Layakkah Membeli Saham dengan PER Tinggi?
Cara yang sangat umum digunakan untuk menentukan apakah suatu saham dijual terlalu mahal atau terlalu murah adalah dengan menggunakan PER (Price to Earning Ratio). PER dapat didapatkan dengan mudah dengan membagi harga saham dengan EPS (Earning per Share). Saham dengan PER 10x memberikan kita informasi bahwa jika kita membeli saham tersebut, dibutuhkan waktu 10 tahun supaya modal pembelian kita impas. Tentu saja dengan catatan pertumbuhan laba ke depannya nol.
Dengan membandingkan PER saham-saham yang berada di dalam satu industri, kita bisa dengan cepat mengetahui apakah suatu saham overvalue atau undervalue. Sayangnya PER ini memiliki suatu kelemahan mendasar. Jika seandainya PER perusahaan A lebih tinggi daripada PER perusahaan B, apakah kita bisa memutuskan bahwa perusahaan A dijual lebih mahal daripada perusahaan B? Jika Anda langsung menjawab ya, maka Anda mengikuti permainan yang sangat berbahaya.
Katakanlah saham X memiliki PER = 10x dan saham Y memiliki PER = 18x. Saham X terlihat lebih menarik sebagai sasaran investasi kita. Dengan membeli sahamnya, kita bisa mengharapkan balik modal dalam waktu 10 tahun sementara saham Y memerlukan waktu yang lebih lama (18 tahun). Benarkah?
Mari kita coba memandang dari sisi lain. Berdasarkan info dari laporan keuangan mereka, ternyata didapatkan long-term EPS growth saham X adalah 4 sementara saham Y berpotensi memiliki long-term growth EPS lebih tinggi yaitu 20%. Apa yang dapat kita simpulkan?
Mari kita simak ilustrasi berikut:
Terlihat bahwa meskipun PER saham X lebih rendah daripada saham Y, kedua saham tersebut memerlukan waktu yang sama (9 tahun) untuk balik modal. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa tinggi rendahnya PER tidak bisa menjadi patokan kita untuk melakukan valuasi. Kita juga harus memperhitungkan faktor growth. Kembali pada kasus di atas. Jika kita membagi PER saham X dengan growthnya (nominal), maka kita dapatkan angka 10/4 = 2.5. Angka ini disebut dengan PEG (P/E to Growth ratio). Dengan cara yang sama kita bisa mendapatkan nilai PEG untuk saham Y adalah 0.9. Terlihat bahwa PEG saham X lebih tinggi daripada saham Y.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saham dengan PER yang tinggi layak sebagai investasi selama tingginya PER tersebut dapat ditopang dengan growth. Hal lain yang menarik lainnya, dengan PEG kita dapat membandingkan saham-saham pada industri yang berbeda. Peter Lynch, mantan fund manager Magellan Fund merekomendasikan PEG tidak lebih dari 1. PEG yang lebih dari 1 mengindikasikan growth tidak mampu menopang tingginya PER.
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan PEG:
1. Pastikan bahwa growth suatu perusahaan konsisten dan predictable.
2. Walaupun PER yang tinggi dapat dioffset dengan growth, bukan berarti semakin tinggi growth semakin baik. Long term growth normal yang realistis dapat dicapai maksimal sekitar 25%. Growth yang lebih tinggi dari itu dalam jangka panjang sangat sulit untuk dipertahankan.
$IHSG