@dana68 ketemu juga, selamat membaca semoga bermanfaat (ini tulisan sudah lama, 4 tahun lalu mungkin)
YANG PALING BERHARGA (Baca: Waran, Lagi)
Seorang pria, J, usia 20-an, diajukan ke pengadilan. Ia dituduh mencuri sepeda.
“Kenapa anda mencuri sepeda?” tanya jaksa pada J.
“Well, ceritanya panjang,” sahut J tenang. Jaksa memintanya bercerita lebih jauh.
Inilah kisahnya.
J menjalin hubungan dengan gadis SMA. Namanya M. Cantik. Seksi. bahenol.
Suatu kali J menemui M sepulang sekolah. Mereka pun berjalan-jalan dengan berboncengan sepeda M. Keduanya sampai di daerah sepi dan berumput tinggi. M minta berhenti.
Tanpa diduga M menanggalkan satu persatu pakaiannya. Setelah telanjang bulat dengan suara menggoda M berkata kepada J, “Kamu boleh mengambil yang paling berharga dariku.”
“Saya berpikir. Pakaiannya bagus. Tapi itu pakaian wanita. Untuk apa pakaian itu buat saya? Lalu saya melihat sepedanya. Jadi, itulah ceritanya pak jaksa.” Cerita J.
Wakakakkkk.
Semoga tidak ada yang mengalami “kedunguan” seperti kisah di atas ya.
Yah, omong-omong soal dungu. Siapa sih yang tidak melakukannya? Orang-orang menyebut itu proses belajar. Tapi kalo terjadi berulang kali?
Lucunya, kalo gak bisa dikata konyolnya, kita sering melakukannya.
Dimana?
Ya, dimana lagi? Pastinya di bursa saham.
Saham-saham yang pergerakannya suka jungkir balik dalam hitungan detik/menit. Dan seringnya berakhir koma, mati suri, diharga mengenaskan untuk jangka waktu yang cukup lama. Malah digandrungi.
Alasan semua itu terus terjadi?
Serakah, tidak sabar.
Pikiran dipenuhi khayalan keuntungan beratus persen hanya dalam waktu singkat. Bukan hari. Tidak juga bulan. Apalagi tahun.
Tapi menit. Bila perlu detik.
Dimana kita bisa berkhayal meraup cuan ratusan persen hanya dalam hitungan menit atau detik?
Jawabnya: waran. W-A-R-A-N.
Ya, waran.
Aku menulis lagi soal waran karena banyak yang awam mengenai hal satu ini. Bukan hanya sering bingung dengan pergerakan waran. Bahkan bagaimana bertransaksi saja mereka tidak tahu.
Jadi, oke, kita bahas lagi. Sekali lagi. Dan mungkin akan ada lagi. Meski aku sendiri sudah agak bosan menuliskan cerita begini. Hanya karena melihat, mengetahui banyak yang tidak mengerti, tersesat dengan pemikirannya sendiri, akhirnya menyesal. Kuputuskan, baiklah, nulis lagi.
Aku langsung ke hal yang penting saja. Kenapa induk naik tapi warannya terus turun?
Terus terang waran ini sulit, kalo gak bisa dikata mustahil, dianalisa. Namun untuk berbinis waran, kita tetap butuh analisa. Yang bisa dipercaya. Yang bisa jadi pegangan.
Aku pernah berbagi 2 resepku soal ini. Aku tidak perlu mengulangi lagi.
Tapi bagaimana dengan waran yang baru listing? Kinerja induknya belum terbukti. Tapi pergerakannya bikin kita sakit hati bila tidak ikutan berjudi. Lebih baik mati bunuh diri daripada sakit gigi.
Hahaha.
Jangan dah. Lebih baik cuan daripada sakit gigi. Sakit hati. Apalagi sampai bunuh diri.
Caranya?
Seperti yang sudah kusinggung, menganalisa waran itu sulit bin rumit. Namun ada cara mudah. Awasi induknya.
Induk naik, waran naik. Induk turun, waran turun.
Gampang, kannn.....
Tapi, ehh, kan gerak waran gak selalu ngikut induknya. Ada yg terus naik meski induknya turun. Atau terus turun meski induknya naik.
Gimana kalo seperti itu?
Yah, kalo ada waran yg kelakuannya gitu, namanya kurang ajar. Sontoloyo. Gombal mukiyo! (wakakakkk)
Saranku: avoid.
Ya, A-V-O-I-D.
Kenapa?
Ini dia. Misal saham X, warannya Y, harga tebus Rp. 500.
Harga X , misalnya, 1200. Dan Y, 150.
Apakah Y lagi didiskon?
Banyak yang terjebak pemikiran begini. Mereka melupakan yang namanya EXERCISE DATE. Masa penukaran waran jadi saham dengan membayar nilai tebus yang sudah ditetapkan.
Dengan pemikiran diskon, diskon dan diskon itu, kamu beli. Y turun ke 100 (dan X ke 1350, misalnya). Kamu beli lagi.
Mumpung murah.
Big money mengerti perasaanmu. Terutama khayalanmu. Kamu dikasih harga Y di 60. Lebih murah lagi kannn. Toh X sudah di 1400-an.
Gimana? Kamu akan menjual seluruh asetmu, bahkan celana dalammu, untuk memborong Y????
Sebelum dirimu terjerumus ke dalam penyesatan murah ini, mari kita lihat cerita $PRIM (Z) dan $PRIM-W (W). Harga tebus Rp 625/lembar, exercise date: 12 Nov 2018 – 14 Mei 2021.
Aku sempat berbisnis di Z dan W. Lalu kabur ketika tahu pergerakannya tidak harmonis. Listing di 15 Mei 2018; Z di 500.
Z meraih harga tertinggi pada 25 Juli 2018 di Rp 1.755. Dan W di 296, pada tanggal dan bulan yang sama.
W Murah? W Diskon???
Pikir sendiri dah.
Lalu harga Z terus turun hingga di 645 pada 27 Nov 2018. Dan W 200. Ini bulan exercise date berlaku.
Apa yang kamu pikirkan?
Harga Z terus turun hingga 466 pada 29 Maret 2019. Jauh lebih murah dari harga tebus yang sudah ditetapkan.
Artinya, kalo dirimu beli W bahkan diharga 1 rupijah saja, ya KEMAHALAN!
Pripun? Sampun ngertos?
Itulah kenapa aku sering mengingatkan bahwa membeli waran sebelum masa exercise date SEPENUHNYA SPEKULASI, JUDI, TOGEL, TOMPEL, apapunlah namanya.
Kalo dirimu mengira murah, itu sepenuhnya KHAYALAN tulen.
Kenapa?
Sebelum waran itu benar2 bisa ditukar jadi saham, tidak ada yang namanya murah. semuanya spekulasi. Total.
Kesimpulan?
Simpulkan sendiri.
Oke, met wik en. Bi hepi.
Good Luck!