Sebaiknya kita melakukan DIVERSIFIKASI atau tidak?
Kalau biasanya saya menulis tentang keadaan makro dunia, sekarang coba saya buat tulisan tentang tehnik2 investasi. Tujuannya, selain coba bagi2 ilmu, adalah utk memastikan bahwa saya memang benar2 mengerti topik yg saya tulis. Seperti kata Einstein: "If you can't explain it simply, you don't understand it well enough".
BTW keadaan makro sampai saat ini tidak banyak berubah sejak bbrp minggu lalu:
1. Inflasi dunia tinggi, ekonomi dunia akan melambat
2. Banyak negara naikkan suku bunga
3. Harga energi masih tinggi
4. Harga komoditas selain energi agak turun karena diperkirakan ekonomi dunia akan melambat
5. Risiko geopolitik masih tinggi (Rusia, Iran)
6. Ekonomi Indonesia masih oke, ditopang ekspor komoditas
Sekarang kita bicarakan tentang diversifikasi
1. Apa itu diversifikasi?
Gampangnya: membagi investasi kita ke beberapa saham, agar risiko turun.
Misalnya kalau kita punya uang Rp 100jt dibelikan 1 saham saja itu risiko tinggi. Kalau saham tersebut jatuh, uang kita berkurang banyak. Kalau uang 100jt tadi dibelikan 10 saham, masing2 Rp 10jt, kalau 1 atau 2 saham jatuh nggak akan terlau terasa. Tidak mungkin juga kita punya 10 saham jatuh semua.
2. Apakah segampang itu hanya dengan membeli beberapa saham?
Tidak juga. Saham2 tersebut harus dari industri yg berbeda-beda. Misal punya 10 saham. Kalau 10 saham tsb semua saham batu bara, lalu harga batu bara turun, ya 10 saham jatuh semua. Itu bukan diversifikasi namanya. Lebih bagus lagi kalau dalam 10 saham itu ada yg blue chip ada yg perusahaan kecil. Ada yg value ada yg growth. Ada yg saham defensive ada yg normal, dll. Pokoknya harus ber macam2.
3. Berapa minimal jumlah saham dalam portofolio sehingga tercapai diversifikasi?
Menurut penelitian, antara 15 sampai 20 saham. Tapi harus lihat juga poin no.2
4. Apakah dengan diversifikasi akan menghilangkan risiko seluruhnya?
Tidak. Ada 2 macam risiko, yaitu risiko sistematis (disebut juga risiko pasar) dan risiko unsistematis (disebut juga risiko individu).
Risiko sitematis adalah risiko yang mempengaruhi semua saham. Misalnya kalau tiba2 inflasi melonjak, harga minyak melonjak, ada huru-hara, ada resesi, dll. Kalau itu terjadi, tentu semua saham kena akibatnya.
Risiko individu adalah risiko yg hanya mempengaruhi 1 saham saja. Misalnya sebuah emiten gudangnya mengalami kebakaran, CEO kena kasus korupsi, produk tidak laku, dll. Tidak mungkin misalnya semua perusahaan mengalami kebakaran bersama-sama.
Diversifikasi hanya menghilangkan risiko individu. Risiko sistematis tetap ada (lihat gambar di bawah). Misal kalau kita punya 15 saham, lalu di Indonesia terjadi kerusuhan, ya 15 saham jatuh semua walaupun sudah diversifikasi.
5. Apa keuntungan diversifikasi dibandingkan tidak diversifikasi?
Keuntungan utama tentu risiko yang lebih kecil.
Keuntungan lain adalah peluang keuntungan bila suatu industri yang sahamnya ada di portofolio kita mengalami booming sehingga harga saham tsb naik. Karena diversifikasi, kita punya saham dari berbagai industri. Dengan demikian lebih besar kemungkinan menangkap peluang industri tertentu yg booming tiba2.
