Kisah IPO $DAJK
DAJK IPO di 14 Mei 2014
PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk. (DAJK) menjadi perusahaan pertama dari industri kemasan yang mencatatkan sahamnya untuk diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Witjaksono, Direktur Keuangan DAJK, mengatakan proses initial public offering (IPO) perusahaan sempat tertunda, karena alotnya negosiasi dengan anchor investor. Pasalnya, hingga saat ini belum ada perusahaan dari industri kemasan yang mencatatkan sahamnya di pasar modal dalam negeri.
Dalam proses IPO, perusahaan menawarkan sahamnya dengan harga Rp470 per lembar saham, sehingga DAJK meraih total dana Rp470 miliar dari 1 miliar saham yang dilepasnya.
DAJK melepas 40% sahamnya atau sebanyak 1 miliar lembar ke publik untuk mendapatkan tambahan modal. Sekitar 40% dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan sebagai belanja modal, sedangkan 60% sisanya untuk modal kerja.
Produsen kemasan karton, PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) mengincar klien dari perusahaan-perusahaan Jepang yang berproduksi di Indonesia. Untuk memuluskan targetnya itu, perseroan berharap Asahi Printing Corp, salah satu produsen karton terbesar di Jepang jadi untuk memiliki saham di DAJK.
Sebelumnya, Denso Corp yang sudah menjadi klien DAJK, tahun ini juga akan membawa induk usahanya Sasatoku Printing untuk menjadi klien DAJK. "Sasatoku akan alihkan pabriknya dari Jepang ke sini. Mereka mau bangun pabrik busi terbesar di Karawang.
Saat ini, Denso sudah memberikan order senilai Rp 300-500 juta per bulannya. Ke depannya, diharapkan akan makin banyak perusahaan Jepang yang akan menjadi kliennya. Selain perusahaan Jepang, perseroan juga mengincar beberapa perusahaan besar seperti PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), dan PT Danone Indonesia.
Perseroan, tambah Witjaksono, tahun depan akan mengakuisisi perusahaan pengemasan lokal. Dana yang disiapkan sebesar US$ 20 juta yang akan diperoleh dari pinjaman perbankan, penerbitan saham baru, maupun strategic partnership.
Terkait target klien, DAJK yang saat ini memiliki 500 klien, berharap akan bertambah 18-20 klien per bulannya. "Saat ini ada 18 sales force diharapkan tiap bulan minimal dapat satu klien. Jadi, akhir tahun harapnya 18-20 klien," sebutnya.
==========================================
Sungguh kisah yang indah. Kata - kata direktur DAJK membuai ribuan investor hingga akhirnya rela ikut IPO dan beli saham DAJK
Tapi kemudian di 2017, DAJK pailit. Baru 3 tahun listing, emiten ini pailit.
Dan 2018 akhirnya delisting.
Pelajaran apa yang dapat diambil, selalu berhati - hati dengan yang kelihatan indah di bursa.
Selalu ingat kata kuncinya, direksi dan komisaris selalu akan mengatakan yang baik - baik tentang perusahaannya. Untuk memastikan kebenarannya, hanya waktu yang dapat menjawabnya.
Di bursa, investor wajib kritis. Jangan mudah percaya dengan yang manis - manis karena yang terlalu manis bisa bikin diabetes.
Disclaimer: http://bit.ly/3bLj4Oc
Random Tag $ENAK $HKMU $NETV $WSBP