Volume
Avg volume
'PT Arwana Citramulia Tbk adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang industri keramik dengan Standar Nasional Indonesia.Arwana memiliki lima pabrik yang terletak di lima lokasi berbeda. Plant I dan Plant II masing-masing berlokasi di Tangerang, dan Serang,Sementara Plant III dan Plant V yang masing masing berlokasi di Gresik dan Mojokerto, Adapun Plant IV yang terletak di Ogan Ilir, Sumatera Selatan,Produk PT Arwana Citramulia Tbk yang terkenal yaitu UNO. Merk UNO sangat bisa diterima dengan baik oleh pasar karena desain yang dikeluarkan sesuai dengan tren dan faktor harga yang sangat bisa bersaing dengan kompetit... Read More
CARA PINTAR MEMILIH SAHAM - part 109
BERTUMBUH DENGAN CEPAT (fast growers/upstart)
Ciri2 dari perusahaan fast growers biasanya adalah perusahaannya belum terlalu besar dan sangat agresif, labanya bisa bertumbuh 20-25% setahun. Untuk saham jenis ini jika rekan2 investor bisa memilih secara bijaksana maka kita bisa mendapatkan keuntungan yang beberapa kali bagger
Perusahaan yang masuk kategori fast growers tidak perlu berada dalam industri yang sedang bertumbuh cepat juga, karena yang dibutuhkan oleh perusahaan jenis ini adalah ruang untuk berkembang pada industri yang bertumbuh lambat
Fast growers umumnya adalah perusahaan yang rajin ekspansi sehingga mendapatkan pasar yang baru dan menghasilkan percepatan pertumbuhan laba sehingga mendorong harga sahamnya naik terus
Tapi perlu rekan2 investor perhatikan bahwa ada juga risiko dalam perusahaan fast growers ini yaitu mereka seringkali mengalami masalah finansial akibat tindakan yang terlalu agresif, kemudian ada juga risiko lain yaitu bursa kita seringkali tidak ramah terhadap perusahaan model ini yang "kekurangan stamina" sehingga berubah menjadi perusahaan yang melambat pertumbuhannya dan berakibat dihukum market sehinggan harga sahamnya dihajar turun
Tetapi selama manajemen perusahaan ini bisa menjaga kenaikannya, perusahaan fast growers ini adalah pemenang terbesar di bursa saham, saya sendiri sangat suka dengan perusahaan jenis seperti ini, biasanya saya memilih perusahaan dast growers yang neraca keuangannya sehat dan menghasilkan keuntungan yang besar
Untuk perusahaan fast growers ini triknya adalah kita harus memahami kapan mereka berhenti bertumbuh
Selamat bertransformasi menjadi smart investor
Salam cuan
F N
Random tags
$ACES $ARNA $BRIS
https://cutt.ly/brrYFjMx
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) tetap dilanjutkan di tahun ini. Presiden Prabowo Subianto pun sudah memutuskan untuk melanjutkan kebijakan tersebut.
"HGBT udah diputuskan rapat dipimpin presiden dilanjutkan pada 7 sektor yang masuk list penerima manfaat, plus perusahaan industri yang ada di kawasan industri dan kawasan industri berbasis manufaktur, itu sudah diputuskan," katanya di kantor Kemenperin, Rabu (26/2/2025).
Ia pun mengungkapkan alasan kenapa hingga kini kebijakan tersebut belum juga dilaksanakan.
"Memang sekarang belum karena Perpresnya belum terbit, kita akan berkoordinasi dengan ESDM, Mensesneg agar penerbitan Perpres bisa segera dilakukan," ujar Agus.
Keputusan untuk melanjutkan HGBT hanya tinggal menunggu waktu keputusan dari Presiden dan regulasi resminya.
"Ratas udah ada, keputusan udah ada, Sebagai pembantu presiden kita semua harus melaksanakan dengan baik keputusan yang dipimpin presiden," ujar Agus.
$PGAS $MLIA $ARNA
@rahmanleni270316 semoga ya.. pengalaman saya, seringkali delay dulu. Kemudian banyak holder yg bingung. Habis mereka lepas, barulah harganya naik tajam 😁 hehehe
Kalo mau lihat contoh LIVEnya, bisa pantau $ARNA yg rilis LKQ4 cukup baik tgl 19Feb jam 10pagi.
Lagi masuk fase di lepas tuuh. Kebetulan aja IHSG jg lagi panik selling.
Kalo kasusnya demikian, bisa beli pakai bantuan teknikal Stochastic oversold 😃
LK 24 - $ARNA
dengan harga 645
EPS : 58,02
PER : 11,12x
---
BVPS : 251,13
PVBR : 2,57x
CEPS : 53,38
---
estimasi DPR : 70%
estimasi DPS : 40
estimasi DY : 6,20%
---
entry price: 605-650
valuasi: discounted
---
PE Band (TTM) - 3 tahun
Mean PE Standart Deviation: 12,29x
Harga Wajar: 715
---
PBV Band - 3 tahun
Mean PBV Standart Deviation: 3,72x
Harga Wajar: 935
---
Beli $ARNA itu pas kmrn harganya di kepala 5.
Jangan ntar udah 900 baru tanya “koh kira2 masih boleh masuk ga?”
🤣🤣🤣
Ytta
Benar2 MBG (Makanan Bergizi GRATIS) provided by @arna today.
FREE LUNCH!
$ARNA Earnings Update Meeting siang ini luar biasa. The first non-insti meeting.
Presentasinya superb. Pertanyaan2 peserta juga dijawab dgn mantap.
And there are two good news yg tadi disampaikan. I hope it’s a positive surprise for the market. 😉
Yang tadi ikut meeting ga usah spill2. Simpan aja news nya, and keep cicil 🤣
@stevewinarto sometimes it’s not pure luck… sometimes you have to create your own “luck” 😉 $ARNA
Analyze the market and economic condition from the macro level, and strategize and anticipate on the micro and operation level.
Understanding economics and the market is key to take the right steps…
When you anticipate and manage the risks and operation very well, that’s when people call it “luck”
$ARNA $MCOR $WOMF
Last price dan kurs USDIDR berdasarkan data tanggal 19 Februari 2025
Semoga bermanfaat
(HAMPIR) MESTAKUNG
Semua yang dikhawatirkan soal apa yang bisa membebani kinerja $ARNA satu-satu mulai menemukan jalan terang.
Rasanya seperti Mestakung.
Pertama, soal impor keramik. Akhirnya pemerintah mengeluarkan BMAD (Anti Dumping) sebesar 13-94 rb. Dengan begini keramik lokal yang harganya lebih mahal 15-20rb dari keramik impor sudah mulai bisa bersaing head to head dengan keramik China. Bahkan beberapa produk ARNA ada yang sudah lebih murah dari produk impor.
Ga sampai BMAD saja. Per tanggal 8 Februari 2025, Kemenkeu mengeluarkan PMK no 14 2025 tentang BMTP. Dan besarannya pun 12.7%. Nilainya hampir sama dgn tahun 2024 dimana BMTP 13%. Tapi ingat, tahun lalu (di awal2) belum ada BMAD.
Jadi ini seperti double shield untuk melindungi produsen lokal terhadap serangan impor.
Alhasil, impor China sekarang sudah turun hingga 80%.
Yang kedua, SNI. Ini juga sangat2 membantu pengendalian keramik impor yang masuk.
Yang ketiga, HGBT. Ini juga sudah disetujui pemerintah. Tinggal menunggu Permen keluar, dan semoga sudah tidak ada AGIT lagi. Jadi full kuota HGBT, dan berlaku 5 tahun. Jadi sebagai produsen juga lebih ada kepastian bisnis dan suplai.
Yang keempat, pemindahan port entry. Kalau langkah ini disetujui pemerintah, maka produsen lokal dan impor memiliki playing field yang sama dalam hal transportasi angkutan dan logistik.
Semua sedang diusahakan. Dan apabila keempat hal diatas semua terwujud, saya yakin tingkat utilisasi industri keramik di Indonesia akan naik banyak.
Almost mestakung..
Hanya ada 2 concern sebetulnya.
1. Daya beli masyarakat yang masih lemah. Tapi saya yakin keadaan ini tidak akan selamanya.
2. Fluktuasi mata uang asing. Karena 50% cogs ARNA memakai mata uang dollar, maka kenaikan dan penurunan dollar akan sangat berpengaruh di COGS (mempengaruhi GPM). It’s something that we cannot control. Jadi langkah yang bisa diambil perusahaan adalah: meningkatkan efisiensi penggunaan energy, efisiensi formulasi raw mat yang menggunakan dollar, menurunkan reject rate, dan meningkatkan utilization rate. Dengan begini, fluktuasi dollar bisa agak diredam.
Again, semuanya hampir mestakung..
Saya pun heran, bagaimana kondisi ini bisa se-flawless ini. Perusahaannya bagus. Efisiensinya jalan. Pemerintahannya memproteksi industri. Insentif2 seperti HGBT juga diberi. Demand juga masih ada dan bertumbuh.
Again, ARNA ini adalah perusahaan bagus di industri yang sebetulnya berat. Tetapi setidaknya ada usaha dari pemerintah dan perusahaan untuk terus thriving.
Sampai saya bercanda dengan kawan di Janso, “gila hoki nya pak Tandean gede banget ya”
Well, it looks like it.
Mestakung. Alam semesta mendukung.
$ARNA hasil full year 2024
Penjualan naik sekitar 7,5 persen.
Konsisten bagi deviden lumayan besar tiap tahun sekitar Maret atau April biasanya terakhir April
2024 rp 43 (+6,7 persen)
Harga sekarang 650.
Best price ada di harga 560-565.
Semoga dikasih 😅😅😅
Nb: disclaimer on
(Bukan ajakan buy atau sell)
(Semua untung dan rugi menjadi tanggung jawab masing masing individu)
Ini menunjukkan bahwa sudut pndang yg berbeda, bisa memberikan analisa yg juga berbeda 🙏
$ARNA $ARCI $AQUA
$ARNA: Laba Anjlok
PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA) adalah salah satu pemain lama di industri keramik yang sudah beroperasi sejak 1995. Perusahaan ini berpusat di Jakarta Barat dengan pabrik yang tersebar di Jatiuwung, Tangerang. Fokus bisnisnya adalah produksi ubin keramik untuk pasar menengah ke bawah, dengan strategi efisiensi biaya dan distribusi yang lebih mengandalkan jaringan nasional dibandingkan dengan ekspansi yang ambisius. Sejak IPO pada tahun 2001 dengan harga saham Rp120 per lembar, ARNA terus berkembang dan kini memiliki 7,34 miliar lembar saham yang beredar. Pemegang saham utamanya masih dikuasai oleh Tandean Rustandy dengan 38,63%, disusul oleh PT Suprakreasi Eradinamika dengan 15,02%, sementara investor institusi asing seperti BBH Luxembourg hanya memiliki 5,27%. Sisanya, seperti biasa, dipegang oleh masyarakat dengan porsi kecil yang kalaupun mau jual beli saham ini, dampaknya tidak akan signifikan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di sektor manajemen, tidak banyak yang berubah. Komisaris utama masih dijabat oleh Marsetio dengan Edwin Pamimpin Situmorang sebagai wakilnya, dan dua komisaris independen, Karsanto dan Alex Soleman Willem Retraubun, yang mungkin tugasnya lebih banyak memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar ketimbang membuat keputusan strategis. Tandean Rustandy masih memimpin sebagai Direktur Utama, didampingi oleh Edy Suyanto dan George Elnadus Supit yang menjabat sebagai Direktur Independen. Dengan komposisi yang relatif stabil ini, ARNA tampaknya memilih jalur konservatif dalam menjalankan bisnisnya. Jumlah karyawan per 2024 tercatat sebanyak 2.108 orang, turun dari 2.132 di tahun sebelumnya. Angka ini kecil, tapi tetap mengindikasikan adanya perampingan atau efisiensi, entah karena otomatisasi atau sekadar tidak memperpanjang kontrak kerja. Gaji dan tunjangan direksi dan komisaris pun turun dari Rp18,17 miliar menjadi Rp17,33 miliar, yang mungkin bisa dianggap sebagai sinyal penghematan, atau bisa juga hanya angka kosmetik yang tidak terlalu berdampak pada keseimbangan keuangan perusahaan.
Kalau melihat laporan keuangan, total aset ARNA mengalami kenaikan tipis menjadi Rp2,66 triliun dari sebelumnya Rp2,62 triliun, naik sekitar 1,56%. Aset lancar justru turun 4,3% menjadi Rp1,51 triliun, terutama karena kas dan setara kas yang menyusut Rp48,8 miliar atau turun 11,1%. Persediaan juga turun tajam sebesar 34,8%, yang bisa berarti dua hal: produk terjual lebih cepat dari yang diproduksi, atau perusahaan memangkas stok untuk mengurangi beban penyimpanan dan risiko penurunan harga. Sementara itu, aset tidak lancar naik 10,4% menjadi Rp1,15 triliun, yang sebagian besar berasal dari kenaikan aset tetap sebesar Rp98,9 miliar. Artinya, ARNA masih aktif berinvestasi dalam peralatan dan fasilitas produksi, yang di atas kertas tentu terlihat baik.
Dari sisi liabilitas, angka totalnya naik menjadi Rp783,8 miliar dari Rp765,5 miliar, atau naik 2,4%. Peningkatan ini terjadi di liabilitas jangka pendek yang naik cukup signifikan, yaitu 10,1% menjadi Rp717,9 miliar, dengan utang usaha ke pihak ketiga meningkat Rp19,1 miliar atau sekitar 6,2%. Di sisi lain, liabilitas jangka panjang justru turun drastis 41,9% menjadi Rp65,8 miliar, yang menandakan adanya pelunasan utang bank jangka panjang. Secara struktur, ini langkah yang logis karena beban bunga akan semakin ringan. Namun, tetap ada pertanyaan apakah penurunan utang ini diimbangi dengan arus kas yang cukup untuk menopang operasional perusahaan.
Ekuitas ARNA juga mengalami kenaikan menjadi Rp1,87 triliun dari Rp1,85 triliun, naik sekitar 1,2%. Retained earnings meningkat 6,5% menjadi Rp1,89 triliun, yang menunjukkan perusahaan masih mampu mencetak laba meskipun tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya. Namun, yang lebih menarik adalah agresivitas ARNA dalam membeli kembali sahamnya sendiri. Pembelian saham tresuri meningkat dari Rp49,6 miliar menjadi Rp145,5 miliar. Biasanya, buyback saham dilakukan untuk menjaga harga saham tetap menarik bagi investor, tetapi jika dilakukan dalam jumlah besar tanpa alasan yang jelas, bisa juga dipertanyakan apakah ini memang strategi yang cermat atau hanya sekadar permainan kosmetik di laporan keuangan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pendapatan ARNA tumbuh dari Rp2,44 triliun menjadi Rp2,63 triliun, naik 7,6%. Namun, pertumbuhan ini tidak serta-merta meningkatkan profitabilitas karena laba usaha justru turun 4,0% menjadi Rp549,0 miliar. Laba bersih juga turun 4,3% menjadi Rp429,5 miliar, dengan net profit margin yang turun dari 18,3% menjadi 16,3%. Ini terjadi karena beban pokok penjualan (COGS) naik lebih cepat dari pertumbuhan revenue. COGS melonjak 11,98% menjadi Rp1,73 triliun, terutama karena kenaikan biaya bahan baku dan pabrikasi. Margin laba kotor akhirnya turun menjadi 34,3%, jauh di bawah standar ideal Warren Buffett yang mensyaratkan lebih dari 40%.
Beban operasional pun mengalami kenaikan, dengan total SGA naik 7,6% menjadi Rp366,98 miliar. Yang paling besar adalah pengangkutan dan pengiriman yang naik 14,6%, serta gaji karyawan yang meningkat 14,9%. Yang agak aneh, biaya pemasaran justru turun 41,7%, seolah-olah perusahaan tidak terlalu peduli dengan branding dan lebih memilih mengandalkan jaringan distribusi yang sudah ada. Hasilnya, SGA margin mencapai 40,6%, yang jauh dari angka ideal 30%.
Di sisi arus kas, ada kabar baik karena CFO meningkat drastis 80,5% menjadi Rp620,9 miliar, jauh lebih besar dibanding laba bersih. Ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu mengonversi pendapatannya menjadi kas dengan lebih baik. Namun, arus kas pendanaan negatif Rp475,7 miliar karena pembayaran dividen Rp309,8 miliar dan pembelian saham tresuri Rp95,9 miliar. Kas akhir tahun turun 11,1%, menunjukkan adanya tekanan pada likuiditas.
Dari segi utang, ARNA seharusnya tidak perlu khawatir karena CFO sebesar Rp620,9 miliar lebih dari cukup untuk melunasi total utang berbunga yang hanya Rp155,6 miliar. Bahkan jika perusahaan mau, seluruh utang berbunga bisa dilunasi dalam satu tahun. Namun, kas yang tersedia Rp391,8 miliar masih belum cukup untuk menutup seluruh liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp717,9 miliar. Jika manajemen tidak terlalu agresif dalam membayar dividen dan melakukan buyback saham, utang bisa lunas lebih cepat.
Kalau bicara soal pelanggan terbesar ARNA jawabannya sebenarnya sudah bisa ditebak. Dari total pendapatan Rp2,63 triliun, Rp2,22 triliun atau 84,5% berasal dari transaksi dengan pihak berelasi. Dan siapa lagi kalau bukan PT Catur Sentosa Adiprana Tbk ($CSAP) yang jadi rajanya. CSA menyumbang Rp1,82 triliun, atau 69,15% dari total revenue ARNA. Dengan kata lain, ARNA ini ibarat supplier setia yang hampir seluruh hidupnya bergantung pada satu pelanggan utama.
