Volume
Avg volume
Archi Indonesia Tbk. (ARCI) telah menjadi salah satu produsen emas terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Sejak berdiri tahun 2010, saat ini ARCI telah mampu melakukan pemrosesan lebih dari 8 ton emas per tahun. ARCI memiliki sejarah panjang yang membanggakan dalam pelaksanaan eksplorasi, penemuan, pengembangan, dan kegiatan operasional. Setahun setelah resmi berdiri, ARCI melakukan penuangan emas pertama di Proyek Toka Tidung, di bawah PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tondano Nusajaya (TTN). Pada tahun 2014, ARCI memegang 100% saham MSM dan TTN melalui akuisisi Archipelago Resources Pte Ltd dari Archipelago Resources Pl... Read More
Saham $AKRA $MEDC wajib pantau besok, saham2 gold pastinya 😉 colek, $ARCI udh mulai Uptrend, hebat bandarnya paling lambat panas dibanding saham gold lainnya 😉
$PSAB area 280-270 an sebetulnya banyak crossing disini kalau mau $ARCI atau $HRTA sepertinya akan terkena sentimen juga
Fenomena Antri Beli Emas
Tadi user Stockbit yang share berita tentang orang - orang ramai antri beli emas di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau kamu lihat hari ini dolar udah tembus Rp16.862, emas dunia nyentuh USD 3.000 per troy ounce, dan orang-orang sampai rela antri berjam-jam di toko emas, itu bukan semata-mata karena perang dagang Trump yang makin brutal ke seluruh dunia. Itu cuma pemicu dari luar. Yang bikin masyarakat Indonesia betul-betul kalap justru datang dari dalam, ketidakpercayaan akut pada pemerintah sendiri. Ketika rakyat melihat bahwa negara ini dikelola lebih mirip perusahaan keluarga yang penuh titipan, korupsi, dan deal-deal di balik layar, maka semua yang berasal dari negara termasuk mata uangnya sendiri ikut kehilangan nilai di mata publik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Belakangan ini, kita memang lagi disuguhi tontonan baru, yakni orang-orang panic buying emas 24 karat, sampai website penjualannya kosong, dan toko offline diserbu kayak lagi ada diskon cuci gudang. Dari luar kelihatan seperti masyarakat makin sadar pentingnya lindung nilai atau hedge, tapi kalau dilihat lebih dalam, ini lebih mirip mass hysteria ketimbang keputusan finansial yang rasional. Saking masifnya, saya sampai melihat ini mirip banget kayak zaman booming masker pas awal Covid-19. Dan memang, ada benang merah antara dua kejadian itu, yaitu ketika ketakutan kolektif jadi bahan bakar utama pergerakan pasar, bukan lagi fundamental.
Fenomena ini bisa dijelaskan lewat teori herd behavior, atau perilaku kawanan. Dalam psikologi, ini terjadi saat orang-orang mengikuti tindakan mayoritas tanpa analisis mendalam. Saat semua orang beli emas, otak kita langsung terpicu untuk ikut karena takut jadi satu-satunya yang ketinggalan kereta. Ini dorongan biologis, warisan zaman purba, ketika selamatnya satu individu bergantung pada mengikuti kelompok. Di dunia modern, bentuknya berubah, seperti ikut antri beli Antam. Bahkan orang yang biasanya cuek soal investasi pun tiba-tiba posting story beli logam mulia.
Yang bikin tambah menarik, di era sekarang, perilaku ini diperkuat sama algoritma media sosial. Kita scroll TikTok, Reels, atau YouTube, yang muncul itu-itu aja, yakni harga emas naik, krisis sudah dekat, safe haven terbaik, dan sebagainya. Ini dijelaskan dalam teori availability heuristic, di mana orang lebih gampang percaya pada informasi yang sering mereka lihat, bukan yang akurat atau lengkap. Akibatnya, persepsi risiko melonjak tajam, padahal datanya belum tentu dukung. Bahkan orang-orang yang awalnya skeptis mulai merasa, eh, bener juga ya, semua orang kok ngomongin ini? Padahal bisa jadi semua orang ngomongin itu karena semua orang ngomongin itu. Lingkaran setan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dilihat dari sisi ekonomi perilaku, ini juga nyambung ke FOMO (Fear of Missing Out). Harga emas spot global memang lagi ATH, udah tembus USD 3.000 per troy ounce. Di Indonesia, harga Antam pada 11 April 2025 sudah mencapai Rp1.960.000 per gram, jauh lebih tinggi dibanding Rp1.546.000 per gram pada 2 Januari 2025, dan Rp1.483.000 per gram pada saat pelantikan Presiden 21 Oktober 2024. Jadi ketika semua orang melihat grafik menanjak, ditambah narasi ini akan terus naik, dorongan untuk beli makin kuat. Padahal, secara historis, justru beli di puncak hype seringkali bukan strategi terbaik. Tapi manusia nggak suka ketinggalan. Dan dalam situasi serba tidak pasti, emas jadi seperti oasis, meskipun kita nggak yakin itu air beneran atau fatamorgana.
