INVESTASI DAN SPEKULASI

Pernahkah Anda melihat permainan lempar dadu? Dari sebuah dadu yg dilempar ke udara, kita harus menebak satu angka yang akan tampil dari 6 kemungkinan 1 sd 6. Kemungkinan satu angka akan tampil adalah mendekati 1/6, atau 16.67%, yang artinya adalah, jika Anda melakukan 100 lemparan dadu, kemungkinan angka "1" akan tampil adalah mendekati sebanyak 1/6 x 100 kali atau 16.67% x 100 kali atau 17x, demikian juga dengan angka-angka lain. Jika Anda melakukan 1000 lemparan akan semakin dekat pula kemungkinan salah satu angka yg keluar mendekati 1/6 x 1000 kali atau 16.67% x 1000 kali atau 167x, dan demikian seterus-nya.

Angka kemungkinan tampil sebesar 1/6 atau 16.67% ini adalah hukum alam. Jika Anda belum pernah mencoba ini, cobalah untuk membuktikan bahwa ini betul adanya. "Keyakinan" atau "pengertian yang sangat dalam" terhadap hukum alam ini sangatlah penting karena akan terus menjadi guidance Anda yang paling berharga dalam mengarungi dunia investasi lebih dari teknik investasi apapun.

Kita akan mulai tulisan berseri ini dengan mengupas permainan dadu ini dari berbagai sudut dengan berlandaskan hukum alam ini, sehingga kita bisa mempunyai bayangan apa manfaat-nya kita memahami hukum alam ini.

Jika ada teman Anda mengajak Anda berspekulasi dengan meminta Anda menebak angka yang akan tampil dimana setiap angka yang Anda tebak tampil, Anda akan dibayar 5x dari uang yang Anda "investasikan" untuk setiap lemparan. Dengan kata lain kalau Anda ber-investasi 1 juta rupiah untuk setiap lemparan ke sebuah angka, dan angka tersebut tampil, Anda akan mendapatkan "hasil" investasi sebesar 4 juta rupiah plus modal investasi Anda yg sebesar 1 juta rupiah, sehingga total Anda akan menerima kembali uang Andd sebesar 5 juta rupiah. Sebaliknya jika angka Anda tidak tampil, maka uang 1 juta rupiah tersebut akan menjadi milik teman Anda.

Jika Anda menguasai hukum alam di atas, Anda akan mengetahui bahwa jika lemparan dadu dilakukan sebanyak 100x, dan di setiap lemparan Anda ber-investasi 1 juta rupiah, Anda akan mendapatkan uang mendekati 17 x 5 juta rupiah = 85 juta rupiah karena kita tahu dari 100x lemparan, sebuah angka akan keluar sebanyak kurang-lebih 17x. Sedangkan total uang yang Anda investasikan adalah sebesar 100 lemparan x 1 juta rupiah = 100 juta rupiah. Kalau dilakukan 1000 kali lemparan, Anda akan mendapatkan uang sebanyak 850 juta rupiah tetapi uang yang ada investasikan adalah sebesar 1 milyar rupiah dan semikian seterus-nya. Sehingga sampai kapanpun Anda akan terus menerus rugi.

Nah ini yang lucu, walaupun aktifitas-nya sama, tetapi bisa jadi Anda dan teman Anda sedang berspekulasi dan bisa jadi sedang ber-investasi, tergantung pemahaman Anda terhadap hukum alam yang berlaku. Jika Anda dan teman Anda tidak mengerti hukum alam di atas, maka dikatakan bahwa ANDA BERDUA bersama-sama melakukan SPEKULASI, karena tanpa mengerti hukum alam di atas, Anda dan teman Anda sama-sama tidak bisa menebak siapa yang akan diuntungkan.

Inilah yang dimaksud dengan spekulasi. *Spekulasi adalah menebak sebuah hasil tanpa basis hukum alam yang cukup alias yg biasa kita sebut untung2an.*

Jika Anda mengerti hukum alam di atas, Anda tidak akan melakukan permainan ini, atau sebaliknya Anda akan memilih menjadi pihak yang membayar 5x setiap kali sebuah angka yang ditebak tampil. Inilah yang dimaksud dengan INVESTASI, *karena Anda memilih untuk tidak melakukan permainan tersebut (memilih tidak ber-investasi) atau mengambil sebuah posisi yang paling menguntungkan berdasarkan pemahaman Anda atas sebuah hukum alam tertentu yang sudah teruji kebenaran-nya.*

Dan perhatikan juga, bisa jadi seseorang menebak betul 2x berturut2 angka yg akan keluar (kemungkinan-nya 1/36), dan orang tersebut merasa dia ada di pihak yang beruntung. Tetap saja dalam jangka lebih panjang, dia akan menjadi pihak yang kalah. Ini fenomena yg sering kali kita lihat di bursa. Yg kebetulan sedang profit pamer, dan tentu saja dia berasa teori investasi-nya benar, apapun itu, tetapi jika dia tidak paham game-nya dengan baik, hanya masalah waktu sebelum berpindah menjadi pihak yg rugi hingga bangkrut. Ini satu lagi contoh penting-nya memahami hukum alam.

Contoh di atas memberikan gambaran bahwa jika Anda ingin mendapatkan profit, skill pertama yang harus dibangun adalah kemampuan untuk membedakan investasi dan spekulasi seperti di atas. Sayangnya, kedua hal ini SANGAT SULIT dibedakan karena tidak seperti halnya contoh di atas, dalam dunia investasi tidak terhindarkan bahwa dalam mencari profit kita harus menerapkan bauran antara investasi dan spekulasi yang bisa membuat keseluruhan-nya menjadi sangat kompleks. Nanti akan saya berikan studi kasus-nya utk kasus saham $ABMM saat ini sebagai penutup tulisan Bagian 1 ini.

Kalau yg ditebak adalah naik turun-nya harga, yang hanya mempunyai dua kemungkinan naik dan turun, kemungkinan benar dan salah-nya masing-masing adalah 50%. Jika Anda menebak 100 saham yang akan naik tanpa pengetahuan atas hukum alam yang memadai, Anda kira-kira akan benar sebanyak 50% x 100 saham = 50 saham. Artinya kita akan betul di 50 saham tetapi jugah salah di 50 saham, sehingga total-nya profit Anda hanyalah mendekati nol. Dicoba tebakan semakin banyak atau dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi, hasilnya adalah profit akan lebih-lebih lagi mendekati nol.

Karena sekarang kita paham hukum alam ini, kita tahu kalau secara tidak sadar kita terjebak melakukan spekulasi, hasilnya adalah profit nol besar. Atau lebih buruk lagi, Anda merasa metoda spekulasi Anda berhasil, padahal itu karena situasi sedang up-trend, kemudian melakukan spekulasi lebih besar lagi, dan kebetulan kali ini sedang down-trend, akhirnya rugi habis-habis-an tanpa bisa bangkit kembali.

Anda mungkin akan berpikir bagaimana jika saya melakukan spekulasi lebih besar dan kebetulan terjadi up-trend, bukankah saya juga akan untung luar biasa besar? Betul, tetapi SEKALI LAGI, dalam jumlah spekulasi yang cukup banyak, atau dalam jangka waktu cukup panjang, karena kemungkinan-nya 50%, atau 1000-x-an menang pasti disertai dengan 1000-x-an kalah dan akan selalu begitu, aneh memang tetapi ini adalah hukum alam di universe kita ini, total2-nya tetap hasilnya adalah profit mendekati nol. Semua hal yg menentang pemikiran ini adalah hanya psikologis kita yang tidak berdasar karena menentang hukum alam, dan inilah exactly kenapa melawan psikologis diri sendiri adalah disebut-sebut sebagai salah satu hal tersulit untuk dikalahkan dalam mendapatkan profit.

Atau Anda mungkin berpikir bagaimana jika saya berhenti setelah spekulasi saya mendapatkan profit yang besar. Selama dana Anda masih tersedia, berhenti melakukan spekulasi adalah hal yang hampir tidak pernah terjadi. Sudah psikologisnya manusia bahwa jika Anda profit 100 juta rupiah dalam 1 bulan, Anda pasti ingin profit 1 milyar rupiah dalam 1 bulan, dan jika Anda beruntung ini terjadi lagi, Anda ingin profit 10 milyar rupiah dalam 1 bulan, dan begitu seterus-nya. Karena kemungkinan menang 1000x-an akan selalu disertai dengan kalah 1000x-an sudah merupakan hukum alam, hanya masalah waktu sebelum akhirnya Anda akan rugi sejumlah seluruh profit Anda, yang total2nya hasilnya profit mendekati nol kembali.

Anda mungkin berpikir lagi bahwa karena ujung2-nya adalah profit nol, artinya saya tidak akan pernah rugi besar, oleh karena itu dalam jangka panjang spekulasi adalah bisa dibilang aman juga. Betul juga, tetapi ingat bisa jadi Anda harus kalah dulu, dan setelah kalah ini, apakah masih ada dana yg tersisa? Jika tidak ada, Anda tidak bisa spekulasi lagi, dan Anda akan berhenti di posisi kalah.

Bagaimana jika saya berhutang? Exactly justru karena inilah, kenapa harus mengambil resiko berhutang hanya untuk mendapatkan profit yang ujung-ujung-nya selalu mendekati nol? Sedangkan dengan tidur manis super pulas pun sudah bisa mendapatkan profit nol.

Anda boleh berputar-putar cari semua skenario yang mungkin, tetapi jika Anda ber-spekulasi terhadap harga saham tanpa basis hukum alam yang cukup, hasilnya adalah profit mendekati nol. Seriously, renungkan hal ini dalam-dalam karena akan menentukan Anda bisa auto-kaya atau auto-miskin dalam dunia investasi.

Pada titik ini Anda mungkin mengatakan bahwa baiklah saya kira-kira sudah paham, saya akan menempatkan uang saya di deposito BCA yang memberikan hasil sebesar 2% per-tahun. Ini sudah pasti 2% per tahun dan BCA adalah bank besar dengan reputasi terbaik yang sangat aman. Betulkah aman? Jika inflasi per tahun adalah 3%, maka jika Anda menempatkan uang Anda di BCA sebesar 100 rupiah, dalam 1 tahun uang Anda akan menjadi 102 rupiah, tetapi harga barang yang tadinya bisa dibeli dengan uang sebesar 100 rupiah, harganya telah menjadi 103 rupiah, alias nilai uang Anda hakikat-nya dalam 1 tahun telah berkurang sebesar 103 - 102 = 1 rupiah. Anda rugi 1 rupiah per 100 rupiah per tahun. Lihat, tanpa memahami ini, secara tidak sadar Anda sudah terjebak dalam spekulasi.

Apakah menempatkan uang pada sebuah tanah dan bangunan aman? Apakah sesuatu yang saat ini disebut aman akan aman dalam segala kondisi dan selama-nya akan aman? Apakah berinvestasi ke leher ke atas dalam arti banyak membaca buku dan melahap banyak ilmu pengetahuan adalah investasi yang aman? Kalau seseorang telah membaca seratus buku, tetapi hingga berusia 50 tahun tidak mempunyai kekayaan lebih dari 100 milyar, apakah bisa disebut itu adalah investasi yang aman?

Poin saya adalah, walaupun kita sudah mengerti hukum alam-nya, sangatlah tidak gampang menentukan investasi mana yang harus kita pilih, karena kita perlu pengetahuan yang lebih banyak lagi akan hukum alam-nya masing-masing saham. Memang ilmu investasi adalah ilmu sedalam lautan yang tidak akan pernah habis untuk dipelajari.

Jadi hati-hati jangan potong kompas dengan istilah-istilah semprul seperti YPC (yang-penting-cuan) kemudian main FOMO (fear-of-missing-out) dilanjut dengan HAKA. Bagaimana mau YPC kalau Anda selalu menabrak hukum alam yang tidak terbantahkan.

