Analisa Growth
==============

Setelah buat postingan tentang Lynch membeli bodyshop perusahaan PER mahal tapi memiliki growth bagus, pertanyaan berikutnya bagaimana kita yakin emiten ini akan punya growth bagus atau tidak kedepannya?

1. Gunakan logika dasar
Apakah emiten ini sudah menjadi market leader?

Kalau sudah, apakah jangkauan produknya dah 1 indonesia?

Kalau sudah juga, apakah mereka ada planning grab market luar indo? Mampukah mereka?

Apakah akan ada produk baru yg bs penetrasi market?

Logika dasar seperti ini gak perlu gelar MBA tuk berpikir seperti ini. Nci2 toko glodok justru akan lebih mahir dibandingkan para analyst dalam logika ginian.

Jika sebuah emiten dah grab maksimum yg dia bisa maka dia sudah ga bisa memiliki growth yg lbh besar lagi. Kecuali emiten dia memiliki kekuatan brand multinational yg kuat sehingga bs growth luar biasa dengan ekspansi keluar negeri tanpa batas.

2. Growth berujung pada LABA.

Laba bisa ditingkatkan dengan 2 cara:
- tingkatkan pendapatan
- kurangi biaya

Jika di masa pandemi saja growth salesnya bisa meningkat 30% dimana segmen produk baru meningkat 100% lebih maka jelas emiten ini berhasil meningkatkan pendapatan.

Lalu misalkan saja emiten ini berhasil menurunkan operating expense 18%.

Penurunan penggunaan bahan baku 8% dan beban fabrikasi 3%, upah buruh turun 9%

Maka emiten tersebut akan memiliki story yg tepat untuk memiliki growth yg baik di kedepannya.

Kecilnya market share perusahaan saat ini tentu membuat peluang growth menjadi bertambah make sense dan ruang pertumbuhan yg besar.

Btw contoh2 angka diatas hanya sekedar contoh belaka. Jika ada emiten yg kebetulan memiliki data kurang lebih sama itu bukan kebetulan semata.

3. Tetaplah pesimis jgn optimis jika terkait growth

Terlalu jatuh cinta pada emiten adalah hal yg berbahaya. Fanatisme anda bisa membuat anda menggunakan asumsi growth yg gak masuk akal.

Tetaplah bersifat skeptis cendrung pesimis dalam analisa growth emiten anda.

Jika dengan pesimis aja hasilnya tetep bagus gimana gak jozz gandoz tu emiten nantinya.

Jangan menjadi optimis dengan menggunakan asumsi growth layaknya anak smp belajar bikin business plan.

Jumlah penduduk indonesia sekian, jika kita ambil sekian persen maka peluang market kita adalah sekian besar. U kira buat sekian persen orang indonesia mau pake produk itu dan bukan produk kompetitor adalah hal yg mudah krn produk anda bukanlah satu2nya pilihan yg ada di market yg serba kompetitif ini.

-THOWILZ-