$IHSG – MOS = Moat of safety
Saya membeli saham karena saya tidak mampu mendirikan perusahaan yang memiliki moat besar seperti $BBRI $TLKM $UNVR dan $HMSP, kalau anda mungkin memiliki BBCA, ASII dan lain-lain. Bursa menjadikan anda pemiliknya, tanpa harus capek-capek membangun usaha tersebut.
Sebelum membeli anda tentu telah menghitung harga wajarnya, kemudian menetapkan strategi masing-masing. Tetapi kalau anda seorang fundamentalist anda pasti akan menggunakan faktor resiko itu sebabnya anda akan menggunakan margin of safety.
Investasi bukan dilindungi karena anda membeli saham pada harga murah, tetapi dilindungi oleh sesuatu yang dapat memastikan modal anda terus berkurang-dan berkurang, sehingga modal anda menurun dan akhirnya modal anda kembali seutuhnya. Setelah modal anda Kembali maka anda boleh mengaku untung.
Apakah yang melindungi itu? penulis menyebutnya moat. Arti moat sama saja dengan pengertian moat pada umumnya yaitu, keunggulan utama perusahaan dalam bersaing atau biasa disebut juga “competitive advantage”, yang menyebabkan perusahaan mampu menghasilkan laba yang sebesar-besarnya yang kemudian atas laba tersebut diberikan kepada para pemegang sahamnya.
Seperti biasa argument anda akan mengatakan bahwa perusahaan yang bagus masih terus berkembang,sehingga masih membutuhkan laba ditahan untuk digunakan untuk ekspansi. Jawabnya perusahaan bagus tidak sama dengan moat-nya bagus. Tetapi perusahaan yang moatnya bagus sudah pasti perusahaan yang bagus. Hal ini karena perusahaan yang moat-nya besar adalah perusahaan yang dapat berkembang karena moatnya itu sendiri, bukan karena suntikan modal dari para shareholdernya dalam bentuk right issue.
Mencari moat suatu perusahaan, susah-susah gampang, kalau anda menganalisa Moat Bank, maka kita contek saja, konsern otoritas pada industry perbankan apa? Bahwa OJK sangat concern dengan ekuitas. Itu sebanya OJK membagi-bagi kualitas bank berdasarkan ekuitas, yaitu bank Buku I sampa dengan bank Buku IV. Maka langsung dapat ditentukan bahwa Moat industry bank terletak pada ekuitasnya.
Itu sebabnya, karena ekuitas teramat penting, maka OJK mensyaratkan untuk bank-bank umum yang tidak mau diturunkan pangkatnya menjadi Bank- kelas KPR, maka kepada bank-bank umum yang ekuitas dibawah 2 triliun harus meningkatkan ekuitas minimal Rp. 2 triliun. Lalu kenapa ekuitas menjadi paling penting? Untuk memahaminya anda harus paham tentang konsep CAR, atau rasio kecukupan modal menanggung resiko kredit. Silahkan anda pelajari.
Kalau pada barang-barang konsumsi, menurut penulis, Moat terletak kepada kekuatan merek. Merek yang kuat berarti produk tersebut telah digunakan secara luas dan masif, maka secara tidak langsung terbangun awareness terhadap merek tersebut, tanpa harus di pompom dengan kampanye iklan yang gencar. Dengan merek yang kuat, barang yang jelek bisa menjadi bagus, barang yang mahal bisa menjadi terlihat murah. Untuk menge-check kekuatan merek dapat anda langsung rasakan apakah anda salah satu konsumen merek tersebut.
Kalau pada industri property, menurut penulis, moatnya terletak pada “jumlah cash yang diterima muka dari para calon pelanggannya”. Industry property adalah industry kepercayaan, dan membutuhkan modal besar. Jika ada konsumen pembeli property telah membayarkan uang muka sekian persen, meskipun bentuk bangunan belum terwujud, menunjukan bahwa perusahaan property tersebut telah mendapatkan kepercayaan penuh dari pelanggannya. Kepercayaan adalah segalanya, sekali melanggar tidak akan ada konsumen yang akan pernah membeli asset property yang belum memiliki wujud. Oleh karena itu pada perusahaan property reviewlah akun “uang muka yang diterima dari pelanggan”.
Uang muka tersebut selanjutnya dapat digunakan untuk menjadi modal untuk membuat property sesuai dengan pesanan para pelanggan, sehingga dapat mengurangi modal yang harus disediakan oleh perusahaan property, baik modal yang berasal dari kantong sendiri, maupun yang diperoleh dari pinjaman bank.
Kalau pada industry yang harus menggunakan asset mahal dan beresiko tinggi, maka yang menjadi moat adalah kepercayaan Bank memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut. Tentu Bank telah melakukan studi yang sangat komprehensif untuk memberikan pinjaman pembelian asset yang beresiko tinggi, sehingga harus dapat dipastikan pinjaman kepada bank dikembalikan oleh perusahaan tersebut secara tepat waktu dan lancar. Contoh industry pelayaran, dimana harga kapal sanagt mahal dan sangat beresiko sebab kapal tersebut harus berlayar menghadapi resiko alam dan resiko kecerobahan awak kapal yang mengoperasikan kapal. Jadi untuk mengukur moatnya dengan cara mebandingkan utang bank nilai aset kapalnya. Semakin besar utang banknya semakin bagus Moat-nya, dengan catatan laba perusahaan pelayaran tersebut sanggup membayar utang bank pembelian kapal. Untuk mengukurnya gunakan formula “Debt service coverage ratio”. Bukan DER-nya.
Bagaimana kalau kapal sudah lunas? Utang pembelian kapal biasanya sekitar 5-7 tahun. Kalau kapal telah lunas pembiayaanya, berarti usia kapal paling tidak telah berumur 7 tahun. Umur 7 tahun adalah umur yang paling optimum untuk dijual mendapatkan untung. Kas hasil penjualan kapal dapat digunakan untuk membayar uang muka pembelian kapal baru, dan sisanya ditutup dari utang bank. Begitu seterusnya berulang-ulang, sehingga perusahaan pelayaran yang demikian akan terjadi peremajaan aset kapal secara berkala paling tidak setiap 7-10 tahun sekali. Sehingga selamanya utang kepada bank akan selalu eksis pada perusahaan pelayaran. Ketersediaan Kapal yang sehat akan memicu penjualan dengan hasil yang optimum dan menguntungkan.
Mungkin anda bertanya tentang digital, e-commerce, fintech dan lain-lain. Menurut penulis itu bukan MOAT, sebab bank-bank besar konvesnional juga sedang menuju kearah digital. Pada masa yang akan datang, semua bank konvesnional akan memberikan layanan digital, baik lewat anak usaha maupun langsung dilakukan oleh induk usaha.
Bahwa bank digital memiliki pasar un-banked people, menurut penulis itu bukan moat, itu adalah market segment, yaitu target pasar menyasar kaum duafa. Dan sifat konsumen pasar yang tersegmentasi adalah tidak setia, akan menggunakan produk sesuai dengan isi kantongnya. Selagi miskin pinjam uang 1 juta kepada fintech / bank mini digital, setelah jadi pengusaha sukses, pinjam dan simpan uang kepada bank yang modalnya kuat, yang ekuitasnya kuat seperti yang diatur oleh OJK.
Selagi miskin belanja lewat aplikasi mencari program cash-back dan discount, setelah kaya hang-out menghamburkan uang, belanja di mall sambil cuci mata.,
Setelah kaya konsumen tersebut beralih mengkonsumsi atau menggunakan barang-barang mewah yang ditawarkan oleh perusahaan yang memiliki nama besar yaitu MOAT, mengabaikan pertimbangan harga, tetapi kalau diberikan diskon dan cash back tentu saja tidak menolak. Seperti anda membeli mobil mercy dari dealer yang memberikan discount terbesar, tetapi tetap yang anda beli adalah mercy, bukan Toyota.
Itulah sebabnya banyak perusahaan menciptakan produk pada banyak segment, memastikan market dapat menyerap pada setiap segment, sambil memanjakan konsumen pada segment high-end dengan bunga-bunga produk yang prestigious.
Dan hasil dari MOAT adalah laba, percuma anda nilai perusahaan digital tersebut memiliki moat, tetapi bottom linenya zero. Dan karena perusahaan telah eksis dan mandiri dengan moat-nya, maka sebagian besar laba akan dikembalikan kepada shareholdernya dalam bentuk dividend. Jika DPR nya rendah atau malahan tidak membagikan dividend, dapat saya simpulkan laba-labanya jadi-jadian oleh karena itu moat-nya juga siluman.
Demikian contoh-contoh moat menurut penulis yang harus dimiliki oleh perusahaan dengan industry yang berbeda-beda. Semoga bermanfaat.