$INCI PICK AND SHOVEL COMPANY OF WOOD INDUSTRY

Pick and Shovel Investing Strategy, merujuk pada apa yang terjadi pada masa California Gold Rush pada tahun 1848. Ketika itu, seorang bernama James W. Marshall menemukan adanya emas di kawasan California. Berita yang menyebar saat itu, dengan cepat membuat sekitar 300000 orang berbondong-bondong datang ke California untuk menggali emas. Fenomena yang terjadi ini, menjadi berkah bagi mereka yang menjual Pick and Shovel (Kapak dengan dua ujung runcing dan Sekop). Meskipun para penjual Pick and Shovel ini tidak langsung terjun dalam menggali emas, tetapi bisnis yang mereka lakukan, melalui penjualan Pick and Shovel, telah memberikan mereka keuntungan yang berlipat-lipat, tanpa harus bersusah-susah pergi menggali emas.

Selain penjual Pick and Shovel, saat itu, ada seorang bernama Levi Strauss yang juga melihat sebuah peluang dari adanya fenomena California Gold Rush ini, dia melihat bahwa celana yang dipakai oleh para penambang itu sangat mudah koyak, melihat adanya peluang dalam bisnis, Levi Strauss kemudian mulai memproduksi sebuah celana yang terbuat dari bahan yang kuat, celana tersebut kemudian kita kenal sekarang dengan nama "Jeans". Saat ini, brand jeans Levi's sudah terkenal hingga mancanegara. Levi Strauss, dan para penjual Pick and Shovel, melihat adanya peluang dengan menjadi supplier para penambang emas, tanpa perlu ikut menggali emas. Dengan menjadi supplier yang menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan para penambang emas itu, mereka bisa mendapatkan keuntungan, meskipun tidak ikut menggali emas.

Strategi ini kemudian diadaptasi dengan sebutan Pick and Shovel Investing Strategy. $INCI, yang adalah sebuah perusahaan resin, adalah sebuah Pick and Shovel company di sektor industri kayu. Resin adalah sejenis perekat untuk kayu, khususnya kayu Plywood dan semacamnya. Dengan bertumbuh pesatnya sektor kayu (terutama Plywood) saat ini di Indonesia, tentu membuat demand akan resin terus bertambah. Inilah contoh sebuah Pick and Shovel company. Tanpa perlu memproduksi kayu dan semacamnya, INCI bisa menikmati keuntungan dari adanya kenaikan demand dalam industri kayu di Indonesia.

Pick and Shovel Company, karena merupakan supplier dari sebuah industri yang lebih besar, biasanya hanyalah berupa perusahaan yang masih kecil. Market Cap INCI, di harga Rp.348, setara 68 Miliar. Perusahaan yang Market Cap-nya hanya 68 Miliar di BEI, tentu merupakan perusahaan yang kecil. Kecilnya Market Cap ini, membuat INCI tidak dilirik oleh para Fund Manager. Dengan besarnya dana kelolaan yang dimilikinya, Fund Manager hanya akan membeli saham perusahaan yang likuid dan ber-Market Cap besar, sehingga mereka akan mudah untuk entry atau exit sebuah posisi. Tiadanya Fund Manager di saham perusahaan seperti INCI ini, justru menjadi berkah bagi Individual Investor. Dengan tiadanya para Fund Manager ini, hal ini membuat banyak Pick and Shovel company mengalami apa yang disebut Undemanding Valuation.

INCI, dengan Market Cap senilai 68 Miliar, memiliki uang kas per Desember 2019 sebesar 59 Miliar. Dengan nihilnya Hutang Bank, maka EV (Enterprise Value) dari INCI hanyalah sebesar 9 Miliar.
Apabila Anda membeli 100% saham INCI di harga Rp.348, maka dengan hanya membayar 68 Miliar, Anda akan mendapatkan perusahaan yang memiliki uang kas 59 Miliar. Ini kan sama saja dengan Anda membeli perusahaan itu dengan hanya seharga 9 Miliar.

Lalu apa yang akan Anda dapatkan dengan mengeluarkan uang 9 Miliar tadi?
Anda akan mendapatkan perusahaan yang mampu menghasilkan uang tunai (CFO) sebesar 12 Miliar per tahun! Ya, anda tidak salah baca, dengan hanya menunggu 9 bulan, perusahaan Anda sudah bisa menghasilkan uang sebesar 9 Miliar, angka yang sama dengan yang Anda bayarkan untuk membeli perusahaan ini. Kalau dalam 9 bulan saja sudah balik modal, maka sisa waktunya Anda tidak perlu takut apapun lagi, hanya perlu menikmati 12 Miliar yang bisa dihasilkan perusahaan setiap tahun.

Kalau 2 paragraf terakhir saya diatas tidak cukup untuk membuat Anda yakin terhadap INCI, saya bisa menambahkan hal-hal lainnya. Dengan mengeluarkan uang 9 Miliar tadi, Anda akan mendapatkan perusahaan yang memiliki Aset Tetap senilai 177 Miliar! Selain itu, perusahaan juga masih memiliki piutang sebesar 105 Miliar. Kita anggap hanya 62% saja piutang itu yang tertagih, ini kan sudah setara 65 Miliar. Angka 65 Miliar ini sudah bisa melunasi semua angka Liabilitas perusahaan!

Lalu bagaimana prospek industri kayu di Indonesia, apakah benar angkanya naik. Saya tidak bisa memberikan dengan rinci bagaimana penjualan industri kayu di Indonesia, tetapi semoga angka Revenue dari INCI, sebagai perusahaan penghasil resin, bisa memberi sedikit gambaran.
Revenue INCI, pada tahun 2009, hanya sebesar 70 Miliar. Pada tahun 2019 ini, angka penjualan itu sudah naik menjadi 381 Miliar. Terjadi kenaikan Revenue sebesar 445% dalam 10 tahun. Angka ini setara CAGR 18,5%. Sebuah pertumbuhan angka penjualan yang menurut saya luar biasa.

Tahun 2020 ini mungkin akan menurunkan kinerja dari INCI, dengan adanya pandemi Covid-19, tentu mustahil kita mengharapkan INCI bisa mengalami pertumbuhan yang pesat di tahun ini. Tetapi dengan kondisi perusahaan yang nihil hutang, ditambah dengan tebalnya uang kas yang dimiliki perusahaan, INCI berada di posisi yang sangat comfortable dalam mengarungi kondisi bisnis saat pandemi seperti ini.

INCI sudah berada dalam portfolio penulis, sehingga sangat mungkin tulisan ini menjadi bias.

DISCLAIMER ON. DYOR.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy