imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Hidden Gem Series - Berbeda Tapi Sama (Studi Kasus ABMM)
======================================================
Jika anda melihat comment saya di https://stockbit.com/post/3334892 anda akan tahu bahwa sejak lama saya meyakini harga coal akan naik, itu kenapa saya berinvestasi pada saham coal. Bahkan saya juga tidak luput membuat tulisan tentang gold coal ratio, sebuah konsep yang saya buat untuk melihat apakah harga coal sudah terlalu murah atau belum jika dibandingkan dengan harga emas.

Link tulisan asli : https://bit.ly/3sfWPGA (banyak image yang ditampilkan)

Baca juga : Gold Coal Ratio - Alat Ukur Mahal Murah Batu Bara (https://bit.ly/3qQSbOu

Pada tanggal 10 Agustus 2020 (link https://stockbit.com/post/4335242), saya juga membuat tulisan di stockbit berjudul "Cara menebak harga tertinggi suatu saham." Saya kembali menuliskan bahwa saya percaya harga coal akan naik hingga 100 USD kembali kelak. Pada saat itu kita menyaksikan bagaimana pesimisme dengan statement tersebut karena berbagai institusi mengatakan mau keluar dari investasi pada sektor coal. Ambil profit ketika masih untung itu nasihat yang saya terima saat itu.

Saat ini mulai banyak orang membahas potensi profit dari saham di sektor coal, tentu saja karena kenaikan luar biasa komoditas coal. Hingga newcastle coal sudah menyentuh 94 usd dan tampaknya masih akan bisa menguat jika kita melihat harga thermal coal di spot china yang sebentar lagi menembus 700. Pada saat ini thermal coal di kisaran 684 setelah sempat menyentuh harga tertinggi 696.

Berbagai data dan ulasan yang saya berikan baik dari postingan di stockbit ataupun instagram tampaknya membuat orang mulai tertarik juga untuk masuk ke sektor mining. Tentu kalian bisa menebak, apa pertanyaan yang akan banyak ditanyakan kepada saya?

Sebaiknya saham coal yang mana? Maka jawaban saya, perusahaan coal apapun tentu kinerjanya akan membaik seiring peningkatan harga coal yang luar biasa ini. Lalu muncul pertanyaan tersulit kedua yang lebih kritis lagi.

Saham Coal mana yang harganya belum naik tinggi? Mengingat peningkatan trend harga coal dimulai sejak akhir tahun 2020 lalu, maka tentu hampir kebanyakan saham coal harganya sudah naik. Jika ditanya saham coal apa yang belum naik, maka itu adalah hal yang sulit untuk dijawab. Tapi mari kita bahas itu lebih lanjut.

Kinerja Pergerakan Harga Saham Coal Satu Tahun Terakhir
====================================================
Terlampir beberapa perusahaan di sektor tambang batu bara, hampir semuanya meningkat dibandingkan harga satu tahun terakhir.

Bahkan ada yang harganya meningkat hingga 600%. Sebuah peningkatan harga saham yang luar biasa. 

Hal ini membuat banyak orang menjadi berpikir bahwa mereka ketinggalan pesta di coal tersebut melihat kenaikan harga saham coal yang sudah tinggi.

Jika anda tanya kepada saya? Saya masih memiliki keyakinan kuat saham - saham bagus di sektor coal ini masih bisa naik lebih tinggi lagi. Harga modal produksi yang kurang lebih sampai 46 usd diberikan kesempatan untuk harga jual hingga 80 usd saja maka sudah merupakan berkah tersendiri untuk perusahaan coal. Apalagi jika 90-100 usd.

Itu kenapa membuat saya  cukup yakin harga saham di perusahaan coal masih bisa melanjutkan penguatan untuk jangka menengah. Kalau untuk jangka pendek itu tentu bukan spesialisasi  saya.

Tapi bro, u tau sendiri kan orang Indonesia itu banyak maunya. Mau masuk saham coal, tapi yang belum naik tinggi. Ada gak?

Maka marilah kita masuk ke topik tulisan ini, yaitu Berbeda Tapi Sama.

Berbeda Tapi Sama
==================
IHSG sudah memiliki pembagian perusahaan menjadi berbagai sektor. Satu perusahaan akan ditempatkan pada satu sektor yang mendekati usahanya. Tapi sebenarnya walaupun perusahaan itu berada pada sebuah sektor tetapi lebih masih memiliki irisan kuat sekali dengan sektor lainnya.

Sebut saja $TBLA, perusahaan ini berada pada sektor CONSUMER tetapi cita rasa emiten ini masih kental dengan muatan sektor AGRI. Jika harga komoditas CPO naik tinggi, maka emiten ini akan berdampak baik begitu juga sebaliknya.

Ada beberapa saham yang memiliki karakteristik berbeda sektor tapi memiliki kesamaan dampak seperti halnya TBLA. Termasuk untuk perusahaan pada sektor mining.

$ABMM tercatat pada sektor TRADE dengan subsektor sebagai perusahaan investasi. Pada company background kita bisa melihat bahwa dia adalah perusahaan yang terintegrasi yang melakukan INVESTASI strategis di sektor terkait pertambangan dan energi. Portofolio bisnis ABMM mencakup sumber daya, jasa dan infrastruktur dibidang pertambangan utamanya batu bara.

Jadi seberapa kental cita rasa batu bara pada emiten ini? Mari kita lihat annual report untuk melihat informasi lebih lanjut. Kita mulai terlebih dahulu dari struktur anak perusahaan dibawah ABMM

Struktur Anak Perusahaan ABMM
==============================
Kita dapat melihat bahwa ABMM memiliki dua anak perusahaan yaitu Cipta Kridatama dan Reswara yang bergerak sebagai kontraktor tambang batu bara dan pemilik lahan dan perdagangan batu bara.

Pertanyaan berikutnya yang muncul adalah: seberapa besar porsi perdagangan batu bara bagi keseluruhan pendapatan dan laba ABMM?

Data Pendapatan ABMM - Annual Report 2019
=========================================
Pada tahun 2018, kita bisa melihat pendapatan dari usaha batu bara senilai 580 juta usd. Itu sekitar 75% pendapatan ABMM pada tahun tersebut.

Pada tahun 2019, kita bisa melihat pendapatan dari usaha batu bara senilai 425 juta usd. Itu sekitar 71% pendapatan ABMM pada tahun tersebut.

Jadi tidak salah jika saya mengasumsikan perusahaan ini memang memiliki darah batu bara yang kental di nadi bisnisnya.

Kinerja Pergerakan Harga ABMM
==============================
Sekarang mari kita melihat pergerakan kinerja harga saham ABMM. Harga saham ABMM masih jatuh -42% untuk kinerja pergerakan harga saham 1 tahun terakhir.

Bahkan  -66.5% dari pergerakan harga saham 5 tahun terakhir.

Perusahaan investasi yang kental dengan bau batu bara ini memiliki kejatuhan harga yang begitu menyeramkan bukan hanya dari 5 tahun terakhir tetapi dari pertama kali IPO di tahun 2011. 

Harga saham ini terus merosot turun hingga menyentuh harga hari ini yang masih terus menurun. Pertanyaannya kenapa perusahaan ini harga terus menurun?

Masalah klasik selalu dihadapi kebanyakan perusahaan IPO, yaitu menjual dengan harga terlalu mahal. Pada tahun 2011 ABMM dihargai PER 25x, meningkat hingga 146x pada tahun 2013. Sebuah harga yang sungguh terlalu mahal untuk sebuah company yang termasuk cyclical karena kental dengan batu baranya.

Pada sisi lain di kesempatan yang sama anda bisa mendapatkan $ITMG dengan PER 8x hingga 11x. Tentu merupakan sebuah akal sehat untuk memilih perusahaan lain yang lebih menarik saat itu.

Apakah ABMM Sebuah Asset Play Company?
==========================================
Hal yang paling ditunggu pertama kali dari sebuah perusahaan yang harga sahamnya jatuh dalam adalah apakah perusahaan ini sudah menjadi sebuah perusahaan asset play yang menarik?

Saat ini ABMM memiliki data sebagai berikut:

Market cap : 2.1 Triliun rupiah
Cash : 1.2 Triliun rupiah
Aset Tetap : 5.5 Triliun rupiah
Asset Pertambangan : 936 Miliar rupiah

Dengan market cap 2.1 Triliun rupiah kita mendapati perusahaan dengan aset real senilai 7.6 Triliun rupiah. Tetapi tentu saja kita belum memperhitungkan hutang perusahaan. Salah satu yang perlu di notes dari emiten ini adalah hutang yang besar. Dimana perusahaan ini memiliki liabilities senilai 9.6 Triliun rupiah. Dimana 5.1 Triliiun adalah hutang obligasi jangka panjang.

Walaupun dari sisi hutang sebenarnya ada hal lain yang lebih menarik untuk dibahas dimana ada beban akrual besar yang bisa kita bahas lebih lanjut. Tapi saya rasa untuk lebih fair maka mungkin ABMM tidak semenarik saham asset play lain yang pernah saya sebutkan.

Laba Terlalu Kecil Dengan Cashflow Terlalu Besar
============================================
Ada sesuatu yang unik dari emiten ini, hal ini yang paling menarik perhatian saya. Jika pada umumnya, sebuah perusahaan memiliki laba besar yang justru memiliki CFO (cashflow from operation) yang kecil bahkan minus. ABMM memiliki sesuatu yang justru kebalikannya. Laba ABMM jauh lebih kecil dibandingkan CFO nya.

Bayangkan saja perusahaan dengan market cap 2.1 Triliun rupiah ini pada tahun 2019 hanya menghasilkan laba bersih 54 miliar rupiah tetapi berhasil menghasilkan CFO senilai 836 miliar rupiah.

Pada tahun 2020 Q3, ABMM berhasil generate CFO 45 juta USD atau jika kita kalikan dengan kurs 14.000 maka senilai 633 Miliar rupiah. Sebuah peningkatan hampir 3x dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Andai kita setahunkan CFO Q3 2020 itu maka akan menjadi 844 miliar rupiah. Jika kita bandingkan antara market cap dengan CFO tersebut, maka market cap senilai kurang dari 3x CFO bukanlah hal yang jelek bagi saya.

Sebelumnya saya sudah menjelaskan bahwa ABMM memiliki hutang yang besar, tentu sajapasti akan memiliki beban bunga yang besar. Itu adalah salah satu komponen besar yang memang menggerogoti laba dari ABMM. Dimana biaya keuangan ABMM Q3 2020 senilai 29 juta usd.

Tetapi satu sisi, saya ada mendapatkan suatu hal yang unik ketika melihat laporan laba rugi perusahaan ini. Penjualan menurun, tetapi beban pokok penjualan dan beban operasional meningkat. Sesuatu yang membuat saya menjadi tertarik untuk melihat lebih dalam lagi emiten ini.

Penjualan Menurun Tapi Beban Meningkat
=====================================
Jika kita lihat terjadi penurunan beban pokok penjualan pada semua segmen kecuali segmen kontraktor dan tambang batu bara.

Hal ini relevan dengan peningkatan pendapatan ABMM hanya terjadi pada segmen kontraktor dan tambang batu bara. Karena saat ini saya meyakini trend yang baik untuk bisnis batu bara, maka mengetahui peningkatan kinerja dari segmen batu bara adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui.

Ditambah tumpukan persediaan barang jadi yang meningkat hampir 4 kali lipat dimana logika saya tentu saja itu adalah barang utama jualan mereka yaitu batu bara. Tampaknya manajemen perusahaan sudah mempersiapkan kebutuhan barang untuk pesta pora di supercycle komoditasnya ini. Tahun 2020 tidak pernah menjadi hal yang baik untuk industri batu bara manapun saya rasa, tetapi melihat semua amunisi ini tampaknya membuat saya optimis dengan kinerja pencapaian emiten ini di 2021.

Untuk beban penjualan dan administrasi saya melihat dua hal yang saya perhatikan. Yaitu peningkatan penambahan kerugian penurunan nilai piutang (yang artinya bersifat sementara jika akhirnya bisa ditagihkan) sebesar 4.9 juta usd. Ada juga peningkatan beban penyusutan (yang artinya non-cash transactions) yang meningkat luar biasa besar menjadi 3.1 juta usd.

Jika kita lihat, beban penyusutan ABMM sangatlah besar, senilai 51 juta USD. dimana 48.4 juta usd dialokasikan untuk beban pokok penjualan dan 2.6 juta usd dibebankan ke beban penjualan dan administrasi. Saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan beban yang bersifat non-cash transactions selama Free Cash Flow Perusahaan masih memuaskan setiap tahunnya.

Untuk lebih mudah memahami apa itu FCF (Free Cash Flow) itu adalah sisa CFO (cashflow operations) setelah dikurangi dengan CAPEX (belanja asset tetap). Saya tidak melihat ABMM pernah meraih FCF minus sejak tahun 2014.

Sehingga walau perusahaan ini tercatat rugi pada tahun 2020 hingga Q3 yang dikarenakan dua biaya non cash transactions dalam jumlah terbilang besar tadi tidak membuat saya khawatir.

Kita mendapati sebuah perusahaan yang dapat menghasilkan cashflow terbilang baik jika kita melihat saldo positif yang menyenangkan pada nilai CFO (Cash Flow from Operations) dan juga FCF (Free Cash Flow) perusahaan ini.

Tidak heran perusahaan yang harganya turun tajam ini masih bisa membagikan dividen dalam 2 tahun terakhir.

Kesimpulan
===========
Saya tentu tidak akan bilang bahwa ABMM adalah perusahaan dengan kinerja luar biasa mengagumkan. Saya rasa perusahaan coal lain seperti ITMG, $PTBA, $ADRO memiliki kinerja yang jauh lebih menyenangkan dibandingkan emiten ini.

Tetapi menemukan sebuah perusahaan coal yang belum dilirik market dan harganya bahkan lebih rendah dibandingkan harga tahun sebelumnya menjadi daya tarik tersendiri buat saya.

Pada tulisan saya berjudul Belajar lebih dalam tentang saham cyclical, saya pernah membahas bahwa perusahaan tidak efektif akan menjadi sesuatu yang menarik perhatian market. Silahkan baca tulisan tersebut untuk mengerti alasannya.

Baca juga : Belajar Lebih Dalam Tentang Saham Cyclical (link: https://bit.ly/2NHgC2w

Itu kenapa menjadi alasan saya sebenarnya setuju bahwa perusahaan yang ditakuti kebanyakan orang pun bisa jadi akan menjadi saham dengan kenaikan luar biasa nantinya di dalam supercycle komoditas ini. Tetapi itu masalah preferensi saja, saya pribadi tidak memiliki nurani dan mental yang kuat untuk berinvestasi di saham tersebut.

Saya lebih memilih untuk diversifikasi sebagian dana saham saya untuk sektor coal di sebuah perusahaan yang masih dihukum dengan penurunan tajam, memiliki peningkatan persediaan untuk pesta pora di siklus pada kali ini, memiliki cashflow yang sangat baik dan kinerja yang menguntungkan jika kita mengesampingkan biaya non-cash transactions yang tinggi tersebut.

Jadi untuk pertanyaan teman-teman yang komen PM di instagram saya, apakah saham coal saya yang berbeda tapi sama itu sekarang anda tahu apa jawabannya bukan.

-THOWILZ-

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy