Misleading dalam membaca laporan keuangan emiten?
Mumpung lagi ramai earning seasons Full Year 2021 sekalian sharing,
Dulu ketika di 2015-2016 awal saya masih baru jadi investor ketika membaca laporan keuangan cenderung hanya melihat komparasi kinerja Year on Year saja tanpa melihat progress kinerja per kuartal.
Sehingga seringkali berujung salah dalam pengambilan keputusan.
Notifikasi @Stockbit yang sejak dulu menampilkan kinerja kuartalan dan bukan tahunan pun sering saya abaikan.
Baru setelah melihat laporan keuangan emiten di USA yang lengkap menampilkan per kuartal dan juga akumulasi 3 bulan 6 bulan 9 bulan nya baru saya melihat bahwa kinerja per kuartal ini lah yang benar-benar dilihat dan jadi bahan pengambilan keputusan lebih lanjut oleh investor, terlihat dari reaksi pasar setiap earning release sangat menekankan komparasi dengan kuartal sebelumnya.
Shoutout to Stockbit yang sudah sejak dulu menyajikan data per kuartal di saat laporan keuangan di IDX masih belum dipecah per kuartal sampai sekarang ๐
Dengan penyajian per kuartal kita bisa melihat lebih jelas perkembangan maupun penurunan kinerja keuangan emiten yang kita incar ataupun yang sudah ada di porto kita.
Berikut beberapa contoh foto penyajian kinerja keuangan per kuartal dari Stockbit (Disclaimer penyebutan saham hanya sebagai contoh saja bukan rekomendasi jual beli, DYOR) :
- $BYAN yang labanya melompat luar biasa di Q4 2021 sekaligus menjadikannya sebagai emiten coal dengan market cap terbesar di IDX, namun ketika release kinerja kemarin itu harga sahamnya tidak terlalu naik lagi mungkin karena sudah priced in.
- $ISSP yang setelah mencatatkan kinerja laba bersih luar biasa beruntun selama Q1-Q3 2021, tiba-tiba di Q4 2021 yang baru dirlis kinerja laba nya anjlok dan yang kemungkinan ini lah penyebab panic sell ARB hari ini.
- $BIRD yang mulai turnaround kinerja laba positif di Q4 2021 akibat kenaikan revenue & adanya penjualan asset, setelah 3 kuartal beruntun mencatatkan rugi bersih juga turut direspon positif oleh market dengan kenaikan harga saham lumayan 2 hari lalu ketika rilis laporan keuangan.
- $RANC yang setelah diakuisisi Blibli, di Q4 2021 nya malah berbalik merugi dan juga penurunan kinerja secara Year on Year dibanding 2020, dikarenakan di awal 2020 ada panic buying akibat ketakutan PSBB covid yang menguntungkan RANC.
Dan tentu masih banyak lagi contoh lainnya yang bisa diambil & dianalisa lebih mendalam menggunakan kinerja keuangan secara kuartalan ini.
Kalaupun data kuartalan di aplikasi stockbit belum diupdate, kita bisa menghitung manual juga dari laporan keuangan emiten yang sudah direlease di IDX supaya lebih cepat dalam pengambilan keputusan, misalnya kita melihat di laporan keuangan ISSP Full Year 2021 laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk adalah sebesar total IDR 486M, maka untuk mencari angka di Q4 2021 nya doang bisa dengan cara IDR 486M - IDR 109M (Q1 2021 dari stockbit) - IDR 145M (Q2 2021 dari stockbit) - IDR 191M (Q3 2021 dari stockbit) = sehingga ditemukan hasil bawah di Q4 2021 (Oktober - Desember) nya saja laba bersih ISSP hanya IDR 41M.
Jadi semoga ke depannya kita bisa memanfaatkan secara optimal update kinerja per kuartal tiap emiten supaya tidak ada misleading yaโ
1/4