imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Sehari berapa kali cek harga saham?

Pernahkah kamu menghitung, dalam sehari seberapa sering masuk ke aplikasi sekuritas dan mengecek harga saham? Jujur saya akui, sampai sekarang pun saya melakukan itu lebih dari sekali.

Tapi.. ada tapinya. Kalau dibandingkan dengan dulu, frekuensinya jauh berkurang. Dulu waktu awal investasi saham, bisa dibilang tiap jam saya mengecek harga seolah nasib saya ditentukan oleh pergerakan harga jangka pendek itu.

Dan bagaimana rasanya? Capek! Sangat capek! Terutama mental saya, yang selanjutnya rasa capek itu merambat ke fisik.

Pikiran tidak fokus, perasaan diliputi was-was, pekerjaan terbengkalai.

Padahal secara teori saya tahu, bagi investor pergerakan harga jangka pendek bukanlah hal yang penting. Sehingga bisa dibilang memonitor harga setiap waktu adalah tindakan sia-sia, seperti disebutkan dalam Chapter 10 Buku How Buffet Does It yang ditulis James Pardoe.

Lantas apakah itu membuat saya bertaubat? Tidak juga.
Aktivitas tersebut terus saya lakukan, sampai di satu titik saya sangat-sangat jenuh.

Tahu teori belum tentu paham, barulah sampai rasa was-was dan kelelahan memuncak saya paham kalau mengecek harga setiap saat adalah hal percuma.

Bukan cuma percuma, tapi juga merugikan. Khususnya bagi investor yang masih memiliki pekerjaan utama, karena efeknya bisa sangat berpengaruh ke kehidupan.

Dalam skenario yang buruk saat kinerja kita di pekerjaan terganggu, bisa menyebabkan penghasilan yang kita terima turun atau bahkan membuat kita dipecat.

Kalau itu terjadi, bisa dibayangkan bagaimana hal itu mengganggu kegiatan capital accumulation kita.

Kalau saat ini kamu masih sulit untuk mengurangi kebiasaan itu, tidak apa-apa. Teruskan saja. Mungkin kamu seperti saya, you will learn it in a hard way. Tapi kalau bisa belajar dari pengalaman orang lain, akan jauh lebih baik sih.

Fluktuasi harga bisa menyebabkan perubahan mood yang drastis, saat harga naik mudah bagi seseorang untuk larut dalam euforia, dan saat harga terjun bebas seseorang bisa terjebak dalam jurang depresi .

Padahal, kesuksesan investasi juga ditentukan oleh kestabilan emosi. Saat emosi tidak menentu, kemungkinan untuk membuat keputusan investasi yang tidak tepat sangat besar.

Daripada mengunci pandangannya pada pergerakan saham, Warren Buffet memastikan matanya terkunci pada fundamental perusahaan. Fokusnya ada pada nilai bisnis dan prospek masa depan.

Fokuslah pada permainan, bukan papan skor.
Kalau kita ingin fokus pada permainan, pandangan kita diarahkan kemana? Ya, ke lapangan.

Daripada melihat harga setiap jam, habiskan saja waktu kita untuk menilai bisnis dan prospek perusahaan.

Apakah pabrik susu anak yang baru dibangun PT Tempo Scan Pacific ( $TSPC ) sudah memberikan kontribusi positif ke penjualan?

Apakah prospek kawasan industri mm2100 milik PT Bekasi Fajar Industrial Estate ($BEST) masih bagus di tengah gempuran kawasan industri baru di Jawa Tengah dan Jawa Timur?

Apakah pengendali baru PT Rig Tender Indonesia ($RIGS) punya strategi khusus untuk menggaet kontrak pengangkutan batu bara baru?

Apakah PT Champion Pacific Indonesia ($IGAR) bisa mempertahankan posisinya dalam industri kemasan farmasi?

Fokus pada permainan, bukan papan skor.

TULISAN LAIN BISA DIBACA DI BLOG SAYA
https://nadkridya.com

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy