Variabel Money Flow yang Sering Terlupakan
Selama seminggu ini harga saham berjatuhan, indeks sampai menyentuh angka 65xx. Berita investor baik saham ataupun crypto stres sampai bunuh diri bermunculan. Kalau oktober 2021 isunya karena margin call, bulan ini karena capital outflow merespon kebijakan the fed, fenomena sell on may dll.
Dulu awal-awal belajar, saya ingat petuah Warren Buffett ataupun Peter Lynch utk mengabaikan makroekonomi. At some point benar, karena mereka membeli saham dengan MOS yang besar alias harga bawah, atau karena mereka yakin koreksi hanya bentar, dan akhirnya harga akan kembali normal. Dan ramalan ahli ekonomi akan terjadinya crash juga seringkali meleset.
Selama kita pegang saham diharga bawah, mungkin do nothing adalah hal yang bijak. Tapi kalau kita mengabaikan fenomena makro seperti banyaknya uang beredar karena central bank se-dunia "cetak uang" merespon dampak ekonomi covid, dan apa yang akan dilakukan setelah covid akan pulih, tentu saja tidaklah bijak.
Mengapa? Karena seringkali kita lupa kalau harga saham pada prinsipnya sama dengan harga apapun yaitu dipengaruhi permintaan dan penawaran. Terlepas saham adalah kepemilikan bisnis yang bisa divaluasi kinerjanya. Tentu saja ketika uang beredar melimpah (cheap money), sementara sektor riil lumpuh karena covid seperti tahun 2020-2021, aliran uang akhirnya masuk ke aset apapun termasuk yang berisiko, seperti crypto ataupun saham digital yang valuasinya lebih banyak didominasi prospek ke depan daripada kinerja keuangannya itu sendiri. Tentu saja prospeknya riil, karena digitalisasi sudah mulai jadi bagian kehidupan kita masing2. Kalau dulu kita kenal kebutuhan pokok adalah sandang, pangan, dan papan. Generasi sekarang lebih mengenal sandang, pangan dan kuota untuk mengakses dunia digital. Ketika uang melimpah (cheap money), wajar uang lari ke aset yang berisiko untuk mendapatkan imbal hasil, karena saat covid sektor riil sendiri kinerjanya tersendat.
Ceritanya berubah ketika the fed dan bank sentral lain sebagai otoritas moneter, menarik cheap money dengan menaikkan suku bunga karena melihat risiko inflasi, terjadilah outflow dari pasar crypto dan sektor digital. Apalagi recovery covid juga membuat sektor energi, industri dasar dan logistik semakin dibutuhkan untuk menghidupkan mesin ekonomi. Tak ayal, investor merotasi dananya ke sektor2 ini.
Nah pergerakan aliran uang ini tentu saja sangat dipengaruhi makroekonomi. Mungkin makroekonomi tidak terlalu relevan untuk jadi pertimbangan memilih saham bagi value investor apalagi yang pendekatannya bottom-up. Kalau memang sangat undervalue ya hajar saja, terlepas makro bagus atau tidak. Tapi in my opinion, makro berguna utk melihat sektor mana yang lebih prospektif secara story. Apalagi bigfund akan lebih senang mendorong pemberitaan di media tentang suatu emiten yang undervalue dan ditambah analisa makroekonomi yang mendukung. Capital flow dari bigfund aka bandar tentu saja akan memudahkan harga terkerek.
Dengan memahami makro, juga akan memudahkan kita memitigasi risiko pasar (market risk) yang dipicu oleh money flow. Salah satunya menghindari/mengurangi saham yang overvalue ataupun aset yang berisiko seperti crypto ketika kondisi makro tidak favourable.
Praktisnya, pada akhir april, untuk mengantisipasi risiko market karena kebijakan the fed dan fenomena sell on may, saya raising drypowder sekitar 10% dari masing2 emiten, baik yang sudah floating profit ataupun masih loss untuk menghindari bias. Dan ketika risiko itu kejadian diminggu ini, saya punya kesempatan untuk buyback dengan harga yang jauh lebih murah, atau switching ke saham lain yang lebih undervalue. So far hasilnya memuaskan, alih2 porto saya turun, diakhir minggu ini porto saya sedikit naik dibandingkan posisi april. Tentu saja ada risiko dengan melakukan timing the market. Tapi kebetulan keputusan saya utk reduce porto, justified dengan alasan menyiapkan drypowder yang kebetulan habis utk belanja di oktober tahun lalu. Action ini saya lakukan jg karena ingat tips dr senior saham utk mulai raising cash ketika indeks mulai naik di 7000an dan... Rasionalnya adalah bagaimanapun IHSG ini masih didominasi oleh foreign flow, jadi ya harus realistis kalau padar kita dipengaruhi kondisi makro. Saya setuju untuk hal ini.
Untuk ulasan makro, saya sendiri menikmati postingan pak @ricky2212 . Menurut saya makesense at some point. Tentu sja kita harus aware dengan asumsi yang mendasari analisa tsb. Ketika asumsi berubah, ya jangan keukeuh mengikuti skenario yg dibuat. Tetap keputusan ditangan kita masing2. Tetaplah menjadi independent investor seperti yg diingatkan pak @donaldlantu. Setiap informasi/tips yg disharing oleh para senior di @stockbit kita harus melakukan reverse engineering dengan cek dan ricek alasan/asumsi yg mdasarinya. Kl make sense di amini, kl engga ya cuekin aja. Ini bagian dari art of investing. Tidak ada ilmu pasti untuk investasi. Tetap belajar dan tetap logis.
salam cuan teman2 馃檹
$IHSG $BTC $GOTO $ITMG $SMDR