEBIH TINGGI bahkan LEBIH CEPAT??

aku beli pake UANG DINGIN & IKHLAS jika DELISTING.
target TP udah ada. ... nah kalo dibeli terus ternyata turun lagi tau harus bagaimana. .. ga bakal bingung apalagi CL 🥴

⚠️ WARNING ⚠️
* ini BUKAN REKOMENDASI wajib beli
random tags$IHSG$BBNI
tips trading utk pemula, setuju? https://stockbit.com/post/20680521
disclaimer : catatan pribadi ini hanyalah celoteh / prediksi nubitol, bukan ajakan beli atau jual.. . yuk mari kita sama2 mandiri 💞
(boleh diSHARE semoga bermanfaat)

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

CIS - Cuan Inside Sharing

OPERASI CIA part.2
(cek slide)
sumber : exc. ngomongin uang

random tags$IHSG$BBNI$BMRI
tips trading utk pemula, setuju? https://stockbit.com/post/20680521
disclaimer : catatan pribadi ini hanyalah celoteh / prediksi nubitol, bukan ajakan beli atau jual.. . yuk mari kita sama2 mandiri 💞
(boleh diSHARE semoga bermanfaat)

1/10

testestestestestestestestestes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

*REPORT TRANSAKSI ARUS DANA EMITEN BANK, 05 Des 2025*

1. Arus Transaksi $BMRI
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing membeli lebih besar dari penjualan 🔼. Volume bid mencapai 73,00%, sementara volume offer mencapai 48,19% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa melemah dengan penurunan volume 🔽 7,77 juta dari hari sebelumnya, atau banyak dilepas asing 🔽 jika dibanding hari sebelumnya dengan aksi jual 48,19% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing 🔼 dengan transaksi 73,00% dari volume transaksi.
💡 Trading Idea: Entry : 4.920 - 4.960; TP 1: 5.070 - 5.150; TP 2: > 5.700; Stop-Loss: < 4.920. Selama penutupan bertahan di atas 4.920, support tetap terjaga.
💡 Sentimen: 🗞 02 Des 2025 - *Bank Mandiri (BMRI) Punya Sekretaris Perusahaan Baru*, selengkapnya https://cutt.ly/dtitk886

2. Arus Transaksi $BBNI
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing membeli lebih besar dari penjualan 🔼. Volume bid mencapai 67,75%, sementara volume offer mencapai 64,04% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume 🔼 3,49 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan 🔼 21,70% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing 🔼 dengan transaksi 67,75% dari volume transaksi.
💡 Trading Idea: Entry : 4.310 - 4.350; TP 1: 4.470 - 4.540; TP 2: > 5.000; Stop-Loss: < 4.310. Selama penutupan bertahan di atas 4.310, support tetap terjaga.

3. Arus Transaksi $BBCA
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian 🔽. Volume bid mencapai 66,77%, sementara volume offer mencapai 74,78% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa menguat dengan peningkatan volume 🔼 21,85 juta dari hari sebelumnya, atau mengalami peningkatan 🔼 85,14% dari volume transaksi. Saham ini cukup diminati Asing 🔼 dengan transaksi 66,77% dari volume transaksi.
💡 Trading Idea: Entry : 8.320 - 8.400; TP 1: 8.530 - 8.680; TP 2: > 9.500; Stop-Loss: < 8.320. Selama penutupan bertahan di atas 8.320, support tetap terjaga.

4. Arus Transaksi BBRI
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian 🔽. Volume bid mencapai 22,81%, sementara volume offer mencapai 63,81% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa melemah dengan penurunan volume 🔽 87,21 juta dari hari sebelumnya, atau banyak dilepas asing 🔽 jika dibanding hari sebelumnya dengan aksi jual 63,81% dari volume transaksi. Porsi pembelian asing hanya 22,81% dari total volume transaksi.
💡 Trading Idea: Entry : 3.670 - 3.710; TP 1: 3.790 - 3.840; TP 2: > 4.200; Stop-Loss: < 3.670. Selama penutupan bertahan di atas 3.670, support tetap terjaga.
💡 Sentimen: 🗞 01 Des 2025 - *Aksi Senyap di Saham BBRI*, selengkapnya https://cutt.ly/Ttitk4wW