6. Apa kerugian diversifikasi dibandingkan tidak diversifikasi?
Kerugian utama adalah peluang return (keuntungan) yang lebih kecil. Kalau kita punya 15 saham dari industri yg ber beda2, tidak mungkin 15 saham itu naik banyak semua. Pasti ada yg naik banyak, ada yg naik sedikit, ada yg tetap, ada juga yg turun. Di rata2, ya pasti ada kenaikan, tapi nggak terlalu banyak. Bandingkan misalnya kalau dari awal 2022 ada investor yakin dengan saham batu bara, lalu masuk full batu bara, pasti cuan sudah jauh lebih banyak dari investor yg diversifikasi.
Kerugian lain adalah perlu riset lebih banyak. Karena punya banyak saham, dan dari industri yg ber beda2, berarti lebih susah dan lama risetnya dibandingkan misalnya punya 4 saham batu bara semua.
7. Apa kata para investor besar?
Ada yg menganut diversifikasi, ada yg menganut tanpa diversifikasi.
Opa Warren contoh yg menganut tanpa diversifikasi. Kata Opa Warren, kalau kita yakin dengan emiten2 yg kita punya maka tidak perlu diversifikasi. Diversifikasi hanya berguna kalau kita tidak mengerti tentang emiten2 yg kita punya. Karena tidak mengerti, kita tidak yakin sahamnya akan naik atau akan turun. Jadi perlu diversifikasi utk jaga2 kalau ada yg turun. Menurut Opa Warren lebih baik pilih 5 atau 6 emiten yg kita betul2 yakin akan naik sahamnya.
Investor2 lain mengakui bahwa se hebat2 nya kita, tidak mungkin tebakan kita akan suatu saham bisa betul semua. Jadi tetap perlu diversifikasi.
8. Saya sendiri bagaimana?
Dulu saya full diversification. Dijaga punya 20 saham, dari 10 industri yg berbeda. Sekarang hampir full batu bara 馃槅
'Rasa' nya beda bgt. Dulu tenang dan nyantai. Saya tahu risiko saya rendah sekali. Misalnyapun kena risiko sistematis (ditandai dengan IHSG turun => karena semua saham kena) ditunggu bbrp bulan saja pasti naik lagi. 20 saham juga saya pilih baik2, PER dan PBV kecil, ada sales growth, equity growth, NI growth, CF positive, industri prospek, dll. Saya sampai nggak setuju kalau dibilang investasi saham itu berisiko. Return lumayan, tapi ya segitu2 saja.
Sekarang sport jantung. Tiap hari liatin barchart cek harga coal. Bacain perang Rusia. Return, ya gitu deh 馃槃
9. Jadi lebih baik diversifikasi atau tidak?
Tergantung faktor2 berikut:
a. Risk profile => kita termasuk org yg tahan risiko atau yg suka main aman saja? Tiap orang beda2 karakternya. Kalau karakter kita adalah suka main aman, mungkin lebih baik diversifikasi saja
b. Tingkat keyakinan => kalau kita sangat yakin dengan suatu emiten/industri, boleh bobotnya dalam portofolio ditambah. Atau bahkan mungkin full di sana kalau sangat yakin.
Saya saat ini sangat yakin dengan batu bara. Harga sekarang sudah berapa, dibandingkan ATH sebelumnya. Sementara harga sahamnya ya masih segitu saja. Karena itu sy hampir full batu bara. Nanti2 kalau zaman batu bara sudah berakhir, dan tidak ada lagi kasus seperti ini, saya mungkin akan full diversification lagi.
c. Ketahanan terhadap kerugian => misalnya kita rugi. Nilai portofolio kita turun banyak. Apa efeknya terhadap hidup kita? Apa masih punya aset lain? Apa masih punya sumber income lain? Apa investasi saham pakai uang dingin? Apa kita masih menyokong anak/org tua? dll
Kalau sampai kerugian dalam saham berakibat fatal pada hidup kita, lebih baik diversifikasi.
Demikian, semoga bermanfaat
Random tag $IHSG $PTBA $BBCA $MEDC $TAPG
1/2