imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Melihat Sepak Terjang Haiyanto - Si Investor Setara Lo Kheng Hong

Saya rasa member stockbit sudah sangat familiar dengan nama Lo Kheng Hong, seorang investor ritel yang memiliki kekuatan dana layaknya korporasi.

Tapi mungkin mayoritas member stockbit kurang familiar dengan nama salah seorang investor kawakan Indonesia yang bernama Haiyanto.

Investor ini memang jauh dari publikasi, tapi mungkin para penggemar saham $TELE mengenal investor ini. Karena ketika saham tersebut mengalami penurunan tajam ketika asuransi sinar mas melepas saham tersebut pada pertengahan februari tahun ini.

Haiyanto ini adalah salah satu penadahnya. Jika kita lihat di insider TELE tiba-tiba tanggal 02 Maret 2020, pak Haiyanto ini langsung memiliki kepemilikan 6.12% saham TELE. Yang saya rasa beliau beli secara bertahap di bulan Februari. Sehingga ketika kepemilikan sudah diatas 5%, barulah namanya masuk ke insider stockbit di hari pertama perdagangan bulan maret 2020.

Lalu saya iseng saja melakukan pengecekan insider pak Haiyanto, dia ada di saham mana saja, maka didapatkan data sebagai berikut:
1. $INAI - kepemilikan 10.62%
2. $KDSI - kepemilikan 5.49%
3. $RUIS - kepemilikan 27.53%
4. $TELE - kepemilikan 6.54%
*Ini bukan berarti beliau cuma ada di 4 saham ini saja. Bisa jadi dia ada di saham lain, tapi karena kepemilikan dibawah 5% sehingga tidak teridentifikasi kedalam menu insider.

Saya coba membuat rangkuman singkat menggunakan key stats di stockbit:
- Keempat perusahaan diatas memiliki market cap dibawah 1 Triliun rupiah.

- Ketika saya mencari data tentang pak Haiyanto di google, tidak terlalu banyak informasi yang bisa saya temukan. Tapi saya menemukan 1 link artike yang berjudul inilah teman-teman Lo Kheng Hong. Yang sebenarnya menunjuk kepada rangkuman investor atas nama pribadi yang memiliki kepemilikan saham diatas 5%. Artikel ini dibuat pada tahun 21 Juni 2015. (kurang lebih 5 tahun yang lampau)
Link : https://bit.ly/3bUfheU ya

- Ternyata pak Haiyanto sudah memiliki INAI, KDSI, RUIS dan UNSP (tapi klo saya lihat di profile UNSP sudah tidak ada nama pak Haiyanto).

- Berdasarkan pergerakan harga 5 tahun terakhir, baik saham INAI, KDSI, RUIS memiliki kinerja:
INAI --> +96.8% --> saat ini market cap 233M, ini artinya market cap 5 tahun lalu sekitar 118 miliar rupiah
KDSI --> +108% --> saat ini market cap 280M, ini artinya market cap 5 tahun lalu sekitar 134 miliar rupiah
RUIS --> -21.2% --> saat ini market cap 129M, ini artinya market cap 5 tahun lalu sekitar 163 miliar rupiah
UNSP --> -90% --> saat ini market cap 125M, ini artinya market cap 5 tahun lalu sekitar 1.25Triliun rupiah.

- Kalau saya lihat dari menu financial dan melihat data laporan tahun 2015, kita akan mendapatkan beberapa data ratio sederhana untuk valuasi sebagai berikut:
INAI 2015 --> PER 4.48 dan PBV 0.54
KDSI 2015 --> PER 6.74 dan PBV 0.2
RUIS 2015 --> PER 4.01 dan PBV 0.49
UNSP 2015 --> PER -1.33 dan PBV 0.2
TELE 2019 Q3 (data terakhir yang bisa didapatkan) --> PER 11.11 dan PBV 0.55

- Kalau melihat karakteristik saham yang dibeli, memang terlihat pak Haiyanto ini seorang value investor. kita bisa melihat saham yang dibeli adalah saham dengan PER, PBV, bahkan dengan harga saat ini pun EV to EBIT yang masih menggoda (lihat di gambar).

- Ada 3 hal yang menarik yang saya petik dari riset iseng ini:
1. Toko investor kawakan seperti LKH ataupun pak Haiyanto menyukai investasi di perusahaan market cap yang masih terbilang kecil tapi tetap memiliki valuasi yang murah. Mungkin kita masih ingat bagaimana Lo Kheng Hong liburan ke Cirebon di bulan Februari lalu sambil visit ke HKMU, sebuah perusahaa dengan market cap 222 miliar rupiah, PER 2.36, PBV 0.32, EV to EBIT 3.45. Sebuah karakteristik perusahaan yang kurang lebih mirip dengan perusahaan yang dikoleksi oleh pak Haiyanto.

Tapi di satu sisi pastilah mereka ada investasi di saham yang memiliki market cap besar juga, seperti LKH yang suka nempel dengan group indika ataupun salah satu perusahaan pakan ayam terkenal di bursa kita.

NB: Sampai detik ini belum ada berita akhirnya LKH mengoleksi HKMU secara resmi.

Membeli saham market cap kecil tentu memiliki peluang lebih besar untuk menjadi multibagger dibandingkan saham dengan market cap besar.

Bayangkan sebuah bank Indonesia yang dihargai diatas 700 triliun rupiah, tentu akan menjadi sulit untuk menjadi multibagger dalam waktu dekat. Karena nilai satu bank itu hampir senilai 40% PENDAPATAN NEGARA Indonesia.

Tapi investasi di big caps tentu lebih aman dibandingkan market cap kecil karena pastinya lebih liquid dan lebih cepat pulih harganya.

Sehingga ada baiknya kita melakukan diversifikasi saham small caps dan big caps dimana big caps memiliki porsi yang lebih besar karena tingkat risiko yang lebih kecil walaupun tentunya sama - sama berisiko. Ini yang kita sebut sebagai diversifikasi.

2. Dari 4 perusahaan yang dibeli oleh Haiyanto, 3 perusahaan memiliki sejarah rajin membagi dividen (INAI, RUIS dan TELE) cuma KDSI yang jarang membagi dividen. Mungkin hanya INAI yang akhirnya bisa mengalahkan kinerja KDSI secara kumulatif 5 tahun terakhir.

Tidak pernah jelek membeli perusahaan yang mendapatkan dividen. Tapi dividen bukan segalanya. Cuma kalau anda mau jadi full time investor, tentu sangat bijak jika porsi saham yang disiplin membagi dividen lebih besar dibandingkan saham yang tidak membagi dividen. Karena anda membutuhkan arus kas.

3. Kita mengingat bagaimana EPIC COMEBACK LKH di saham BUMI (yang saya yakin beliau sempat mules juga ketika lihat floating loss di saham ini) ataupun gosip mungkin dia mengalami kerugian di saham BORN. Haiyanto pun juga kemungkinan besar mengalami kerugian investasi di saham UNSP. Melihat dari lamanya pengalaman investasi mereka dan besarnya modal investasi mereka pantaslah kita menyebut mereka VETERAN di pasar saham. Kedua veteran di pasar saham ini pun, masih mungkin mengalami kerugian dari investasinya. Jika mereka saja bisa salah apalagi kita. Maka penting untuk diingat bahwa jangan terlalu percaya diri dengan analisa yang kita bangun sendiri apalagi analisa orang lain. Untuk itu perlu untuk melakukan diversifikasi dan alokasi aset.

Jika tertarik belajar apa itu alokasi aset bisa baca tulisan yang pernah saya buat di link : https://bit.ly/2YM8d0W

Mungkin akan ada yang bilang LKH tidak salah, dia akhirnya berhasil meraih keuntungan besar di BUMI. Tapi percayalah LKH pasti stress juga ketika 2012 dia membeli BUMI di harga 1000 dan sempat turun hingga menjadi 50 rupiah. Hingga akhirnya terus average down dan menjual di harga 500. (harga jual masih dibawah harga pembelian awal). sumber dari tulisan pak Lukas Setia Atmaja link : https://bit.ly/2yg4WMi

Bahkan LKH pernah bilang ke pak Lukas “Saya mendapat pelajaran yang sangat berarti dari membeli saham BUMI kali ini. Ilmu saham saya naik ke tingkat lebih tinggi, dan saya menjadi lebih hati-hati dan pintar,” kata LKH. “Pelajaran utama yang saya aapat adalah jangan membeli perusahaan yang tata kelola dan manajemen yang tidak baik.” --> tampaknya ini makna sebenarnya dari statement "management BUMI saat itu masih BAIK ketika beliau ditanya di dalam salah satu event kenapa beli BUMI waktu itu."

Jadi sehebat apapun pengetahuan dan pengalaman anda menjadi investor, anda tentu tetap bisa saja mengalami kesalahan. Tapi satu - dua kali kesalahan jika dibandingkan 8 kali keberhasilan, tentu terlalu KEJAM bilang bahwa investor tersebut teknik investasinya SALAH.

-THOWILZ-

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy