Belajar Analisa Teknikal Bareng Navinder #2
Jenis-jenis Indikator dalam Analisa Teknikal
Dalam Analisa Teknikal, ada sebuah tools atau alat yang biasa digunakan dalam menganalisa saham yang dinamakan Indicator. Indicator sendiri adalah suatu hitungan sistematis yang dibuat dalam bentuk yang berbagai macam, bisa garis, grafik, ataupun diagram yang memberikan informasi tentang berbagai hal, seperti historis harga, momentum, money flow, volatility, dan lain-lain.
Berdasarkan sifatnya, ada dua Jenis indicator, yakni Leading Indicators dan Lagging Indicators.
- Leading Indicators, sesuai dengan namanya adalah Indicator yang sifatnya mendahului pergerakan harga. Indicator ini biasanya digunakan untuk memprediksi suatu harga atau untuk mengetahui posisi suatu saham akan mengalami reversal atau tidak. Leading Indicator dirancang untuk mengantisipasi pergerakan market di masa depan, supaya penggunanya dapat memprediksi kemungkinan pergerakan harga saham di masa depan. Karena sifatnya yang mendahului atau memimpin pergerakan harga, jenis Indicator ini memiliki kemungkinan yang besar untuk membuat kita terjebak pada bull trap, bear trap, atau false break. Oleh sebab itu, jenis indicator ini lebih cocok digunakan untuk menganalisa saham yang sedang dalam trend Sideways. Contoh dari Leading Indicator diantaranya adalah Stochastic, ATR, RSI, CCI, W%R, dan indicator lain yang berkaitan dengan Volume.
- Lagging Indicators adalah kebalikan dari Leading indicators, jika Leading Indicators mendahului pergerakan harga, maka Lagging Indicators bergerak setelah pergerakan harga. Formula dari lagging Indicators berbasiskan dengan data-data masa lalu yang diolah sedemikian rupa sehingga indicator dapat menunjukkan kondisi yang sekarang. Biasanya, Lagging indicator ini digunakan untuk melihat atau mengukur suatu trend. Ciri khas dari Indicator ini adalah sinyal muncul ketika satu candle harga sudah Close atau tutup. Indicator jenis ini cocok digunakan untuk menganalisa saham yang sedang dalam fase Uptrend ataupun Downtrend. Contoh dari Lagging Indicator diantaranya adalah Moving Average, Parabolic SAR, Bolinger Band, dan lain-lain.
Selanjutnya, Jenis-jenis Indicator juga dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu Trend Indicator, Momentum Indicator, dan Volatility Indicator.
1. Trend Indicator
Trend Indicator adalah Indicator yang berfungsi untuk melihat dan menganalisa suatu trend pada saham. Meskipun sebenarnya Trend pada saham dapat dilihat dari struktur harganya seperti higher high – higher low atau lower high – lower low, tapi dengan menggunakan Trend Indicator, trend sebuah saham lebih mudah untuk dilihat dan dianalisa. Indicator ini tidak cocok digunakan untuk saham-saham yang sedang sideways dan lebih cocok digunakan untuk saham-saham yang sedang berada fase uptrend atau downtrend. Contoh dari Trend Indicator ini diantaranya adalah, Moving Average, MACD, ADX, Ichimoku, Parabolic SAR, dan lain sebagainya.
2. Momentum Indicator
Momentum Indicator adalah Indicator yang berfungsi untuk melihat kekuatan atau kelemahan pergerakah harga suatu saham. Dalam melihat sebuah Tren, Momentum Indicator adalah indicator yang sangat berguna untuk menentukan kuat atau lemahnya sebuah trend. Meskipun fungsi utama dari Momentum Indicator adalah untuk mendeteksi kekuatan Trend, Indicator ini juga memberikan sinyal trend suatu saham mulai melambat dan kemungkinan untuk terjadi reversal trend. Momentum Indicator umumnya berbentuk Oscilator dan terdapat ukuran angka biasanya dari 0 – 100. Momentum Indicator biasanya memberikan informasi seputar Overbought (Jenuh Beli) dan Oversold (Jenuh Jual) suatu saham. Ketika suatu saham sudah naik tinggi dan telah berada dalam fase Overbought berarti saham tersebut memiliki kecenderungan untuk reversal, dan begitu juga sebaliknya. Momentum Indicator lebih cocok digunakan untuk saham-saham Sideways, karena jika digunakan untuk saham Uptrend atau Downtrend terkadang memberikan sinyal Overbought atau Oversold yang terlalu lama tanpa adanya reversal atau pembalikan arah. Contoh dari Momentum Indicator ini diantaranya adalah, Stochastic, RSI, MACD, William % R, CCI, ROC, dan lain sebagainya.
3. Volatility Indicator
Volatility Indicator adalah indicator yang berfungsi untuk mengukur volatilitas suatu harga. Indicator ini melihat perubahan dari harga pasar dalam suatu periode tertentu. Semakin cepat harga berubah berarti volatilitasnya tinggi, dan begitu sebaliknya. Kalo saya pribadi jujur kurang paham fungsi dari Volatility Indicator ini selain untuk melihat volatilitas suatu saham, tapi berdasarkan beberapa sumber yang saya baca Indicator jenis ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah tren dan memberikan sinyal Overbought dan Oversold. Contoh dari Momentum Indicator ini diantaranya adalah, Bollinger Band dan ATR.
Setelah memahami jenis-jenis Indicator kalian sudah bisa untuk mulai memperlajari cara menggunakan Indicator-indicator diatas dan mengkombinasikannya dengan Indicator lain dengan fungsi atau jenis yang berbeda.
Jangan sekali-kali menggunakan dua Indicator dengan fungsi yang sama, semisal kalian sudah menggunakan Moving Averages untuk mengidentifikasi sebuah trend, berarti tidak usah lagi kalian menggunakan Trend Indicator yang lain, begitu juga seterusnya.
Jangan juga kalian menggunakan terlalu banyak Indicator karena akan memberikan terlalu banyak informasi dan membuat kalian jadi bingung dalam menganalisa, maksimal cukup gunakan 2-3 Indicator saja dengan fungsi yang berbeda. Misal, menggunakan Moving Average untuk Trend Indicators, menggunakan Stochastic untuk Momentum Indicator, dan menggunakan ATR sebagai Volatility Indicator. Nah, dengan demikian kalian sudah bisa untuk mulai melakukan Analisa Teknikal secara mandiri dengan baik dan benar dan kalian sudah punya yang namanya Sistem Trading.
Selanjutnya apa yang harus dilakukan? Kalian boleh lakukan backtest strategy kalian dan jangan lupa hitung winrate, dan risk reward ratio juga supaya kalian tau sistem trading kalian sudah profitable atau belum.
Saya tahu kalo tulisan saya ini mungkin sudah basic untuk beberapa orang, tapi tulisan ini saya buat untuk teman-teman pemula yang punya minat untuk belajar Analisa Teknikal supaya mereka tidak asal ikut sana sini dalam membeli saham atau jadi korban pom-pom influencer yang yaa… kalian tau lah ya
Semoga bermanfaat~
$IHSG $NETV $AMAR $BBRI $BAUT
1/10