CARA JITU MASUK DI SAHAM YANG UPTREND TANPA TAKUT NYANGKUT DI PUCUK!
Salah satu penyebab kerugian seorang trader adalah karena FOMO alias takut ketinggalan kereta. Akhirnya, si trader beli di harga pucuk dan nyangkut. Endingnya, jadi investor dadakan atau cutloss dengan persentase yang besar.
Namun kenyataan di atas tidak menutup kesempatan kita untuk tetap bisa masuk di saham uptrend yang ada di $IHSG tanpa takut nyangkut di pucuk!
Karena tidak jarang saham yang sedang uptrend, bahkan yang sudah naik tinggi sekalipun akan melakukan koreksi sebentar sebelum naik lagi.
Pada saat koreksi itu terjadi, maka saat itu pula menjadi kesempatan untuk kita yang sebelumnya tidak sempat beli di harga terendah. Simpelnya, jika anda ingin masuk dan tertarik membeli sebuah saham yang uptrend, maka jangan buru-buru entry, tapi cukup tunggu dia koreksi saja.
Namun, hal di atas saja tentu saja tidak cukup. Sebelum memutuskan membeli saham uptrend yang koreksi, setidaknya kita harus menjawab dua pertanyaan berikut:
PERTANYAAN PERTAMA:
Analisa dulu, apakah saham tersebut benar-benar hanya sekadar koreksi sehat atau sudah patah trend?
Caranya? Saya pribadi suka menggunakan beberapa cara berikut:
Pertama, menggunakan Moving Average (MA). Indikator ini ibaratnya adalah harga rata-rata sebuah saham dalam periode tertentu.
Artinya jika kita menemukan sebuah saham yang sedang uptrend, kemudian mengalami penurunan tetapi harganya masih di atas MA, maka saham tersebut bisa kita katakan masih belum patah trend.
Kedua, menggunakan Fibonacci Retracement. Indikator ini bisa kita gunakan untuk mengukur sejauh mana koreksi sebuah saham yang sedang uptrend. Titik pantul yang sering menjadi landasan biasanya titik 0,382; 0,5; dan 0,618.
Kita bisa memantau tiga titik tersebut ketika menemukan sebuah saham uptrend yang sedang koreksi. Ketika harganya mantul di sekitar tiga titik tersebut, maka kita bisa menjadikan level harga tersebut sebagai support baru atau menjadikannya sebagai level Cutloss jika ternyata setelah dibeli dan kemudian harga tersebut tembus. Mengenai penentuan level support ini saya juga pernah menulisnya di sini:
https://stockbit.com/post/8217568
Oke, sekarang kita sudah bisa menentukan level support saham uprend yang koreksi, dan dengan begitu kita juga bisa menentukan level entry dan menghitung resiko yang bisa kita pikul ketika harga tidak bergerak sesuai analisa.
PERTANYAAN KEDUA:
Bagaimana cara kita menentukan target price alias level harga untuk kita take profit?
Untuk pertanyaan ini, saya setidaknya menggunakan salah satu atau kombinasi dari tiga cara berikut:
(1) Menggunakan Fibonacci Extension.
Pembahasan mengenai Fibonacci (retracement atau extension) saya rasa perlu pembahasan khusus. Jadi kita skip dulu ya, semoga lain kali kita membahasnya lagi.
(2) Menggunakan pola yang sudah terbentuk selama masa koreksi.
Tidak jarang saham uptrend yang sedang koreksi membentuk sebuah pola baru. Dari pola ini kita tinggal menghitung jarak bawahdan atas pola tersebut untuk mengukur target price.
(3) Menggunakan level resistance yang pernah terbentuk sebelumnya.
Level resistance adalah salah satu level psikologis yang sangat penting dalam analisa teknikal. Seorang trader yang pernah nyangkut di harga tersebut dalam kurun waktu tertentu biasanya akan menjadikan level tersebut sebagai kesempatan untuk keluar. Uniknya, ketika tidak ada lagi orang yang nyangkut di saham tersebut, harga saham cenderung lebih ringan untuk naik.
(4) Mengukur ulang target dari pola mayor yang belum tercapai.
Seperti yang saya katakana di atas, kita bisa menentukan target price dari pola yang sudah terkonfirmasi. Namun bagaimana jika ada saham yang sudah terkonfirmasi membentuk pola bullish, namun sebelum target dari pola tersebut kena, harganya sudah terkoreksi?
Jawabannya tergantung posisi kita: jika kita sudah beli, kita bisa tetap hold. Jika belum, kita bisa beli setelah level support baru terbentuk, dan menjadikan target dari pola sebelumnya sebagai target kita.
Sebagai contoh dari penerapan tulisan ini, di kolom komentar saya menyertakan analisa terhadap sebuah saham yang kebetulan saat ini saya rasa cocok dengan kriteria saham uptrend yang sedang koreksi.
Semoga bermanfaat!