Nah, yang lebih dalam lagi adalah efek self-fulfilling prophecy. Ketika cukup banyak orang percaya bahwa krisis akan terjadi, mereka bertindak seakan-akan krisis sudah terjadi, yaitu tarik tabungan dari bank, simpan di emas, tahan konsumsi, tahan investasi. Akibatnya, likuiditas di ekonomi riil berkurang. Dana nggak mengalir ke sektor produktif kayak saham, obligasi, atau usaha, tapi malah nyangkut di emas batangan yang diem aja di brankas. Ironisnya, tindakan massal ini malah bisa mempercepat pelemahan ekonomi. Jadi bukan krisis yang menyebabkan panic buying, tapi panic buying itu sendiri yang bisa memperparah krisis. Mirip kayak kejadian bank run 1998, saat masyarakat ramai-ramai tarik dana karena takut bank kolaps, yang akhirnya malah bikin bank beneran kolaps. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Contoh lain yang relevan adalah kejatuhan Lehman Brothers tahun 2008. Ketika rumor soal krisis likuiditas beredar, para investor dan nasabah bereaksi cepat dengan menarik dana dan menjual aset. Perusahaan pun makin nggak likuid, dan efek bola salju bergulir. Dalam kasus emas sekarang, narasi krisis sudah dekat menyebar di media sosial, media massa, sampai grup WhatsApp keluarga. Sekalinya persepsi itu tertanam, hampir nggak penting lagi seberapa kuat kondisi ekonomi sebenarnya, karena semua keputusan ekonomi orang-orang udah dikendalikan sama rasa takut, bukan data.
Kalau dilihat secara global, ini bukan kejadian baru. Di Venezuela, saat inflasi hipernaik, masyarakat lari ke emas, dolar AS, bahkan barang-barang fisik seperti sabun dan makanan kaleng sebagai alat simpan nilai. Di Zimbabwe, orang sampai pakai dolar AS dan rand Afrika Selatan buat transaksi harian karena kepercayaan terhadap mata uang lokal benar-benar runtuh. Masyarakatnya nggak nunggu analisis BI atau IMF, mereka cuma lihat harga-harga meroket dan langsung ambil tindakan. Nah, di Indonesia, kita belum sampai titik itu. Tapi kalau pola belanja masyarakat mulai geser drastis dari konsumsi ke lindung nilai, dampaknya tetap terasa. Ekonomi bisa kehilangan momentum.
Rupiah yang terus melemah, dari Rp15.503 pada 21 Oktober 2024, naik ke Rp16.205 pada 2 Januari 2025, lalu tembus Rp16.862 pada 11 April 2025, bukan hanya karena The Fed keras kepala dengan suku bunga tinggi. Tapi karena makin banyak masyarakat dari kelas bawah sampai menengah atas yang kehilangan rasa percaya bahwa rupiah akan dijaga dengan benar. Mereka bukan lagi mikirin inflasi, suku bunga, atau neraca perdagangan, tapi mikirnya simpel, pemerintah ini bisa dipercaya nggak? Dan ketika jawabannya kayaknya enggak, maka orang mulai konversi tabungan ke bentuk yang lebih netral, emas dan dolar.
Indeks dolar AS atau DXY juga mencerminkan pergerakan ini. Saat pelantikan presiden 21 Oktober 2024, DXY berada di 103,64, naik ke 109,39 pada 2 Januari 2025, lalu terkoreksi ke 99,78 pada 12 April 2025. Artinya, dolar sempat menguat drastis karena permintaan global meningkat, lalu koreksi saat pasar mulai mempertimbangkan dampak perlambatan ekonomi AS. Tapi di sisi lain, rupiah tetap babak belur karena masalah domestik, bukan semata eksternal.
Jadi ketika kita lihat harga emas melesat ke Rp1.960.000 per gram dan pembeli sampai desak-desakan di outlet, itu bukan cuma karena pengaruh global. Tapi karena ada rasa ketidakpercayaan dalam negeri yang menumpuk. Ini bukan lagi soal cuan, tapi soal bertahan hidup dalam sistem yang tidak mereka percaya. Selama yang dilihat rakyat adalah pamer kekuasaan, titipan jabatan, proyek siluman, dan elite yang sibuk sendiri, maka rakyat akan terus bergerak ke arah sebaliknya, dan emas jadi simbol perlindungan terakhir dari negara yang mereka rasa tak lagi mampu melindungi mereka.
Lalu siapa yang diuntungkan dalam situasi seperti ini? Jelas bukan masyarakat umum yang beli di harga tinggi. Justru yang paling cuan adalah perusahaan tambang emas, dealer logam mulia, dan reseller retail yang bisa jual dengan margin lumayan. Kalau ditarik lebih dalam, yang paling happy mungkin bukan orang yang berhasil lindung nilai, tapi yang berhasil goreng isu. Karena begitu isu krisis dibikin meledak, lalu semua orang beli emas, demand naik, harga naik, dan boom, cuan instan buat pihak yang udah nyetok duluan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi, ujung-ujungnya, fenomena ini bukan cuma soal investasi, tapi juga cermin dari kondisi psikologis kolektif masyarakat kita saat ini. Kepercayaan publik sedang goyah, ketidakpastian ekonomi makin tinggi, dan sistem informasi kita makin mempercepat penyebaran rasa takut. Dan di tengah semua itu, emas muncul bukan sebagai solusi, tapi sebagai simbol. Simbol ketidakpercayaan. Simbol ketakutan. Simbol ketidaksiapan menghadapi masa depan. Makanya jangan heran, kalau di balik kilau logam mulia itu, sebenarnya ada bayang-bayang krisis, yang belum tentu nyata, tapi sudah sangat terasa.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$MDKA $ANTM $ARCI
1/10
Dulu dunia ini berpusat kepada USD. Tebakan sy: segera, gak akan lagee. Gold? $BTC?
Gmn mnrt temen2?
$ARCI $ANTM
$PSAB gas lah jebolin 300 nya
https://stockbit.com/post/18131233
$BRMS $ARCI
VWAP DAN LAST PRICE TOP10 GAINERS SESI 1
Hari Jumat, Tanggal 11 April 2025
By SBCMOLOGY
1. $ARCI 296.12 > 302
2. $WIFI 2240.81 > 2270
3. $BRMS 328.40 > 344
4. OKAS 115.55 > 115
5. MDKA 1368.41 > 1365
6. PSAB 283.31 > 294
7. HRTA 577.08 > 590
8. CUAN 6043.47 > 6150
9. DEWA 97.29 > 100
10. TKIM 4674.14 > 4820
Tips entry:
1. Last price selisih >5 tick di atas VWAP, jadikan 1-2 tick di bawah VWAP sebagai titik SL, keep selama tidak breakdown.
2. Last price selisih <5 tick diatas VWAP atau dibawah VWAP, jadikan 1-2 tick di bawah low hari ini sebagai titik SL, keep selama tidak breakdown.
3. Pantau area terbawah dari VWAP untuk in jika ada guyuran.
4. Bagi porsi minimal 2x (porsi ideal 30:70), tidak disarankan all in.
5. Target TP minimal 2-5% dari avg terakhir, atau Yang Penting Cuan > bisa juga dipadukan dengan SNR terdekat.
❗️Hati-hati❗️
Entry saham yang sudah diketinggian (buy high sell higher) apalagi jarak last pricenya jauh di atas VWAP, bisa jadi semakin naik tetapi jika drop lumayan pedih😊
Semoga bermanfaat ya😊
gold recovery ATH lagi setelah kemarin anjlok, bener kata orang tua kita, simpan duit di emas aja wkw $BRMS $PSAB $ARCI
$ARCI akhirnya bisa keluar juga di saham sampah ini , setelah nyangkut bertahun-tahun. tarik nafas hembuskan. kita cari lagi saham yg baru crossing.
Hari ini dapat Hit Target Prediksi... PASTI CUANNN
$WIFI $ARCI $DNAR My prediksi bullish sdh Hit target ya... ✅️ Done ....
Please Follow for Support Us.....😊🙏
#ARAHUNTER
#Ayo Bergabung bersama kami....
#Mari saya bantu Tradingnya....
1/2