Selain sentimen tech yang emang kena mayoritas saham di sana, dari pengamatan / riset saya sih penurunan harga saham Meta (FB / IG / WA / Oculus) karena:
1. Tik Tok. Ngaruh ke time spent / active user yang di app mereka (FB, IG, dll) sehingga ads revenue jg bisa terpengaruh. Walaupun sebenernya emang secara jumlah masih lebih banyak dari Tik Tok. Tapi kemaren mereka baru aja ada pengurangan jumlah user kuartalan pertama kali dalam sejarah.
2. Buat counter ini, mereka introduce Reels. Karena masih di fase awal, tingkat monetisasi nya juga belom bisa sebanyak Stories / Feed. Mirip kayak dulu fase awal Stories yang buat counter rising dominance nya Snapchat.
3. Walaupun Oculus Quest 2 nya market leader di VR (67-90% market share dalam setahun terakhir), tapi investor lumayan skeptis karena mereka keluarin lbh dari 10 miliar dolar (>150 triliun) per tahun buat bangun metaverse related projects dan R&D. Ini buat operating margin mereka makin tertekan.
4. Perubahan kebijakan privacy iOS nya Apple (IDFA) yang bikin ads targeting jadi lebih susah / limited karena gabisa track users di other app atas nama "privacy". Jadinya ads yang dikasih jg mungkin bs aja jadi less relevant. ARPU (average revenue per user) di negara barat itu bisa hampir 10x lipat di Asia, jadinya ini lmyn impactful jg karena banyak di negara barat yang pake Apple.
5. Normalisasi user time spent post-pandemic.
Di luar itu, bbrp bull case menurut saya ya mungkin FB dan IG ttp bisa bertahan sebagai the dominant "family & friends" social network dengan recommendation engine (Reels & other content) yang semakin bagus jd bisa lbh on par sama Tik Tok. Selain itu, apa yang udah terjadi di India juga bisa diliat sebagai "bull case". Setelah Tik Tok di ban karena geopolitik India-China, FB dan IG jadi lebih berkuasa. Selain itu, Whatsapp for Business monetisasi nya juga udah mulai take-off di sana. Kemaren udah bisa grocery shopping via WA dengan partnership nya sama JioMart. Whatsapp Pay juga udh lbh mature di sana. Kalo hal yang sama dilakukan di developed markets kayak US, tentunya ini bisa jadi katalis yg sangat besar.
Selain itu, percepetan development VR / AR dan komersialisasi nya ke mainstream audience. Oculus Quest 2 kemaren yang mendominasi banget market VR, udah kejual kurang lebih 15 juta unit dengan ASP 300-400 USD. Kedepannya, seiring dengan teknologi hands / body tracking dll yang semakin maju, dan headset / glasses yang semakin casual looking, harapannya bisa semakin tinggi volume dan ASP nya. Kalo ini udah terjadi, sebagai pemilik platform, selain dapet penjualan dari hardware sales, software sales lewat Meta / Oculus Store juga bakal attractive banget, kayak yang kita liat terjadi di Play Store / App Store, yang take rate nya bisa sekitar 30%. Selain itu, melihat kejadian Apple dan IDFA tadi, kalo emg bisa jadi next gadget yang dominan di mainstream market, jadi market leader di VR device ini bisa jadi moat yang sangat besar buat Meta kedepannya. Tentunya, kedepannya ini bakal dilakuin dengan bbrp kompetitor seperti dari Apple, Pico (acquired by Bytedance, Tik Tok's parent), Reverb (HP), Microsoft, PSVR (Sony), DPVR, dll.
Di valuasi sekitar 12x P/E dan EV/FCF, menurut saya a lot of the bad news is priced in. Mnrt saya, harusnya Meta at the very least msh bisa maintain presence jd the dominant family & friends social app dengan recommendation engine yang oke (mungkin not as good as Tik Tok).
Random tagging tech and advertisement related businesses (as Meta is an advertising giant) $MNCN $SCMA $WIRG $BMTR $DCII