Bergantung pada Pihak yang Salah
Tidak bosan-bosannya saya sharing di stockbit ini, bahwa kepemilikan saham itu berarti kita sudah menjadi bagian dari suatu bisnis. Saham diterbitkan oleh perusahaan yang memiliki underlying yang jelas yang kita bisa pantau dengan sangar terang-benderang. Jika membayangkan untuk mendirikan perusahaan besar semacam HM Sampoerna, Unilever, Sido Muncul dll itu mustahil, maka kita semua melalui pasar modal diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu pemilik dari perusahaan2 besar tersebut dengan hanya membeli sahamnya.
Saudara2, jika kepemilikan saham itu berarti anda menjadi bagian dari suatu bisnis, maka bentuklah mindset sebagai seorang pebisnis, atau seorang pemilik dari suatu perusahaan. Sebelum anda memutuskan untuk membeli saham, maka posisikan diri anda sebagai pebisnis dimana analisis yang anda lakukan itu berfokus pada apa yang mendasari perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Misalnya fokus pada analisis bisnis perusahaan, manajemen perusahaan, dan keuangan perusahaan. Setelah anda analisis ketiga aspek tersebut barulah analisis aspek pasarnya atau menghitung valuasi agar anda membayar dengan harga yang wajar. Ketika anda sudah memiliki saham salah satu perusahaan publik tersebut, maka selanjutnya evaluasi secara berkala bagaimana kinerja perusahaan tersebut, bagaimana kondisi bisnisnya, bagaimana operasionalnya, bagaimana posisi produknya dipasar, bagaimana peta persaingannya, bagaimana kondisi terkini para pengurusnya, bagimana laporan keuangan tahuannya, bukan evaluasi “bagaimana harganya saat ini”.
Ingat ya, kita itu sebagai pebisnis, sebagai investor, bukan pedagang lembar saham. Sayangnya, sebagian kita yang mendeklarasikan diri sebagai seorang investor menggantungkan nasibnya kepada pihak yang salah. Ada yg sibuk memperhatikan gerak-gerik bandar, big money, atau price maker. Mereka berharap sang bandar untuk mengkerek harga naik ketika sudah dalam posisi, lah emangnya kita ini siapa??? Bisa seenaknya mengatur price maker atau pelaku pasar lainnya untuk menggerakkan harga ke titik kimaks yang kita harapkan. Saat anda sudah memiliki saham, buat apa anda setiap hari buka aplikasi untuk melihat harganya setiap detik, menit, jam, hari sehingga anda tidak sadar bahwa anda sebenarnya gelisah. Kalo kita beli saham terus harganya turun, buat apa kecewa, jangan merasa salah karena kita tidak pernah tahu bagaimana mood pasar. Jika setelah anda beli terus harganya langsung naik buat apa senang berlebihan??? Kita tidak pernah tahu apa yg terjadi selanjutnya.
Maka dari itu, dari pada pusing2 memantau pergerakan harga dan bandarnya, coba balik lagi ke niat awal anda untuk menjadi seorang investor, yaitu orang yang memiliki saham salah satu perusahaan dengan niat untuk menjadi bagian dalam suatu bisnis. Lebih baik kita fokus pada underlying truth dari saham tersebut, yaitu fokus pada bisnis yang mendasarinya. Kalo ditanya siapa pihak yang seharusnya kita andalkan untuk hasil investasi kita?? Ya MANAJAMEN jo. Mereka inilah yang mengelola perusahaan, yang menetapkan strategi ke depan, ibarat nahkoda dalam sebuah kapal. Sebagus apapun bisnisnya, kalo manajemennya brengsek, ya tunggu saja kehancuran yang tidak terduga. Inilah salah satunya enaknya investasi saham, kita gausah pusing2 memikirkan gimana pengelolaan perusahaan, karena itu sudah ada yang megerjakan, dan itu adalah tugas manajemen perusahaan.
Inilah pihak yang seharusnya kita pantau track recordnya, gerak geriknya, kinerjanya, dan langkah-langkah yang dia ambil. Apalagi salah satu manajemen perusahaan juga merupakan pendiri perusahaan tersebut dan dia juga memiliki saham perusahaan secara signifikan, seperi $EKAD $SIDO $SMSM dimana ketiga perusahaan itu founder atau pewaris foundernya menjadi direksi dan memiliki share yang besar. Kalo udah begini, persetan dengan bandar dan price maker, kita sibuk memikirkan bandar, memantau grafik dan menghitung harga wajar dengan ribet2, lah sang founder perusahaan hanya fokus untuk meningkatkan kinerja perusahaan ke depan. Kita ikuti dia broo, kita numpang ke dia, berharap ke dia, bukan ke bandar apalagi broker. Apa itu broker? Anda mengharapkan saran analisis dari broker??? Yang ada anda diajak buat aktif bertransaski demi kesuksesan finansial anda, katanya. Kampret bener dah.
Jadi, saya menyarankan agar anda bergantung pada pihak yang tepat dalam investasi saham, yaitu pihak manajemen. Ini saran bagi anda yang niatnya menjadi investor loh ya, yang niat memegang saham dalam jangka panjang. Kalo niatnya cuma jadi trader, maka berharap lah pada https://cutt.ly/nF31kkb, gausah peduliin siapa manajemennya. Jika dulu anda kurang berminat atau kurang peduli untuk menganalisis kinerja manajemen perusahaan, cobalah mulai munculkan minat itu. Karena dalam jangka panjang, nilai investasi saham anda itu ditentukan oleh kinerja perusahaan. Dan pihak yang paling berperan dalam menumbuhkan kinerja perusahaan itu ya jelas para MANAJEMEN. Nih saya kasih tips lagi hal-hal apa saja yang harus dimiliki oleh manajemen yang hebat atau berkulitas:
1. manajemen yang memiliki kemampuan berbisnis secara rasional: Mampu mengalokasikan modal dengan secara efektif dan efisien sehingga tercipta suatu value creation bagi shareholders; Mampu mengontrol dan mengendalikan biaya sehari-hari dari setiap divisi tanpa mengurangi kualitas outputnya; Mampu menetapkan strategi jangka panjang; Mampu menciptakan sistem pemasaran yang kuat; Mampu mengendalikan risiko bisnis; dan Mampu menjalin hubungan yang baik dengan sesama eksekutif maupun dengan para karyawan.
2. manajemen yang bertindak selayaknya pemilik perusahaan dengan turut memiliki sebagian saham sehingga mereka menyenangi pekerjaannya dan lebih fokus pada kinerja bisnis jangka panjang; dan
3. manajemen yang memiliki integritas, pengalaman industri, dan kompetensi.
Sekian saudara2, semoga bermanfaat