>> Klasifikasi Saham : Core Stock dan Growth StocK Dalam Portofolio 馃搫
Untuk membangun portofolio sesuai dengan visi F.I.R.E Project Investment, yaitu untuk mampu melampaui kinerja IHSG (beat the market). Diversifikasi penempatan dana ke instrument saham dibagi menjadi 2 klasifikasi saham yaitu Core Stock dan Growth Stock.
Core Stock dan Growth Stock dibedakan berdasarkan kapitalisasi pasar, valuasi perusahaan dan jangka waktu investasinya.
Core Stock :
Core stock atau yang lebih dikenal orang dengan saham bluechips kita klasifikasikan sebagai sebuah perusahaan yang mempunyai kapitalisasi saham diatas 50T, mempunyai ROE yang stabil dan bisa diprediksi dengan bisnis yang sudah terbukti bisa bertahan lebih dari 10 tahun serta mempunyai wide economic moat yang tidak gampang diduplikasi oleh kompetitornya. Tidak heran jenis saham core stock ini tidak pernah di valuasi murah oleh market, maka dari itu target beli yang dilakukan jika MOS sama dengan atau lebih dari 20% atau di fair price-nya saja, disesuaikan dengan industrinya lagi.
Dengan harga yang relatif stabil dan likuiditas yang baik core stock sangat disukai oleh para fund manager. Tipe saham core stock ini digunakan sebagai investasi jangka panjang ( > 10 tahun ) , seperti pengelolaan dana pendidikan, pensiun dan warisan.
Growth Stock
Growth stock atau juga banyak disebut value stock, sesuai namanya merupakan saham yang perusahaannya sedang bertumbuh, dengan kapitalisasi pasar dbawah 50T potensi pertumbuhan saham ini masih sangat tinggi, investor-investor yang sudah mempunyai pengalaman sering mencapai multibagger pada saham tipe ini.
Growth stock dianggap mempunyai prospek yang bagus di masa depan, namun sekarang masih di valuasi sangat murah dibawah nilai instrinsik-nya, biasanya dengan PBV < 1x dan PER < 5x . Sebanding dengan potensi kenaikan harga sahamnya, begitu juga dengan potensi downside-nya, maka dari itu growth stock tidak cocok untuk investasi jangka panjang. Keputusan menjual dilakukan ketika valuasi sudah sangat mahal atau over value.
Peter Lynch pada bukunya yang berjudul One Up On Wallstreet membagi 6 jenis saham secara umum, selain membedakan jenis saham antara core dan growth stock, jenis saham juga diturunkan berdasarkan story awal dibalik perusahaan untuk mengukur ekspektasi apa yang kita harapkan dalam membeli sebuah saham, jika kita ekspektasi yang jelas, kita juga tidak mempunyai goal yang jelas mengapa kita membeli saham tersebut.
Selain itu juga dengan mengetahui 6 jenis saham ini, kita juga lebih menyesuaikan isi portofolio kita dan memudahkan analisa kita untuk keputusan membeli atau menjual saham.
6 jenis saham yang dimaksud adalah :
1. Slow Grower
Perusahaan yang masuk katagori slow grower adalah perusahaan yang pertumbuhannya relatif tidak jauh beda dengan *growth GDP nasional, atau kisarn growth-nya kurang dari 5%. Biasanya perusahaan-perusahaan yang masuk katagori ini adalah perusahaan yang sudah mature secara umur perusahaan dan terlalu besar sehingga ruang pertumbuhannya menjadi semakin terbatas.
Ciri lain dari perusahaan slow grower adalah perusahaan ini konsisten dalam membagi deviden dan juga jumlah devidennya itu royal dalam artian DPR-nya tinggi. Kalau diambil contoh saham yang masuk kriteria slow grower yaitu $UNVR, dimana revenue dan net profit $UNVR dalam 5 tahun terkahir cenderung melambat (revenue growth 3.3% dan net profit 4.1% CAGR). dan $UNVR juga secara konsisten membagi seluruh keuntungan perusahaan untuk dibagikan sebagai deviden tiap tahunnya.
Peter Lynch sendiri tidak terlalu suka tipe saham slow growers ini, karena kalau perusahaan tidak bertumbuh dengan pesat, begitu pula dengan petumbuhan harga sahamnya.
2. Stalwarts
Saham-saham yang termasuk stalwarts contohnya seperti ace hardware, sidomuncul, bank bca dll. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai pertumbuhan lebih pesat dibanding slow grower. dengan kisaran pertumbuhan earning 10%-12% per tahun. saham tipe ini bisa memberi profit yang bagus untuk portofolio kita jika membeli di harga dan waktu yang tepat. untuk stalwarts Peter Lynch menargetkan capital gain 30-50% dalam 1 sampai 2 tahun, ketika sudah mencapai target harga Peter Lynch tidak segan-segan menjual saham stalwarts dan mencari saham-saham lain yang salah harga, padahal earning-nya masih bertumbuh dengan stabil dalam portofolio-nya Peter Lynch biasa menyimpan beberapa stalwarts karena saham-saham dalam katagori ini cukup bertahan pada saat krisis
3. Fast Grower
Ini adalah jenis saham yang disukai Peter Lynch, saham fast grower biasanya adalah perusahan kecil dan agresive dan bisa bertumbuh > 20% dalam 1 tahun, pada saham-saham inilah Peter Lynch mendapatkan multibagger-nya, katagori saham inilah yang bisa mengubah portofolio kita ke size yang awalnya kecil bisa menjadi portofolio yang size-nya besar.
Saham-saham tipe fast grower tidak selalu ada pada fast growing industry, bisa saja kita menemukan saham fast grower di perusahaan yang sedang sunset atau yang sedang melambat sekalipun. Penting juga untuk diingat perusahaan fast grower tidak selamanya bertahan menjadi fast grower, jadi triknya kita harus tau sampai kapan kira-kira perumbuhan mereka melambat atau berhenti bertumbuh.
Ada juga konsekuensi dari saham fast grower adalah ketika misalnya pertumbuhannya tidak sesuai dengan ekspektasi karena misalnya kegagalan bisnis, maka biasanya harga sahamnya akan ikut hancur, maka dari itu Peter Lynch juga memberikan clue kita, kalau kita juga harus memperhatikan kondisi laporan keuangan dari perusahaan tersebut, jangan sampai saham perusahaan naik dengan cepat, namun punya kinerja laporan keuangan yang buruk.
4. Cyclical
Perusahaan yang masuk katagori ini adalah perusahaan yang pertumbuhan laba dan pendapatannya fluktuatif dan sulit diprediksi, biasanya saham-saham ini menjual barang komoditas yang mempunyai harga acuan yang berfluktualitas sesuai dengan supply dan demand contohnya batubara, CPO, nikel, emas dll.
Selain komoditas ada juga penerbangan dan otomotif, kata Peter Lynch timing is everyting when you invest in cyclical company. Penting untuk kita tau siklus bisnis perusahaan tipe ini akan turun apa naik, kita bisa rugi sampai 50% dengan sangat cepat kalau kita beli saham cyclical di saham yang salah dan harus menunggu waktu yang lama untuk harga sahamnya kembali recovery. Maka dari itu sangat penting mengetahui siklus bisnis untuk investasi di perusahaan tipe ini.
5. Turnaround
Katagori ini bukan seperti saham slowgrower, saham-saham turnaround bahkan bisa petumbuhannya negatif alias tidak bertumbuh, perusahaan tipe ini punya potensi fatal untuk colaps jika gagal di manage oleh peruahaannya. Turnaround sendiri banyak sekali macamnya, misalnya :
1. Perusahaan yang tadinya rugi menjadi untung
2. Perusahaan yang tadinya kelilit hutang kemudian ada upaya penyelamatan misalnya melakukan merger dan akuisisi
3. Pergantian pemegang saham pengendali yang memiliki track record yang cemerlang
4. Perubahan business model yang lebih menjanjikan daripada sekarang
5. Penambahan potensi target market yang besar
6. kemudian perusahan yang performance-nya sedang drop akibat kena tragedi atau kena kasus yang kita nggak expect tejadi,
dan ada beberapa skenario lainnya yang intinya perusahaan yang sedang dalam kondisi terpuruk bisa kembali ke kondisi yang growing lagi.
Harga saham tipe turnaround paling tidak ada hubungannya dengan market secara umum, artinya ketika market cenderung naik, harga saham ini bisa saja terus turun karena memang kondisi perusahaan sedang tidak baik, begitu juga sebaliknya apabila perusahaan sudah recovery kemungkinan harga saham akan naik meskipun market sedang turun. Maka dari itu kita harus tau tanda-tanda apakah perusahaan turnaround akan mengalami perbaikan di masa depan.
6. Asset Play
Perusahaan yang masuk katagori ini punya sesuatu yang sangat bernilai tapi tersembunyi dan banyak orang yang tidak menyadarinya. Karena tidak banyak orang yang menyadarinya makanya kadang harga sahamnya terdiskon, sehingga bisa menjadi peluang untuk kita manfaatkan.
Misalnya ada tumpukan cash/asset yang melimpah di suatu perusahaan, contohnya perusaahan property yang punya aset tanah atau perusahaan batu bara yang mempunyai cadangan batubara, namun harga sahamnya tidak mencermikan aset yang mereka punya.
Perusahaan dengan katagori asset play sering ada dimana-mana, namun memang dibutuhkan pengetahuan khusus untuk mengetahui lebih detail tentang aset-aset perusahaan. ibarat harta karun yang terpendam di dasar laut 馃榿
Untuk catatan, dari ke 6 jenis perusahaan diatas 1 perusahaan tidak akan selamanya akan ada pada 1 katagori saja, perusahaan ini bisa saja mengalami perubahan katagorinya, misalnya dari perusahaan fast grower menjadi slow grower, atau perusahaan slow grower yang asetnya turun terus menjadi perusahaan asset play, atau lagi perusahaan cyclical yang mempunyai masalah keuangan bisa saja menjadi katagori turnaround.
Selain itu setiap perusahaan berada pada 2 katagori yang berbeda, misalnya ada perusahaan fast grower dari sisi pendapatannya dan turnaround karena sebelumnya perusahaanya rugi akhirnya bisa menjadi untung. Atau misalnya saham cyclical dengan asset play hal itu bisa saja terjadi
*growth yang dimaksud pada pembagian 6 jenis saham ini adalah pertumbuhan dalam arti banyak hal, bisa pertumbuhan revenue, pertumbuhan profit, pertumbuhan jumlah pengguna, pertumbuhan barang dijual yang semuanya ini secara umum dapat diartikan kalau perusahaan ini mengasilkan sesuatu yang lebih dari tahun sebelumnya.
***
Kalau kita simpulkan dan mencari irisan dari katagori saham core stock dan growth stock yang digunakan pada F.I.R.E Project Investment dan 6 jenis saham menurut Peter Lynch, maka didapat struktur portofolio seperti bagan foto terlampir.
Portofolio akan dibagi menjadi dua dengan komposisi alokasi dana 90% pada core stock dan 10% di growth stock, komposisi ini bisa berubah sesuai perkembangan size portofolio dan akan di update perubahannya pada annual report.
Demikian semoga bermanfaat, terima kasih...
Sumber : https://cutt.ly/xHLmrTS
Tag : $GOTO $PTBA $ACES $TLKM
1/4