Tidak Semua Orang Bisa Berhasil di Saham
Mayoritas investor yang baru masuk di bursa berpikir bisa cuan selamanya dan menjadi seperti Warren Buffett, Jim Simons, Peter Lynch, atau Cathie Wood.
Masalahnya adalah tidak semua orang bisa seperti mereka.
Ada puluhan ribu investor yang pensiun dari dunia saham. Lalu tergantikan oleh para investor baru.
Para investor yang sudah pensiun entah akibat beli saham super pucuk lalu saham itu delisting atau yang modalnya habis akibat Margin Call berjilid-jilid, pada umumnya tidak mau menceritakan kisah kegagalannya entah karena malu atau karena itu dianggap aib.
Yang digambarkan di media massa selalu kisah orang - orang yang berhasil. Padahal belum tentu cara yang digunakan oleh orang berhasil tersebut bisa diaplikasikan pada orang lain. Ini lah yang disebut dengan survivorship bias.
Ada investor yang kelihatan berhasil cuan besar setelah beberapa kali bangkrut, ternyata bisa berhasil karena didukung oleh orang tua atau keluarga yang kaya raya. Orang miskin yang mencoba mengikuti style tersebut, baru satu kali bangkrut langsung game over. Beda dengan investor yang orang tuanya kaya raya dimana sekali loss dana, orang tua masih bisa biayai, loss dua kali, orang tua masih bisa berikan modal, loss tiga kali, orang tua beri modal lagi, dan akhirnya di percobaan keempat baru berhasil.
Kalau orang miskin mau pakai cara seperti itu, maka sekali loss maka selesai permainan. Siapa lagi yang mau berikan dana. Negara? Presiden?
Saya sudah melihat ada beberapa investor yang pensiun dari bursa karena saham yang mereka miliki delisting. Ada yang pensiun karena beli $APOL, ada yang pensiun karena beli $CPGT, ada yang pensiun karena beli $INVS, ada yang pensiun karena beli DAJK.
Mereka awalnya beli karena berharap bahwa saham - saham itu akan digoreng bandar. Dan ternyata malah semua saham itu suspend lalu gocap.
Akhirnya setelah pensiun saham mereka fokus di bisnis real saja. Mereka membuang mimpi mereka untuk menjadi the next Ed Seykota, The next Warren Buffett, the Next Jim Simons.
Mereka justru lebih kaya karena bisnis real. Ada yang kaya karena jualan bahan kimia, ada yang kaya sebab jualan bakso, ada yang kaya karena jadi sales property dll. Waktu mereka kenal saham, mereka justru lebih miskin. Setelah melupakan dunia saham, mereka malah makin kaya.
Jadi apabila setelah bertahun-tahun kalian tidak juga meraih cuan dari investasi atau trading saham, maka mungkin saham bukan untuk kalian.
https://nyti.ms/3n5Z9PR
Ketimbang memaksakan diri mencoba menjadi kaya dalam satu malam lewat saham tapi malah makin boncos, mungkin ada baiknya fokus di bisnis real saja. Untuk preserve wealth cukup investasi cukup di deposito, reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap atau SBN saja.
Tidak semua orang bisa berhasil di saham. Tidak semua rejeki dan kekayaan bisa diperoleh dari saham.
Tapi bagi yang passion utamanya memang adalah saham. Dan merasa tidak bisa hidup tanpa saham maka terus lah kejar cita - cita untuk menjadi kaya dari saham. Karena ada juga orang yang harus boncos 5-6 tahun di saham sebelum akhirnya bisa cuan konsisten di tahun ketujuh dan seterusnya.
Jadi kalau belum kaya dari saham, mungkin itu artinya saham bukanlah jalan rejeki kalian atau mungkin belum waktunya kalian kaya dari saham.
Selamat mencari rejeki di saham atau di sektor lain.
Disclaimer: http://bit.ly/3bLj4Oc