BENEISH M-SCORE SEBAGAI SALAH SATU DETEKSI MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA LAPORAN KEUANGAN $GIAA TAHUN 2018 SEBELUM RESTATEMENT)
Mumpung lagi mood nulis, bosan ngetroll badut dan Sarkas. Ini adalah lanjutan postingan @Stockbit User mengenai Beneish M-Score di tahun 2020 lalu, silakan dicari di stream beliau.
Salah satu buku yang direkomendasikan kepada saya oleh Pak @rk27 untuk terjun di saham adalah Financial Shenanigans: How to Detect Accounting Gimmicks & Fraud in Financial Reports (Howard Schillit dan Jeremy Perler). Buku ini sangat bermanfaat bagi Investor dalam memilih emiten, terutama berpikir skeptis mengenai hasil laporan keuangan yang “too good to be true”. Salah satu financial shenanigans yang dibahas adalah Earning Manipulation Shenanigans, yang terdiri dari bermacam-macam. Kali ini kita akan fokus tentang Earnings Manipulation Shenanigans #1: Recording Revenue to soon dan khususnya salah satu tools untuk mendeteksi earnings manipulation yaitu Beneish M-Score.
Recording Revenue To Soon artinya dalam hal ini perusahaan mengakui pendapatan terlalu cepat, padahal pendapatan tersebut belum seharusnya diakui sebagai pendapatan. Beberapa red flag yang terkait dengan financial shenanigans ini adalah:
1) Mencatat pendapatan sebelum menyelesaikan kewajiban dalam kontrak;
2) Mencatat pendapatan jauh sebelum selesainya kontrak;
3) Mencatat pendapatan sebelum pembayaran oleh pembeli masih diragukan;
4) Jumlah piutang usaha (terutama piutang jangka panjang dan belum ada tagihan) bertumbuh lebih cepat daripada penjualan.
Bagaimana caranya mengakui pendapatan yang sesuai dengan aturan? Ada aturannya yaitu PSAK 72. Ada 5 langkah ada PSAK 72 yang harus dilewati baru suatu perusahaan bisa mengakui pendapatan dari suatu kontrak antara lain:
1) Identifikasi kontrak dengan pelanggan;
2) Identifikasi kewajiban kinerja yang terpisah dalam kontrak;
3) Menentukan harga transaksi;
4) Alokasikan harga transaski pada tiap tiap kewajiban kinerja yang terpisah;
5) Mengakui pendapatan SETELAH setiap kewajiban kinerja tercapai
Jangan pusing-pusing, INTINYA prinsip pengakuan pendapatan adalah di poin 5, ketika KEWAJIBAN KINERJA / TERM DALAM KONTRAK TERCAPAI. Jika kita belajar dari kasus GIAA, yang terjadi adalah LK tahun 2018, GIAA mencatat laba bersih US$809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar. Laba tersebut ditopang salah satunya oleh kerja sama antara Garuda dan PT Mahata Aero Terknologi. Kerja sama itu nilainya mencapai US$ 239,94 juta atau sekitar Rp 2,98 triliun. Dana itu masih bersifat piutang yang KEWAJIBAN KINERJA BELUM TERCAPAI tapi sudah diakui seluruhnya sebagai pendapatan.
Alhasil, perusahaan sebelumnya merugi kemudian mencetak laba. Kejanggalan ini diketahui oleh dua komisaris Garuda Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria yang enggan menandatangani laporan keuangan 2018. Pada kasus GIAA tersebut, piutang belum ada hak tagih. Hak tagih dimiliki perusahaan ketika sudah menjalankan kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan kontrak.
