imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Malam ini saya akan membuka data hasil observasi serta riset sederhana saya atas emiten $SRIL. Selama ini saya tidak pernah khusus melakukan riset atas saham ini karena adanya berita penurunan rating dari pemeringkat Moodys dan Fitch maka saya tertarik untuk membahas untuk dijadikan contoh kasus pembelajaran.
Bisa saja ada kemungkinan miss analisa data karena diselesaikan dalam waktu singkat dan industri ini bukan Circle of Competence saya walaupun saya tengah mempelajarinya karena ada hubungan industri hulu ke hilir yang saling terkait dengan emiten Tbk lainnya.
Ada beberapa fakta data yang saya temukan yang mungkin dapat menjadi pertimbangan keputusan bagi pembaca apapun kelak. Tetapi sebelumnya Disclaimer on DYOR keputusan membeli dan menjual merupakan tanggungjawab pembaca. Penulis tidak bertanggungjawab atas kerugian dan keuntungan dari pembaca. Hasil riset sederhana ini hanya sebagai proses pembelajaran bagaimana menganalisa secara sederhan tetapi cukup komprehensif
1. Dari IPO data yang saya kumpulkan memang jika dianalisa hanya memakai CAGR dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2020 selama 8 tahun memang keliatan menggiurkan jika hanya melihat aset dan laba operasional dan laba bersih terkait. Apalagi dengan valuasi relatif PER, PBV, ROE walaupun secara DER tidak menarik tapi apakah memang benar menarik secara komprehensif , saya berusaha skeptis apakah ada juga dugaan potensi engineering pada laporan keuangan?
Pendapatan CAGR 11,24%
Laba Kotor CAGR 11,17%
Laba Operasi CAGR 13,5%
Laba Bersih CAGR 14,15%
Aset Lancar CAGR 25,08%
Piutang Usaha CAGR 24,44%
Persediaan CAGR 19,42%
Aset Tetap net CAGR 13,08%

