BAGI ILMU BANDAR CUMA-CUMA!!!
Kalau gk mau baca skip aja, toh yang rugi.. ilmu gratis kok ditolak..:rolling_eyes:
Ini aku jelasin skenario bandar tersimpel.. Mereka kan ketemuan nih, ngobrol2, bicarain tentang budget dan target.. Misalkan ada 2 bandar yg ditugaskan untuk kerjasama, satu bandar lama si A yang punya saham (500rb lot di avg 200, yg nilainya berarti 10 milyar rupiah) dan uang 5 milyar sedangkan bandar yg baru si B (tidak punya barang sama sekali) tapi dia punya uang 15 milyar.. keaktifan harian tanpa sahamnya dibandari adalah 20rb lot.. yang berarti dalam 1 hari ada kemungkinan org buang barang 20rb lot (belum termasuk cutloss dan lain2).. trs mereka budgetin :
Modal si A : 500rb lot barang, 4 milyar buyback barang retail (akum avg down), 5 milyar buat haka waktu dah selesai, 1 milyar buat fee transaksi sekuritas dll untuk kepentingan gandain volume saat goreng nanti..
Modal di B : 5 milyar buy barang retail, 5 milyar buat haka waktu selesai akum, 1 milyar fee buat pemilik emiten, 1 milyar buat goreng berita, 2 milyar fee bandar utama (akan dijelaskan di cerita berikutnya), dan 1 milyar buat budget fee gandain volume transaksi saat goreng..
trs si A dan si B buat skenario project gorengannya.. ini mau diturunin berapa persen? arb in 8 kali aja.. oke! si A arb in langsung pake 100rb lot haki (barang avg 200, total modal arb = 2 Milyar)
nah sampe sini pasti akan bertanya2.. "loh bang.. itu gk rugi apa ntar si A kalau jual senilai 2 milyar?"
jawabannya simpel, ndak rugi sama sekali.. karena sebelum mereka buang, si A sebagai bandar utama minta si B tf ke rekeningnya 2 Milyar (jadi kyk udah emang itu barang bandar si B), nah untuk menjaga agar bisa ARB terus2 an si B seolah olah menjadi big fund yang lihat peluang ia haka antrian si A di harga arb.. nah di fase ini para penganut bandarmology pemula akan ikut2 an beli harga arb, pdhl itu tindakan salah (trap).. karena si B ketika berhasil beli barang si A, ia akan antrikan harga di arb pada saat itu juga.. sehingga yg ada antrian harga di arb terlihat begitu banyak sehingga semua pihak yang punya barang akan dihadapkan dengan fear yg sangat besar sehingga ikut2 an antri jual.. ya iyalah, iya kalau bandarnya arb in cuman 2 kali.. kalau 4 5 kali ya boncos bro retailnya.. makanya penganut bandarmology advance, dan para bandar kecil jarang ikut masuk kalau blm turun lebih dari 60% harganya..
nah lanjut, selama arb si A bertugas untuk beli saham retail yang diantrikan, kemudian di antrikan juga di harga ARB.. namun untuk kemudian hari, yang bertugas ngumpulin adalah si B.. ketika budget akum 5M si B sudah habis namun belum sampai arb 8 kali, si A lanjut arb in sambil avg down sampai benar-benar 8 kali arb..
a. jika terindikasi pada saat arb ada pihak yang ikut ngumpulkan.. maka harga akan ditahan bahkan diturunkan sampai ke 50.. menunggu pihak tersebut antri jual, dan kemudian si A dan si B haka barang orang tersebut dengan modal hakanya.. baru lanjut normal seperti opsi b dibawah ini..
b. jika tidak ada indikasi penumpang gelap.. maka si A dan si B akan haka dan meng ARA kan sahamnya di sesi 1.. di sesi 2 biasanya muncul beberapa orang yang spekulasi masuk dan ikutan antri sehingga bandar ditemani retail bersama2 antri dan berebut haka di hari berikutnya.. sehingga biasanya tidak sampai 5 mnt harga sahamnya ARA.. si B kemudian akan memberikan 1 milyar kepada pemilik emiten untuk kepentingan menggoreng berita.. (diposisi ini mendadak ada good news).. biasanya untuk membuat berita butuh 1 minggu an sebelum dipublish.. bayangin aja kalau misal ARA 3 hari berturut-turut harga sahamnya udah recovery ke berapa tuh, dan juga disini posisinya si A berhasil avg down, si B berhasil masuk..
jadi hari ke 1, 2, 3 udah pasti ara (estimasi bandar habis masing2 1 milyar buat haka, jadi sisa 4 milyar)
hari ke 4 dan 5 bandar berusaha nahan harga agar tidak jatuh dengan sisa dana budget haka dengan persiapan gelombang goreng kedua, sekaligus menghindari suspen..
hari ke 6 dan 7 berita good news keluar di ara in lagi.. disini ada clickbait bagi retail untuk masuk karena goodnews yang beredar..
2 minggu selanjutnya ketika retail pada euphoria.. si A akan keluar sebagian dananya (untuk kembaliin modal uang cash senilai 5 milyar), si B akan keluar juga sampai modalnya seluruhnya kembali plus cuannya diambil dari total modal (normalnya 25% dari total uang yang ia keluarkan)...
nah setelah itu poject goreng akan dinyatakan berhasil dan barulah si B membayar 1M ke pemiliknya..
dari sini kita tau bahwa si A sebagai bandar utama tidak mendapatkan keuntungan material atau cash, namun ia mendapatkan avg yang lebih rendah dan jumlah lot lebih banyak, modalnya yang cash kembali, dan ia juga masih ada floating gain yang besar, which is meskipun dia mau buang semua barangnya ya gk bakal rugi..
si B sebagai bandar asisten mendapatkan profit utama 25%dari modal ditambah dengan sisa lot yang belum terjualkan (gk boleh dijual juga karena sudah cuan 25% dari goreng bersama si A)
Pertanyaan yang sering muncul pada titik ini.. si A sama si B mungkin gk jual barang sisanya? nggak mungkin lah bro.. soalnya dengan dia nyisihin barang di emiten yang habis ia goreng, ketika mereka mau nggoreng saham emiten itu lagi, mereka bisa lakuin dengan modal yang lebih rendah..
Jadi jgn heran lagi ya, kalau ada yang bilang avg bandar di harga 300 harga sekarang 100.. gk mungkin bandarnya nyangkut wkwkwk kalau ritel nyangkut mah banyak :rolling_eyes:
Btw kalau sampe akunku ke banned karena bahas bandarmology yang ekstrim mon dimaafkan.. dah sering kasih info bandar trs dibanned sementara soalnya..:rofl:
Coba sekarang kalian tag teman anda yg suka bilang ada bandar nyangkut!!!:smirk: Ntar mereka akan dag dig dug melihat ini wkwk
Silakan share atau repost kalau merasa ilmu diatas berguna, happy sunday ~:sunglasses:~
$PURA $FREN $HMSP $DCII $IHSG