Belajar investasi dari ibu-ibu
Tanpa disadari ternyata ada karakter ibu-ibu yang dapat menjadi bekal ilmu bagi seorang investor. Mungkin di SB juga banyak ya investor yang seorang ibu, mohon ijin sebelumnya untuk saya jadikan contoh yang baik bagi teman-teman investor lain untuk dapat survive dan perform di stock market.
Jadi gini, saya mencoba mempelajari karakter ibu-ibu dalam hal pengambilan keputusan konsumsi rumah tangga. Tidak semua ibu-ibu seperti ini (disclaimer), tetapi mostly ibu-ibu yang saya temukan selama ini agak tipikal.
Berikut beberapa karakter ibu-ibu yang dapat kita pelajari:
#1 Memilih kualitas terbaik
Dalam memilih barang yang seperti apa yang akan dibeli, tentunya yang dicari adalah kualitas yang terbaik. Pernah lihat seorang ibu saat belanja bahan makanan di pasar? Begitu banyak bahan makanan yang disajikan, namun seorang ibu layaknya seperti seorang pemanah yang tahu barang dengan kualitas terbaik mana yang harus dipilih. Coba perhatikan ibu-ibu dalam memilih telur atau buah atau daging. Sangat selektif dengan tingkat investigasi yang tinggi sebelum decision making barang mana yang akan dipilih. Saya pikir karakter seperti ini harus dimiliki seorang investor dalam memilih mutiara terpendam di stock market.
#2 Membeli di harga termurah
Kalau dulu jaman jual beli di kaskus sebelum ada market place, kita familiar dengan istilah “tawar Afghan/ Rossa”, artinya tawar sadis. Untuk urusan tawar menawar, seorang ibu bisa benar-benar “Afghan/ Rossa” atau sadis. Kadang saya sampai kasihan dengan pedagangnya saat melihat seorang ibu sedang tawar menawar suatu barang, begitu passionate dan insistnya. Atau dalam membandingkan harga suatu barang yang sama dari 1 toko dengan toko lainnya. Membeli barang dengan perbedaan satu hingga dua ribu rupiah lebih murah itu sangat berarti. Apabila kita mempunyai mental tawar menawar seperti ibu-ibu, saya rasa sebagai investor kita betul-betul dapat membatasi risiko dengan MOS yang tinggi dalam berinvestasi.
#3 Money management
Dalam hal money management di rumah tangga, seorang ibu sangat pandai dalam mengelola money management keuangan keluarga. Misalnya ada alokasi belanja bahan pokok 4 juta/bulan, hingga end of month tidak akan kekurangan. Barang mana yang diinginkan tetapi tidak terlalu dibutuhkan, tidak dibeli atau ditunda. Barang mana yang dibutuhkan, dibeli. To be honest saya amaze dengan money management istri atau ibu atau nenek saya. Mungkin karena ini Pak Presiden memilih seorang ibu sebagai menteri keuangan. Money management di kehidupan konsumtif sehari-hari juga sangat applicable untuk diterapkan di dunia investasi saham.
#4 Konsistensi/ psikologi
Seorang ibu sangat konsisten dengan pendiriannya dalam pengambilan keputusan yang bersifat konsumtif. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang bagi keluarga/ rumah tangga. Tidak cuma dalam belanja bahan makanan pokok saja, Namun barang apapun yang ingin dibeli untuk kepentingan keluarga, seorang ibu sangat konsisten dan memegang teguh prinsip mendapatkan barang bagus di harga yang murah serta money management yang baik. Sebagai investor, apabila mental konsisten seperti ini dapat terjaga saya rasa kita bisa survive di stock market.
Jadi kesimpulannya, jadilah seperti ibu-ibu kalau mau membeli saham untuk investasi.
Sekian sedikit note dari saya.
Happy weekend and happy investing. :)
$IHSG