imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Catatan: Ketika Saya Memutuskan Spekulasi (Trading) untuk Sementara

Akhir tahun 2019, return investasi saya di angka 34% sekian. Turnover sekitar 4x portofolio (kalau tidak salah ingat). Artinya average holding period cuma 12/4=3 bulan. Lebih bisa dianggap swing speculation, bukan intelligent investing. Beli saham, 3 bulan kemudian dijual.

Tahun 2020 niatnya ingin berusaha memperpanjang average holding period lebih lama, tetapi keburu Covid-19 datang. Nilai porto saham terhempas minus 20an% lebih, mungkin 30%. Saya sampai tidak tahu berapa pastinya, karena secara emosional tidak cukup curious dan nanti malah mengganggu emosi. Saat itu harga saham menjadi sangat murah, atau bisa jadi itulah harga wajarnya menurut market. Menyesuaikan dengan kondisi fundamental yang sudah berubah karena Covid-19.

Saat itu banyak yang tiap hari turun 6% menyentuh ARB. Setelah memikirkan ulang, akhirnya saya memutuskan untuk mengubah porto. Beberapa saham akhirnya saya putuskan jual dengan beberapa kondisi berikut:
1. Saham yang dijual untuk dibeli lagi. Ini adalah saham yang saya yakini sedang di masa awal bearish/turun. Rencana beli lagi 2-5 hari kemudian. Tidak harus di bottom, cukup memotong kurva penurunan harga. Jadi tetap memegang sahamnya tetapi dengan harga lebih murah, potong biaya pajak dan broker. Murni spekulasi.
2. Saham yang saya lepas dulu karena Covide-19, yaitu (a) kemungkinan dampak covid-19 nya besar/mengubah fundamental perusahaan dan/atau (b) kurang likuid. Kurang likuid mengakibatkan saya tidak bisa berubah pikiran dengan cepat di mana situasi penuh ketidakpastian. Ongkosnya terlalu tinggi karena sulit melakukan penjualan saham. Saham saya usahakan lepas dengan memanfaatkan momen euforia kecil sepert pra cum date untuk mengurangi kerugian yang terlalu tinggi.

Bulan April 2020 saya mulai melakukan spekulasi (bahasa awam: trading). Alasannya adalah harga saham sangat murah secara fundamental, tetapi volatilitas harganya sangat tinggi. Beli saham murah tentu nggak rugi. Dan kalau ada yang naik terlalu cepat, bisa dijual dan ganti dengan saham lain yang jauh lebih murah. Dan ini sering ada karena harga terus bergejolak.
Nikmat mana yang kau dustakan. Head I win, tail i don't loose. Repeat until rich. Singkat cerita, spekulasi tersebut lumayan berhasil, misalnya dengan memanfaatkan momen seperti RUPS dan pembagian dividen. Beli dulu sebelum RUPS dan jual sebelum cum date. Untungnya, RUPS tiap perusahaan tidak berbarengan. Seringkali bergantian bahkan berurutan.

Namun beberapa bulan kemudian ketika IHSG mulai naik di kisaran 5000 atau lebih, harga saham tidak dapat dikatakan sangat murah. Dan spekulasi ini menjadi tidak terlalu berhasil, termasuk saat GGRM memutuskan tidak membagi dividen. Atau pada saat RALS naiknya tidak terlalu tinggi, bahkan malah turun pra cum date. Tetapi secara keseluruhan, porto mulai sembuh bahkan sempat naik sekitar 15an% YTD.

Ternyata melakukan spekulasi tersebut tetap mempengaruhi mindset. Saya jadi lebih sering melihat harga saham dan ada impuls untuk melakukan spekulasi jangka pendek. Sekarang mulai menata kembali mindset. Just sharing

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy