Interest rate, inflation, dan recession
================================

Seru-nya market hari2 ini bahas interest rate, inflation, dan recession. Seru buat yg jagoan2, buat yg newbie2 ya gitu2 deh hanya rasa-rasa-nya seru saja haha

Jadi sekalian buat nge-rapih-kan pikiran sendiri saya mau nulis singkat2 apa yg dimaksud itu semua, dan yg terpenting apa impact-nya, supaya bisa ikutan seru2-an.

Inflation itu kenaikan harga barang. Misalnya satu sabun harga-nya 25, kalau seminggu kita habis pakai 1 sabun artinya kita perlu bayar 4x 25 = 100 untuk satu bulan. Kalau harga sabun naik jadi 26, yg artinya satu bulan kita jadi mesti bayar 104 utk 4 sabun itulah inflasi.

Sering disebut inflasi tanda market lagi bagus, tetapi terlalu besar akan buruk buat market. Kenapa bisa begitu?

Well, kalau semua orang (market) bisa beli sabun, otomatis harga sabun akan naik karena pabrikan mau cuan lebih besar lagi, misalnya dari 100 naik jadi 104, atau naik 4%. Orang secara umum gak akan kesulitan kalau hanya nambah 4%, apalagi biasanya kalau market lagi bagus begitu, gaji dan profit termasuk profit dari main saham juga ikutan naik. Tentu ini menjadi indikator bagus untuk market karena semua orang punya uang untuk beli sabun lebih mahal. So inflation seperti ini bagus utk market, suasana hati orang2 happy, jalan2 ramai, mall penuh, pasar penuh, bioskop penuh, etc etc kesejahteraan setiap orang meningkat. Rakyat kenyang negara aman.

Nah tetapi kenapa kalau inflation terlalu besar menjadi jelek? Bukan-kan artinya market tumbuh lebih kenceng lagi dan itu lebih bagus lagi kan? Belum tentu. Kalau inflation-nya misal naik 10%, harga sabun sebulan menjadi 110, nah ini belum tentu orang akan bisa mengikuti. Sehingga yg terjadi adalah justru kebalikan-nya, orang yang tadinya pakai 4 sabun sebulan mengurangi hanya pakai 3 sabun saja, wahasil total spending sabun utk 1 bulan menjadi hanya 110% x (3 x 25) = 83. Jadi ekonomi malah turun dari tadinya sebulan spending sabun total 100, sekarang menjadi hanya 83.

Nah kejadian demand yang tadi-nya 100 menjadi hanya 83 (turun), itulah yg disebut recession -- dan ini yang ditakutkan. Kenapa? Kalau spending sudah turun begitu, artinya pembelian bahan baku akan turun, jumlah orang yg bekerja akan turun, saham turun karena profit-nya turun, etc etc etc.

Ah sementara aja ini kan... kalau demand turun, harga akan turun juga sehingga orang bisa beli lagi sabun 4x sebulan. Belum tentu! Karena pada saat ripple effect itu terjadi sampai dengan orang kehilangan pekerjaan dan profit turun, yang tadinya masih bisa beli sabun 3x sebulan, bisa menjadi turun lagi kemampuan-nya menjadi hanya 2x sebulan, dan seterus-nya sampai akhirnya ekonomi bisa berhenti total, demand gak ada, penjualan gak ada, semua orang gak ada pekerjaan, mall sepi, bioskop sepi, Stockbit sepi dan business2 bangkrut. (Mosok sampai segitunya? Yes, di financial crisis 2008 -- inilah yang hampir hampir hampir sekali kejadian, sudden death dalam satu hari semua mesin produksi di seluruh dunia berhenti total.)

Itu akibat-nya kalau demand tidak dikontrol, sehingga keadaan ekonomi jika terjadi harga sabun naik dari 100 menjadi 110 yang terlalu besar, dikasih istilah sendiri yaitu ekonomi yang super-hot. Itulah kenapa orang2 dan berita2 sering concern pada saat ekonomi dirasa sudah menjadi super-hot dimana indikator-nya adalah inflation yang terlalu tinggi.

Itulah yg ditakutkan oleh US dan seluruh dunia saat ini -- karena seluruh dunia pasti kena impact dari US -- jadi kalau US problem seluruh dunia akan problem. Yaitu inflation di US sudah mencapai 8.5% dan ini sudah mulai tanda2 ekonomi US sudah super-hot dan bisa mendadak macet seperti cerita di atas kalau kenaikan harga ini tidak diredam.

Bagaimana meredam-nya? Ya itu dengan menaik-kan interest rate. Kok bisa? Saya beri satu dua contoh supaya lebih kebayang. Misalnya kalau interest naik, sebuah business yang tadi-nya mau expand tambah 10 orang employee, bisa batal karena setelah hitung2 dengan interest rate yg naik, cost utk expand tadi menjadi gak masuk atau cuan-nya menjadi terlalu kecil. Akibat-nya 10 orang yg tadinya bisa dapat kerja terus beli lebih banyak sabun kan jadi gak jadi, sehingga kenaikan demand sabun menurun, akhirnya kenaikan harga sabun tidak terjadi sebesar kalau 10 orang tadi dapat pekerjaan.

Pabrikan yang melihat ini, yang tadi-nya mereka pikir mau menaikkan harga sabun karena demand-nya tinggi, akhir-nya tidak jadi, karena kalau nekad menaikkan harga, akibat-nya 10 orang yang tadi batal dapat pekerjaan akan beli sabun dari competitor-nya yang belum menaikkan harga. Overall harga sabun tidak jadi meningkat gila2an.

Inflation yang diceritakan di atas adalah inflation karena demand yang tinggi, disebut inflation karena demand (demand-pull inflation). Ada satu lagi tipe inflation yang disebut karena gangguan supply. Kalau supply barang terganggu karena misalnya China lock-down, akhirnya pabrikan akan berebut mendapatkan supply, sehingga harga bahan-baku menjadi naik. Karena harga bahan-baku naik, otomatis harga jual juga menjadi naik. Ini yg disebut inflation karena masalah supply (cost-push inflation -- yes bahasa English-nya agak gak nyambung hehe). Ada satu lagi tipe inflation yg disebut built-in inflation, ini kurang lebih sama dengan cost-push inflation tetapi instead karena gangguan supply, ini karena para employee minta kenaikan salary, yang ujung-nya cost utk buat sabun pun meningkat sehingga harga sabun menjadi naik juga.

Tipe inflation dibeda2kan karena di setiap tipe inflation solusi-nya beda2. Kalau masalah-nya supply, supply-chain nya harus diperbaiki, kalau masalah-nya kenaikan salary, ya pemerintah misalnya keluarkan batas kenaikan salary alias UMR supaya tidak setiap employee bisa minta kenaikan salary setinggi2nya. Tetapi secara umum semua tipe inflation itu bisa diredam SEBAGIAN dengan meredam demand-nya alias dengan meningkatkan interest rate.

Tetapi kenapa kalau interest naik impact-nya adalah ke harga stock? Impact-nya sebetulnya bisa kemana2 dan itu terlalu kompleks utk dijelaskan di satu tulisan yang tanpa sadar sudah kepanjangan, jadi saya hanya jelaskan satu aspek ini saja. Karena interest naik, kan demand turun, kalau demand turun, profit perusahaan akan turun sehingga harga saham-nya akan turun. Oleh karena itu yang punya duid ada kecenderungan mau ambil untung dari kenaikan interest rate, sembari menghindari kerugian penurunan harga saham karena demand atau profit perusahaan yg menurun, misalnya dengan mendopositkan uang-nya ke bank.

Jadi kalau begitu, lebih baik exit dong dari semua saham yang kita hold? Ya belum tentu, karena di atas kan saya hanya cerita secara garis besar-nya, tetapi detail itu yang PALING matter. Dan kalau diperhatikan menjadi lucu sebetulnya. Tujuan mereka mendepositkan uang ke bank kan karena mau menghindari kerugian akibat penurunan harga saham, padahal penurunan harga saham mungkin tidak akan terjadi atau kecil sekali kalau mereka tidak mendepositkan uang-nya di bank hehe

Dan bisa jadi pula karena dengan demand turun, dan inflation berhasil diredam, market menjadi lebih positif dan lebih berani spending beli sabun lebih banyak, profit perusahaan malah menjadi meningkat.

Gimana menentukan mana yang akan kejadian? SUPER KOMPLEKS. Fed aja yang isinya orang2 paling jago macro-economy sedunia aja juga masih main tebak2an. (Saya beri contoh ini supaya mulai kebayang2 susah-nya berhadapan dengan public market bagi yg mau sok2an jadi ahli nujum penebak market.)

Contoh lain misalnya coal, ini ada masalah supply, sehingga walaupun interest rate sudah naik, selama masalah supply tidak bisa diperbaiki, harga coal gak akan turun banyak2 sementara waktu (TEBAKAN YA BUKAN JAMINAN!).

Tetapi kalau saham2 yang terkait dengan automotive yang sangat tergantung dengan pembelian secara kredit, pasti akan mengalami tekanan sementara waktu sampai nanti semua orang (market) sudah bisa adjust dengan kondisi interest rate yg tinggi tersebut, misalnya karena salary naik, profit lebih besar, sehingga interest rate yg tinggi tersebut menjadi affordable kembali, akan mulai kembali belanja automotive.

Pasti tanya lagi.... kapan? Kapan exit coal? Kapan masuk automotive?? Tidak akan ada yg bisa jawab, karena detail2nya sangat kompleks, kalau bisa jawab itu, artinya lebih jago macro-economy daripada orang2 di Fed itu, dan orang ini sudah pasti jadi konglomerat hari ini.

Tulisan gombal donk ini hehe Ya semoga gak sih, gak ada salah-nya pahami basic-nya dulu, sehingga kalau baca berita kita bisa merangkai2 story yang besar dan gak tebak semprul market. Story adalah salah satu faktor terbesar yang mendasari keputusan kita invest atau exit. See you then.

$ABMM $BSSR $MCOL $ITMG $PTBA

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy