Laporan Global Economic Prospect dari World Bank
Saya baru baca laporan Global Economic Prospect yg diterbitkan oleh World Bank edisi Juni 2022. Laporan ini dibuat tiap kuartal, menggambarkan keadaan ekonomi dunia dan propeknya ke depan. Isinya kira2 sbb
1. Perang Rusia Ukraina menyebabkan kenaikan harga komoditas, masalah pada rantai pasok, masalah pada kecukupan makanan, meningkatkan kemiskinan, meningkatkan inflasi, kenaikan suku bunga, dan ketidakpastian
2. Total efek pada emerging market yg pd umumnya adalah eksportir komoditas adalah negatif => diuntungkan dari kenaikan harga komoditas, tapi efek negatif perang lebih besar.
3. Sampai 2023 pertumbuhan ekonomi dunia akan tetap rendah, sekitar 3%. Disebabkan harga komoditas tetap tinggi dan kebijakan moneter duia yg ketat (suku bunga tinggi)
4. Downside risk (risiko2 yg bisa sebabkan ekonomi makin turun): masalah geopolitik, stagflasi, masalah ratai pasok memburuk, bahaya kelaparan
5. Pengaruh perang Rusia terhadap negara berkembang macam2. Ada yg diuntungkan, ada yg dirugikan. Tetapi secara rata2 keseluruhan adalah negatif. Efek negatif terutama akibat inflasi, masalah geopolitik, bunga hutang, meningkatnya covid.
6. Inflasi tinggi saat ini terutama akibat meningkatnya demand setelah covid, masalah rantai pasok, dan meningkatnya harga bahan pangan dan energi. diperparah perang Rusia
7. Inflasi diperkirakan akan mencapai puncak pada pertengahan 2022, kemudian turun sedikit tapi masih tetap tinggi.
8. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap di bawah rata2 sampai 2030
9. Berkaca pada stagflasi 1970an, stagflasi wkt itu diatasi dengan cara menaikkan suku bunga tinggi sekali sampai menyebabkan resesi global yang sangat buruk efeknya bagi negara berkembang.
10. masalah pada negara berkembang yang adalah importir energi, karena harga energi yg tinggi.
11. Exportir energi awalnya akan mendapat keuntungan, tapi akan terkena pengaruh negatif pertumbuhan ekonomi dunia yg rendah dan kenaikan harga barang impor
12. Pertumbuhan ekonomi dunia adalah 5.7% pada 2021, diperkirakan akan turun ke 2.9% pada 2022 dan 3% pada tahun2 selanjutnya
13. Perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 direvisi dari 5.2% ke 5.1%
14. Perkiraan pertumbuhan eknomi Indonesia 2023 direvisi dari 5.1% ke 5.3% 馃榾
15. Pertumbuhan ekonomi negara maju turun dari 5.1% pada 2021 ke perkiraan 2.6% pada 2022 akibat kenaikan harga energi
16. Kenaikan harga komoditas sejak pertengahan 2022, dipicu perang Rusia. Terutama untuk kmoditas yg diekspor oleh Rusia dan Ukraina, kususnya energi dan gandum.
17. Rusia berusaha alihkan ekspor energi ke negara lain (karena diboikot Eropa), tapi terbatas infrastruktur. Misal utk ekspor gas perlu pipa.
18. Pada awal Jan diperkirakan harga energi akan naik 5% sepanjang 2022. Sekarang diperkirakan akan naik 52% sepanjang 2022
19. Harga energi akan mulai turun 2023, tapi masih di atas rata2
20. Harga energi akan naik jauh lebih tinggi bila Rusia gagal alihkan ekspor. Misalnya bila NATO menghentikan kapal Rusia
21. Harga pupuk diperkirakan naik 70% selama 2022
22. Harga pangan akan naik, terutama gandum dan jagung. Beras dan kedelai turun sedikit
23. Rata2 inflasi dunia pada April 2022 7.8%, tertinggi sejak 2008. Rata2 inflasi negara berkembang 9.4%. Terutama karena kenaikan harga pangan dan energi
Sayangnya pada laporan ini nggak dibedakan antara negara berkembang yg eksportir komoditas dan importir komoditas. Utk negara berkembang yg importir komodtas, ya bye2 saja ekonominya. Sudah jatuh tertimpa tangga. Tangga besi lagi. Tapi utk negara berkembang eksportir komoditas (termasuk Indonesia) kelihatannya keadaan akan baik2 saja.
Lihat poin 12, 13, dan 14. Pertumbuhan ekonomi kita jauh lebih tinggi dari rata2 dunia. Revisi negatif 2022 kecil bgt, nggak ngaruh. Padahal secara rata2 dunia revisi negatif nya besar sekali. 2023 malah kita direvisi positif. Padahal utk dunia revisinya masih negatif. Ini luar biasa bgt.
Lihat poin 2. Itu rata2 keseluruhan ya, yg negatif dan positif dijumlah semua. Poin ini agak menyesatkan. Se akan2 semua negara berkembang efeknya jadi negatif. Tapi tidak begitu. Pada negara2 berkembang ada yg negatif ada yg positif.
Lihat poin 19 dan 20. Harga energi yg tinggi masih akan berlangsung lama, jadi kita masih bisa menikmati.
Lihat poin 23. Di dunia rata2 inflasi 7.8%, negara berkembang malah 9.4%, kita cuma 3.5%
Jadi kalau boleh saya simpulkan, keadaan ekonomi dunia memang lagi buruk sekali. Dan buruknya utk jangka lumayan panjang. Dan rentan utk makin memburuk bila perang Rusia makin memanas. Tapi ekonomi Indonesia malah sehat, karena kita untung dari ekspor komoditas. Sampai kapan sehatnya? Paling tidak sampai 2023 karena perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 malah direvisi naik. Dan harga komoditas 2023 diperkirakan masih tinggi.
Secara keselutuhan ini report yg bagus sekali. Ada banyak data yg terungkap di sini. Tapi saya merasakan (atau perasaan saya saja ya?) bahwa laporannya agak tendensius. Dibuat se akan2 seluruh dunia pasti kena masalah ekonomi. Padahal kalau kita lihat datanya, ada bbrp negara yg diuntungkan. Termasuk Indonesia. Seharusnya ditekankan pada laporannya bahwa walaupun secara keseluruhan ada masalah ekonomi di dunia, tapi ada bbrp negara yg baik2 saja.
Sekarang bayangkan kalau kita jadi fund manager di New York. Daripada duit diinvestasikan di AS, apa tidak lebih baik diinvestasikan di Indonesia? di tengah2 ekonomi dunia yg diprediksi turun, kita malah naik. Semoga setelah ini kita kebanjiran dana asing (ngarep mode: ON)
Awal mei waktu AS naikkan suku bunga, IHSG turun dalam (tapi terus naik lagi). Minggu lalu wkt AS naikkan suku bunga lagi, IHSG turun lagi. Sekarang sudah mulai naik lagi. Mungkin investor Indonesia takut dengan keadaan ekonomi AS yg memburuk. Tapi harus disadari ekonomi AS, atau bahkan ekonomi dunia, memburuk bukan berarti ekonomi kita juga memburuk. Kalau menurut data dan proyeksi World Bank, malah membaik.
Disclaimer: bukan ajakan membeli atau menjual, hanya sebagai bahan diskusi
Random tag: $IHSG $PTBA $ITMG $TAPG $BBCA
1/2