Dalam tulisan yang berseri ini saya akan mengupas beberapa teknik berinvestasi, yang baru bisa Anda nikmati jika Anda bisa meng-apresiasi pentingnya tulisan pembuka ini. Tentu saja saya tidak akan membahas semua teknik investasi, apalagi memberikan teknis investasi terbaik, karena memang sangat banyak sekali teknik-teknik ber-investasi, dan tidak ada satu orang pun di dunia yang bisa menentukan mana teknik terbaik. Juga lupakan yang berharap mendapatkan bocoran saham. Bukan itu tujuan saya, tetapi Anda bisa membangun fundamental yang cukup mengenai investasi, sehingga suatu hari Anda bisa mengembangkan teknik investasi Anda sendiri sesuai dengan selera investasi Anda, dan tentu saja tidak menabrak hukum alam untuk auto-kaya.

STUDI KASUS ABMM
===================

Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 3 Mei 2022.

Industri batu-bara sedang heboh-heboh-nya dengan kenaikan harga saham yang fantastis dalam 1 tahun terakhir ini sehingga saham-saham perusahaan batu-bara menjadi incaran hampir semua investor. Penyebab-nya adalah karena krisis energy yang terjadi di tahun lalu, ditambah pecahnya perang Ukraine-Russia, sehingga membuat harga batubara meningkat drastis bahkan mencapai titik tertinggi-nya saat ini sebesar USD 288 per ton. LK 2021 yang sangat bagus membuat P/E ABMM menjadi hanya 3.6 jauh di bawah rata-rata industri yang sebesar 9.5 sehingga harga saham-nya terlihat sangat murah.

Case-nya adalah: jika kita membeli saham ABMM saat ini, apakah ini investasi atau apakah ini spekulasi? Atau dalam kata lain, jika kita sudah memiliki saham ABMM, apakah ini saat-nya untuk exit dari ABMM?

Setiap orang memiliki teknik investasi-nya sesuai dengan selera-nya masing-masing, dan selama tidak melanggar hukum alam, atau paling sedikit sadar bahwa kita sedang melakukan spekulasi, tidak menjadi masalah. Saya menyukai teknik valuation berdasarkan profit growth, nanti saya akan share teknik valuation saya dan apa reason-nya saya menyukai itu di tulisan bagian yang lain, tetapi saat ini cukup diketahui bahwa teknik valuation saya sangat mengandalkan profit growth.

Jika saya memperhitungkan profit growth ABMM antara tahun 2016 sd 2021 maka menurut saya P/E wajar ABMM adalah 18.7. Jika saya skip profit growth tahun 2021 yang merupakan kejadian khusus, dan juga skip tahun 2020 yg juga merupakan kejadian khusus (COVID), sehingga hanya melihat profit growth antara tahun 2016 sd 2019 maka P/E wajar ABMM menurut saya adalah 8.3.

Wow saya mendapatkan hidden-gem donk, bisa profit antara (8.3 - 3.6) / 3.6 = 1.3x sampai dengan (18.7 - 3.6) / 3.6 = 4.2x?? Nanti dulu -- INGAT ADA KEJADIAN KHUSUS DI TAHUN 2020 DAN 2021 sehingga membuat data profit growth tidak bisa diandalkan. Inilah penting-nya Anda paham secara dalam teknik apa yang Anda pakai dan terutama why-nya, karena tanpa ini, kita akan langsung tubruk all-in di ABMM padahal ini adalah spekulasi karena ada kejadian khusus yang kita tidak bisa tebak bagaimana kelanjutan-nya di tahun 2022 ini apalagi di tahun-tahun berikut-nya. (Tidak mengetahui apa yang terjadi adalah spekulasi.)

Saya pribadi tidak terlalu menyukai analisa LK yang terlalu njlimet atau analisa makro yang terlalu kompleks seperti dua suhu yang ada di sini: https://cutt.ly/uKMxW7e . ( _Jika belum nonton video ini, tontonlah karena banyak memberikan pencerahan dan ide-ide segar yang lucu2._ ) Reason-nya adalah karena menurut saya banyak faktor spekulasi yang tidak bisa dihindarkan walaupun melakukan analisis yg sangat kompleks dan lengkap -- jadi untuk apa mempersulit diri sendiri yang seringkali malah membuat kita miss the big picture. BUT NOTEEEE YAAAA: jangan anggap saya tidak baca LK ya, atau terus Anda berkesimpulan cukup baca LK di tab Financials di Stockbit atau lebih parah lagi hanya baca Key Stats. Anda kan tidak tahu analisis LK apa yang saya anggap terlalu berlebihan hehe

