Kemarin saya menulis soal ide ekonomi paling ajaib, hari ini saya mau menulis soal boxing style paling ajaib.
Lho kok boxing -- ada hubungan-nya dengan investasi gaakk? Ada donk, karena -- selalu -- dalam kehidupan, deepness di satu bidang pasti bermanfaat di bidang yang lain. Semakin dalam kita di suatu bidang semakin kita akan melihat betapa mirip-nya bidang itu dengan bidang apapun yang lain.
Ada yang bertanya di forum lain kira2 begini:
Kenapa boxing style dari Tyson hanya satu macam main pukul saja?
Whaaattt??? Hahaha
Well well well... boxing style dari Tyson memang hanya satu, tetapi itu adalah boxing style yang paling complicated dan paling butuh stamina luar biasa. Nama dari boxing style ini adalah *peek-a-boo*, dan khususnya peek-a-boo yang digunakan oleh Tyson adalah peek-a-boo yang paling sulit.
Martial-arts bisa kita bagi menjadi dua macam fighting style, sebut saja: point fighting dan continuous fighting. Perbedaan utama dari dua style ini adalah dalam hal setup melakukan striking.
Dalam point fighting, secara umum striking dilakukan setelah kita berada dalam posisi berdiri atau kuda2 yang "ideal" untuk melakukan striking. Karena itu, jalan-nya pertarungan dari point fighting adalah dimana kedua fighter akan saling menyerang dalam beberapa steps sekaligus, TETAPI kemudian masing2 selalu kembali ke posisi berdiri yang ideal untuk serangan berikut-nya. Ini adalah style yang paling sering kita lihat dalam pertarungan2 martial arts termasuk di MMA (mix-martial-arts) dan boxing.
Dalam continuous fighting, semua serangan (dan termasuk bertahan) harus bisa dilakukan DARI SEGALA POSISI. Jadi tidak kembali dulu ke posisi ideal, tetapi selalu bisa lanjut attack dan defense setiap saat. Thus it's called continuous. Style ini adalah style yang sangat susah untuk dikuasai, dan satu2nya martial arts style yang saya ketahui sangat emphasize hal ini adalah gongfu (atau kungfu, wushu, apapapun sebutan-nya sekarang ini by China government). Teori-nya style seperti ini akan membuat seorang fighter selalu satu langkah di depan lawan-nya.
Untuk bisa melakukan style ini, badan harus super flexible, kekuatan otot harus merata di seluruh tubuh dan mempunyai reflex di atas rata2. Itulah gunanya tarian2 "monyet" dalam gongfu yang penuh dengan gerakan2 akrobatik, yang tujuan utama-nya selain teknik2 martial-arts, adalah untuk melatih flexibility dan kekuatan otot yang merata. Dalam jaman sekarang ini adalah gabungan dari latihan yang namanya calisthenics dan parkour.
Utk reflex lebih susah lagi, karena reflex tidak bisa ditingkatkan dengan berlatih menghindar barang2 yang dilempar ke kita, tetapi harus melakukan yang namanya latihan dalam (atau neigong -- BUKAN tenaga dalam -- karena gak ada yg namanya tenaga luar -- thanks to Kho Ping Ho atas salah kaprah ini hehe). Dalam jaman sekarang ini, ini adalah latihan untuk meng-utilize kelenjar dan hormon kita terutama adrenaline dalam fighting (dan juga untuk kebutuhan kesehatan tentu saja). Sayangnya, latihan ini sangat tidak cocok untuk jaman sekarang, karena membutuhkan waktu yang sangat panjang. Apalagi untuk para atlit, karena ROI-nya (return-on-investment) akan menjadi sangat rendah.
Susah-nya berlatih ini adalah bisa dilihat hingga saat ini tidak ada satupun fighter di UFC yang meng-utilize ini. Ada beberapa champion UFC yang background-nya gongfu, tetapi style yg mereka gunakan adalah lagi2 point fighting. Kalau mau lihat bagaimana jalan-nya pertarungan dari style ini, sayang-nya tidak ada sources lain, selain movie2 gongfu, khususnya movie2nya Donnie Yen, tetapi yang bukan Ip-Man. Gak heran kalau gongfu selalu diledek2 hebat-nya hanya di movie2 saja -- tetapi di UFC semuanya keok. Gak betul begitu, tetapi ya begitulah kenyataan-nya.
Style yang paling dekat dengan continuous fighting adalah peek-a-boo dalam boxing yang digunakan oleh Tyson ini. Dan susahnya style ini, bisa dilihat bahwa mungkin Tyson adalah satu2nya boxer yang sukses menggunakan style ini. Lain-nya mungkin adalah Floyd Patterson, yang mana kedua-nya sama2 adalah murid dari Cus D’Amato -- si creator-nya.
Dalam style ini, seorang boxer dibutuhkan untuk bisa bertarung dengan gaya orthodox (tangan kiri dan kaki kiri di depan) dan southpaw (tangan kanan dan kaki kanan di depan) sama baik-nya, bisa berganti2 antara posisi orthodox dan southpaw dengan cepat, termasuk mengayun badan ke bawah dengan posisi yang hampir squat, kecepatan stepping kaki untuk maju ke depan, menghindar sambil mem-posisi-kan diri semakin dekat ke lawan, memukul sambil meloncat ke depan utk segala macam jenis pukulan, posisi badan yang konstan bergerak mengikuti posisi lawan, kadang maju, ke samping, termasuk berputar ke belakang lawan, dan tentu harus bisa memukul dengan speed dan power tinggi dari segala macam sudut dan posisi.
Style ini membutuhkan kombinasi dari power seorang slugger seperti Marvin Hagler dan Khaosai Galaxy, kecepatan bergerak dari seorang ahli jab seperti Muhammad Ali dan Sugar Ray Leonard, dan skill seorang counter-striker seperti Floyd Mayweather dan Archie Moore -- tidak bisa sepotong2. Seperti kekuatan 3 orang boxer dijadikan satu dan demikian juga latihan-nya. Lihat betapa keras-nya Tyson berlatih, bentuk badan dan muscle2-nya di waktu masa2 jayanya.
Contoh gagal-nya juga bisa dilihat di tahun2 terakhir-nya Tyson sendiri, begitu disiplin-nya hilang, speed turun, power turun, serangan-nya menjadi kurang efektif tetapi menguras stamina sangat banyak pada saat stamina-nya sendiri sudah turun juga. Style peek-a-boo justru menjadi bumerang untuk diri-nya sendiri.
Mirip gak coba dengan ber-investasi. Banyak dari kita yang masih beranggapan bahwa ber-investasi tidak lebih daripada kegiatan tebak2an beli dan jual saham, seperti halnya kita melihat Tyson tidak lebih daripada seorang tukang pukul saja.
Klik tombol beli sih gampang, tetapi menghitung harga yang tepat?? Mungkin 1 taon pun belum cukup kita mempelajari sebuah company dan market-nya. Tidak menebak2 market pun ya gampang, cukup hanya dengan gak usah baca berita kok haha tetapi untuk paham why-nya ini supaya tidak tergoda ya harus paham kompleks-nya market -- yang seumur hidup pun mungkin kita akan pernah bisa, bahkan bisa paham 10%-nya saja sudah kelas dunia. Untuk paham dan yakin bahwa trading dan yang memper2 trading itu akhirnya bangkrut?? Karena sama dengan gambling?? Ya mungkin harus belajar matematika lebih dalam lagi yang sudah pasti gak bisa dilakukan dalam semalam. Beli waktu market panik, jual waktu market lagi hype?? Gak segampang itu juga, karena market bisa saja punya reason valid utk panik dan reason valid utk hype. Semua hal itu adalah pengetahuan dalam yang tidak akan pernah terlihat jelas kalau kita tidak menggali-nya dengan benar.
Dan juga kita selalu dalam bahaya kehilangan disiplin. Value investing adalah cara investasi paling masuk akal, anti cut-loss, tetapi butuh kesabaran dan ketekunan untuk mengerti bisnis yang kita invest. Kalau tergoda untuk main tubruk2 saja, walaupun rasa2nya masih ada yg ganjel, masih ada yg gelap2, ya bisa jadi bumerang ke diri sendiri-nya lebih gila2an. Belum lagi godaan rumput tetangga selalu lebih hijau. Teknik lain main-nya banyak saham, value investing logika-nya hanya bisa main sedikit saham, dan mungkin hanya 2-3 saham atau malah all-in. Sekali ambrol, ya langsung KO.
Ok begitu saja. Untuk yg curious seperti apa itu peek-a-boo style dan bagimana seharus-nya seorang gongfu master bertarung (yang sayang-nya saat ini hanya baru ada di movie2 aja hehe), silahkan enjoy dua video berikut ini. Semoga bisa lihat kenapa itu disebut continous fighting (hint: liat stepping2 kaki-nya), betapa sulit-nya itu dilakukan, dan thus bisa memetik pelajaran dari-nya. Keep learning dan happy weekend.
A theoretical gongfu master: https://cutt.ly/EBH1pp8
Peek-a-boo: https://cutt.ly/HBH1pzA
$IHSG $ITMG $PTBA $SMDR $ADES