Strategi Deviden Reinvestment Plan (DRIP), Dengan Simulasi Excel :green_book:
Deviden Reinvestment Plan atau DRIP adalah opsi dari perusahaan untuk menginvestasikan kembali deviden tunai pada saat tanggal pembayaran untuk ditambahkan ke dalam saham tambahan atau saham fraksional secara otomatis yang dilakukan oleh sekuritas. dengan DRIP investor tidak dikenakan fee beli dari sekuritas karena deviden tidak secara langsung dibeli di market
Namun di perusahaan di BEI sayangnya belum ada yang memberikan opsi DRIP, sehingga cara lain untuk strategi Deviden Reinvestment adalah membeli kembali saham di market, justru hal ini menjadi keuntungan bagi investor dibanding DRIP, karena deviden tidak secara otomatis diinvestasikan kembali, sehingga bisa menunggu harga yang tepat untuk akumulasi saham.
Strategi Deviden Reinvestment sangat cocok untuk investor jangka panjang dengan pilihan saham yang memberikan deviden rutin tiap tahun dan deviden growth-nya selalu bertumbuh setiap tahun, dengan komitmen untuk tidak menarik tunai deviden dan menginvestasikan kembali ke dalam bentuk saham, performa compounding growth portofolio akan lebih eksponensial.
Dengan nilai DPS (deviden per share) yang naik tiap tahun, jumlah lembar saham yang bisa dibeli lebih banyak, secara otomatis akan menghasilkan besaran deviden kedepannya lebih banyak dari sebelumnya, ditambah lagi dengan pertumbuhan harga saham tersebut tiap tahunnya.
Jadi ada 3 kriteria penting yang harus diperhatikan dalam strategi Deviden Reinvestment Plan yaitu :
1. Perusahaan rutin membagikan deviden :perusahaan dengan manajemen yang baik tidak pelit membagikan deviden rutin setiap tahun, biasanya perusahaan yang pelit deviden langsung di judge oleh investor sebagai pertimbangan minor untuk berinvestasi
2. DPS selalu bertumbuh : DPS yang bertumbuh artinya yield deviden juga naik, apalagi menunggu di harga yang tepat sehingga yield deviden yang didapat bisa lebih optimal
3. Pertumbuhan harga saham : faktor eksponensial utama adalah muncul dari pertumbuhan harga saham, namun karena naik turunnya harga saham merupakan laging indikator , maka pertumbuhan harga saham bisa dilihat dari pertumbuhan EPS (earning per share) tiap tahunnya
Studi Kasus BBRI [Lampiran Foto]:
BBRI adalah salah satu perusahaan yang memenuhi 3 kriteria tersebut, kali ini kita akan mensimulasikan Deviden Reinvestment Plan menggunakan kinerja dari periode 2010-2019
Karena kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa depan akan sama, maka parameter kinerja saham BBRI dibuat lebih konsevatif [Lampiran Foto] :
Parameter simulasi yang digunakan adalah :
1. Dana investasi awal dimulai dari Rp 10.000.000
2. Alokasi dana nabung saham per bulan Rp 1.000.000 dengan pertambahan alokasi dana 5% tiap tahunnya
3. Deviden growth/tahun 20%
4. Deviden yield/tahun 3%
5. Pertumbuhan harga saham/tahun 10%
6. Periode waktu investasi 25 tahun
Simulasi membandingkan kinerja portofolio dengan Deviden Reinvestment Plan, Deviden Reinvestment Plan dengan Zero Growth Deviden dan tanpa
Deviden Reinvestment Plan, dengan hasil grafik []Lampiran Foto} :
Kesimpulan :
Kinerja portofolio dengan Deviden Reinvestment dalam periode waktu investasi 25 tahun memberikan return investasi 10% lebih baik dari Deviden Reinvestment dengan Zero Growth Deviden, dan jauh lebih unggul 40% dari portofolio tanpa Deviden Reinvestment.
Mendapatkan deviden dari investasi saham merupakan hal yang menjaga investor tetap setia dengan suatu perusahaan, karena tanpa perlu menjual kepemilikan saham, investor mampu mendapatkan cash flow tiap tahunnya. Dengan berkomitmen untuk menunda sementara untuk menikmati deviden, investor mampu menaikan nilai return investasinya sampai 40%, strategi ini sangat cocok untuk pengelolaan dana pensiun yang passive income dari deviden masih akan digunakan dalam jangka waktu yang masih lama.
Disclaimer : hasil research ini merupakan pandangan pribadi dari penulis, bukan anjuran finansial dan atau ajakan untuk membeli
$BBRI $BBCA $ICBP $TLKM
1/5