GIAA bukan financial institution, yang mana salah satu teknik / metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya manipulasi earning adalah Beneish M-Score. Beneish M-Score adalah metode matematika dari hasil riset Professor Messod Beneish. Untuk mengevaluasi Beneish M-Score dilakukan dengan formula:
M-Score = -4,84 + 0,92(DSRI) + 0,528(GMI) + 0,404(AQI) + 0,892(SGI) + 0,115(DEPI) - 0,172(SGAI) + 0,327 (LVGI) + 4,679(TATA), dengan penjelasan:
DSRI = Days Sales Receivable Index, untuk mencari distorsi dan proposionalitas kenaikan piutang dengan kenaikan pendapatan;
GMI = Gross Margin Index, yang mana ketika margin memburuk, terdapat potensi dilakukan manipulasi terhadap earnings perusahaan;
AQI = Asset Quality Index, yang mana peningkatan pada AQI mengindikasikan adanya penambahan expense yang dikapitalisasi untuk menghindari loss pada OCI untuk mempertahankan laba perusahaan
SGI = Sales Growth Index, yang mana perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi dapat didorong oleh manipulasi untuk menaikan trend pertumbuhan perusahaan
DEPI = Depreciation Index, yang mana DEPI tinggi dapat mengindikasikan manipulasi pada metode penyusutan
SGAI = Sales Growth and Administrative Index, yang mana penurunan biaya yang mencurigakan dan efisiensi tinggi pada biaya administratif dan marketing dapat menunjukkan indikasi adanya manipulasi pada earnings
LVGI = Leverage Index, yang mana peningkatan leverage akan dibarengi dengan pengetatatn operasional
TATA = Total Accruals to Total Asset, yang mana mengindikasikan profit secara akuntansi akrual tidak sejalan dengan profit pada cash (CFO)
Hasil pengujian Beneish M-Score terlampir di gambar. Indikasi signifikan Beneish M-Score PT Garuda Indonesia Tbk. pada laporan keuangan tahun 2018 (sebelum koreksi restatement) https://cutt.ly/sB6fobt melakukan manipulasi adalah pada DSRI, GMI, dan M-Score akhir dengan penjabaran:
DSRI = 1,725 . Treeshold kriteria: DSRI ≤ 1,031 adalah Normal, 1,031 < DSRI < 1,465 adalah Grey, DSRI ≥ 1,465 adalah Manipulator. Skor 1,725 menunjukkan bahwa dari DSRI GIAA adalah manipulator karena sudah diatas treeshold 1,465. GIAA dari DSRI terdapat Indikasi memanipulasi revenue recognition. Dan terbukti memang GIAA pada tahun 2018 melakukan manipulasi pada revenue recognition.
GMI = 1,631. Treeshold kriteria: GMI ≤ 1,014 adalah Normal 1,014 < GMI < 1,193 adalah Grey GMI ≥ 1,193 adalah Manipulator. Margin index GIAA yang memburuk menunjukkan indikasi manipulasi pada earnings.
AQI, SGI, DEPI, SGAI, LVGI, TATA GIAA pada level normal / grey yang tidak signifikan.
Hasil akhir Beneish M-Score GIAA adalah -1,757, yang mana kriteri Beneish M-Score ≤ -2,00 adalah Normal -2,00 < M-Score < -1,78 adalah Possible Manipulator M-Score ≥ -1,78 adalah Likely Manipulator. Dalam hal ini maka Laporan Keuangan GIAA FY2018 (sebelum restatement) sudah masuk indikasi Likely Manipulator oleh model Beneish M-Score. Dan terbukti pada kenyataannya bahwa manajemen GIAA melakukan financial shenanigans berupa recording revenue too soon.
Jika ingin rekan-rekan menghitung sendiri Beneish M-Score emiten yang rekan-rekan pegang, bisa masukan langsung angka-angka pada Beneish M-Score Kalkulator https://cutt.ly/LB6foGV .
NOTES: Beneish M-Score tidak dapat diaplikasikan pada Financial Institution (Banks, Investment Firm, Insurance, dll).
Perbanyak baca buku, kurangi baca stream tukang obat / tukang jual snake oil level kampung gak jelas.
Semoga bermanfaat.
Daftar referensi:
Buku:
Beneish, M. D. 1999. The Detection of Earnings Manipulation. Financial Analysis
Schilit H. M. & Perler J. (2010). Financial shenanigans (3rd ed. [Fully rev. and updated]). McGraw-Hill Professional.
Tuanakotta, Theodorus M. (2010). Akuntansi forensik dan audit investigatif edisi 2 (ke-2). Jakarta: Salemba Empat.
Tuanakotta, Theodorus M. (2018). Menghitung kerugian keuangan negara dalam tindak pidana korupsi / Theodorus M. Tuanakotta ; editor, Ema Sri Suharsi. Jakarta : Salemba Empat,.
Laporan Keuangan / Annual Report:
Annual Report PT. Garuda Indonesia Tbk. Tahun 2017. https://cutt.ly/iB6foKb
Annual Report PT. Garuda Indonesia Tbk. Tahun 2018. https://cutt.ly/BB6foBg
Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk Tahun 2018 (sebelum restatement). https://cutt.ly/rB6fo1m
Aturan:
PSAK 72
Random tag: $SPMA $SRIL $AISA $TELE