$IHSG – Cerita tentang metomorfosa - reposted
Belajar dari kisah kupu-kupu, maka saat perusahaan baru mulai beroperasi ibaratnya adalah ulat, kemudian berubah menjadi kepompong pada saat IPO, dan akhirnya menjadi kupu-kupu setelah emiten yang baru IPO di-backdoor listing.
Begitulah nasib emiten-emiten yang bermetamorfosa seperti;
(1) GELO pada saat IPO tahun 2018, hanyalah kepompong yang isi perusahaanya kosong, pada tahun 2021 berubah jadi KUPU-KUPU setelah di-backdoor listing oleh Bapak TAN.
(2) MAS PANU, yang IPO tahun 2018, tahun 2022 sudah di-backdoor listing oleh Bapak Agung.
(3) MAS CORO, yang menjadi kepompong tahun 2019, maka tahun 2022 berubah jadi KUPU-KUPU setelah di-back-door listing kan oleh BAPAK Mahagani.
(4) Bank BASI, menjadi kepompong tahun 2020, pada tahun 2021 berubah menjadi kupu-kupu setelah di-back door listing oleh ms FINA.
(5) dan banyak lagi perusahaan baru IPO, 2 tahun kemudian perusahaan telah tergadai kepada PSP-baru hasil back door listing seperti: UANG, AYLS, dan lain-lain yang katanya nyaris di-back-door-listing-kan oleh Bapak Ucup Mancur.....
Para kupu-kupu senang lewat jalur back door listing mengunakan skema right issue, sebab jika langsung mengIPO-kan perusahaannya, maka biaya IPO lebih mahal daripada biaya right issue.
Dan jika lewat skema IPO, kupu-kupu harus mencari stand-by buyer saham IPO-nya, sedangkan jika melalui right issue tidak wajib ada standby buyer yang menjamin semua saham baru hasil right issue laku dibeli oleh para pemegang sahamnya.
Cerita tentang metamorfosa ini, mungkin dapat menjawab pertanyaan kenapa bursa memudahkan izin melantai perusahaan antah-berantah bermodal kosong untuk IPO, sebab bursa paham betul, tujuan akhir dari emiten tersebut adalah “BACK DOOR LISTING”. Perusahaan yang baru IPO itu hanya akan menjadi kepompong, jadi jangan heran kalau ekuitasnya kosong.
Jadi kalau anda memang sedang sangkut di perusahaan baru IPO, berharap saja perusahaan tersebut adalah kosong seperti kepompong, nilai market capital-nya mini, maka proses menjadi kupu-kupu menjadi lebih ringan. Kalau Market capitalnya terlalu besar, maka akan besar juga biaya “Tender Offer”nya, ini mencegah kepompong berubah jadi kupu-kupu.
Atau sedari awal, carilah IPO yang mini, kemudian lupakan, semoga metamorfosa menjadi kupu-kupu cepat terjadi. Lupakan saja fundamentalnya, yang penting belinya pada saat market cap-nya mini dan rasio utangnya (DER)-nya mini.
Demikian semoga bermanfaat.
PS: diposting ulang, setelah saya baca-baca IG saya, ternyata saya sendiri juga kerepotan bacanya, ternyata platform SB paling cocok untuk postingan model “curhat” seperti gaya tulisan saya. Sedangkan IG mesti sistematis, karena keterbatasan space. Jadi saya double post saja, kanan-kiri oke :sweat_smile: :sweat_smile: