Which Side Are You?
Menarik sekali akhir-akhir melihat fenomena “meme stocks” di bursa luar negeri dan saham bank-bank kecil seperti $BNBA $ARTO di dalam negeri (2 tahun lalu ARTO masih merupakan bank kecil, tapi saat tulisan ini dibuat Market Cap nya sudah melewati $BBNI).
Fenomena ini membuat investor (atau trader) terbelah menjadi dua kubu: Kubu pertama, kubu yang berargumen bahwa kenaikan saham-saham “meme stonks” atau bank-bank kecil tadi membuat valuasi nya menjadi tidak masuk akal dan belum diikuti dengan kinerja yang sebanding. Dan kubu kedua, kubu yang berargumen bahwa stock market bersifat “forward-looking” artinya, sahamnya naik dulu, baru kinerja keuangan tahun-tahun kedepan meningkat pesat. Puncak dari perdebatan ini adalah ketika munculnya adu argumen di instagram stories antara 1 tokoh value-investor senior di Indonesia, dengan 2 tokoh investor milenial yang beberapa hari kebelakang screenshot dari perdebatan mereka sering muncul di grup-grup saham di Telegram ataupun WhatsApp. Unfortunately, saya sudah hampir 6 bulan deactivate Instagram, jadi kurang terlalu mengikuti perkembangan perdebatan ketiga tokoh diatas.
Saya pribadi percaya bahwa stock market itu bersifat “forward-looking”, tapi dalam berinvestasi, saya cenderung sangat konservatif, beberapa orang menyebutnya dengan “investasi gaya lama”, yang masih sangat menekankan pada past-performance (kinerja keuangan yang baik 5 tahun ke belakang), manajemen yang jujur, dan valuasi yang masuk akal. Mungkin kedepannya saya akan mempelajari metrics valuasi baru untuk perusahaan teknologi/digital dengan menggunakan metode valuasi Gross Merchandise Value (GMV), Customer-based Company Valuation (CBCV), etc.
Bagaimana menurut pendapat kalian? Which side are you?
$ANTM $BRIS
*Disclaimer: Seluruh emiten yang di-tag hanya merupakan “pemanis”, bukan merupakan rekomendasi jual atau beli.