Ini berbeda dengan situasi waktu saya masuk ke ABMM di pertengahan tahun 2021 lalu. Saat itu saya sangat yakin karena COVID sudah akan berlalu, jadi saya hanya perlu skip profit growth tahun 2020. Kemudian saya melihat profit growth-nya ABMM bagus, dan di tahun 2018 sanggup memberikan profit sebesar IDR 948 B, tetapi AWAASSSS (LIHAT SAYA BACA LK KAN) ada pendapatan lain-lain sebesar IDR 403 B. Saya tidak mau pusing-pusing dulu ngublek-ngublek hitung impact pajak-nya atau ini angka isinya apa, so langsung saya potong saja dari net profit, sehingga setidak2-nya bagi ABMM utk menghasilkan profit sebesar 948 - 403 = IDR 545 B bisa diandalkan. Dengan market cap yang waktu itu kira2 sebesar IDR 2300 T, didapatkan P/E sebesar 2300 / 545 = 4.2, sedangkan jika pun saya include profit growth tahun 2019 yang sudah drop tinggal IDR 105 B karena COVID, menurut saya P/E dari ABMM masih bisa di 8.3. Jadi ada potential cuan (8.3 - 4.2) / 4.2 = 98% untuk jangka waktu 1 sampai dengan 5 tahun ke depan dengan sweet spot di tahun ke-3 dan sesial-sialnya saya masih bisa profit 10% per tahun. ( Tahun ke-3?? Dari (5 + 1) / 2 = 3 bahasa keren-nya sweet spot :D))) )

Tetapi teknik tersebut juga susah diterapkan di situasi sekarang, karena profit growth ABMM sekarang melonjak drastis karena kejadian luar biasa kenaikan harga batu bara yang luar-biasa tinggi yang tidak bisa diharapkan akan terjadi lagi. (Saham perusahaan batu bara adalah saham cyclical karena dari tahun ke tahun performansi-nya sangat tergantung harga batu bara yang sering kali tidak menentu dan bisa mempunyai rentang harga yang cukup lebar.)

Mau lakukan analisa makro dari ujung Kutub Utara sampai dengan Kutub Selatan pun, Anda tidak akan pernah bisa mendapatkan jawaban-nya. Mau hitung2 berapa rata2 harga jual batu bara ABMM tahun 2021 dan menebak2 berapa harga jual rata2 di tahun 2022 ini pun tidak akan mendapatkan jawaban-nya. Mau hitung berapa kapasitas produksi-nya pun dengan pemikiran kalau harga coal jatuh mereka akan bisa meningkatkan kapasitas produksi-nya juga tidak akan mendapatkan jawaban-nya karena kalau kurang kapasitas bisa aja ABMM outsouce ke kontraktor pertambangan lain yang saya juga tidak terlalu tahu seberapa cepat ini bisa dilakukan. Inti-nya itu semua ber-andai2 tanpa basis data dan informasi yang cukup. (Ada yang tahu apa rencana mereka dengan pasti? Tolong infokan haha kuping saya terbuka lebar 200%.)

Saya sadar sesadar2-nya tidak ada cara lain selain mau tidak mau harus mengambil keputusan dengan porsi spekulasi yang lebih besar. Ada satu hal yang selalu terngiang2 di kepala saya adalah, spekulasi seperti apapun ANDA HARUS MEMASUK-KAN ANGKA-NYA KE DALAM PERHITUNGAN ANDA WALAUPUN ANGKA TERSEBUT DAN CARA MENGHITUNG-NYA ANDA COMOT DARI ILMU ASTROLOGI.

So putarlah otak keras2 mencari-cari ada-kah cara untuk mendapatkan angka2 tersebut dengan confidence yg lebih tinggi.

