>> Dry Powder : Dana Yang Wajib Disediakan Sebelum Koreksi Pasar 📉
#Keyakinan Investor Saat Datangnya Koreksi
Perjalanan kenaikan indeks IHSG dalam 20 tahun terakhir yang meningkat dari angka 400 (1998)
menjadi 6500 (2021) atau naik 1625%, sekarang ini ditandai dengan 6 kali penurunan. Data historis ini menunjukan bahwa kita mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan harga yang baik (karena terjadinya koreksi di pasar) hampir setiap 4 tahun sekali. Dimana IHSG merosot dibandingkan tahun sebelumnya. Jika koreksi itu lantas kita anggap sebagai hal yang luar biasa, dimana reaksi atau keputusan yang kita ambil mencerminkan pandangan kita, maka keyakinan itu tidak ada lagi, maka imbal hasil memuaskan yang telah menjadi kepastian itu akan semakin kabur.
Mengapa? karena kita kemudian akan melakukan tindakan-tindakan berlawanan dari apa yang seharusnya dilakukan oleh investor yang mampu memelihara keyakinannya. Jika keyakinan kita terganggu, kita akan melakukan penjualan justru pada saat kita seharusnya melakukan pembelian.
Betapa pun jelasnya fakta itu, bahwa dalam panjang investasi di pasar modal merupakan instrument investasi yang baik, memang it's easier said and done. Apalagi untuk mereka yang mungkin baru 3-4 tahun melakukan investasi di pasar modal. Bahkan bagi mereka yang sudah berinvestasi lama dari itu dan telah mengalami beragam kondisi pasar modal, memelihara keyakinan seperti itu bukanlah hal yang mudah.
#Waktu Pemulihan Koreksi Pasar
Ada suatu data statistik menarik yang bisa meningkatkan keyakinan kita sebagai investor ditengah koreksi pasar. Bahwa melalui perjalanan waktu, indeks saham hanya akan bergerak lurus keatas (seperti gambar IHSG 1998-2021 diatas). [Lampiran foto]
Keterangan :
a. Tanggal koreksi : tanggal pada saat koreksi mencapai bottom, dan mulai terjadi recovery
b. % Koreksi : persentase koreksi peak-to-bottom
c. Periode koreksi : periode waktu koreksi yang terjadi dari peak-to-bottom, sebelum recovery terjadi
d. % Recovery : persentase recovery dihitung dari bottom sampai peak, sebelum terjadi koreksi selanjutnya
e. Periode recovery : periode recovery sebelum terjadi koreksi sebelumnya
Walapun % Recovery dan Periode Recovery koreksi IHSG tahun 2020 belum bisa dilengkapi, sudah dapat disimpulkan kalau masa koreksi “hanya” berlangsung 13 bulan dari top-to-bottom, atau lebih pendek dari koreksi paling lama yang pernah terjadi selama ini. Dengan perkataan lain, tidak ada koreksi dari top-to-bottom yang berlangsung lebih dari 15 bulan.
Yang kedua, hanya pernah terjadi 2 koreksi dengan angka lebih dari 50% dan 2 kali diatas 20%. 2 koreksi besar 50% dan 3 koreksi dengan 20% itu bisa pulih kembali hanya dalam waktu 1 tahun. Atas dasar ini, mereka yang telah siap mengalokasikan dananya minimum 3 tahun, sudah dapat memperlakukan koreksi yang terjadi sebagai fenomena yang wajar.
Mudah-mudahan data-data diatas, dapat membantu meningkatkan dan mempertahankan keyakinan kita, bahwa indeks hanya akan berjalan lurus keatas, melalui perjalanan waktu.
~History doesn’t repeat itself, but it does rhyme~ - Mark Twain
#Dry Powder Untuk Menjawab Kesempatan Koreksi Pasar
Dengan penurunan sementara harga saham tersebut, Warren Buffet dalam LTS (Letter of Shareholder-nya) menekankan pentingnya menghindari hutang serta margin di pasar modal. “There is simply no telling how far stocks can fall in a short period”. seperti contohnya di BEI, pada krisis pandemi covid tahun 2020 kita melihat turunnya BBCA hampir 40% atau BBRI dan UNVR yang turun lebih dari 50%
Betapapun kecilnya hutang atau margin yang digunakan di pasar modal, walaupun portfolio secara keseluruhan tidak terganggu oleh anjloknya harga saham, pikiran kita masih dapat terganggu oleh berbagai headlines yang bombastis serta banjir komentar yang tak pernah berhenti. “And an unsettled mind will not make good decisions”, lanjut Buffett.
Dalam LTS yang sama, Buffett sekali lagi menekankan, bahwa dia dan Munger memandang saham itu sebagai bagian dari kepemilikan atas sebuah bisnis, “as interests in businesses, not as ticker symbols to be bought or sold based on their “chart” patterns, the “target” prices of analysts or the opinion of media pundit”. “We simply believe that if the businesses are successful, our investments will be successful as well”. Dia kembali menyatakan kesepakatannya kepada yang dikatakan Graham, “In the short run, the market is a voting machine; in the long run, however, it becomes a weighing machine”
Opportunity cost seperti ini sebenarnya tidak berbeda jauh dengan posisi kita sebagai investor, yang harus mengalokasikan sebagai investor, yang harus mengalokasikan sebagian dana sebagai dry powder. Jika kita menyisihkan dry powder, misalnya ditempatkan dalam instrument investasi fixed income seperti deposito, RDPT dan SUN, boleh jadi hal ini mengurangi ROI dari total equity portofolio kita. Ada opportunity cost yang terpaksa harus kita tanggung, berupa ROI yang lebih rendah, selama dry powder itu masih belum dimanfaatkan (karena ditempatkan ditempatkan dalam instrument investasi fixed income). Namun kita tidak dapat melihat pilihan ini hanya dari satu sudut pandang saja.
Mengapa? Karena hanya dengan memiliki dry powder tadi (yang dalam jangka panjang "mengganggu" ROI), maka kita dapat melakukan investasi, setiap pasar menawarkan kesempatan baik dan dengan harga yang baik, kesempatan tersebut hanya datang kepada mereka yang memiliki dry powder.
Dengan kemampuan kita yang bisa memanfaatkan peluang baik, maka "ongkos" yang harus "ditanggung" dalam jangka pendek itu tentu tidak memiliki arti. Imbal hasil, karena kita dapat memanfaatkan opportunity (yang datang kita pasar tidak rational), sering melebihi ongkos temporer yang harus ditanggung.
Untuk teknis penggunaan dry powder sebagai contoh pada F.I.R.E Investment Project: Annual Report 2020 disisihkan dari alokasi dana bulanan apabila target harga tidak sesuai dengan MOS dan dana dry powder itu digunakan ketika terjadi koreksi dengan skema pembelian/average down bertahap sebanyak 3 kali.
Semoga bermanfaat, salam pejuang F.I.R.E.
Tag : $BBCA $ICBP $ACES
1/3