


Volume
Avg volume
PT AKR Corporindo Tbk adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang Infrastruktur Logistik, Perdagangan dan Distribusi Bahan Kimia Dasar, Distribusi BBM, dan Pertambangan dan Perdagangan Batubara. PT AKR Corporindo Tbk beroperasi di Indonesia dan China. Sebagian besar produksi dari usaha Pabrikan perusahaan di ekspor ke pelanggan yang sebagian besar berbasis di Jepang dan Eropa. Kegiatan usaha perseroan terkait BBM adalah dalam bentuk distribusi. Perseroan mengimpor BBM untuk kemudian didistribusikan di dalam negeri. Perseroan mendistribusikan 2 jenis BBM yaitu BBM bersubsidi yg didistribusikan kepada pengendara bermotor dan... Read More
Ketika $AKRA Main Bisnis Kawasan Industri
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Banyak investor yang mungkin tidak tahu kalau AKRA juga masuk bisnis kawasan industri. Kebanyakan orang mengira AKRA cuma pedagang BBM dan kimia, padahal mereka ikut membangun ekosistem industri lewat JIIPE (Java Integrated Industrial and Ports Estate). Di sisi lain, $DMAS, $SSIA, KIJA, BEST sudah lama dipahami sebagai pure play kawasan industri, jadi ekspektasi pasarnya lebih langsung ke harga tanah dan penjualan lahan. AKRA membawa model yang beda karena mesin utamanya justru trading dan distribusi sebesar Rp29,63 triliun atau 91,4% dari revenue 9M (9 months) 2025 Rp32,39 triliun. Sementara itu kawasan industri AKRA menghasilkan revenue Rp1,11 triliun dari penjualan lahan dan Rp525,6 miliar dari utilitas, yaitu porsi kecil di omzet tapi porsi besar di margin. Dengan CFO (cash flow from operations) Rp3,39 triliun dan kas Rp5,84 triliun, AKRA punya amunisi yang tidak biasa untuk ukuran emiten properti kawasan. Pertanyaannya adalah apakah investor membeli AKRA untuk jadi landlord kawasan, atau justru membeli trading engine yang kebetulan punya kawasan? Kalau investor salah framing, valuasi dan ekspektasi bisa meleset jauh, karena aturan mainnya memang beda. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau mulai dari skala lahannya, AKRA itu sebenarnya kecil bila disandingkan dengan para raja land bank kawasan industri lainnya. Lahan properti investasi AKRA di KEK (kawasan ekonomi khusus) JIIPE total 273,9 ha, dengan 193,5 ha disewakan ke anchor tenant dan 80,4 ha disiapkan untuk masa depan. Bandingkan dengan KIJA yang punya land for development 4.396 ha, SSIA total sekitar 1.889,1 ha dengan land bank 1.801 ha, DMAS total sekitar 838 ha, dan BEST yang angka minimumnya yang kebuka dari lahan tersertifikasi untuk agunan 96,3 ha. Dari sisi luas yang bisa dibandingkan langsung, KIJA kira-kira 16,0x lebih besar dari AKRA, SSIA sekitar 6,9x, DMAS sekitar 3,1x. Jadi kalau investor mencari cerita utama berupa cadangan lahan raksasa yang bisa dijual bertahap puluhan tahun, AKRA bukan pemain top tier dari sisi hektare.
Tapi AKRA punya keunikan yang sering bikin investor kecele. Mereka bukan cuma jualan tanah, mereka juga menjual ekosistem yang ditempeli pelabuhan laut dalam, utilitas, logistik, dan jaringan distribusi energi. Itulah kenapa segmen kawasan industri dan utilitas AKRA bisa mencetak laba segmen Rp391,8 miliar, padahal revenue segmennya cuma Rp1,11 triliun dari penjualan lahan plus Rp525,6 miliar dari listrik dan utilitas. Angka utilitasnya juga tidak main-main, revenue listrik melonjak dari Rp175,7 miliar menjadi Rp525,6 miliar. Ini beda napas dengan model yang terlalu tergantung penjualan tanah doang, karena utilitas dan sewa cenderung lebih repeatable. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sekarang masuk ke poin yang paling menentukan, yaitu sumber kekuatan finansialnya. AKRA punya revenue total Rp32,39 triliun dengan growth +13,2%, tapi ini didorong mesin trading dan distribusi yang memang volume besar dan margin tipis. Gross profit margin AKRA sekitar 8,5%, wajar untuk distributor. Yang menarik bukan marginnya, tapi cara mereka mengunci kas lewat modal kerja. DSO (days sales outstanding) sekitar 72 hari, DI (days inventory) sekitar 19 hari, DPO (days payable outstanding) sekitar 102 hari, sehingga CCC (cash conversion cycle) menjadi -11 hari. Siklus negatif artinya mereka bisa mengumpulkan kas dari pelanggan lebih dulu sebelum membayar pemasok. Ini semacam cheat code untuk menjaga likuiditas, dan di dunia kawasan industri itu langka, karena bisnis tanah biasanya justru mengunci kas lama.
Dari sisi arus kas, gap-nya makin terlihat. AKRA membukukan CFO Rp3,39 triliun, jauh lebih besar dari laba bersih Rp1,84 triliun, lalu total CAPEX yang terlihat dari perolehan aset tetap Rp808,7 miliar plus akuisisi persediaan tanah Rp676,8 miliar masih bisa ditutup dengan lega, sehingga FCF (free cash flow) kasarnya Rp1,91 triliun. Dengan kas Rp5,84 triliun, mereka tetap sanggup bayar pokok pinjaman bank jangka panjang Rp1,1 triliun. Bahkan di saat yang sama ada penarikan pinjaman bank jangka panjang baru Rp926,24 miliar untuk ekspansi dan penguatan anak usaha. Ini yang bikin model kawasan industri AKRA terlihat seperti proyek besar yang ditopang mesin kas harian, bukan proyek yang hidup dari booking penjualan tanah semata. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita bandingkan AKRA dengan karakter para pemain kawasan industri lain yang lebih murni. KIJA punya revenue 9M 2025 Rp3,67 triliun dengan growth +8,25% dan recurring sekitar 57%, termasuk pembangkit listrik Rp1,37 triliun plus estate management dan utilitas, ditambah dry port dan golf. Secara kualitas mesin bisnis, KIJA adalah versi paling komplet di kelompok pure play kawasan industri, dan yang paling mirip secara DNA dengan AKRA karena sama-sama punya bisnis utilitas listrik sebagai tulang punggung. Di kas, KIJA juga rapi, CFO Rp1,69 triliun lebih besar dari laba Rp634,5 miliar, FCF Rp1,37 triliun, kas Rp3,29 triliun. Bedanya, KIJA tetap bergantung pada cerita land bank raksasa, sementara AKRA bergantung pada throughput distribusi yang setiap hari muter.
SSIA kebalikannya, kelihatan besar di lahan tapi profil uangnya lebih unstable. Revenue SSIA di Q3 2025 YTD hanya sekitar Rp3,31 triliun dengan growth -14,15%, dan recurring kecil sekitar 18,3% karena mayoritas pendapatan SSIA justru dari bisnis konstruksi 73,2%, plus hotel Rp344,18 miliar yang bukan mesin utama. Yang bikin investor perlu ekstra hati-hati, adalah CFO SSIA justru minus -Rp1,00 triliun saat laba nya malah positif Rp122,98 miliar, dan FCF -Rp1,89 triliun. SSIA masih bisa bertahan karena kas Rp1,61 triliun dan mereka tarik pinjaman baru Rp863,83 miliar, tapi ini menggambarkan pola holding proyek, bukan pola landlord kawasan industri yang nyaman. Ekspansi pakai utang.
DMAS terkenal defensif dari sisi utang bank, karena bank loan alias utang banknya nihil, tapi model uangnya sangat siklikal. Revenue 9M 2025 Rp779,58 miliar dengan growth -53,8%. Porsi revenue yang non-recurring mencapai 96,9% dan dominan berasal dari penjualan lahan industri Rp669,8 miliar. Laba Rp525,63 miliar terlihat besar, tapi CFO cuma Rp68,37 miliar, jadi konversi laba ke kas lagi lemah di periode ini. Rasio CCC DMAS mencapai 4.494 hari mencerminkan model simpan lahan lama, tunggu momen jual. Ini bisa sangat menguntungkan saat siklus tepat, tapi bukan model yang bikin investor tidur nyenyak tiap kuartal. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BEST lebih ekstrem lagi di sisi siklus. Revenue BEST di 9M 2025 hanya Rp246,08 miliar dengan growth minus -21,7%. Secara komposisi recurring terlihat bagus 62,6%, tapi skalanya kecil dan kasnya ketat. BEST rugi Rp19,31 miliar, CFO -Rp33,71 miliar, FCF -Rp60,9 miliar, kas Rp159,23 miliar, dan ada fasilitas kredit Rp1,47 triliun dengan agunan tanah. DSO 200 hari dan CCC 13.242 hari itu sinyal klasik bisnis yang kesulitan mengubah aktivitas jadi uang tunai.
Jadi, apakah kawasan industri AKRA lebih bagus? Jawabannya tergantung definisi kata bagus. Kalau bagus versi investor adalah land bank paling besar, paling banyak opsi lokasi, dan paling murni bertaruh pada kenaikan harga tanah, maka KIJA dan SSIA punya bahan cerita yang lebih tebal, DMAS punya profil utang bank yang paling bersih, dan BEST punya leverage cerita jika siklusnya balik. Tapi kalau bagus versi investor adalah kawasan industri yang bisa dibangun tanpa ngos-ngosan karena ditopang mesin kas yang stabil, modal kerja super efisien, dan ada recurring utilitas yang tumbuh cepat, AKRA itu kandidat paling unik. Intinya begini, AKRA bukan pesaing langsung KIJA DMAS SSIA BEST dalam arti pure play kawasan, tapi AKRA adalah cara membeli kawasan industri dengan airbag berupa bisnis distribusi, dan airbag ini ukurannya raksasa. Risiko utamanya pun beda, di AKRA risiko besar datang dari dinamika volume, komoditas, dan eksekusi ekspansi, sementara di pure play kawasan industri risiko besarnya biasanya datang dari timing penjualan lahan, panjangnya siklus kas, dan kebutuhan pendanaan saat pasar lagi sepi.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2


$MEDC vs $AKRA: Sama-sama Main Minyak Tapi Beda Dunia
Lanjutan dari External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Banyak investor yang suka membandingkan MEDC dengan AKRA seolah-olah mereka punya bisnis yang sama. Memang sama-sama nyentuh minyak, tapi itu cuma kulitnya. MEDC itu produsen energi yang hidup-mati sama cadangan, lifting, CAPEX (capital expenditure), harga minyak, kurs, dan struktur utang. AKRA itu pedagang, distributor, dan operator logistik yang main di volume besar, margin tipis, lalu dibikin stabil lewat jaringan supply chain dan recurring dari sewa tangki, lahan, plus kawasan industri. Jadi ketika investor menyamakan keduanya, biasanya yang dibandingkan itu nama komoditasnya, bukan mesin uangnya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau ukur skala lewat angka pendapatan 9M (9 months) 2025, AKRA itu raksasa volume domestik. Total pendapatan AKRA Rp32,39 triliun, naik sekitar +13,2%, dan 91,4% datang dari segmen perdagangan dan distribusi BBM dan kimia sebesar Rp29,63 triliun. MEDC beda dunia, pendapatannya dilaporkan dalam USD, total $1,76 miliar, turun sekitar -1,46%, dengan kontributor terbesar dari minyak dan gas $1,11 miliar, lalu perdagangan $495,3 juta, dan listrik $133,5 juta. Ini poin penting. AKRA menang di omzet karena modelnya memang memutar barang cepat dalam skala besar. MEDC tidak didesain untuk ngejar omzet ritel-distribusi, tapi ngejar monetisasi cadangan dan produksi lintas negara.
Di margin, kebalikannya. AKRA gross profit margin sekitar 8,5% dari laba bruto Rp2,76 triliun, tipikal bisnis distribusi yang mainnya efisiensi dan rotasi. MEDC gross profit margin sekitar 37,5% dari laba kotor $658,3 juta, karena upstream memang bisa tebal saat harga mendukung dan cost terkendali. Jadi kalau ada investor yang lihat AKRA margin kecil lalu meremehkan, itu salah kelas. AKRA itu mesin margin tipis yang diselamatkan oleh volume dan manajemen modal kerja. MEDC itu mesin margin tebal yang dibebani siklus komoditas dan struktur pembiayaan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Modal kerja mereka juga beda karakter. AKRA punya DSO (days sales outstanding) sekitar 71 hari dari piutang usaha bersih Rp8,55 triliun, tapi DPO (days payable outstanding) sekitar 100 hari dari utang usaha Rp11,03 triliun. Artinya pemasok cenderung jadi sumber pendanaan operasional, daya tawarnya bagus, dan ini cocok untuk bisnis distribusi. MEDC DSO sekitar 30 sampai 35 hari, DPO umumnya sampai 1 bulan. Lebih normal untuk operator energi, tapi tidak memberi bonus pendanaan modal kerja sebesar model AKRA.
Sekarang lihat kualitas uangnya, bukan cuma laba. AKRA CFO (cash flow from operations) Rp3,39 triliun, jauh di atas laba neto Rp1,84 triliun. Itu sinyal laba yang dikonversi jadi kas dengan sangat rapi. CFO itu juga cukup untuk menutup belanja modal dan ekspansi, termasuk CAPEX aset tetap Rp808,7 miliar dan akuisisi tanah Rp676,8 miliar, sehingga FCF (free cash flow) kasarnya sekitar Rp1,9 triliun. Dengan mesin kas seperti ini, AKRA bisa bagi dividen tunai Rp1,97 triliun sambil tetap melunasi pokok utang bank jangka panjang Rp1,1 triliun, bahkan total utang bank turun dari Rp4,79 triliun jadi Rp4,63 triliun. Ini profil yang disukai investor yang mengejar bisnis stabil, repeatable, dan disiplin.
MEDC juga menghasilkan kas yang kuat, CFO $666,1 juta, jauh di atas laba periode berjalan $93,7 juta, lalu CAPEX $361,8 juta sehingga FCF kira-kira $304,3 juta. Masalahnya bukan di kas hari ini, tapi di kualitas pertumbuhan dan volatilitas laba. Pendapatan hanya turun tipis -1,46%, tapi laba bersih anjlok -66,8% dari $282,8 juta menjadi $93,7 juta, sementara liabilitas naik +8,4% menjadi $6,04 miliar. Ini pola khas operator energi yang sensitif ke harga komoditas, kurs, dan biaya pembiayaan. MEDC bisa saja terlihat aman saat harga mendukung, tapi ketika siklus berbalik, tekanan laba bisa datang lebih cepat daripada turunnya pendapatan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Aset yang dijual MEDC ke pasar juga beda. MEDC punya cadangan 1P (proved) 364.454 mboe dan 2P (proved plus probable) 528.260 mboe, dengan umur aset utama diproyeksikan 3 sampai 29 tahun. Ini bukan bisnis yang bisa diulang tanpa henti, karena cadangan itu barang yang habis dan harus diganti lewat eksplorasi atau akuisisi. MEDC juga punya eksposur internasional Indonesia, Thailand, Oman, Yaman, Tanzania, plus investasi besar di asosiasi AMI senilai $1,09 miliar dan beberapa JV (joint venture) seperti TGI $243,5 juta dan MGeoPS $152,6 juta. AKRA tidak bergantung pada konsep cadangan. AKRA bergantung pada jaringan distribusi, kontrak, terminal, logistik, dan pengembangan ekosistem industri seperti JIIPE lewat BKMS, serta asosiasi BMS yang mengoperasikan pelabuhan laut dalam sekitar 400 hektar.
Risikonya pun beda kelas. AKRA tetap punya risiko komoditas karena BBM menyumbang porsi besar pendapatan, dan risiko mata uang karena ekspansi serta pinjaman dalam USD, walau ada mitigasi natural hedging dan kontrak forward. MEDC lebih sensitif. Kenaikan 10% USD disebut berdampak sekitar $220 juta pada laba, lalu ada risiko harga minyak, transisi LIBOR ke SOFR, plus riwayat sengketa lintas yurisdiksi walau sebagian sudah selesai atau banyak gugatan ditolak. Jadi, kalau investor mencari bisnis yang volatil tapi punya torque besar saat siklus komoditas bagus, MEDC masuk akal. Kalau investor mencari mesin volume dengan kas stabil dan pola pertumbuhan yang lebih inline, AKRA itu kelasnya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
AKRA itu berada di dunia isekai supply chain, throughput, dan penguncian ekosistem industri. Sedangakn MEDC itu di dunia cadangan, lifting, CAPEX, utang, kurs, dan siklus minyak. Sama-sama bicara energi, tapi logika valuasi, risiko, dan cara baca laporan keuangannya tidak bisa disamakan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/3



$AKRA $GOLF $MAIN di atas MA 50, cocok buat tektokan
https://cutt.ly/StdhQl8E analisa
@hyonata22 samaa... makasih mas remjndernya di awal.. krn sdh hampir muak sama $AKRA .. sdh 1bln lbh di wotlis, gak bs msk skrinner.. untung blm ada posisi..
@hyonata22 btul mas, gakmau keluar wotlis, tp gak masuk2 skriner juga.. lah vol/val gak naik2... tgl2 $AKRA gak bs msk skriner, tak usir paksa keluar wotlis..agak bosen liat tickernya..
$AKRA
teknikal ketahan disupport potensi breakout dengan akuman bandar dari tanggal 16 cukup bagus.
ENTRY = 1220 - 1240
TP 1 = 1270 (+3,20%)
TP 2 = 1320 (+7,46%)
TP 3 = 1345 (+9,59%)
TP BONUS = 1415 (+15,10%)
StopLoss = 1200 (-2%)

Tulis komentar... 🔓🆒🆔⬆️🔚
Update Higher To Price dari sinyal yang muncul hari tsb :
$AKRA : 1.2%
SSMS : 0.6%
Jika target sudah tercapai saatnya keluar
DisclamerOn : bukan saran jual beli
#ScreenerDekan™️
Not bad lah

Di pasar saham, emosi sering mengalahkan logika.
📉 Panik saat harga turun.
📈 Serakah saat harga naik.
👥 Ikut-ikutan beli karena FOMO.
🧠 Takut rugi, tapi juga takut ketinggalan.
Memahami psikologi pasar adalah kunci untuk:
1. Menghindari keputusan impulsif
2. Mengelola risiko dengan tenang
3. Menjadi investor yang disiplin dan konsisten
▶️Ingin ilmu GRATIS?? Follow & Cek postingan lainnya di profile saya.
Random tag $ADMR $AKRA $APLN

$CDIA Market Cap sudah Rp220T; di harga sekarang untuk 1x bagger adalah Rp440T. Meskipun jadi buka SPBU ESSO di Indonesia, apakah akan ada (minimal) Rp2xxT untuk di guyur masuk ke sini? $AKRA yg punya BP apa setinggi ini evaluasi-nya ?
Harga $SCMA sekarang Rp 340
Zona Area Beli Aman : Rp 325 – 335
• Area support kuat, cocok untuk entry aman jika harga pullback ke zona ini, Boss
Zona Stoploss : < Rp 310
• Jika turun di bawah level ini, struktur swing melemah dan rawan koreksi lebih dalam, Boss
Jika naik & breakout : > Rp 350 → ENTRY LANJUTAN (tambah posisi)
• Breakout 350 berpotensi memicu momentum bullish lanjutan, Boss
Target Profit:
• TP1 = Rp 360
• TP2 = Rp 380 – 400
REQUEST SAHAM https://bit.ly/m/peta_saham
Keterangan Tambahan:
• Selama harga bertahan di atas 325, peluang swing bullish tetap terjaga, Boss
• Entry ideal dekat support untuk risk/reward optimal
• Breakout 350 membuka potensi kenaikan menuju area 400-an
Analisa saya boleh bantu, tapi keputusan tetap milik Boss.
Ayo REQUEST SAHAM di kolom komentar seperti
$AKRA $PPRO
,Nanti Kami Buatkan Flowchart Keputusan biar analisa makin gampang!
Support like agar terus update!!!
Follow untuk ikuti flowchart keputusan saham trend
Kalau postingan ini bermanfaat, boleh banget kasih tip lewat tombol bergambar 💲 di bawah ya. Terima kasih banyak 🙏
$AKRA
Buy 1210-1240
TP1 1280-1290 (RRR 1:2.0)
TP2 1300-1310 (RRR 1:2.5)
Stop Loss if Close : <1180
yang menarik lainnya untuk hari ini $DSFI $PPRE
Komen dibawah untuk bocoran.

🎶 🆑💯❌⁉️🆙♨️⭕️🆓
Fokus aja yg ini :
$AKRA
$SSMS
Untuk periode
Hari : Selasa
Tanggal : ⏭️ 23 December 2025 ⏮️
Hadir dalam SINYAL #ScreenerDekan™️ di StockBit .
Kita tunggu % Higher to Price sewaktu closing nanti jam 16.00 untuk cross-check hasilnya yang selama ini fitur screener StockBit tidak mengecewakan.
DisclamerOn : bukan saran jual beli, hanya Guideline pribadi 🌈

Tulis komentar... 🔓🆒🆔⬆️🔚
Update Higher To Price dari sinyal yang muncul hari tsb :
$AKRA : 1.2%
$ASII : 1.1%
$PGAS : 3.0%
PTRO : 0.7%
TOTL : 0.0%
UNVR : -1.4%
WIIM : 4.5%
Jika target sudah tercapai saatnya keluar
DisclamerOn : bukan saran jual beli
#ScreenerDekan™️
Not bad lah

⏱️ Keunggulan Timeframe Pendek: Mengalahkan Institusi dengan Data yang Lebih Detail
Smart Money bergerak dalam timeframe pendek untuk mengakumulasi tanpa menarik perhatian. Sementara trader ritel fokus pada timeframe harian, peluang terbesar sering muncul dalam timeframe 5 menit atau 1 jam. Mengalahkan mereka berarti menganalisis volume di timeframe yang lebih detail.
Trigger Smart Money adalah alat yang dirancang untuk analisis timeframe pendek yang mendetail di pasar saham Indonesia. Kami mencari anomali volume yang hanya muncul di timeframe intraday.
Kami fokus pada Deteksi Volume Anomali yang Unik di Timeframe Pendek. Kami mencari lonjakan volume yang sangat tiba-tiba, yang melampaui norma intraday hingga beberapa kali lipat. Lonjakan ini adalah jejak Smart Money dalam timeframe pendek. Lonjakan ini divalidasi dengan Analisis Arus Dana Bersih yang Dominan di timeframe yang sama. Dengan menganalisis volume dan money flow secara detail di timeframe pendek, Trigger Smart Money memberikan Anda alert akumulasi yang sangat cepat, memungkinkan Anda untuk masuk ke pasar lebih dulu.
$UNTD $AKRA $INDO
1/2

