$SMDR $BULL
==KISAH 2 KAPAL YANG BERBEDA==
Di akhir 2020, seiring dengan economy global yang mulai pulih, demand untuk kapal mulai meningkat tajam. Saya sendiri bekerja di sebuah perusahaan dimana saya menggunakan jasa kapal kontainer lebih dari 50 container per bulan. Saya dikagetkan oleh rate kapal yang naik berkali-kali lipat dibanding biasa, pada saat itu harga kontainer naik sekitar 4 kali lipat.
Waktu itu di November 2020, pelaku usaha sudah mulai tahu dan panik atas dampak kenaikan kontainer ini. Namun kalangan publik masih belum banyak yang tahu. Saya sebagai seseorang yang tahu knowledge tsb, namun tidak tahu apa-apa mengenai dunia perkapalan berusaha untuk make profit dengan knowledge tsb.
Alhasil, melihat beberapa rasio keuangan, pilihan saya jatuh ke $SMDR di sektor kontainer dan $BULL di sektor oil tanker di awal January 2021. Saya membeli kedua emiten tsb di harga 300-an. dan saya menaruh2 kira2 100 juta di tiap emiten. Di akhir January, $BULL langsung naik sempat menyentuh angka 480, namun karena TP saya di 600 dan melihat revenue dan income perusahaan yang trend nya naik terus, saya tidak TP emiten tsb.
Di waktu yang sama $SMDR mengalami koreksi ke titik terendah di 240 dikarenakan kerugian di Q3/4 '20. Namun, hal yang kurang diperhatikan publik adalah kerugian tersebut diakibatkan oleh penjualan kapal dan bukan dari operasional. Maka dari itu saya tetap hold sahamnya.
Dalam waktu tidak sampai sebulan saham $BULL koreksi lagi ke harga 300 lagi. Saya malah nambah dan membeli $BULL-W karena saya yakin bahwa kinerja akan terus uptrend. Keputusan ini berujung menjadi keputusan saya yang sangat buruk dimana saya loss lebih dari 40% capital saya yang saya taruh di emiten ini yang akhirnya saya cutloss di penghujung 2021.
Manajemen $BULL ternyata sangatlah buruk dan saya baru mengetahui bahwa emiten ini dulu bernama $BLTA yang dulu sempat pailit. Profit yang didapat perusahaan banyak yang abal-abal hasil dari revaluasi kapal-kapal tua yang depresiasinya sudah habis. Artinya, profit yang diperoleh perusahaan hanyalah fiktif. Saham pun terlihat liquid, padahal banyak sekuritas yang kongkalikong untuk repo. Kapal yang dibeli $BULL pun kebanyakan juga dari $BLTA dimana $BULL meminjam uang dengan rate yang tinggi untuk akuisisi kapal $BLTA.
Di lain sisi walaupun $SMDR masih rugi hingga Q4 '20, posisi perusahaan dalam keadaan baik sekali karena cashflow perusahaan masih positif walaupun ada kerugian secara pembukuan. Cash perusahaan masih banyak sehingga waktu pembukuan rugi pun di 2020 masih bagi dividend di 2021. Perlahan, insider knowledge saya mengenai rate container yang tinggi terbukti benar, di Q1 '21 $SMDR membukukan laba yang lumayan.
Seiring dengan full-time job saya, pergerakan harga kontainer tetap naik sepanjang 2021 dan mencapai peak di akhir 2021, menjelang Chinese New Year yang jatuh di January 2022. Performa $SMDR pun kian mengkilat yang menyebabkan saya berani average up setiap kali saya ada cash. Freight rate sekarang sudah mulai koreksi, namun masih sangat tinggi bila dibandingkan pre-pandemic level. Per hari ini, belum ada saham $SMDR yang saya lepas, karena dengan valuasi sekarang pun harga emiten masih tergolong murah.
Pelajaran yang saya dapat dari pengalaman ini adalah penting nya GCG dari management emiten. Apabila management memang niatnya adalah korupsi dari emiten, tentu saja lambat laun performa perusahaan akan hancur. Hal yang saya suka dari $SMDR adalah management transparan dan cepat. Ketika harga kapal yang dimiliki apresiasi jg tidak gegabah dijual seperti $TMAS. Management cenderung melihat long-term view perusahaan dalam membuat keputusan. LK pun keluar nya juga cepat, sekitar 1 bulan setelah quarter berakhir, baik untung maupun rugi. Coba dibandingkan emiten-emiten kapal lain yang cenderung lama mengeluarkan laporan keuangan. Happy investing and good luck 馃槆