$SMDR
SELL OR HOLD PERUSAHAAN PELAYARAN?
Kalau berdasarkan data freightos harga global freight rate minggu ini sudah berada di harga 6130. Turun dari harga tertinggi sekitar 10.000-12.000.
Memang beberapa data yang ada tidak bisa dijadikan acuan harga freight rate perusahaan pelayaran Indonesia, seperti Baltic dry Index, 75% ditentukan oleh harga freight rate untuk pelayaran yang berada di samudera atlantik seperti Amerika. Sedangkan beberapa perusahaan pelayaran Indonesia kebanyakan dalam rute samudera pasific seperti China dan India. But tetap ada penurunan harga, walau utilitas SMDR masih 100% di bulan juli seperti yang dikatakan Dirut SMDR dalam wawancara oleh Mandiri sekuritas.
INIKAH AKHIR DARI PERUSAHAAN PELAYARAN?
Kecenderungan otak manusia secara psikologis, sesuatu kalau sudah naik, otak kita cenderung akan berpikirnya naik lagi, tapi kalau sudah turun, otak kita juga akan berpikiran akan turun lagi. Kenapa ? KARENA OTAK KITA SEDANG MEMBACA FAKTA.
Tidak percaya ? coba baca stream predict stockbit, anda kan menemukan fenomena seperti itu.
Kondisi ini kita dapat temukan pada SMDR.
Bahkan dari beberapa riset kecil yang saya lakukan, ada beberapa media asing yang menulis tentang akan terjadinya FREIGHT RECESSION. Apa itu freight recession?
Gambarannya seperti ini. Anda melihat kesibukan pelabuhan besar dunia yang berdampak pada kemacetan pada pelabuhan ( PORT Congestion) karena terjadi bottleneck disisi luar pelabuhan karena banyak kapal yang ingin merapat namun tidak bisa masuk kedalam pelabuhan untuk melabuhkan kontainer, yang akhirnya waktu delay naik yang berdampak pada kenaikan ongkir. Kemudian anda tidak melihat ruang kosong pada kapal untuk dapat diisi kontainer. Bahkan seandainya kapasitas kapal mampu menampung kontainer sampai setinggi Twin tower Malaysia, maka anda akan melihat kapal pencakat langit akan penuh mengisi seluruh samudera di dunia. Namun sayangnya sampai saat ini belum ada temuan kapal yang memiliki kapasitas sebesar itu.
Nah Freight Recession, merupakan kebalikannya, Anda tidak melihat kesibukan separah itu. Pernah melihat jalanan di jakarta saat dilockdown? sepi banget, bahkan lebih sepi daripada waktu lebaran, hanya beberapa mobil saja yang melintas. Nah seperti itu gambarannya, hanya ada beberapa kapal saja, bahkan anda tidak melihat tumpukan kontainer yang tinggi. Bahkan waktu labuh saat puncak bisa mencapai 3 hari, maka ini sebaliknya tidak sampai hari bahkan hanya beberapa jam saja.
Namun Hal ini dibantah pakar supply chain management Mr Dale, pakar Supply chain management University of Arizona. Dia mengatakan bahwa global freight rate akan menemukan keseimbangan baru dan tidak akan kembali ke harga sebelum covid. upssss..........
Namun sebaliknya kalau kita melihat Baltic dry index , hal ini pernah terjadi lonjakan harga pada th 2003 dari harga 1000an hingga 5000an. dan turun kembali ke harga ke 1000an, namun naik lagi hingga mencapai harga diatas 10000.
Nah mengacu dari beberapa data yang saya berikan diatas.
Maka bukan berarti ketika global freight rate turun saat ini akan turun lagi, maka bisa saja penurunan ini bersifat sementara dan bakalan naik lebih tinggi lagi. Bila masih terjadi masalah supply chain terutama di China karena lockdown, selama demand dunia tidak turun.
Namun Jika demand turun signifikan, dan supply chain mulai normalisasi maka akan terjadi penurunan freight rate berkelanjutan.
Jadi hal ini ditentukan oleh 2 hal:
1. Demand
2. Supply chain
KESIMPULAN
Selama demand masih tinggi dan supply chain masih chaos, maka harga freight rate akan naik. Namun sebaliknya bila demand turun dan supply chain mulai normal maka harga freight rate akan turun.
Hal diatas adalah pemikiran saya, belum tentu benar, belum tentu salah. tidak perlu diperdebatkan. Bila anda melihat dari sudut pandang berbeda silakan comment dibawah, supaya kita dapat melihat fenomena ini dengan benar dengan sudut pandang yang menyeluruh.