5. Arus Transaksi BTPS
Perdagangan hari terakhir, keinginan Asing untuk menjual saham lebih besar dari pembelian 🔽. Volume bid mencapai 8,43%, sementara volume offer mencapai 9,16% dari total volume yang diperdagangkan. Pembelian asing pada hari terakhir bursa melemah dengan penurunan volume 🔽 0,78 juta dari hari sebelumnya, atau banyak dilepas asing 🔽 jika dibanding hari sebelumnya dengan aksi jual 9,16% dari volume transaksi. Porsi pembelian asing hanya 8,43% dari total volume transaksi.
💡 Trading Idea: Entry : 1.310 - 1.320; TP 1: 1.350 - 1.360; TP 2: > 1.500; Stop-Loss: < 1.310. Selama penutupan bertahan di atas 1.310, support tetap terjaga.

_Disclaimer:_*)
#> Catatan ini hanya informasi, bukan ajakan jual beli.
#> Catatan ini disusun dengan algoritma analisis data yang dikembangkan oleh @PasukanCutloss Primbon Saham
#> Analisis data lengkap di: https://cutt.ly/CtithHwL
#> Pelajari analisis data saham lebih mendalam, silakan japri: https://cutt.ly/ItithGnt

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

RESUME PERDAGANGAN SAHAM HARIAN 05 Des 2025

Hasil analisis data perkembangan harga saham pada 05 Des 2025
Jumlah emiten saat ini ada sebanyak 956 emiten. Diantara emiten tersebut ada sebanyak 623 (65,17%) emiten yang memiliki earning per shared (eps) positif.

🔀Transaksi Non Reguler
Ada transaksi non reguler pada 122 (12,76%) emiten, tertinggi di saham $BKSL dengan volume perdagangan non-reguler sebesar 1.086.103.400.

🔀Transaksi Asing
Ada sebanyak 854 (89,33%) saham yang dikoleksi oleh asing. Terbanyak dibeli asing secara volume di saham $BBCA dengan harga penutupan terakhir 8.300 (0,91%) dan volume foreign buy sebesar 47.516.300.

🔀Sentimen Positif dengan Peningkatan Pembelian
Ada sebanyak 529 (55,33%) saham yang mengalami peningkatan pembelian. Peningkatan pembelian dengan bid cukup besar $BBNI dengan harga penutupan terakhir 4.290 (-0,46%) dan volume bid sebesar 2.522.900 dengan kenaikan 2.293,55X.

🔀Saham Murah dengan Pembelian Asing > 10 Miliar
Ada sebanyak 17 (1,78%) saham yang harganya kurang dari 1000, memiliki pembelian asing di atas 10 Miliar. Pembelian Asing paling besar MINA dengan harga penutupan terakhir 488 (14,55%) dan volume bid sebesar 33.798.300 dengan kenaikan 2.293,55X.

🔀 Aktif diperdagangkan > 10.000 kali
Ada sebanyak 142868 (14.944,35%) saham yang harganya kurang dari 1000, memiliki frekuensi perdagangan lebih dari 10.000 kali. Frekuensi paling besar pada saham MINA dengan frekuensi sebanyak 142.868 kali, sementara harga penutupan terakhir 488 (14,55%) dan volume bid sebesar 33.798.300 dengan kenaikan 2.293,55X.

🔀 Terendah Dalam 52 Minggu Terakhir
Ada sebanyak 1 (0,10%) saham yang harganya kurang dari 1000 dan merupakan harga terendah pada 52 minggu terakhir. Salah satu diantaranya PADI dengan harga penutupan terakhir 151 (3,42%) dan volume bid sebesar 5.084.600 atau mengalami perubahan 2,12X dari hari sebelumnya.

_Disclaimer:_*)
#> Catatan ini hanya informasi, bukan ajakan jual beli.
#> Catatan ini disusun dengan algoritma analisis data yang dikembangkan oleh @PasukanCutloss Primbon Saham
#> Analisis data lengkap di: https://cutt.ly/CtithHwL
#> Pelajari analisis data saham lebih mendalam, silakan japri: https://cutt.ly/ItithGnt

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

‘Pak, share cuan terus… ada yg merah?’

Iya, ada.
Istilahnya floating loss atau drawdown bulanan.

Akun ada 2,
Kalo akun fokus deviden maka floating minus bukan jd fokusnya tapi… kalo ada duidnya ya terus cicil beli / nambah lot. Apalagi jika perusahaannya masih terus growth.

Di saya, akun trading saya akan jaga floating loss dan DD dg single digit % atau dibawah 10%, maksimal pernah lah di belasan persen.

Jika floating loss masih berkisar 3-5% brati saya benar2 fokus ke saham inti, yg punya karakter :

1. Yg naik (ijo), ada news / sentimen
2. Likuid
3. Big fund lagi banyak bertarung, saya ikuti salah satu atau beberapa dari mereka dalam buy n sell.

Kenapa?
Ya, saya inginnya begitu masuk emiten, sahamnya langsung jalan. Biar nggak kelamaan.

Nggak semua saham yg saya masuk bisa langsung terbang, tapi seiring berjalannya waktu ya dikid-dikid mulai bisa paham yg dimaksud ‘cari saham yg ijo yg udh siap manggung’ - supaya duidnya nggak ketahan lama.

Itu salah satu iktiar bgm membuat porto akun trading saya berkembang, nanti cuannya dimasukkan ke saham yg berpotensi bagger dan deviden play.

Konteksnya trading ya krn ini yg sedang jd learning phase saya.

Quote :

If your rules say 'no trade,' walk away.
Your future self will thank you.

Terimakasih, awal desember 1-5, realiasasi cuan trading saya mendekati angka Rp 200 jeti.

Floating loss single digit %

Berkah buat semuanya.
Semoga evaluasi trading minggu ini bisa membawa progress utk persiapan minggu depan.

……. ……. ……. ……. ……. ……. ……. …….
oya, saya ditanya kalo mau cari aman, emiten apa yg sdh boleh masuk?

Yang Saya jg masuk ya.

$BBRI entri buy masih dibawah Rp 3700 masih oke, target jangka pendek ke Rp 4300 (pbv 2,..)

$BMRI entry buy syukur2 dikasih Rp 4500 ke bawah, tapi saya sdh masuk cicil beli.

$BBNI entry buy di harga Rp 4000-sd Rp 4300an, saya juga sdh masuk.

Targetnya ke Rp 4750 sd Rp 5000

Tahun 2026, harapannya banking mau manggung.

Pilih salah satunya saja jk modal mepet.
Saya terus avg down bbri, krn nyangkut dari Rp 5300 hehehee

Smga membantu dan selalu riset ulang data diatas.

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBRI $BBNI
Untuk pengembalian dana IPO berapa hari ya biasanya $RLCO cuma dapet 1 lot wkwkw mending duitnya beli yang lain yaa

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

BRI ini menarik sekali karna:

1. harga termurah dari 1 month
2. ⁠akan ada RUPS bulan ini
3. ⁠kemungkinan akan ada dividen bulan ini
4. ⁠akan ada dividen taun depan april / mei

harga BBRI termurah year to date ketika panic april = 3360

jika beli sekarang dan turun ke 3360 lagi, artinya risknya hanya turun kurang dari 10%. itupun kemungkinannya kecil dan kemungkinan besar akan mantul karna akan ada rups dan 2x dividen yang tidak lama lagi.

#DYOR bukan ajakan jual beli!

$BBCA $BBNI

Read more...
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Lah kan gubernurnya dia, malah lempar2an

Udah otonomi khusus lupa kali klo kewenangan dia diatas presiden


$BBRI $BBNI $BBCA

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

daripada nunggu $BBRI dan $BBNI $BBRM
mantap 58% +20% kenyang ......

Aku TP karena struktur jelas.
Kamu nyangkut karena FOMO jelas.
Perbedaannya cuma satu:
Aku disiplin, kamu emosi.
Makanya portomu ending-nya lebih tragis dari drakor 16 episode

1/2

testes
imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BBNI hold keras sambil ☕️

imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BMRI hmm...🗿🥸✌️ $BBNI 🤔 $BBRI 🌪️

2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy