Alasan Menjadi Market Timer (penebak arah pasar) yang buruk
"ada hal didalam diri manusia yang membuat mereka menjadi market timer (penebak arah pasar), yang buruk. Selalu ada 3 emosi yang terlibat: kekuatiran, kesombongan dan sifat menyerah." - Peter Lynch
1. Kekuatiran akan membuat orang kuatir ketika pasar turun atau berita ekonomi jelek. Sehingga orang justru tidak membeli ketika harga saham diskon. Coba lihat seberapa banyak kaum pesimis yang melewatkan kesempatan ketika $IHSG di harga dibawah 4.000 bulan maret 2020 lalu
2. Ketika IHSG terus menanjak hingga ke 4.500 saya rasa masih banyak kelompok galau yang memperdebatkan IHSG akan kembali hancur lebih parah lagi dari maret 2020 lalu. Tetapi uniknya, ketika IHSG di atas 4.800, kebanyakan orang berubah menjadi optimis. Mereka membeli saham ketika harga sudah naik tinggi dari harga diskon yang bisa didapatkan. Uniknya lagi, ketika harga saham naik dari angka pembelian yg "sudah" mahal banyak yang menganggap analisanya luar biasa sakti. Mengutip dari kalimat om Peter Lynch perihal kesombongan
"ketika dia membeli di harga tinggi, dia akan menjadi sombong ketika harga sahamnya naik lebih tinggi lagi. Sebenarnya saat inilah dia harusnya kuatir dan mengecek fundamental perusahaan lagi, tetap justru tidak dilakukan.
3. Ketika pembelian di harga mahal ini dilakukan dan saham justru jatuh setelahnya. Maka orang akan menyerah dan menjual rugi saham tersebut.
Setelah itu dia akan mengutuki kondisi market, menyalahkan pihak lain atau kondisi. Tidak mau membeli ketika murah dan kembali membeli ketika mahal karena takut tertinggal. Siklus ini terus berulang.
Peter Lynch bahkan ketika diwawancara, dia hanya mengetahui satu hal tentang parameter market timer yang dia ketahui. Satu2nya parameter yg dia ketahui adalah ketika dia mendapatkan promosi di karirnya maka market akan turun.
Hal ini terjadi karena:
- Dia tidak melewatkan untuk mengumpulkan saham ketik market memberikan harga murah (ketika market pesimis)
- ketika market berubah dari pesimis menjadi optimis, maka return saham dia menjadi luar biasa sehingga dia mendapatkan ganjaran promosi di dalam karirnya.
- Fase optimis ini tentu ada limitnya, dan ketika mencapai limit maka ini akan membuat market mengalami koreksi.
Ketika market mengalami koreksi. Maka akan terjadi dua jenis koreksi:
1. Koreksi karena market pesimis, perusahaan ini baik-baik saja. Tapi karena market menjadi pesimis maka mereka rela menjual saham ini dengan harga lebih murah. Ini adalah peluang yg bisa kita ambil.
2. Koreksi yang memang harus terjadi, karena pasar menyesuaikan dengan kondisi fundamental.
Untuk yang nomor 2, selalu menjadi sulit. Bahkan saya akan menjadikan contoh sebuah perusahaan yang lagi menjadi favorit pelaku market saat ini dengan kenaikan luar biasa menyenangkan di minggu lalu.
Mari kita berpikir logis, $INAF sebuah perusahaan yang sebelumnya tidak profitable dipercaya akan menjadi perusahaan yang memiliki profit yang bagus karena perusahaan ini akan mendistribusikan vaksin covid-19.
Apakah saya setuju INAF akan berubah dari rugi menjadi meraih keuntungan karena dia yang akan distribusi covid19 ini? Tentu saya setuju, ini peluang emas, demand tinggi yang pasti ada. Jadi no doubt INAF akan meraih profit bagus di 2021 ketika mereka mulai melakukan penjualan vaksin yang ditunggu seluruh umat manusia saat ini.
Pertanyaan berikutnya, apakah vaksin ini adalah vaksin covid-19 ini adalah obat sekali pakai yang bagus untuk pelanggan obat tersebut atau obat yang harus dipakai rutin yang merupakan hal bagus untuk investor saham ini. Karena salah satu pelajaran yang selalu merah di rapot adalah biologi tentu saya bukan org yang pantas memberikan jawaban untuk hal ini.
Apakah INAF bisa menjual produk ini dengan margin luar biasa besar karena berapapun harganya pasti banyak org yg mau beli. Tampaknya pemerintah akan turun tangan untuk produk yang berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak. Dan itu menyebalkan buat sang investor, salah satu hal yang membuat saya gak suka bisnis maskapai adalah pemerintah campur tangan untuk memaksa maskapai menurunkan harga tiket ketika permintaan justru sedang tinggi seperti lebaran. Hal ini yg mungkin terjadi untuk harga vaksin nantinya. Tentu saja sama seperti masker dmana banyak subdistributor yg akan tahan barang dan naikan harga gila2an bisa saja terjadi. Tapi sayangnya distributor "nakal" itu bukan INAF.
Mari kita lihat perkiraan pendapatan vaksin ini.
Menurut cnbc vaksin ini diproyeksikan pendapatan sekitar 30 Triliun rupiah
Link : https://bit.ly/32X6WGr
Ini memang sebuah angka yang besar. Anggaplah 100% angka penjualan 30T ini untuk perusahaan ini semua dengan net margin 10% maka produk ini membawa kenaikan laba bersih 3T. Idea untuk 100% dimakan 1 perusahaan sendiri sudah kurang masuk di logika saya sebenarnya. Tapi mari kita buat asumsi seperti itu biar lebih menarik.
Harga INAF sudah naik dari sekitar 1200an ke hampir 3000. Agar lebih clear, emiten ini sudah mengalami kenaikan market cap diatas 4T. Sebuah kenaikan luar luar luar biasa untuk beberapa minggu ini. Market cap sudah dinaikan market sebelum perusahaan mulai berjualan.
Ini sebuah contoh kenaikan yang luar biasa yang saya rasa market terlalu optimis yang seperti emosi nomor 2.
Apakah INAF masih ada peluang naik dalam jangka pendek. Bisa jadi, ketika market terlalu optimis harga saham bisa menjadi sangat tidak logis. Dan karena saya tidak berteman dengan doraemon, maka saya tidak bisa melihat apa yang terjadi di minggu depan ataupun di bulan depan.
Tapi saya pribadi cukup berkeyakinan jika tahun depan yaitu 27 July 2020 maka harga saham INAF akan dibawah harga saat tulisan ini dibuat. Hal ini atas dasar logika tambah kurang kali bagi sederhana yang dipikirkan dan dibuat oleh penulis yang selalu mendapatkan nilai merah di pelajaran matematika sejak SMP.
Yang ga tahu SMP, itu anak-anak yg pake seragam putih biru. :joy:
Sebagai kesimpulan sembari banyak menjawab apakah IHSG akan turun di inbox saya:
* kalau buat saya merasa wajar jika IHSG harus mengalami penurunan sesaat. IHSG dari maret 2020 ke bulan ini sudah naik begitu tinggi diatas 35%.
* secara historis 30 tahun IHSG bulan agustus dan september paling rentan terjadi penurunan.
Link: https://bit.ly/3bTzYaV
Jangan tanyakan ke saya, kenapa bulan ini terjadi penurunan:
- teori konspirasi mengatakan berita buruk kerap dimunculkan di bulan ini untuk membuat market pesimis dan mendekati akhir tahun berita baik akan dimunculkan untuk angkat harga saham. Untuk menimbulkan optimisme maka butuh memunculkan pesimisme terlebih dahulu.
- Peter Lynch ada mengutip, agustus - november banyak fund manager yang mempersiapkan berlibur. Sehingga mereka membutuhkan komisi. Dan salah satu cara menghasilkan komisi adalah dengan memberikan rekomendasi jual. U jual mereka dapat komisi.
* jika anda membeli perusahaan yang memperhatikan fundamental dengan baik maka penurunan yg terjadi adalah peluang. Anda mendapatkan perusahaan yg tetap bagus dengan harga beli lebih murah. Jadi jangan terlalu menjadi ketakutan ketika harga saham itu turun
* jika anda membeli perusahaan tanpa memperhatikan fundamental dan anda berniat investasi jangka panjang dan bukannya trading. Maka takutlah sebelum anda menekan tombol buy, karena ini anda seperti mengadakan pernikahan dengan pasangan yang anda tidak tahu sama sekali. Karena setelah menikah dan anda ingin keluar dari pernikahan itu, anda umumnya kehilangan setengah dari harta anda untuk harta gono gini :rofl:
-THOWILZ-