Strategi Investasi Value Investing, Growth Investing dan GARP
===============================================
Bagi investor yang menggunakan laporan keuangan sebagai salah satu tools dalam melakukan investasi, ada beberapa strategi dalam menentukan emiten pilihannya. Diperlukan pembelajaran yang lebih dalam untuk masing-masing strategi, tulisan ini hanya memberikan beberapa pointout atas strategi-strategi tersebut dan beberapa parameternya berdasarkan subyektivitas penulis, diharapkan dapat menambah wawasan, encourage investor ritel untuk mempelajari lebih dalam tentang analisa fundamental dan lebih tenang dalam menghadapi pergerakan $IHSG saat ini.
Berikut pointout strategi-strategi investasi tersebut:
1. VALUE INVESTING
Saham-saham yang termasuk dalam kelompok ini adalah saham-saham yang dianggap sebagai saham underpriced (harganya lebih rendah dari harga wajarnya) dan diharapkan harganya suatu saat dapat naik signifikan.
Price Book Value (PBV) menjadi parameter utama dalam mengukur mahal atau murahnya harga saat ini, secara umum PBV<1 dianggap murah, beberapa lebih ekstrim dengan menerapkan parameter PBV<0.5
Price Earning Ratio (PER) menjadi parameter berikutnya yang sering dilihat, sebagai benchmark berapa batasan PER yang digunakan sering digunakan investasi risk free seperti bunga deposito atau Yield Surat Utang Negara, saat ini menurut data PHEI Yield Indonesia Government Index dengan tenor 10 tahun di kisaran 6.5% artinya ini setara PER (100/6.5) 15x sehingga batasan PER yang digunakan dalam value investing PER<15, beberapa investor lebih ekstrim dalam menerapkan margin of safety (MOS) dengan menggunakan PER<5
Setelah 2 parameter diatas terpenuhi, beberapa menambahkan parameter diskon terhadap nilai intrinsik, value investor akan menggunakan MOS yang cukup besar, parameter price < 2/3 nilai intrinsik seringkali dijadikan parameter harga saham sudah layak beli.
Beberapa parameter tambahan yang digunakan value investor diantaranya:
-ROE>10%
-DER<1
-Dividen Yield (DY) >2% dan rutin dibagikan hal ini disebabkan bisnis perusahaan sudah cukup mature sehingga kesempatan tumbuhnya sudah terbatas.
-Penjualan dan laba bersih tumbuh dari tahun ke tahun
-Model bisnisnya mudah dimengerti dan produknya dibutuhkan dalam jangka panjang.
-Managemen dan CGC yang baik.
Saat ini sangat sulit menemukan perusahaan yang dapat memenuhi seluruh parameter diatas, sehingga seringkali dilakukan beberapa adjustment terhadap parameter-parameter tambahannya.
Hasil screening di stockbit dengan kriteria PBV<1, PER<15, revenue dan net income selama 3 tahun tumbuh, Avg ROE 3th>10%, DER<1 dan DY >2% hanya menyisakan 2 emiten EMPT dan PSSI.
Sementara untuk parameter yang lebih ketat PBV<0.5, PER<5 dan DY>2% memunculkan emiten $TUGU dan RUIS.
2. GROWTH INVESTING
Saham-saham yang termasuk dalam kelompok ini adalah saham perusahaan yang berpotensi untuk memberikan pertumbuhan laba yang signifikan dan harga saham akan naik di masa depan. Investor berinvestasi di perusahaan yang menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan di atas rata-rata, meskipun secara PER dan PBV dalam kacamata value investor sudah mahal. Diharapkan perusahaan mampu tumbuh revenue dan laba bersihnya lebih cepat dari perusahaan lain dalam industri yang sama. Perusahaan yang termasuk kelompok ini biasanya mempunyai competitive advantage yang dapat digunakan untuk mengungguli kompetitornya.
Parameter utama yang digunakan adalah pertumbuhan revenue dan pertumbuhan laba bersih. Investor memahami ketika laba bersih tidak dibagikan sebagai dividen namun digunakan untuk memperkuat modal dalam bentuk laba ditahan. Diharapkan dengan modal yang kuat dapat meningkatkan pertumbuhan revenue perusahaan yang berdampak pada pertumbuhan labanya. Sebagai salah satu parameter pertumbuhan ROE diharapkan diatas 15%
Hasil screening stockbit dengan kriteria Revenue Growth (YoY) >25%, Net Income Growth (Y0Y) >25%, Avg ROE (3yr) >15% memunculkan beberapa perusahaan diantaranya $IRRA VICI CARE DGNS MARK
3. Growth At Reasonable Price (GARP)
Strategi ini menggabungkan aspek dari growth investing dan value investing, investor mencari perusahaan yang diyakini mampu memberikan pertumbuhan diatas rata-rata namun harga sahamnya belum terlalu mahal. Tools yang digunakan yaitu Price Earning Growth (PEG ratio) dengan formula PER dibagi %of historical earning growth, Parameter yang digunakan PEG ratio<1 dianggap saham sudah murah, semakin kecil angkanya semakin murah.
Hasil screening stockbit dengan kriteria PEG ratio <0.2 dan PEG Ratio (3yr) <0.2 diantaranya $GJTL UNIC IPOL SPMA SRTG ADES
Hasil Screening stockbit dengan kriteria PEG ratio<0.2 PEG ratio (3yr)<0.2 ditambahkan kriteria utama value investing yaitu PBV<1 dan PER<15 memunculkan $SPMA dan SRTG
Tidak ada satu emitenpun yang muncul saat screening ditambahkan parameter growth investing berupa revenue growth (YoY) 25% dan Net Income Growth (YoY) > 25%.
Happy investing
^endraw^