SEMUA PADA TERIAK RESESI
OPPORTUNITY OR THREAT?
==========================
Resesi adalah bla bla bla.
Banyak influencer, public figure, dan media yang hampir tiap hari membahas tentang ini. Kebetulan saya pagi ini melihat story teman saya yang sedang memberi semacam analisa tentang resesi yang akan terjadi dan tips untuk berhemat dan menabung dalam menghadapi resesi yang mungkin akan lebih mengerikan dr resesi global di masa lalu.
Sebelumnya, saya sering lihat quotes tentang "Pikiranmu adalah magnet" ya ketika kita terus memikirkan tentang A, anehnya akan terus kita temukan bahasan, cerita, postingan tentang A. suatu kebetulan yang betul. kemudian masih tentang A dilanjutkan dengan alam bawah sadar karena tebaran fear membuat kita seakan akan memang dalam kondisi A, akhirnya kita mengundang kondisi kita dengan Pikiran.
Mari kita mundur kebelakang, Indonesia pernah mengalami resesi pada tahun 1998, 2008, dan 2020. Apa yang saya rasakan saat di tahun tahun tersebut?
1. Pada tahun 1998 saya masih SD. ya mana ngerti saya yang namanya resesi, tapi yang saya rasakan saya masih bisa makan, sekolah seperti biasa, menghirup udara pagi di sebuah pedesaan yang asri, dengan aktifitas penduduknya yang sehari2 sebagian besar petani.
2. Pada tahun 2008 saat itu saya dengan kehidupan normal setiap hari baru menikah, kebetulan kebutuhan belum terlalu banyak, yah untuk gaji sangat cukup meskipun yang kerja saat itu hanya suami. Tampa memikirkan akan menabung atau berhemat.
3. Pada tahun 2020 resesi akibat pandemi, apakah berdampak terhadap saya? yang saya rasakan, saya justru banyak menghabiskan waktu dirumah dengan aktifitas ibu rumah tangga Krn WFH. sehingga pengeluaran sangat ekonomis sekali.
Ternyata, saya pribadi telah memalui 3 kali resesi. semenakut itu kah resesi? tergantung, tahun-tahun tersebut saya tidak di recokin dengan fear resesi. justru saya tau tahun tahun tersebut resesi baru baru ini jadi saya tidak takut. 馃槀馃槀馃槀
Terus bagaimana dengan teriakan resesi saat ini? Tampa merendahkan opini orang lain tentang resesi. tahun ini disuatu hari saya sempat membaca sebuah tulisan tentang mindset orang kaya dan orang miskin saat menghadapi Resesi yaitu
1. orang kaya akan membelanjakan uangnya saat resesi sementara orang miskin sibuk menabung, berhemat dan menjual asetnya untuk menghadapi resesi.
2. orang kaya membelanjakan uang nya ke aset yang murah karena saat resesi orang miskin menjual asetnya untuk bertahan.
itu alasan kenapa setelah resesi, akan bermunculan orang orang kaya, atau orang kaya yang semakin kaya. dan orang miskin tetap miskin. Benarkah demikian? ya Ndak tau, kok tanya saya? hehehe
Jadi gini, benar apa engga silahkan membuktikan nya sendiri. sangat tidak bijak jika kita berkoar2 tentang ancaman resesi dan tips menghadapi resesi padahal kita aja ga mempraktek kan untuk melihat opportunity.
Oya, diingatkan lagi oleh para senior dipasar modal,
1. berita FEAR dibuat untuk mendapatkan harga murah
2. Setiap orang dibursa punya kepentingan
3. tetap berpegang pada perusahaan/emiten yang berkinerja baik
4. Skenario resesi akan terus berulang
5. sasaran empuk dipasar modal kepolosan
Jadi kesimpulan yang bisa didapat dalam berinvestasi yaitu Jika oknum ingin harga murah, mereka tidak menyeerang kinerja perusahaan, mereka tidak menyerang teknikal tapi mereka menyerang Psikologis investornya karena psikologis menggoyahkan conviction. jika tidak ingin menjadi sasaran empuk dipasar modal maka berpikirlah realistis.
Masuk akal bukan?
Dengan didukung nasehat dari WB "Be fearful when other are greedy and be greedy when other fearful"
semoga hari2 kita selalu berkah ya teman teman. jangan lupa bahagia apalagi bersyukur 馃槈馃檹
$ADES $SRTG $MPMX $SMDR
1/2