Untunglah ADRO sudah mengeluarkan LK Q1 2022 dan mempunyai profit sebesar IDR 5744 B. Karena sudah tahu ini spekulasi, saya tidak cek LK tetapi lihat sekilas di tab Financials dan tidak ditemukan item2 pendapatan maupun expense di luar kebiasaan kecuali COGS meningkat cukup tajam (ntah kenapa). Kemudian karena sekarang kita juga tahu perang Ukraine-Russia masih berlangsung dan akan terus berlangsung, juga harga batu bara masih tinggi2-nya sampai akhir April, saya tebak LK Q2 2022 ADRO paling sedikit sama dengan Q1-nya. Anggap Q3 dan Q4 mulai menurun menjadi Q3 tahun 2021 dan kemudian turun lagi ke Q2 tahun 2021, maka ADRO diperkirakan akan tumbuh di tahun ini sebesar (5744 + 5744 + 3556 + 1426 - 13328) / 13328 = 23.6%. Rumus dari mana ini? Tidak ada, selain kira2 saja.

Karena ABMM bukan perusahaan yg buruk dan manajemen-nya tidak bodo2 amat, saya anggap profit growth ini bisa terjadi juga untuk ABMM. Kalau saya beruntung saya masih bisa profit lagi setidak-setidak-nya *23.6%* dengan asumsi market akan adjust market cap-nya ABMM yg P/E-nya saat ini sudah sangat rendah. (Bagi yang mempunyai ide yang lebih baik -- saya super terbuka untuk adopsi itu.)

Tetapi iseng saya coba hitung kalau profit growth ABMM turun 50% pun masih didapat profit growth sebesar 50% x 2113 = IDR 1057 B, sehingga P/E ABMM dengan market cap sebesar IDR 7599 B akan menjadi 7599 / 1057 B = 7.2. Dengan profit growth antara tahun 2016 sampai dengan 2019 yang memberikan P/E sebesar 8.3, saya berspekulasi kalaupun terjadi penurunan profit hingga P/E-nya membengkak dari 3.6 saat ini menjadi 7.2 pun, saya masih bisa hold ABMM karena masih di bawah P/E wajar ABMM yg sebesar 8.3 tersebut dengan potential profit (8.3 - 7.2) / 7.2 = *15.3%*.

Masih ada satu masalah lagi. P/E ABMM yg sebesar 8.3 tersebut adalah didapat pada saat profit ABMM masih rendah di tahun 2016 sehingga profit growth-nya menjadi lebih tinggi dari saat ini. Jika saya koreksi dengan asumsi profit growth ABMM hanya 10% (angka comot kira2 saja) setelah tahun 2022, maka P/E wajar ABMM menjadi hanya 6, lebih rendah dari 7.2. Ada potential kerugian di sini yang saya hitung2 sebesar (6 - 7.2) / 7.2 = *-16.7%*.

So opsi2nya adalah:

1. Profit 23.6%
2. Profit 15.3%
3. Rugi -16.7%

Feeling saya, opsi nomor dua yang didapat dari perhitungan dengan memotong profit 2022 sebesar 50%, sudah cukup aman. SAYA PUTUSKAN UNTUK HOLD ABMM DAN SAYA SADAR ADA UNSUR SPEKULASI DI SINI.

Perhatikan kadang-kadang kita mendapatkan perhitungan yang enak dengan margin of error besar seperti ABMM di pertengahan tahun 2021 sehingga unsur spekulasi-nya sangatlah kecil, tetapi saat ini mau tidak mau harus berspekulasi cukup besar karena terlalu banyak ketidak-pastian, dan tereflek di angka2nya (HARUS SELALU ADA ANGKA) dimana terlihat ada potensi kerugian di opsi nomor 3 sebesar -16.7%.

Jadi apakah basis-nya investasi yang paling baik? Tidak ada, you could only do your best to remove the speculation parts as much as possible -- dan utk itulah diperlukan kemampuan mengenal spekulasi pada saat itu harus dilakukan. That, investment is an art. Untuk mencegah supaya kita tidak menggambar terlalu asal2an, sehingga 100% berspekulasi, di situ lah diperlukan pemahaman hukum alam bagaimana memilih dan menggunakan kuas dan cat-nya sebaik2nya.

Tag sembarangan: $BSSR$ITMG$MCOL$PTBA

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy