Bursa itu Kejam, Pahami Strategi Berinvestasi di Bursa.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, saya sudah belajar banyak tentang teori saham tapi kok masih suka cut loss ya? Kenapa kok return saya pas2an atau masih di bawah market? Apa yang salah nih?
Tentu penting memahami teori mencari saham yang undervalued (dibandingkan dengan nilai intrinsiknya) sebagaimana diajarkan Benjamin Graham, atau bagaimana mendapatkan dan berinvestasi di capital efficient company model Warren Buffet. Tapi pemahaman itu baru separuh jalan. Untuk berhasil di bursa, kita harus juga mendalami strategi berinvestasi yang benar. Strategi berperangnya harus khatam.
Di posting ini saya jabarkan 6 strategi berbeda yang dapat diterapkan selaras dengan kondisi / konteks yang pas. Strategi 1, 2, & 3 adalah strategi yang disesuaikan dengan keadaan INTERNAL (kemampuan) sang investor. Strategi 4, 5 & 6 dijalankan dengan memperhatikan faktor EKSTERNAL (siklus ekonomi/bursa dan life cycle perusahaan).
Stragegi 1 – Pencari Cuan Multibagger
Strategi ini cocok jika Anda adalah investor ritel yang KOMIT untuk mencari saham sendiri dengan melakukan riset mendalam terkait fundamental emiten dan mau spend waktu untuk mengikuti perkembangan emiten secara berkala. Kerja keras yang dilakukan bertujuan untuk mencari CAPITAL GAIN (bukan dividen) yang optimal, sehingga Investor secara agresif mencari emiten2 berpeluang memberikan return signifikan. Strategi ini jika dilengkapi dengan teori saham model Peter Lynch berpotensi memberikan cuan multibagger. Dalam kasus saya, portfolio berisi emiten2 Fast Grower (misal ASSA, MTDL) dan siklikal (SMDR, ISSP, ABMM). Emiten Fast grower akan dipegang jangka panjang dan cocok menjadi core stock, sementara yang siklikal akan lebih mengikuti taktik swing trader (kurleb dipegang up to 1 tahun).
Strategi 2 – Sleeping Investor
Jika Anda GAK BISA KOMIT atau gak mau repot analisis fundamental emiten dan mengikuti perkembangannya, bisa menerapkan strategi 2 ini, dengan membeli produk2 reksadana atau indeks (di luar negeri). Target return Anda gak muluk2, udah bisa di atas deposito atau obligasi saja sudah cukup. Jika Anda mau sedikit repot, Anda bisa mencari emiten2 wonderful company ala WB. Mudah caranya, tinggal liat indikator keuangan saja yang disediakan di banyak sumber (RTI, stockbit), cari yang valuasinya masih wajar (smoga murah). Anda sudah paham cerita tentang emiten atau produk2nya karena banyak di media massa atau berinteraksi langsung dengan mereka. Anda bisa memilih membeli emiten yang big cap seperti BBRI/BBCA, atau jika mau sedikit riset mungkin bisa berinvestasi di middle cap seperti TOWR atau SIDO. Strategi beli nya sebaiknya bukan beli sedikit tiap bulan, tapi beli banyak sekaligus (cairkan reksadana, depo) saat terjadi krisis (mini/crash) dan tinggal tidur.
Strategi 3 – Investor Kakap
Jika dana Anda sudah melebihi 1 Triliun Rupiah, mungkin Anda akan cenderung defensif. Bertahan dalam status triliuner tentu butuh strategi. LKH sekarang tidak seagresif waktu dulu di awal karirnya, mungkin lebih prefer memilih emiten2 yang gak akan bangkrut dan bukan yang kecil dan gak likuid atau fast grower. WB tampaknya menjadi pengkoleksi emiten2 wonderful company walaupun mungkin sudah ada beberapa yang berubah dari stalwart jadi slow grower (misal coca cola). Mereka juga menikmati besarnya dividen yang diperoleh dari emiten.
Strategi 4 – Cash is King
Strategi ini dijalankan sesuai dengan kondisi bursa atau siklus ekonomi tertentu (faktor eksternal). Jika siklus ekonomi sedang di atas/bergairah dan atau valuasi busa sedang mahal seperti di bursa USA/Eropa saat ini, maka waktunya defensif karena ada potensi crash. Sulit untuk memprediksi kapan crash terjadi, tapi beberapa investor memilih untuk memperbanyak aset non equity (misal cash) saat kondisi ini punya probability yang besar akan terjadi. Melalui indikator yang dikembangkannya sendiri, WB menilai bursa di USA sudah mahal, dan menimbun banyak cash selama beberapa tahun terakhir. Tentu ada juga yang memilih tetap stay di bursa dengan switch/hold saham2 defensif seperti tipe stalwart (BBCA).
Strategi 5 – Swing Trader
Sebaliknya, siklus ekonomi di bawah (krisis/resesi) dan atau valuasi bursa masih murah, adalah saat yang tepat untuk menjalankan strategi agresif membeli saham. Perbanyak harta Anda di saham - mungkin bisa 70% dari aset Anda atau bahkan lebih. Di waktu seperti inilah harta Anda akan bertambah dengan cepat. Saat crash 2020, saya masuk kembali ke bursa secara agresif di akhir Maret karena tau (belajar dari krisis 2008) market akan rebound saat Fed memutuskan untuk meluncurkan stimulus. Saya mulai membeli saham2 siklikal yang terdiskon besar. Dengan menjalankan strategi swing trader berbasis mindset juragan tanah (beli di murah, jual di harga tinggi), return signifikan bisa diperoleh di 2020. Strategi swing trader ini juga pas dijalankan saat market sedang sideways. Tentu konsep swing trader disini tetap berbasiskan pada analisis fundamental emiten.
Strategi 6 – Follow the Story
Sebagaimana manusia, perusahaan ada siklus hidupnya. Strategi ini harus dilengkapi dengan ilmu 6 kategori saham dari Peter Lynch (fast grower, stalwart, slow grower, turn around, asset play, cyclical). Bacaan lengkapnya bisa dibaca di posting saya ‘ Value Investor Tipe Apa’. Sebuah emiten awalnya mungkin fast grower, berubah jadi stalwart (medium grower) beberapa tahun kemudian, dan someday jadi slow grower. Dari slow grower dia bisa turn around jadi stalwart kembali. Kenali emitennya dan terapkan strategi yang pas. Emiten2 fast grower & stalwart, strateginya adalah hold jk panjang (bisa 5-10 tahun, tp belum tentu selamanya). Ikuti growing storynya, jika ada perlambatan pertumbuhan, mungkin saatnya melepas. Untuk emiten2 turn around, asset play dan khususnya cyclical gak bisa kita menerapkan strategi hold jk panjang (apalagi selamanya). Strategi yang pas untuk ketiga saham itu adalah swing trader, beli waktu masih murah dan jual waktu udah mahal (bagger/multibagger). Jangan kebalik-balik strateginya, misal pegang saham siklikal (emiten coal) selamanya, atau pegang bbri/bbca 1 minggu atau 1 bulan. Salah kaprah itu namanya.
Apakah temen2 investor telah menerapkan strategi yang pas dalam berinvestasi?
Feel free juga jika ada strategi lainnya yang bisa melengkapi tulisan ini.....
$TKIM $BRIS $ASSA $SMDR $INDY