Selain CSA, ada beberapa pelanggan lain yang ikut menyumbang pendapatan, meskipun porsinya jauh lebih kecil. CALS menyumbang Rp224,1 miliar (8,51%), CHS menyumbang Rp111,8 miliar (4,25%), dan CLS menyumbang Rp78,3 miliar (2,98%). Sementara itu, penjualan ke pihak ketiga hanya Rp409,7 miliar atau 15,5% dari total revenue. Ini artinya, hanya segelintir revenue yang benar-benar berasal dari pasar terbuka. Sisanya? Ya, masih dalam lingkaran yang sama.
Ketergantungan seperti ini memang nyaman—selama hubungan bisnis tetap harmonis. Tapi, di sisi lain, ini juga mengandung risiko besar. Kalau suatu hari CSA memutuskan untuk mencari supplier lain atau menegosiasikan harga lebih murah, ARNA bakal langsung kena dampaknya. Jadi, meskipun perusahaan mencatat pertumbuhan revenue yang stabil, pertanyaannya adalah: apakah ini pertumbuhan yang sehat, atau hanya ilusi yang bergantung pada satu pelanggan besar?
Dengan komposisi pelanggan seperti ini, ARNA lebih mirip sebagai "divisi produksi" dari CSA ketimbang perusahaan yang benar-benar berdiri sendiri. Seharusnya, perusahaan dengan valuasi triliunan memiliki diversifikasi pelanggan yang lebih luas, bukan malah terlalu nyaman dalam satu hubungan bisnis yang mendominasi segalanya. Atau mungkin, ARNA sudah cukup puas dengan status quo, dan tidak terlalu tertarik untuk mengambil risiko ekspansi yang sebenarnya bisa membuka peluang lebih besar? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
ARNA punya pabrik di berbagai lokasi strategis di Indonesia, tapi kalau kita lihat lebih dalam, strategis itu bisa berarti banyak hal. Mereka punya fasilitas di Serang, Banten, yang melayani pasar barat Indonesia, lalu ada di Wringin Anom dan Randegan, Jawa Timur, yang jadi pusat produksi di timur, dan satu lagi di Ogan Ilir, Palembang, untuk pasar Sumatera. Kalau sekilas, kelihatannya mereka menyebar produksi dengan cerdas. Tapi kalau kita berpikir sedikit lebih kritis, apakah ini benar-benar soal strategi distribusi atau hanya cara untuk menekan biaya tenaga kerja dan pajak daerah? Bisa saja lokasinya dipilih bukan karena kedekatan dengan pelanggan, tapi karena lebih murah secara operasional.
Kalau kita bicara segmen bisnis, ARNA membaginya menjadi dua: manufaktur dan distribusi. Di atas kertas, ini terlihat bagus, karena ada peran yang jelas. Manufaktur kerja keras bikin ubin, distribusi yang menikmati revenue besar. Tapi begitu masuk ke angka, kita tahu bahwa ini cuma masalah pencatatan. Penjualan eksternal dari manufaktur cuma Rp97,19 miliar, sementara dari distribusi Rp2,53 triliun. Dan jangan lupa, ada transaksi antar segmen Rp2,46 triliun, yang akhirnya dieliminasi karena ya… ARNA jualan ke diri sendiri. Laba usaha dari manufaktur Rp964,14 miliar, dari distribusi cuma Rp20,04 miliar, tapi begitu semua dihitung ulang, laba usaha keseluruhan jadi Rp549,03 miliar. Jadi, pada dasarnya, ARNA ini seperti pabrik yang kerja keras, tapi revenue dikendalikan oleh satu jaringan distribusi yang sudah ditentukan sejak awal.
Secara geografis, ARNA masih sangat bergantung pada pasar Jawa. Penjualan di Jawa mencapai Rp1,39 triliun (52,8%), sementara luar Jawa menyumbang Rp1,24 triliun (47,2%). Kalau kita bicara aset, Jawa Barat punya Rp1,09 triliun, Jawa Timur Rp1,16 triliun, dan Sumatra Selatan Rp406,83 miliar. Dari angka ini, bisa disimpulkan bahwa walaupun luar Jawa lumayan besar, tetap saja pusat bisnis mereka masih di Pulau Jawa. Jadi kalau ada yang berharap ARNA ini punya ekspansi besar ke luar Jawa atau internasional, lebih baik jangan terlalu berharap banyak.
Lalu, bagaimana dengan branding, lisensi, atau royalti? Tidak ada. ARNA bukan perusahaan yang sibuk mendaftarkan hak kekayaan intelektual atau mengembangkan merek sebagai aset yang bisa dimonetisasi. Mereka juga tidak punya skema lisensi dengan pihak ketiga, dan laporan keuangan mereka tidak menunjukkan adanya pembayaran royalti ke siapa pun. Jadi, bisa dibilang, ARNA ini bukan perusahaan yang bergantung pada kekuatan merek, tapi lebih ke strategi produksi massal dengan efisiensi operasional tinggi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
ARNA adalah contoh sempurna dari perusahaan yang bermain aman. Mereka tidak terlalu repot dengan diversifikasi pelanggan karena sudah punya satu distributor utama yang setia. Mereka tidak sibuk dengan branding atau inovasi produk yang memerlukan hak paten, karena toh jualannya tetap laku. Selama jaringan distribusi mereka tetap berjalan seperti sekarang, ARNA mungkin akan tetap nyaman di jalur yang sama tanpa banyak perubahan. Tapi kalau suatu hari CSAP atau pelanggan utama mereka berubah pikiran, bisa jadi ini akan menjadi masalah besar. Untuk saat ini, model bisnis ini masih aman, tapi apakah ini model yang tahan lama? Itu pertanyaan yang masih perlu dicermati.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138 (caranya cek gambar terakhir)
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Jangan lupa kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://bit.ly/44osZSV
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/3
Yang mau join group chat $ARNA, DM saya untuk link joinnya.
Hari Sabtu ini akan ada ARNA Earnings Call Meeting, only for members.
All you can ask.
📝 Rangkuman Berita Hari Ini
▪ $TPIA: Katadata melaporkan bahwa Chandra Asri Pacific akan membawa anak usahanya di bidang infrastruktur, PT Chandra Daya Investasi, untuk IPO di BEI sebelum pertengahan 2025. TPIA belum menanggapi isu ini. Sebelumnya, TPIA sendiri pernah mengatakan dalam keterbukaan informasi pada Agustus 2024 bahwa perseroan mulai menjajaki kemungkinan rencana IPO untuk PT Chandra Daya Investasi, tetapi rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan internal.
▪ $ARNA: Arwana Citramulia mencatatkan laba bersih sebesar 110 miliar rupiah pada 4Q24 (-2% QoQ, +19% YoY). Hasil tersebut membuat laba bersih selama 2024 menjadi 424 miliar rupiah (-4% YoY), sesuai ekspektasi karena setara 100,5% dari estimasi Stockbit. Hasil ini juga sejalan dengan tesis turnaround kami dalam Unboxing ARNA, di mana perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar +17% YoY pada 4Q24, yang menandai pemulihan pendapatan secara konsisten dalam beberapa kuartal terakhir (vs. 2Q24: +4% YoY, 3Q24: +14% YoY). Pemulihan pendapatan tersebut didukung oleh pertumbuhan volume penjualan pada 4Q24 sebesar +11,7% YoY, sehingga volume penjualan selama 2024 meningkat +7,4% YoY. Meski margin laba kotor pada 4Q24 sedikit turun ke level 34,3% (-20 bps QoQ, -60 bps YoY), pemulihan pertumbuhan pendapatan berhasil membuat margin EBIT naik menjadi 20,1% (+0 bps QoQ, +30 bps YoY).
▪ $ISAT: Direktur Utama Indosat, Vikram Sinha, membeli ~1,2 juta saham ISAT dengan harga rata–rata 1.721 rupiah per lembar pada 13 Februari 2025. Total nilai transaksi mencapai ~2 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Vikram di ISAT naik dari 0,0093% menjadi 0,0129%.
▪ AMMN: Amman Mineral Internasional melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), meminta kepada pemerintah untuk memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga seiring proses commissioning smelter yang berjalan lebih lambat dari rencana. Direktur Utama AMNT, Rachmat Makkasau, mengatakan bahwa saat ini smelter tembaga bernilai 21 triliun rupiah tersebut baru mencapai kapasitas operasi sekitar 48% sejak pertama kali memulai tahap commissioning sejak Juni 2024 karena pihaknya melakukan berbagai upaya untuk memastikan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, mengingat smelter tersebut memiliki teknologi baru yang sangat berbeda dengan kemampuan perusahaan sebagai penambang. AMMN pun terus melakukan berbagai upaya untuk mempercepat commissioning smelter, termasuk menambah jumlah tenaga kerja di luar rencana awal untuk memastikan kelancaran operasional.
▪ GOTO: Chief of Public Policy & Government Relations GoTo Gojek Tokopedia, Ade Mulya, mengatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi intensif dengan Kementerian Ketenagakerjaan terkait tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (ojol). Ade menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen membantu sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya. Pada awal pekan ini, demonstrasi yang dilakukan oleh ojol mendesak pemberian THR dengan jumlah yang setara dengan upah minimum provinsi (UMP). Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, mengatakan bahwa pemerintah akan memfinalisasi aturan THR bagi ojol dalam waktu dekat, meski dirinya tidak merinci besarannya. Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, mengultimatum para pengusaha platform ride–hailing untuk memberikan THR dalam bentuk uang dan bukan beras, gula, atau bahan pokok lain.
▪ TLKM: Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, memberikan sinyal bahwa pihaknya akan menggelar buyback saham, meski dia tidak merinci lebih lanjut. Ririek hanya mengatakan bahwa rencana buyback akan diumumkan pada saatnya.
▪ PGEO: Pertamina Geothermal Energy menandatangani perjanjian kerja sama dengan Sinopec Star Co. Ltd., anak usaha China Petrochemical Corporation, untuk mengembangkan energi panas bumi serta peluang mengembangkan hidrogen hijau di Indonesia, China, dan pasar global potensial lainnya.
▪ WIKA: Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Mahendra Vijaya, mengatakan bahwa pihaknya belum mencatatkan kontrak baru hingga 14 Februari 2025, sehingga membuat perseroan menunda pelunasan obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada 18 Februari 2025. Mahendra menyebut bahwa saat ini WIKA tengah menghadapi kondisi bisnis yang menantang akibat penurunan tender proyek pada 2024, baik dari pemerintah, BUMN, maupun swasta. Mahendra pun menjelaskan bahwa WIKA akan melakukan perluasan fokus pasar untuk menggali potensi proyek dari pemerintah, BUMN, dan swasta, serta membuka peluang kerja sama strategis dengan pihak swasta dan asing, guna meningkatkan peluang perolehan proyek ke depannya. Sebelumnya, BEI menghentikan sementara perdagangan saham WIKA per Selasa (18/2) seiring pembayaran pokok sukuk dan obligasi yang jatuh tempo pada 18 Februari 2025.
▪ PRDA: Komisaris Utama Prodia Widyahusada, Andi Wijaya, mengatakan bahwa pihaknya berencana membawa entitas usaha perseroan, PT Prodia Diagnostic Line (Proline), untuk IPO dalam 2–3 tahun mendatang. PRDA saat ini memiliki 39% saham Proline, sementara pengendali PRDA, PT Prodia Utama, menjadi pemegang saham utama di perusahaan tersebut. Proline sendiri berdiri sejak 2010 dan memiliki lini produksi reagen kimia klinik, urine strip, produk molekuler, imunologi, instrumen rapid diagnostic test, serta instrumen in–vitro diagnostic (IVD) dan spare part–nya. Andi menyebut bahwa Proline sudah menyediakan produk untuk 4.800 dari 10.416 puskesmas di Indonesia dan saat ini sedang membangun fasilitas baru di Jababeka, Cikarang yang ditargetkan beroperasi pada April 2025. Nantinya, kapasitas produksi Proline akan meningkat hingga 3x lipat, dengan produksi reagen hematologi menjadi 180.000 pack per tahun dan produksi reagen kimia klinik menjadi 960.000 kit per tahun.
🧩 Berita Lainnya
▪ Bank Indonesia mencatat bahwa pertumbuhan kredit perbankan melandai ke level +10,27% YoY pada 1M25 (vs. 2024: +10,39% YoY), menandai pertumbuhan terendah sejak November 2023 dan berada di bawah target Bank Indonesia di kisaran +11–13%. Berdasarkan penggunaannya, kredit investasi tumbuh +13,22% YoY, kredit konsumsi +10,37% YoY, dan modal kerja +8,4% YoY. Sementara itu, pembiayaan syariah pada 1M25 tumbuh +9,71% YoY dan pertumbuhan kredit UMKM mencapai +2,88% YoY. Ke depan, Bank Indonesia akan turut mendorong pertumbuhan kredit melalui berbagai kebijakan makroprudensial yang akomodatif sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
▪ Plt Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia, Gita Mahyarani, mengatakan pada Selasa (18/2) bahwa penurunan harga batu bara dalam beberapa bulan terakhir akan menyebabkan keseimbangan produksi batu bara dalam negeri, mengingat pada saat ini harga untuk memproduksi batu bara sudah cukup tinggi. Pernyataan Gita muncul setelah harga batu bara menyentuh level 102 dolar AS per ton pada Selasa (18/2), mendekati level terendah dalam 4 tahun terakhir. Lebih lanjut, penurunan harga batu bara secara berkepanjangan akan dirasakan terlebih dahulu oleh penambang yang berada di wilayah dengan tarif logistik tinggi, seperti Kalimantan Tengah dan Jambi. Gita pun menjelaskan bahwa penurunan harga batu bara erat kaitannya dengan peningkatan produksi pada tahun ini yang ditargetkan 2 importir terbesar di dunia, China dan India.
▪ Presiden Prabowo Subianto pada Rabu (19/2) menunjuk Brian Yuliarto sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang baru untuk menggantikan Satryo Brodjonegoro. Langkah ini menandai reshuffle kabinet pertama Presiden Prabowo sejak menjabat sejak Oktober 2024, serta dapat memberikan gambaran bagaimana dia menangani kontroversi di antara para menterinya. Reshuffle ini muncul setelah pegawai di kementerian tersebut melakukan demonstrasi pada Januari 2025 terkait gaya kepemimpinan Satryo Brodjonegoro. Adapun Brian Yuliarto sendiri saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung.
▪ Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengatakan pada Selasa (18/2) bahwa total dana anggaran yang dibebaskan pemerintah melalui efisiensi tetap tidak berubah di level 306,7 triliun rupiah. Pernyataan Suahasil muncul setelah Presiden Prabowo Subianto pada akhir pekan lalu mengeklaim bahwa penghematan anggaran pada tahun pertama jabatannya mencapai 750 triliun rupiah, yang terdiri dari penghematan bagian anggaran bendahara umum negara, efisiensi kementerian/lembaga, dan penerimaan dividen BUMN. Suahasil pun menolak berkomentar lebih lanjut tentang angka penghematan yang lebih tinggi yang disebutkan Presiden Prabowo, sementara juru bicara presiden belum mengomentari isu ini. Meski melakukan penghematan, Kementerian Keuangan pada Selasa (18/2) memproyeksikan defisit APBN 2025 tetap berada di level 2,53%.
▪ Penasihat sekaligus adik Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan pada Rabu (19/2) bahwa pemerintah telah meningkatkan anggaran program makan siang gratis selama 2025 dari 71 triliun rupiah menjadi 171 triliun rupiah. Hashim mengeklaim bahwa menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, kontribusi program tersebut dengan anggaran terbaru bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai +2 percentage point, lebih tinggi dibandingkan anggaran awal yang hanya +0,83 percentage point. Hashim juga mengeklaim bahwa program makan siang gratis dengan anggaran baru akan menjangkau 82 juta orang, lebih tinggi dari anggaran awal di kisaran 17,5 juta orang. Sebelumnya, Kementerian Keuangan mengatakan bahwa program makan siang gratis dengan anggaran 171 triliun rupiah akan membuat program tersebut menjangkau sekitar 40 juta orang pada 2025, sementara Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengeklaim bahwa anggaran tersebut akan menjangkau hampir 83 juta orang pada 2025.
▪ Pemegang saham Kalbe Farma (KLBF) dalam RUPSLB pada Senin (17/2) menyetujui penghapusan 61,7 juta saham treasuri, setara 0,13% dari total saham beredar. Setelah aksi korporasi ini, jumlah saham KLBF yang tercatat di BEI menjadi 46,8 miliar saham.
▪ Daya Intiguna Yasa (MDIY) mengumumkan telah menerbitkan 127,1 juta hak opsi untuk program MESOP tahap 1 pada 18 Februari 2025. Harga pelaksanaan 1.650 rupiah per saham, dengan hak opsi berlaku hingga 6 Agustus 2029.
▪ Komisaris Utama ITSEC Asia (CYBR), Patrick Rudolf Dannacher, membeli 3,2 juta saham CYBR dengan harga rata–rata 554 rupiah per lembar pada 17 Februari 2025. Total nilai transaksi mencapai ~1,8 miliar rupiah. Setelah transaksi ini, kepemilikan Patrick Rudolf Dannacher di CYBR naik dari 0,296% menjadi 0,321%.
-------------
Stockbit Snips
Rabu, 19 Februari 2025