2.Berbanding terbalik dengan nomor 1 poin diatas, CAGR Hutang dari tahun 2013 sampai dengan 2020
Total Liabliitas CAGR 21,59%
Hutang Bank serta MF CAGR 15,65%
Wesel bayar CAGR 4,47%
Total Hutang berbunga CAGR 10,2%
3. Beban bunga konsisten bertambah dari tahun 2013 sd 2020 CAGR 17,26%
Saya berpikir mungkin tidak fair jika menggunakan data tahun 2020 karena imbas covid 19 tapi ternyata malah beban bunga tahun 2020 lebih kecil dari tahun 2019 usd 75.510.481 vs usd 82.307.841
Saya memastikan kembali beban bunga yang turun merupakan prestasi perusahaan menurunkan pokok hutang berbunganya tapi ternyata merupakan efek dari penerbitan obligasi refinancing dengan suku bunga yang lebih rendah pada tahun 2019 yang baru berefek pada tahun 2020.
Jadi wajar CAGR tahun 2020 tetap saya gunakan dengan pembanding tahun 2013 dimana beban bunga hanya usd 21.126.443
4. Menjadi menarik karena data 1 dimana laba bersih setelah pajak secara CAGR bertumbuh 14,15% tetapi jika dikaitkan dengan hutang berbunga CAGR 10,12% tetapi jika dbandingkan dengan hutang bank CAGR 15,65%
Apa artinya ? Laba bersih 14,15% tapi Hutang bank juga kurang lebih mendekati CAGR nya antara 10,12%-15,65% kemana hasil riel uang nyatanya ?
Kalau melihat CAGR nomor 1 maka dapat dikatakan Belanja Modal Aset Tetap yang CAGR nya 13,08% dibiayai oleh hasil laba serta hutang berbunga.
Mengapa perlu capex setiap tahun ? apakah bisnisnya memang begitu ? saya cross cek data segmen bisnis pemintalan yang selalu setiap tahun belanja capex cukup besar. Jikalau begini saya salah kaprah mengira awalnya bisnis SRIL hanya PADAT TENAGA KERJA yang ternyata ada di segmen bisnis konveksnyai (Garment) PADAT MODAL pada segmen bisnis pemintalan, bisnis pertenunan (weaving) dan bisnis finishing kain.
Uniknya lagi lagi persediaan bertumbuh 19,42% vs pendapatan yang hanya CAGR 11,24% artinya diduga ada ketidak efisienan pada pengelolaan persediaan hal ini dibuktikan dengan Days Sales Inventory yang memerlukan 148,02 hampir 5 bulan untuk mengeluarkan persediaan menjadikan pendapatan. Disatu sisi pembelian bahan baku harus dibayar dengan uang muka dulu , yang bagi saya pemasok memiliki bargain position lebih baik daripada SRIL. Tidak heran Rasio DPO Days Payable Outstanding rasio yang mengukur jumlah hari dalam membayar pembelian terus berkurang dari tahun 2016 sd 2020 dari 4, 33, 30 ,16 menjadi 13 hari sedangkan collection piutang dari Rasip DSO (Days Sales Outstanding) dari tahun 2016 sd 2020 fluktuatif dari 80,91,69,82,99 hari.
5. Saya menyoroti anak usaha SRIL Golden Legacy Pte ltd dengan kepemilikan 100% dan anaknya Golden Mountain Textile and Trading Pte ltd dengan nilai aset yang cukup besar usd 415.825.796 setelah konsolidasi . Sedangkan anak usd 527.904.097. Secara konsolidasi aset Golden Legacy dan anak setara 22,45% atas Konsolidasi Induk dan anak. Secara ekuitas lebih kecil dimana porsi pinjaman berbunga mencapai 86,48 % dari aset keseluruhan dan ekuitas hanya 13,52% sehingga secara Debt Equity Ratio luar biasa tinggi pada level 6,4x !!
Berdasarkan pengetahuan, pengalaman bekerja, pengalaman investasi, emiten yang memiliki perusahaan diluar negeri terutama yang berupa holding dan investasi yang mana jika usahanya lebih banyak di Indonesia bukan karena ekspansi ke negara lain kalau kita tidak jeli BANYAK DIDUGA DIGUNAKAN UNTUK “ENGINEERING” jika anda mau belajar lagi hal ini diduga digunakan pada KARK TRUB BIPI BUMI Jika menggunakan perusahaan lokal kebanyakan merupakan perusahaan afiliasi akan tetapi tidak diungkapan seperti AISA manajemen lama. JIka anda mau belajar lebih dalam unduh segera bagaimana modus perusahaan menggelembungkan kinerja dari investigasi EY atas AISA data tersebut masih tersedia dan saya kira merupakan legacy arsip kita untuk lebih berhati hati menyikapi pendapatan dan laba bersih tanpa melupakan menganalisa secara komprehensif pos pada neraca.
6. Terkait dengan point 2 saya mengobservasi Hutang hutang apa yang akan MENDESAK berpotensi menghadapi TEKANAN LIKUIDITAS maka saya inventaris resiko tersebut
Utang bank jangka pendek usd 277.512.339 Laiblitas sewa usd 11.612.459 utang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam satu tahun usd 6.166.667 Obligasi Neto usd 25.000.000 total usd 320.291.465
Cash & Bank per 31 Des 2020 bersaldo usd 187.640.925 piutang usaha usd 282.193.870 dan usd 67.402.892 . Perkiraan operasional termasuk pembayaran bunga 5,5 bulan +/- usd 75.640.648 Pembelian bahan baku usd 501.068.051 minus usd 39.471.012 jika collection hasil pendapatan asumsi usd 238.247.539 maka berdasarkan proyeksi kas akan defisit usd 121.514.938 maka gagal bayar berpotensi terwujud.
Defisit ini dengan asumsi bahwa tidak terdapat dugaan engineering piutang usaha. Mengapa begitu karena catatan
Halaman 97 merupakan catatan yang menimbulkan pertanyaan yang harus investor sikapi dengan hati hati seperti dibawah
Sejak tahun 2019, PT Bank Central Asia Tbk melepaskan jaminan yaitu tidak ada piutang dagang, persediaan dan aset tetap Perusahaan dan Entitas Anak yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang.
Apakah Piutang usaha, persediaan dan aset tetap diduga engineering dan ini tertangkap dalam analisis oleh internal BCA belakangan? Apalagi sebagai kreditur $TELE baru saja mengalaminya.
7. Peringkat rating moodys
Berikut saya lampirkan peringkat rating
Peringkat investasi
• Aaa: obligasi berperingkat Aaa merupakan obligasi berkwalitas "terbaik" dengan risiko yang "amat kecil".
• Aa1, Aa2, Aa3: obligasi berperingkat Aa adalah obligasi berkwalitas "baik" dengan risiko yang "kecil".
• A1, A2, A3: obligasi berperingkat A adalah obligasi peringkat menegah atas dengan risiko yang "kecil".
• Baa1, Baa2, Baa3 obligasi berperingkat Baa merupakan obligasi dengan risiko moderat dan oleh karenanya memiliki karakteristik spekulatif.
Peringkat spekulatif
• Ba1, Ba2, Ba3: obligasi berperingkat Ba merupakan obligasi dengan elemen spekulatif dan dapat berisiko.
• B1, B2, B3: obligasi berperingkat B adalah obligasi yang dianggap spekulatif dan dapat berisiko tinggi
• Caa1, Caa2, Caa3: obligasi berperingkat Caa merupakan obligasi yang "tidak kokoh" dan memiliki risiko yang amat tinggi.
• Ca: obligasi berperingkat Ca adalah obligasi dengan tingkat spekulatif yang tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar namun masih ada harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang.
• C: obligasi berperingkat C adalah obligasi dengan peringkat terendah dan biasanya gagal bayar dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok hutang maupun bunganya.
Khusus
• WR: Withdrawn Rating atau menarik kembali peringkat yang diberikan.
• NR: Not Rated atau tidak diperingkat.
• P: Provisional atau peringkat sementara


Berdasarkan keterangan pers Moodys yang saya kutip https://bit.ly/3cTbPnf
Moody's Investors Service telah menurunkan peringkat perusahaan keluarga PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex (SRIL) menjadi B3 dari B1.
Moody's juga telah menurunkan peringkat ke B3 dari B1 dengan peringkat untuk obligasi senior US$150 juta tanpa jaminan yang jatuh tempo pada tahun 2024, yang diterbitkan oleh Golden Legacy Pte. Ltd. dan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh Sritex dan anak perusahaannya.
Kedua, surat utang senior tanpa jaminan senilai US$225 juta yang jatuh tempo pada 2025, dikeluarkan oleh Sritex dan dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh semua anak perusahaan yang beroperasi. Analis Moody's dan Analis Utama Sritex Stephanie Cheong menuturkan semua peringkat tetap dalam peninjauan untuk penurunan lebih lanjut.

"Penurunan peringkat mencerminkan likuiditas Sritex yang terus-menerus lemah dan meningkatnya risiko pembiayaan kembali karena penundaan yang berkelanjutan dan material lebih lanjut dengan latihan perpanjangan pinjamannya," katanya, Senin (22/3/2021). Kajian untuk penurunan lebih lanjut mencerminkan berlanjutnya ketidakpastian terkait untuk rencana pembiayaan kembali atau refinancing. Tinjauan peringkat akan fokus pada kemajuan Sritex dalam mengatasinya jatuh tempo hutang yang akan datang

Fokus tinjauan ke depan terangnya ada 5 hal. Pertama, kemajuan diskusi Sritex dengan pemberi pinjaman untuk memperpanjang tanggal jatuh tempo pinjaman sindikasi
Kedua, kemajuan Sritex diskusi dengan pemberi pinjaman tentang pinjaman bilateral baru. Ketiga, kemampuan Sritex untuk memperbarui lini modal kerja jangka pendek yang akan berakhir hingga 2021. Keempat, manajemen modal kerja Sritex dan kemampuan menghasilkan uang tunai mengalir; dan kelima, pelaksanaan rencana pendanaan alternatif.
"Moody's berharap peninjauan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu 60 hari," urainya.
Hal krusial dalam 60 hari kedepan kira kira sampai dengan 31 Mei 2020. Repotnya ada hari raya Idul Fitri
Ternyata tidak sampai 60 hari, Moodys telah menurunkan peringkat rating langsung Ca
https://bit.ly/3myScFr
Moody's Investors Service menurunkan Corporate Family Rating (CFR) PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), dari B3 menjadi Ca dengan prospek negatif. Moody's juga memangkas peringkat obligasi global senilai US$ 150 juta dan US$ 225 juta yang masing-masing jatuh tempo pada 2024 dan 2025, dari B3 menjadi Ca.
Surat utang US$ 150 juta tersebut diterbitkan oleh Golden Legacy Pte. Ltd. dan dijamin tanpa syarat serta tidak dapat ditarik kembali oleh Sritex dan anak perusahaannya. Sementara surat utang US$ 225 juta diterbitkan oleh Sritex serta dijamin tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali oleh semua anak perusahaan Sritex yang beroperasi.
Analis Moody's Stephanie Cheong mengatakan, penurunan peringkat ini seiring dengan pengumuman Sritex pada tanggal 3 April 2021. Dalam pengumuman tersebut, emiten dengan kode saham SRIL ini menyampaikan bahwa beberapa fasilitas bank perusahaan berkurang secara material dan Sritex sudah menunjuk advisor untuk proses restrukturisasi utangnya.
"Peringkat tersebut mencermikan ketidakpastian yang signifikan atas keberlanjutan struktur permodalan Sritex saat ini dan risiko bahwa kondisi likuiditas Sritex yang menantang dapat menyebabkan adanya percepatan pembayaran kewajiban perusahaan dalam waktu dekat," tutur Stephanie dalam risetnya, Jumat (9/4).
Lebih lanjut, Stephanie menuturkan, berkurangnya akses pendanaan dari perbankan akan secara signifikan mengganggu operasional Sritex. Hal ini akan membuat Sritex bergantung pada pendanaan jangka pendek demi mendukung kebutuhan modal kerja dan operasionalnya.
Berkurangnya akses pendanaan dari bank juga akan menambah tantangan likuiditas Sritex. Mengingat, Sritex memiliki fasilitas pinjaman jangka pendek untuk modal kerja yang akan berakhir pada 2021 dengan nilai outstanding sebesar US$ 278 juta per akhir 2020.
Terlebih lagi, Sritex juga menghadapi risiko pembayaran kembali (refinancing) atas utang sindikasi US$ 350 juta yang akan jatuh tempo pada Januari 2022. "Kas internal Sritex yang sebesar US$ 188 juta per akhir 31 Desember 2020 tidak akan cukup untuk menutupi utangnya yang akan datang," kata Stephanie.
Sebelumnya, pada 23 Maret 2021, Moody's memangkas CFR Sritex dari B1 menjadi B3. Moody's juga telah menurunkan peringkat obligasi global US$ 150 juta dan US$ 225 juta dari B1 menjadi B3
Semoga berguna
$IRRA $WMUU $PMMP

Read more...
2013-2024 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy