Volume
Avg volume
Sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO), kami memasuki era baru di 2019 dengan adanya perubahan pemegang saham pengendali. Di 2020, kami berganti nama menjadi PT Bank Jago Tbk. Selanjutnya di tahun yang sama, Gojek, melalui bisnis layanan keuangan dan pembayaran digital Gopay, masuk menjadi pemegang saham. Pada 2021, GIC Private Limited memberikan komitmen dengan menyuntikkan dana untuk memperkuat Jago dalam berinovasi memberikan solusi keuangan digital terbaik. Dengan total modal Rp8 triliun, Jago kini masuk kategori bank dengan peluang tumbuh dan inovasi yang besar dan kuat. Jago adalah aplikasi finansi... Read More
Terima kasih bank Jago $ARTO.
Di beri kesempatan cobain fitur baru kantong mata uang asing (USD, EUR dan SGD).
Sambil nunggu kegilaan Trump reda, mari kita hedging IDR kita ketiga mata uang asing diatas dan ke emas di pegadaian online punya BRI.
Kalo Trump dah waras, cicil lagi $ASII dan $BBRI.
Ambil contoh PT Bank Jago Tbk. Melansir laporan keuangannya, per Februari 2025 kredit yang disalurkan bank berkode saham ARTO ini Rp 19,64 triliun, naik 48,43% secara tahunan (yoy) dari sebelumnya Rp 13,22 triliun. PT Bank Neo Commerce Tbk jadi juara keduanya. Di periode yang sama, bank berk...
kontan.co.id
Grab Cari Utang Rp 33,16 Triliun Buat Caplok GoTo
Grab dikabarkan mencari pinjaman US$ 2 miliar (Rp 33,16 triliun) untuk membiayai rencana akuisisi GoTo.
Kabar tersebut dilaporkan oleh Reuters yang mengutip laporan Bloomberg berdasarkan informasi dari beberapa narasumber yang mengetahui isu tersebut.
Narasumber Bloomberg menyatakan Grab dalam diskusi awal dengan sejumlah bank untuk bridge loan dengan tenor 12 bulan. Sehabis mengamankan pinjaman tersebut, Grab disebut mempertimbangkan penerbitan obligasi atau menarik pinjaman dengan jaminan sahamnya.
GoTo menolak untuk berkomentar setelah dikonfirmasi Reuters, sedangkan Grab tidak merespons permintaan komentar.
GoTo adalah perusahaan induk dari Gojek, platform aplikasi berbagi tumpangan dan pesan antar makanan saingan Grab di Indonesia. GoTo adalah kombinasi nama dari Gojek dan Tokopedia, yang melakukan merger sebelum melepas saham di bursa Indonesia. Pada awal 2024, GoTo telah melepaskan kepemilikan mayoritas di Tokopedia ke TikTok.
Grab, yang beroperasi di semua negara di Asia Tenggara, adalah perusahaan asal Malaysia yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham Amerika Serikat. Salah satu pemegang saham Grab adalah Uber, yang hengkang dari pasar Asia Tenggara setelah menjual bisnisnya kepada Grab.
Kabar merger antara Grab dan GoTo (sebelumnya Gojek) telah berulang kali mencuat sejak Gojek dikabarkan berencana melakukan IPO. Reuters menyatakan salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh merger antara Grab dan Gojek adalah potensi pelanggaran regulasi anti-monopoli di berbagai negara.
Badan pengawas persaingan usaha Singapura, menurut Reuters, menyatakan belum menerima notifikasi, baik dari Grab maupun GoTo, soal potensi merger.
$GOTO $ARTO $HDIT
@idaayu02 balon nya kegedean meletus. sama kayak saham kalau terlalu kemahalan bakal ambruk. karena ga ada lagi yg beli lebih mahal , contoh $PANI 19 ribu dan $ARTO 18 ribu
@Yamakunnn ini jg nih kualitas sdm indo, ga berkaca dari kejadian $ARTO dkk. Dikasih tau malah ngeyel
harusnya percuma laporan keuangan nya bagus. tapi harganya over valued kayak $WIFI $PANI $ARTO beli kok demen pucukan
@asepson hahha maybe, who knows, deep research dan eksekusi based on your own risk level
dulu juga sempet masuk di $ARTO $BABP
market itu dinikmati, loss ya cl atau nyangkut
kalo bull ya tp aja, setiap kita punya risk acceptance level masing2
Di saat suatu saham dipuja dan semua analisa keluar, pertanyaannya KAPAN MEREKA BELI?
Sudah pasti diem diem kek NINJA π₯·π₯· Ga Bakalan ajak kalian π»π»
$ARTO $PANI $WIFI
@Drnindy pasar saham memang sering tidak rasional. ada masanya $UNVR diharga lebih dari 80x PBV nya. dan banyak contoh lainnya kalau kata bang Jago $ARTO
dengerin gua, kelak kalau $WIFI turun ke harga wajarnya seperti $ARTO dari 19 ribu ke 2000 an atau $PANI dari 19 ribu ke 8000 an.
pesan gua cuma satu, JANGAN AVG DOWN dan kedua jangan bawa-bawa fundamental.
karena pada saat cuci gudang, PANI saat ini merupakan fase cuci gudang, jadi seolah-olah ritel di kasih harapan bakal balik ke 19 ribu , sebenarnya di iris tipis-tipis sampai ke harga wajarnya di 5000 an. kemudian nyangkut bertahun-tahun tanpa dividen. saham gorengan biasanya fundamental kemahalan ya dan hampir ga ada dividen .
jadi pola ARTO, PANi ini nanti akan terulang di WIFI .
gua pernah bilang makin tinggi harga gorengan. makin high risk.
maksudnya gimana?
lu liat aja $ARTO 18 ribu itu ga bakal balik lagi, sama hal nya $PANI 19 ribu an.
gua heran aja ada orang nekat yg beli di harga segitu, tanpa memperhatikan fundamental PER dan PBV nya.
lebih heran lagi ada aja yg beli lagi PANi 9000 an sekarang, itu mau di iris tipis-tipis ke harga wajarnya di 5000 an. ini fase pengosongan barang bandar, era nya sudah habis. fase cuci gudangnya.
ini $WIFI akan mengulang lingkaran setan yang sama. pesan gua satu jangan beli di pucuk nya. karena ga bakal di jemput lagi.