EKSPEKTASI vs RASIONALITAS
Apa yang diharapkan dalam investasi?
Tentu uang menjadi berlipat ganda atau bagger dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Ya wajar kok jika kita menginginkan hasil baik dalam waktu singkat,
biarpun secara anekdot hal tersebut kecil kemungkinannya. Beruntungnya, kondisi market bearish yg terjadi pada Maret 2020 memperbesar kesempatan bagi kita untuk mencapai target dalam waktu yang cukup singkat. Asal, saham yg dibeli adalah perusahaan yang kuat dan mampu bertahan dgn kondisi pandemi ya..
Nah kembali ke harapan investasi yaitu uang beranak pinak dalam waktu singkat, bagaimana caranya? kan tadi katanya bisa biarpun kemungkinannya kecil?
DYOR (Do Your Own Research)
Itu kunci sukses dari investor, entah mau value investing atau technical, tentu butuh waktu untuk melakukan riset saham tertentu dan metode yang akan digunakan.
Saya sebagai value investor, selalu lakukan riset dari sisi laporan keuangan, management, dan kondisi market dari saham tersebut. Setelah itu, saya lihat valuasinya apakah masih sesuai dengan kriteria yang saya sudah set.
Sebagai contoh di porto saya ada beberapa kategori:
- Dividend Generator (DPR Stabil dan Harga Saham Stabil, $ADMF CLPI)
- Asset Play (Market Cap - Total Liab < Total Quality Asset, $TUGU)
- Turn(ed)around ($INDY $ULTJ $ADES)
- Profit Consistent and Keep Growing (PBID PTRO)
Itu adalah kategori saya pribadi dan tentu setiap orang boleh punya kategori masing masing yang bisa aja berbeda pendapat. Dan saham saham tersebut bisa sewaktu waktu akan dilepas apabila target sudah dicapai
Tapi oh tapi
Biarpun sudah banyak literatur, artikel, postingan, thread, dan bahkan berita, masih saja ada yang terjebak dalam investasi bodong. Kenapa? Ya itu karena oknum oknum tersebut memanfaatkan keinginan untuk mendapatkan bagger dalam waktu singkat.
Ada juga para badut di IHSG yang memanfaatkan pemula dengan mengadakan kelas kelas premium yang isinya bukan materi edukasi, hanya baca candlestick dan rekomendasi jual beli (kasar kata: pompom)
Terakhir yang paling miris, banyaknya korban koin milik salah satu artis Indonesia yang menyebabkan kerugian bagi orang yang membelinya. Saya tidak tahu kenapa beliau membuat koin pribadi, tapi karena sosok yang membuat koin tersebut terhitung sebagai public figure, orang pun banyak membelinya. Uang adalah uang, rugi ya rugi, jadi sekalipun pemilik instrumen tersebut adalah orang top, tidak menjamin akan memberanakkan uang anda.
Itulah akibat berinvestasi bukan berdasarkan rasionalitas
Penutupnya saya kasih salam dari public figure tersebut deh
https://bit.ly/3sE3vQ7