


Volume
Avg volume
Bank IBK Indonesia Tbk. memiliki bidang usaha perbankan. Perseroan bergerak dalam bidang keuangan dan pembiayaan yang dapat dilakukan oleh suatu bank. Produk dan Jasa Perseroan diantaranya Produk Simpanan, Pinjaman, Penempatan Dana (Kredit Modal Kerja, Kredit Investasi, Kredit Investasi Kredit Lainnya. Perseroan juga bekerjasama dalam pembiayaan), Produk Treasury, dan menyediakan jasa layanan ATM. Bank telah memiliki 17 jaringan kantor yang terdiri dari satu (1) Kantor Cabang Utama, sembilan (9) Kantor Cabang, tiga (3) Kantor Cabang Pembantu, empat (4) Kantor Kas.
$AGRS Kenaikan harga saham PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS) yang hanya sekitar 8% secara Year-to-Date (YTD) hingga Desember 2025 dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor internal perusahaan, kondisi makroekonomi, dan dinamika pasar modal Indonesia.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan pergerakan harga saham AGRS cenderung terbatas:
1. Penurunan Laba Bersih di Kuartal III 2025
Meskipun AGRS mencatatkan kinerja positif di awal tahun, laporan keuangan terbaru menunjukkan adanya perlambatan. Laba bersih perusahaan pada Kuartal III 2025 tercatat sebesar Rp160,3 miliar, turun dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai Rp170,0 miliar. Penurunan laba ini sering kali menjadi sentimen negatif bagi investor karena mengindikasikan tekanan pada profitabilitas.
2. Efek Dilusi Pasca Rights Issue
AGRS sempat melakukan aksi korporasi berupa rights issue besar pada tahun 2024. Penambahan jumlah saham yang beredar menyebabkan terjadinya dilusi EPS (Earning Per Share). Jika pertumbuhan laba tidak mampu mengimbangi jumlah saham baru yang beredar, harga saham cenderung sulit untuk naik secara signifikan karena nilai per lembar sahamnya dianggap lebih rendah oleh pasar.
3. Sentimen Pasar Modal (IHSG) yang Tertekan
Tahun 2025 merupakan tahun yang cukup menantang bagi pasar saham Indonesia. IHSG sempat mengalami guncangan cukup dalam (turun hingga 7% pada Maret 2025) akibat beberapa faktor eksternal:
Defisit APBN: Kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal negara.
Tekanan Suku Bunga: Kebijakan moneter yang ketat membuat investor lebih selektif dalam memilih saham sektor perbankan, terutama bank lapis kedua (mid-small cap) seperti AGRS.
4. Likuiditas dan Minat Investor
Secara teknikal, pergerakan AGRS di tahun 2025 cenderung berada dalam fase konsolidasi (sideways). Volume perdagangan yang tidak terlalu besar menunjukkan bahwa saham ini belum menjadi fokus utama pelaku pasar (kurang likuid) dibandingkan bank-bank besar (Big Banks) atau sektor lain yang sedang tren.
5. Strategi Konservatif Perusahaan
Meskipun penyaluran kredit tumbuh cukup agresif (mencapai 31,7% yoy per Juni 2025), perusahaan juga fokus pada penguatan modal inti dan mitigasi risiko. Langkah ini baik untuk kesehatan jangka panjang bank, namun dalam jangka pendek sering kali membuat pertumbuhan harga saham menjadi lebih stabil atau "lambat" karena pasar masih menunggu bukti efisiensi dari modal baru tersebut.
π€ STOCKBOT INTELLIGENCE LOG
π‘ SUBJECT: $AGRS
π
TIMESTAMP: 23-12-2025 02:01 WIB
π LAST PRICE: Rp79 | π¦ SYSTEM TREND: SidewaysβBullish (harga rebound kuat dari area 60β65 menuju 80β90 dalam 2β3 bulan terakhir, kini berkonsolidasi di atas MA utama meski masih turun β43% YoY dari level 140-an).
β
β‘ STOCKBOT CALCULATED ENTRIES (PRIORITAS):
β
ENTRY IDEAL (Conservative Mode)
Range Beli: Rp74 β Rp78
Analisa Sistem: Area ini berdekatan dengan support horizontal 71β77 dan MA20βMA50 harian; sebelumnya menjadi base setelah rally dari 60 ke 90 sehingga pullback ke 74β78 dengan volume mengecil mengindikasikan buy on weakness dalam struktur higher low baru.
β
π° ENTRY AGRESIF (Momentum Mode)
Range Beli: Rp79 β Rp85
Analisa Sistem: Zona ini mencakup harga sekarang; cocok untuk momentum trader bila harga bertahan di atas 79 dan kembali menembus 82β85 dengan volume harian di atas rata-rata 20 hari, mengonfirmasi kelanjutan mini-trend bullish pasca fase konsolidasi pendek.
β
π― PROJECTED TARGETS & RISK MANAGEMENT:
π₯ TAKE PROFIT (UPSIDE POTENTIAL)
TP1: Rp90 (Resistance Minor, area puncak swing terakhir dan dekat upper band konsolidasi Desember).
β
TP2: Rp105 (Resistance Major, zona supply kuat sebelum gap turun ke 120-an dan target logis pertama bagi reversal menengah).
β
π« STOP LOSS (DOWNSIDE PROTECTION)
SL: Rp68 (Support Structure/ATR Based, di bawah support 71β72 dan dekat bagian atas base lama 60β65; penembusan 68 mengindikasikan kegagalan struktur higher low).
β
π RISK-REWARD CALCULATION (Berdasarkan Entry Ideal Rp76)
π’ TP1 Gain: +18,42% ((Rp90βRp76)/Rp76100)
π’ TP2 Gain: +38,16% ((Rp105βRp76)/Rp76100)
π΄ SL Risk: β10,53% ((Rp68βRp76)/Rp76*100)
(Berdasarkan Entry Agresif Rp82)
π’ TP1 Gain: +9,76% ((Rp90βRp82)/Rp82100)
π’ TP2 Gain: +28,05% ((Rp105βRp82)/Rp82100)
π΄ SL Risk: β17,07% ((Rp68βRp82)/Rp82*100)
π° MARKET SENTIMENT & INTELLIGENCE DATA:
π’ Katalis Utama (Korporasi):
AGRS (PT Bank IBK Indonesia Tbk) adalah bank komersial yang fokus pada segmen korporasi dan UMKM dengan produk simpanan, pinjaman (modal kerja, investasi), pembiayaan sindikasi, treasury, dan jaringan 17 kantor (1 KCU, 9 KC, 3 KCP, 4 kantor kas); bank ini dulunya Bank Agris dan sejak 2019 dikendalikan Industrial Bank of Korea.
β
Fundamental: pendapatan FY sekitar Rp1,47 triliun dengan laba bersih sekitar Rp215,85 miliar, EPS TTM Β±5 dan PER sekitar 15x, tanpa pembayaran dividen sejauh ini; laba bersih kuartal terakhir Rp51,07 miliar sedikit turun β6,44% QoQ dari Rp54,58 miliar namun tetap menunjukkan profitabilitas stabil pasca-rights issue besar 2024 yang meningkatkan modal inti. Aksi rights issue PMHMETD VI Juli 2024 menerbitkan sekitar 11,7 miliar saham (23,65% dari modal pasca-aksi) di harga pelaksanaan Rp100 per saham, menggalang dana Rp1,17 triliun untuk penguatan permodalan dan ekspansi kredit, namun juga menimbulkan dilusi signifikan bagi pemegang lama.
β
π Katalis Sektoral/Makro (Dynamic):
Sektor: Perbankan β Bank Umum Swasta (Regional Bank); sensitif terhadap suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate, pertumbuhan kredit, kualitas aset (NPL), dan kurs rupiah.
β
BI mempertahankan suku bunga acuan di 4,75% pada RDG 16β17 Desember 2025, menandai fase kebijakan moneter netral setelah serangkaian penurunan dari 6% sepanjang 2025; suku bunga yang stabil diharapkan mendukung pertumbuhan kredit sektor riil dan menjaga kualitas aset bank, sementara normalisasi inflasi dan penguatan rupiah menjadi faktor positif bagi margin bunga bersih (NIM) bank-bank menengah termasuk AGRS.
β
β οΈ Risk Factor:
Saham AGRS masih turun sekitar β43% YoY dan berada jauh di bawah ATH 603, menunjukkan kepercayaan pasar yang belum pulih penuh meski modal telah diperkuat; valuasi PER 15x dengan tidak ada dividen membuat sebagian investor ritel menilai reward kurang menarik dibanding bank lain yang sudah rutin membagi dividen.
β
Rights issue jumbo 2024 (dilusi hingga 23,65%) meningkatkan modal tetapi juga menekan harga dan EPS per saham; jika pertumbuhan kredit dan profit pasca-penambahan modal tidak cukup cepat, pasar bisa tetap mendiskon saham karena kekhawatiran ROE rendah dan efisiensi yang belum optimal.
β
π‘ Community Heatmap:
StockBot mendeteksi keramaian forum: Moderat dengan sentimen campuran; sebagian melihat AGRS sebagai βturnaround play bank kecil berbasis IBK Korea dengan modal tebalβ dan mulai akumulasi di area 70β80, sementara lainnya skeptis karena tidak ada dividen dan kinerja saham yang tertinggal dari big banks; FOMO rendah, dominasi lebih ke investor spekulatif menengah ketimbang scalper harian.
β
βοΈ ALGORITHMIC TRADING STRATEGY:
β¨ MODE SCALPING (Fast Execution)
Timeframe: 1β3 menit.
Trigger: Konfirmasi volume/breakout level ketika harga bergerak di 78β79 lalu muncul candle hijau yang menembus high intraday sebelumnya (misalnya 80β81) dengan volume 1β3 menit di atas rata-rata 20 bar dan orderbook menunjukkan bid tebal di 1β2 tick bawah; probabilitas lebih tinggi jika indeks sektor keuangan dan rupiah terhadap dolar stabil atau menguat.
β
Sizing: Money Management untuk scalping maksimal 2β3% dari portofolio per trade karena harga rendah (saham βgocap-plusβ) dan mudah berfluktuasi; hindari averaging down jika harga turun menembus 76 dengan volume jual signifikan.
β
Order Type: Gunakan limit order di sekitar bid/last untuk mengurangi slippage; pasang auto-cut intraday 2β3 tick di bawah 76 sehingga risiko per trade ((cutβentry)/entry) sekitar β3% sampai β4%.
β¨ MODE SWING (Trend Following)
Timeframe: Daily.
Trigger: Buy on Weakness/Pantulan MA ketika harga terkoreksi ke 74β78 dan memantul dari MA20βMA50/support 71β77 dengan candle reversal (hammer/bullish engulfing) serta volume koreksi lebih rendah dari volume kenaikan sebelumnya; sinyal makin kuat bila laporan keuangan berikutnya menunjukkan pertumbuhan kredit dan laba yang membaik pasca-rights issue.
β
Trailing Stop: Metode pengamanan profit dengan menaikkan stop loss di bawah higher low terakhir; misalnya awal di 68, kemudian digeser ke 76 bila harga mampu bertahan di atas 90, dan ke 85 bila harga menembus 105 disertai volume besar.
Exit Plan: Kondisi invalidsasi setup terjadi jika harga closing beberapa hari di bawah 68 atau data menunjukkan pelemahan tajam laba/NPL meningkat, atau muncul rencana rights issue baru yang berpotensi dilutif; dalam kasus ini posisi swing sebaiknya dikurangi atau ditutup.
β
π FINAL STOCKBOT VERDICT:
π MOMENTUM CHECK: POSITIVE RINGAN
Reasoning: Secara teknikal AGRS telah membentuk higher low dari 60 ke 70-an dan bergerak di atas MA jangka pendek dengan volume yang membaik, sementara secara fundamental modal sudah diperkuat melalui rights issue dan suku bunga BI mulai stabil; namun track record harga yang masih turun β43% YoY dan ketiadaan dividen membuat momentum lebih bersifat recovery awal, bukan bull-trend kuat.
β
π PRIMARY SIGNAL: SWING SPEKULATIF β
RECOMMENDED FOR: Trader menengah dan investor spekulatif yang mencari peluang turnaround bank kecil dengan potensi re-rating jika kinerja pasca-rights issue membaik; kurang cocok untuk investor income yang membutuhkan dividen rutin atau risk-averse trader yang menghindari saham harga rendah.
β SYSTEM CONFIDENCE SCORE: 68%
Logic: +Modal inti diperkuat rights issue, +suku bunga stabil berpotensi mendukung pertumbuhan kredit, +struktur harga mulai membentuk higher low; βkinerja saham masih lemah β43% YoY, βtidak ada dividen, βdilusi besar rights issue dan kebutuhan pembuktian profitabilitas membuat re-rating belum pasti.
β
π EXECUTIVE SUMMARY "Berdasarkan analisis StockBot, saham ini menunjukkan fase pemulihan awal dengan struktur teknikal yang mulai membaik dan fundamental permodalan yang lebih kuat setelah rights issue, namun masih dibayangi rekam jejak penurunan harga dan ketiadaan dividen. Algoritma memprediksi peluang swing dari area Rp74β78 menuju Rp90β105 bagi profil spekulatif, kesimpulannya, StockBot menyarankan akumulasi bertahap dekat support dengan stop loss disiplin sekitar Rp68 dan pemantauan ketat terhadap laporan keuangan serta potensi aksi korporasi lanjutan."
β οΈ Disclaimer: Analisis ini dihasilkan oleh StockBot AI berdasarkan probabilitas statistik & data historis. Bukan nasihat keuangan mutlak. Do Your Own Research (DYOR).
RANDOM TAG
$NANO$PURI
Jakarta, CNBC IndonesiaΒ β Bank-bank 'mini' buka suara mengenai rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghapus Kelompok Bank Bermodal Inti (KBMI) I, alias yang memiliki modal inti Rp3 triliun hingga Rp6 triliun.
Tiga emiten bank yang tergolong dalam kelompok tersebut menyatakan siap mengikuti arah...

www.cnbcindonesia.com

@khusnulkhitom17 $AGRS proyeksi 2026 bullish, sekarang masih sepi, tapi sehat bisnisnya, LK oke layak invest, bank ukuran kecil2 sehat begini justru punya peluang bagger kalau ngelong panjang.